Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYunita Hamdani Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Raja Pertapa Mereka menceritakan padaku bahwa di sebuah hutan yang dikelilingi gunung-gunung hiduplah seorang pemuda dalam kesunyian. Dulu ia adalah raja negeri kaya raya di seberang Sungai Dua. Mereka juga mengatakan bahwa ia, dengan kemauannya sendiri, telah meninggalkan singgasana dan kejayaan untuk mendiami hutan liar itu. Aku berkata, “Aku akan mencari laki-laki itu untuk mengetahui rahasia hatinya karena ia yang meninggalkan sebuah kerajaan, pasti lebih mulia dari kerajaan itu.” Hari itu juga aku pergi ke hutan tempat ia tinggal. Aku menemukannya sedang duduk di bawah pohon cemara putih dengan sebatang gelagah, bagaikan tongkat kekuasaan dalam genggamannya. Aku menyalaminya seperti menyalami seorang raja. Ia menoleh kepadaku dan berkata dengan kelembutan, “Mengapa engkau berada di hutan yang penuh ketenangan ini? Apakah engkau tersesat di antara bayangan rimbun kehijauan atau engkau hendak pulang, namun terhenti oleh turunnya malam?” Aku menjawab, “Kedatangan hamba hanya ingin mencari Tuan karena hamba ingin tahu, mengapa Tuan meninggalkan kerajaan demi hutan ini.”
2
Ia berkata, “Kisahku terjadi dengan tiba-tiba, seperti pecahnya gelembung air. Kejadiannya begini, suatu hari ketika aku duduk di dekat jendela istana, bendaharawan kerajaan dan seorang utusan negeri asing sedang berjalan-jalan di kebunku. Ketika mereka mendekati jendela, bendaharawan mulia itu berbicara tentang dirinya. Ia berkata, ‘Aku seperti raja, suka minum anggur dan gemar semua permainan. Bagaikan maharaja aku bisa marah seperti badai.’ Lalu bendaharawan agung serta utusan itu menghilang dalam pepohonan. Beberapa saat kemudian mereka kembali, dan kali ini bendaharawan agung itu membicarakan tentang diriku. Ia berkata, ‘Yang Mulia itu seperti diriku-seorang ahli menembak yang baik, dan seperti diriku ia mencintai musik dan mandi tiga kali sehari.’ Sesaat kemudian bekas raja itu menambahkan, “Malam harinya aku meninggalkan istana hanya dengan baju yang menempel di tubuhku karena aku bukan lagi penguasa mereka yang memikul perbuatan jahatku dan mempersembahkan kebaikan mereka kepadaku.” Aku berkata, “Sungguh ini sangat menakjubkan dan sangat aneh.”
3
Ia berkata lagi, “Tidak, Sahabatku
Ia berkata lagi, “Tidak, Sahabatku. Engkau mengetuk gerbang keheninganku dan hanya menemukan kehampaan. Siapa yang akan meninggalkan kerajaan hanya demi hutan di mana musim bernyanyi dan kebisuan menari tanpa henti? Begitu banyak yang telah melepaskan kerajaannya hanya demi kesunyian dan persahabatan manis dengan kesendirian. Tak terbilang jumlah rajawali yang turun dari angkasa untuk hidup bersama tikus-tikus agar mereka bisa mengetahui rahasia bumi. Juga mereka yang meninggalkan kerajaan impian agar tidak jauh dari kenyataan. Dan, mereka yang meninggalkan kerajaan ketelanjangan, menabiri jiwa-jiwa mereka agar orang lain tidak malu untuk melihat kebenaran yang tak ditutup-tutupi serta kecantikan yang tak diselubungi. Namun, masih ada yang lebih besar dan lebih mulia dari orang-orang ini, yaitu orang yang meninggalkan kerajaan penderitaan agar tidak menjadi bangga dan angkuh karenanya.” Kemudian laki-laki itu bangkit, bersandar pada gelagahnya, dan berkata, “Sekarang pergilah ke kota, duduklah di pintu gerbang, dan lihatlah mereka yang masuk serta ke luar kota. Di sana engkau akan menemukan orang-orang tanpa kerajaan meskipun dilahirkan sebagai raja, dan orang yang dikendalikan oleh nafsu dalam jiwanya-meski jiwa dan tubuhnya tidak mengetahui, dan juga orang yang telah menjadi budak bagi budak-budaknya sendiri.”
4
Setelah mengatakan semua itu, ia tersenyum padaku, dan tampaklah ribuan fajar menyingsing di bibirnya. Kemudian ia berjalan jauh memasuki hutan. Aku kembali ke kota, duduk di pintu gerbang, mengawasi orang yang lalu-lalang. Sejak saat itu hingga kini, tak terhitung aku menyaksikan raja-raja yang bayangannya melintasiku, namun hanya sedikit mereka yang dapat terlintas oleh bayanganku.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.