Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PRECURSOR BADAN NARKOTIKA NASIONAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PRECURSOR BADAN NARKOTIKA NASIONAL"— Transcript presentasi:

1 PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PRECURSOR BADAN NARKOTIKA NASIONAL
PRESENTASI TEKNIS PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PRECURSOR BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2 #TOC Pendahuluan Pemahaman Maksud dan Tujuan
Ruang Lingkup dan Tahapan Kegiatan Pendekatan Plattform Pengembangan Aplikasi Metodologi Plattform Interkoneksi Arsitektur Interkoneksi Apresiasi Inovasi Jadwal Pelaksanaan ===not yet=== Sistem Pelaporan ===not yet===

3 Pendahuluan Keputusan Presiden RI Nomor 17 Tahun 2002 Tentang Badan Narkotika Nasional (BNN): tugas BNN membantu Presiden dalam mengkoordinasikan instansi pemerintahan terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, precursor dan zat adiktif lainnya. BNN menyadari bahwa Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan impelentasinya yang tepat dapat menjadi pendorong dan pendukung signifikan terhadap tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) BNN. Pengawasan penggunaan precursor yang merupakan salah satu fungsi strategis BNN, memerlukan dukungan TIK sebagai pendukung kegiatan pelaksanaannya. Untuk itu diperlukan pembangunan Sistem Informasi Precursor yang merupakan alat bantu yang sangat efektif dalam proses koordinasi dan komunikasi antar instansi terkait dengan pengawasan penggunaan precursor.

4 Pemahaman Jika dilihat dari latar belakang, maksud dan tujuan yang tertuang dalam kerangka acuan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan Sistem Informasi Precursor di BNN merupakan sebuah proyek yang bertujuan membangun Sistem Informasi Manajemen pada lingkup pengawasan penggunaan precursor yang penggunaan dan manajemennya melibatkan instansi terkait, termasuk merancang dan perangkat keras (hardware) dan jaringan (netware) yang diperlukan serta berbagai teknik implementasinya.

5 Maksud dan Tujuan Membangun Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mampu melakukan manajemen data dan menghasilkan informasi yang berdaya guna, dengan berbagai kriteria yang optimal untuk digunakan pada berbagai level manajemen dan instansi terkait lingkup pengawasan penggunaan prekursor. Meningkatkan infrastruktur dan teknologi informasi agar tercapai sistem informasi yang terpadu, efisien, efektif dan terintegrasi serta terkoordinasi dengan instansi terkait lingkup pengawasan penggunaan prekursor. Mewujudkan teknologi kolaborasi yang memudahkan berkolaborasi, koordinasi dan komunikasi antar level manajemen dan instansi sehingga mampu mempercepat dalam pengambilan keputusan dan pelayanan terkait pengawasan penggunaan precursor.

6 Ruang Lingkup dan Tahapan Kegiatan
Peningkatan daya guna infrastruktur : yang terdiri dari pengadaan dan instalasi perangkat keras, penataan ruang control/data center beserta jaringan pendukung, pengadaan dan aplikasi dasar seperti; Operating System, Database Software Firewall dan Antivirus. Untuk meningkatkan infrastruktur, akan dianalisa serta didesain arsitektur jaringan yang cocok dengan kebutuhan aplikasi serta melakukan penataan ruang control yang sesuai dengan standar. Pembangunan Sistem Informasi precursor baik untuk otomatisasi operasional, kolaborasi dan pendukung keputusan. Aplikasi-aplikasi yang akan dikembangkan tersebut nantinya terbagi dalam beberapa modul dan sub-modul yang merupakan bagian dari sistem terintegrasi. Perawatan dan pemeliharaan serta pelatihan untuk berbagai level user dan administrator aplikasi dan infrastrukturnya.

7 Pendekatan Pendekatan yang digunakan untuk pembangunan Sistem Informasi Precursor Badan Narkotika Nasional adalah dengan menggunakan konsep modular dan rumah tumbuh. Komponen masing-masing content dipecah dijadikan modul-modul kecil yang dapat dikembangkan secara cepat dan fleksibel. Masing-masing modul disertai kunci-kunci untuk menghubungkan satu dengan yang lainnya. Dengan konsep modular ini, BNN dapat menambah atau mengurangi modul yang akan digunakan, sehingga sistem akan tetap optimal dalam penggunaanya. Selain dari pada itu, konsep modular dari sisi aplikasi, sistem yang akan dikembangkan juga menggunakan modular dalam hal penyusunan arsitektur, hal ini digunakan sesuai dengan tujuan atau sasaran organisasi dengan sumber daya dan teknologi yang dimiliki.

8 Pendekatan (2) Selain dengan konsep modular, konsep pendekatan yang digunakan juga dengan mengadopsi konsep model rumah tumbuh. Setiap saat kebutuhan user akan bertambah sesuai dengan perkembangan organisasi dan anggaran kegiatan yang ada. Model rumah tumbuh memungkinkan aplikasi ditambahkan lagi dalam waktu yang berbeda tanpa harus merubah maupun mengganti aplikasi yang sudah ada. Dengan model konsep ini, pengembangan dapat terus berkesinambungan dan akan terintegrasi secara menyeluruh.

9 Pendekatan (2)

10 Pendekatan (3) Berikut ini penjabaran model konsep pengembangan rumah tumbuh yang akan digunakan dalam pembangunan Sistem Informasi Precursor Badan Narkotika Nasional yang disusun berdasarkan subsistem sebagai berikut : Subsitem Aplikasi Website/Portal – merupakan gerbang utama informasi dari BNN yang ditujukan sebagi media interaksi dengan instansi-instansi terkait penanganan precursor Subsistem Aplikasi Transaksi Elektronik - merupakan kumpulan dari aplikasi yang berkaitan dengan seluruh proses inti dan penunjang di dalam rangkaian proses serta aktivitas dalam penanganan precursor di Indonesia. Subsistem Aplikasi Kolaborasi, Koordinasi dan Komunikasi- merupakan Teknologi yang digunakan untuk meningkatkan komunikasi antar personal dan kerja tim, Empat kelas utama teknologi kolaboratif adalah , instant messaging, groupware, dan workflow. Teknologi groupware memungkinkan tim yang terdiri dari beberapa individu untuk berkolaborasi pada proyek dan tugas tanpa menghiraukan lokasi fisik mereka.

11 Pendekatan (4) Manajemen User & Stakehoder – adalah sejumlah individu, sekumpulan orang, atau organisasi yang memiliki kepentingan terhadap aplikasi Sistem Informasi Precursor Badan Narkotika Nasional. Manajemen LAN, INTERNET & INTRANET - merupakan pengelolaan infrastruktur dasar yang harus dipersiapkan untuk dapat menjalan aplikasi – aplikasi yang ada dalam Sistem Informasi Precursor Badan Narkotika Nasional.

12 Pendekatan (5) Modul dalam pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Precursor BNN, sesuai dengan apa yang disyaratkan dalam RKSS yakni sebagai berikut : Modul Depkes Modul Depdag Modul Depperin Modul BPOM Modul Pusgakkum Lakhar BNN Modul Bea & Cukai Modul Surveyor Indonesia Modul Dit. Narkoba Mabes Polri Modul Importir. Modul Report dan Analisa Data

13 Plattform Pengembangan Aplikasi
classification Web 2.0 Language/script PHP, Javascript, AJAX, XHTML, css 2.0 Database Oracle for Linux

14 Metodologi kompilasi dari berbagai metodologi standar yang digunakan dalam pengembangan teknologi informasi dan metotodologi untuk rekayasa perangkat lunak. Metodologi tersebut dibentuk dalam model kelompok-kelompok pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa membagi pekerjaan dalam 5 (lima) tahap utama sesuai dengan ruang lingkup dan spesifikasi teknis pekerjaan. Kelima tahap tersebut dilakukan secara serial & pararel mengingat tahapan-tahapan tersebut saling berkaitan dan bisa berulang pada tahap yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk masing-masing sub kegiatan ada pekerjaan yang dilakukan secara berulang (looping) sampai target pekerjaan itu terselesaikan. Kelima tahapan ini merupakan tahapan yang sesuai dengan kebutuhan penyelesaian pengembangan sistem

15 Metodologi (2)

16 Plattform Interkoneksi
Server HA-Clustering Linux-based (real-time mirror) Interkoneksi VPN PWS

17 Arsitektur Interkoneksi

18 Arsitektur Interkoneksi(2)

19 Apresiasi Inovasi Alert Warning System : merupakan salah satu varian output dari proses analisa data yang menghasilkan/menandakan berbagai bentuk peringatan dini tentang kondisi informasi yang berpotensi menyimpang dari kondisi yang telah ditetapkan (Contoh analisa data adalah sebagai berikut : berdasarkan rentang waktu pengimpor precursor siapa saja, berapa banyak precursor yang di impor, berapa yang direalisasikan, berapa yang tidak sesuai, alert yang interaktif akan muncul jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur.)

20 Jadwal Pelaksanaan Timeline-nya mana??

21 Sistem Pelaporan


Download ppt "PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PRECURSOR BADAN NARKOTIKA NASIONAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google