Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehJerry Manjha Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
PENDEKATAN PEMIKIRAN KEAGAMAAN DALAM ISLAM
Epistimologi Bayani, Burhani dan Irfani Agus Dian Alirahman
2
Epistimologi Epistimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti pengetahuan atau informasi. Secara etimologi, epistimologi merupakan pengetahuan tentang pengetahuan. Menurut A. Tafsir, epistimologi yaitu membicarakan sumber ilmu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan
3
Epistimologi membicarakan tentang cara untuk mencapai pengetahuan yang benar. Mengetahui cara yang benar dalam memperoleh pengetahuan berkaitan erat dengan hasil yang diinginkan
4
Model Sistem Berfikir dalam Islam
Bayani Burhani Irfani
5
Selain sebagai instrumen untuk mencari kebenaran, ketiga epistimologi (bayani, burhani dan irfani) tersebut digunakan sebagai sarana identifikasi cara berfikir seseorang
6
Pemahaman paling sederhana pada ketiga epistimologi (bayani, burhani dan irfani) ini adalah jawaban dari pertanyaan, “ dengan apakah manusia mendapatkan kebenaran ”
7
Bayani Berasal dari bahasa Arab al Bayani, secara harfiah bermakna sesuatu yang jauh atau sesuatu yang terbuka. Sifat bayani lebih tekstual, sehingga posisi akal atau rasio tidak mempunyai porsi yang cukup dan lebih menyandarkan pada teks. Dalam perpektif keagamaan metode bayani lebih kental bersinggungan dengan aspek aksoterik (syari’at)
8
2. Burhani Secara bahasa (arab) burhani berarti mensucikan atau menjernihkan. Sedangkan menurut ulama Ushul, burhani merupakan pemisahan kebenaran dari kebatilan dan membedakan kebenaran dari kesalahan melalui penjelasan Kecenderungan metode burhani menempatkan akal atau rasio sebagai alat yang juga mampu dijadikan sebagai landasara berfikir untuk menemukan kebenaran, sekalipun pada ranah keagamaan. Alasan kuat pada metode burhani, yaitu banyaknya diketemukan dalam teks ayat al Quran yang memerintahkan manusia untuk menggunakan nalar (reason). Seperti ta’qilun, tafakkarun, tadabbarun dan lain-lain.
9
3. Irfani Secara bahasa (Arab) merupakan sesuatu yang berurutan secara kontinu dan bermakna diam dan tenang. Secara terminologi, irfani adalah pengungkapan pengetahuan dan kebenaran yang diperoleh melalui hakikat oleh Tuhan kepada hambanya (al Kasyf) setelah melalui riyadlah. Rasulullah SAW. merupakan contoh konkrit yang melandari metode irfani ketika menerima wahyu. Pendekatan irfani ini lebih bersifar subjektif, namun setiap orang merasakan kebenarannya. Dalam ranah filsafat, Irfani dikenal dengan istilah intuisi
10
Epistimologi bayani Orang yang mempunai corak berfikir bayani mempunyai kecenderungan bahwa sumber kebenaran atau pengetahuan itu bersal dari teks. Menurut corak ini, rasio tidak memiliki tempat dalam pembacaan mereka terhadap kebenaran. Kecenderungan corak berfikir melalui bayani memasukan mereka pada golongan fundamentalis literalis.
11
Epistimologi Burhani Epistimologi burhani memberikan pemahaman bahwa kebenaran itu dapat diperoleh melalu akal atau panca indera. Pemahaman epistimologi bayani memunculkan dua dikotomi, yaitu rasional dan irrasional (kebenaran dan kesalahan).
12
Epistimologi Irfani Corak epistimologi irfani memberikan pemahaman bahwa kebenaran itu berasal dari wahyu, ilham, intuisi dan sejenisnya. Kecendrungan irfani akan membangun pemahaman sebuah struktur hirarki vertikal.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.