Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehPenghuni Laksmana Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Perjalanan hidup kadang menyedihkan tetapi mau bagaimana itulah yang membuat hidup ini serasi, tiada keberhasilan tanpa ada kegagalan dan tiada penyesalan kalau tiada kesia-sian di waktu dulu. Orang baik kadang disenangi, kadang di benci karena menyulitkan bagi yang berbuat jahat.Tetapi tanpa itu semua dunia ini tidak akan pernah seimbang tetapi bukan berarti kita hanya diam saja ketika melihat kejahatan. Melihat apa yang terjadi sekarang ini orang-orang banyak tidak menyadari akan menang dan kalah masih dalam mengarungi kehidupan.Banyak yang terambang dalam kenistaan demi kehormatan jabatan, mengunakan kekuasaan untuk kemewahan dan saling menjatuhkan satu sama lain untuk suatu kesuksesan pribadi atau golongan.Saya kadang-kadang bingung mengapa manusia selalu serakah akan kekuasaan mudah buta ketika di hadapannya adalah tahta dan selalu menggunakan tipu muslihat untuk menjatuhkan orang lain, gara gara beda partai saja terjadi permusuhan, beda suku, beda keturunan, beda agama, bahkan dalam perkulihan saja bias menjadi pertikaian. Aku dalam hatiku mempertanyakan bagaimana kata bineka tunggal ika apakah itu hanya sebuah perlambang saja tanpa ada aplikasinya dalam kehidupan berbangsa dan negara. Kita mungkin tidak terpikirkan akan dampaknya tetapi karena berjalannya waktu kita merasakan dampak negative dari tingkah laku kita sendiri yang masih membeda-bedakan dengan kedok demokrasi. Menggunakan demokrasi sebagai alasan untuk memperebutkan kekuasaan sehingga demokrasi yang ada tidak teratur yang dipasarkan seenaknya saja yang terkesan membela rakyat akan tetapi kenyataannya untuk mementingkan kepentingan pribadi dan golongan. Saya melihat pemilu ini kadang sedih melihat partai yang kalah menjelek-jelekkan yang menang menghasud dengan tuduhan yang macam-macam. Saya sendiri mengatakan negara ini kurang dari rasa demokrasi yang sesungguhnya. Bisa kita lihat pemilu saat ini. Partai-partai yang kalah tidak terima akan hasil yang di dapatkan oleh partai yang menang. Saya disini bukan mempermasalahkan tetang menang dan kalah sebuah partai dan juga mendukung yang menang atau yang kalah tetapi saya mepertimbangkan rasa demokrasi antara partai satu dengan yang lain. Yang terkesan partai yang menang adalah musuh bagi partai yang kalah dan partai yang kalah sebagai musuh bagi partai yang menang. Mengapa saya mengatakan demikian karena saya ingin melihat adanya demokrasi bukan hanya dalam cara memilih saja dalam pemilu, tetapi dalam segala hal dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga tiada terdengar lagi kata "demokrasi untuk kepentingan pribadi atau golongan" Memang benar demokrasi adalah untuk rakyat tetapi kenyataan hanya menjadi bungkus saja dan isinya tidak ada untuk rakyat secara utuh.
2
Banyak sekali instusi atau lembaga dalam naungan negara bukannya mempertahankan demokrasi tetapi mepersulit berjalannya demokrasi. Apakah memang watak warga Indonesia yang selalu membuat sesuatu yang mudah menjadi sulit kenapa tidak sebaliknya padahal terkenal orang Indonesia orangnya cerdas-cedas bagaiman tidak cerdas-cerdas negara Indonesia termasuk lima besar negara pembajak segala jenis produk, karya,dan lain dan mana mungki orang bisa membajak apabila orang-orangnya tidak pintar-pintar. Bahkan birokrasi saja bisa di persulit dengan menggunakan syarat -syarat yang dibuat oleh individu pejabat pemerintahan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, bukan untuk menguntungkan instusi atau masyarakat. Apa yang saya kata ini bukan bualan saya saja tetapi memang benar-benar terjadi dimasyarakat terutama di instasi negara.Lembaga perdidikan dipersulit ketika mendapatkan bantuan pengajar dari negara asing, padahal negara asing itu dating ke Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia dan belajar tetang budaya Indonesia.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.