Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAsa Galih Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
HAKIKAT BELAJAR dan PEMBELAJARAN di SD/MI
2
Jenis Teori Belajar (Thomas Roberts)
Teori Belajar Behaviorisme Teori Belajar Kognitivisme Teori Belajar Konstruktivisme Teori Belajar Humanisme
3
BEHAVIORISME (aliran perilaku)
Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
4
Teori Belajar Behaviorisme
Respondent Conditioning Operant Conditioning Observational Learning/Social Cognitive Learning
5
Respondent Conditioning (Pengkondisian Respon)
Diperkenalkan Ivan Pavlov Didsrkn : perilaku merupakan respon yg dpt diamati. Stimulus respon. (1) Conditioning (stimulus netral) (2)
6
Tujuan : identifikasi yg terasing dlm pergaulan.
Dibagi 2: Eksperimen siswa terisolir Kontrol siswa tidak terisolir K E Memasangkan nama dirinya dg Kalmt bernada + Memasangkan nama dirinya dg kalmt bernada netral Teman yang periang Teman yg biasa saja
7
Kesimpulan : Kecenderungan siswa mendekati siswa terisolir (E) dibanding dg klmpk tidak terisolir (K). siswa (E) lebih diterima dan disukai oleh temannya dibanding (K).
8
Operant Conditioning B.F.Skinner bljr menghasilkan perubahan tingkah laku yg dpt diamati, dimana perilaku & belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Stimulusrespon (operant)konsekuensi
9
Perbedaan Respondent Conditioning (Pavlov)
Peserta didik disebut respondents, yang dipancing reaksinya atas lingkungan (contoh: marah atau tertawa), menjawab 2 setelah guru bertanya jumlah saudara kandungnya (reaksi otomatis atas situasi spesifik) Operant Conditioning (Skinner) Peserta didik disebut operants, yang dipancing aksi instrumentalnya pada lingkungan (contoh: menyanyi, menulis surat,, membaca buku) sebagai tindakan spontan, kendali dari diri sendiri
10
Contoh Penerapan : Stimulus Operant respons Consequence Implikasi
Guru, tanya Siswa menjawab Dijwb benar, guru berkata “Bagus” Siswa terdorong unt maju Guru, Menjelaskan Siswa saling mengobrol dg teman Guru mengurangi jam istirahat 10 mnt Siswa terdorong unt tidak saling mengobrol dengan teman Matematika diujikan Siswa mempelajari berulang kali Siswa mendapat nilai 100 Siswa terdorong unt belajar lagi dg cara yg sama
11
Model perilaku belajar lain menurut teori belajar operant learning adalah seperti kejadian percakapan antara John dan Bob berikut ini: John : Hai, di mana kau beli buku barumu ini? Bob : Mengapa? Ibuku yang membelikan untukku. Sebenarnya kemarin saya mendapatkan rangking I. John : Maksudmu jika kau mendapatkan rangking I, ibumu pasti akan membelikan buku baru untukmu? Bob : Iya, saya kira memang itu yang terjadi
12
Kesimpulan dari contoh :
Prinsip perilaku ditentukan konsekuensinya. Perilaku yg diikuti cenderung muncul kembali. Konsekuensi berdampak pada perilakunya kelak.
13
Tidak semua situasi direspon pebelajar karena dlm diri pebelajar terjadi Generalisasi, diferensiasi/diskriminasi. Generalisasi pola respon yang dilakukan individu terhadap stimulus serupa. ex: bayi belajar sejak awal jika ia menangis, ia diperhatikan Ibu. Diferensiasi/diskriminasi pola merespon individu dg cara mengekang diri unt tdk merespon karena ada perbedaan antar dua situasi. ex: Ibu mendorong bayi belajar diskriminasi sekedar tidak memperhatikan pada situasi tertentu. Misalnya : ketika ibu memasak, ibu mengabaikan bayi yang menangis.
14
Penerapan operant conditioning dalam pendidikan dikemukakan oleh Fred Keller (1968) :
Guru merancang mata pelajaran yang dilengkapi bahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketika pebelajar merasa siap diuji, ia menempuh tes agar lulus pada penggalan belajar yang telah ditempuhnya. Jika lulus, ia maju ke materi belajar berikutnya.
15
Belajar observasi biasa juga disebut social learning
Teori Observational Learning (Belajar Pengamatan) atau Socio-Cognitive Learning (Belajar Sosial-Kognitif) Pertama kali menyimak dialog di TV ada ucapan “Help me, please!”, anak itu segera menirukan dan memanfaatkan hasil pengamatan itu. Ketika bicara dengan kakak, ayah, dan ibu, muncul ucapan “Ajak aku main, please!” dan “Minta permen karetmu, please!” Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut belajar observasi (observational learning) Belajar observasi biasa juga disebut social learning karena yang menjadi obyek observasi pada umumnya perilaku belajar orang lain
16
Albert Bandura (1969) mengartikan belajar sosial sebagai aktifitas meniru melalui pengamatan (observasi). Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang meniru. Istilah modeling digunakan untuk menggambarkan proses belajar sosial. Model ini merujuk pada seseorang yang berperilaku sebagai stimuli bagi respon pebelajar.
17
Model yang ditiru para peserta didik dapat berupa
Konsep dan prinsip peniruan dalam belajar sosial dapat dijelaskan sebagai berikut : Model yang ditiru para peserta didik dapat berupa (a) real-life model (model kehidupan nyata) seperti guru atau orang lain di lingkungan sekitarnya; (b) symbolic-model yang disajikan secara simbolis lewat pembelajaran lisan, tertulis, peraga dan kombinasi dan gambar; (c) representative model yang penayangannya lewat televisi dan video.
18
Faktor yang mempengaruhi perilaku meniru adalah :
(ii) Belajar sosial melalui peniruan dapat memberi penguasaan perilaku awal itu bersifat kontiguitas (kerapatan moment amat dekat dengan kejadian yang diamati), yaitu rentetan perilaku yang dilihat atau didengar individu lewat pancaindera. Faktor yang mempengaruhi perilaku meniru adalah : (a) konsekuensi respon model pada individu dalam kerangka hadiah dan hukuman. Meniru dimudahkan ketika model yang dikerjakan di hadapan individu, perilakunya diberi hadiah. Meniru dihambat bila model perilaku dihukum. (b) karakteristik individu dijelaskan dalam latar belakang individu yang cenderung mudah meniru.
19
Teori behaviorisme mengenai hakikat belajar berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku
Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi-tidaknya perubahan tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Pada prinsipnya teori belajar Behaviorisme menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu beriteraksi dengan lingkungannya.
20
Maka karakterisitik perubahan tingkah laku dalam belajar :
Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional (menulis) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara (piano) Perubahan dalam belajar bertujuan Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku jika seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling nampak adalah dalam keterampilan naik sepeda. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan lainnya seperti pemahaman tentang fungsi sadel dan pemahaman tentang alat-alat sepeda
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.