PEMILIHAN UMUM. Pemilu di Dua Negara UNI SOVIET (sbl 1989) 11.803 tuntutan politik 10% pemilih menjadi anggota partai Tingkat partisipasi: 99% dari total.

Presentasi berjudul: "PEMILIHAN UMUM. Pemilu di Dua Negara UNI SOVIET (sbl 1989) 11.803 tuntutan politik 10% pemilih menjadi anggota partai Tingkat partisipasi: 99% dari total."— Transcript presentasi:

1 PEMILIHAN UMUM

2 Pemilu di Dua Negara UNI SOVIET (sbl 1989) 11.803 tuntutan politik 10% pemilih menjadi anggota partai Tingkat partisipasi: 99% dari total pemilih AMERIKA SERIKAT 1 dari 5 pemilih menghubungi congressman sebelum pemilu 8% pemilih menjadi anggota partai Tingkat partisipasi: 50%

3 Fungsi Pemilu Untuk memobilisasi pemilih Untuk menyeleksi pemimpin dan kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah

4 Fungsi Seleksi Kandidat harus lebih dari satu Persetujuan atau penolakan terhadap satu paket kebijakan (bisa melalui referendum)

5 Sistem Pemilihan SMD (Single Member District) Hanya ada satu kursi yang diperebutkan di daerah pemilihan Hanya ada satu pemenang Pengumpul suara terbanyak yang mendapat kursi PR (Proportional Representation) System Lebih dari 1 kursi diperebutkan dalam sebuah daerah pemilihan Ada lebih dari 1 pemenang Ada banyak cara penghitungan suara untuk menentukan pemenang

6 Quiz Mana yang lebih baik, SMD atau PR? Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem?

7 Plus-Minus SMD PLUS Sederhana, mudah dipahami Mendekatkan hubungan kandidat/partai dengan konstituensi Mengurangi fragmentasi atau jumlah partai MINUS Bias pada partai besar Mengurangi tingkat representasi

8 PLUS-MINUS SISTEM PR PLUS Tingkat representasi tinggi MINUS Terlalu banyak jumlah partai (fragmentasi tinggi) Jarak antara partai dengan pemilih menjauh

9 Paradoks Partisipasi Politik Satu sisi: partisipasi penting untuk mengetahui pilihan politik masyarakat Sisi lain: partisipasi tak efektif, sebab suara satu pemilih tak akan bisa mengubah hasil pemilu (untuk menyeleksi pemimpin maupun untuk mengganti kebijakan) Jalan keluar?

10 Perilaku Pemilih Agama, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, suku dan asal daerah menentukan perlaku pemilih (model sosiologis, university of columbia) Kedekatan dengan partai politik melalui sosialisasi menentukan pilihan politik seseorang (model pskologis, university of michigan) Prestasi dan program kandidat/partai menentukan pilihan politik pemilih (model pemilih rasional)

11 Pemilu Legislatif

12 PEMILU PRESIDEN