Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRaditya Abdullah Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Rasionalisme dalam Kebijakan Publik
Dewi Rostyaningsih
2
Pengertian dan Konsep Dasar
Rasionalisme : adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta (bukan melalui iman, dogma atau ajaran agama).
3
PENGERTIAN RASIONALISME
Secara etimologis Secara terminologis
4
Pengertian Secara Etimologis
Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran (A.R. Lacey).
5
Pengertian Secara Terminologis
Rasionalisme : aliran yang berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam penjelasan. Rasionalisme menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari pengamatan inderawi. Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang memenuhi syarat semua pengetahuan ilmiah. Akal dapat menurunkan kebenaran dari dirinya sendiri.
6
Pengalaman dan Akal: Pengalaman hanya dipakai untuk mempertegas pengetahuan yang diperoleh akal. Akal tidak memerlukan pengalaman.
7
Rasionalisme dalam Pengambilan Keputusan :
Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau masalah-masalah tersebut dapat dinilai dan diperbandingkan satu sama lain. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kepentigannya. Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.
8
Rasionalisme dalam Pengambilan Keputusan :
Akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh setiap altenatif yang dipilih diteliti. Setiap alternatif dan akibat yang menyertainya, dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya. Pembuat keputusan akan memilih alternatif’ dan akibatnya yang dapat memaksimalkan tercapainya tujuan, nilai atau sasaran yang telah digariskan.
9
Latar Belakang Pemilihan Teori Rasionalisme
Teori pemikiran rasionalisme menggunakan dasar pemikiran rasional, dimana pola pikir rasional itu dapat diterima semua pihak. Pendekatan rasional merupakan konsep yang harus didasari prinsip-prinsip yang rasional bukan berdasakan emosi dan tebak–tebakan (kira-kira). Kompleksnya permasalahan yang menyangkut berbagai kepentingan membutuhkan dasar pemikiran yang dapat disetujui semua pihak. Dalam menggunakan dasar pemikiran rasional, ada beberapa langkah dasar untuk merasionalkan dan menyamakan dasar pemikiran.
10
Langkah dalam menentukan perencanaan dengan dasar rasionalitas :
Mengklasifikasi dan pengorganisasian dari beberapa tujuan, nilai dan sasaran yang berhubungan dengan masalah. Mengidentifikasi alternatif dari serangkaian kegiatan untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai sasaran. Memperkirakan akibat dari setiap alternatif dari serangkaian kegiatan yang mungkin terjadi.
11
Langkah dalam menentukan perencanaan dengan dasar rasionalitas :
Membandingkan setiap perkiraan akibat alternatif dari serangkaian kegiatan dalam hubungan dengan tujuan dan sasaran yang sfesifik. Memilih dari serangkaian alternatif kegiatan tersebut yang akibatnya : - paling dekat dengan tujuan dan sasaran - paling bisa menyelesaikan masalah - paling menguntungkan .
12
Kelebihan Teori Rasionalisme
Ideal apabila digunakan dalam kegiatan perencanaan Alasannya : perencanaan pembangunan memerlukan penjelasan yang masuk akal, kondisi hasil implementasi rencana dijabarkan sesuai dengan rasio manusia yang dapat memunculkan pola pikir yang komprehensif sebagai upaya pertimbangan segala sesuatu yang terkait dengan dampak perencanaan.
13
Kelebihan Teori Rasionalisme
Mempertimbangkan segala aspek yang terkait dalam perencanakan sehingga rencana yang dihasilkan dapat “menyentuh” dan “mewadahi” semua kebutuhan dan kepentingan aspek yang dilibatkan; Dalam proses perencanaan yang melibatkan banyak tenaga ahli (sebagai expert untuk merumuskan suatu tujuan perencanaan besar atau cita-cita) diharapkan dapat menghasilkan suatu perencanaan yang besar pula.
14
Kelemahan Teori Rasionalisme (Honer and Hunt, dalam Al Munir ,2004) :
Pengetahuan yang dibangun oleh Rasionalisme hanyalah dibentuk oleh ide yang tidak dapat dilihat dan diraba. Eksistensi tentang ide tersebut belum dapat didukung oleh semua orang dengan kekuatan dan keyakinan yang sama. Kebanyakan orang merasa kesulitan untuk menerapkan konsep Rasionalisme ke dalam kehidupan keseharian yang praktis. Rasionalisme gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan pengetahuan manusia. Banyak dari ide yang sudah pasti pada satu waktu kemudian berubahan pada waktu yang lain.
15
Wujud teori rasionalisme :
Wujud teori rasionalisme meliputi : - Development Planning; - Program Planning; - Development & Spatial; - Regional Planning; - Structural Planning; - Spatial Planning. Wujud produknya untuk Indonesia meliputi: - Rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana (RPNSB) Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) - Rencana Sosial Pengembangan Area (PU + UNICEF) - Rencana Pembangunan Daerah (PU + UNCRD) - Wilayah Pengembangan Parsial (WPP/SKP-PU) - UU 24/92 (Tata Ruang) - Sistem Hirarki Rencana Tata Ruang. - Rencana Umum Tata Ruang Kota - Rencana Strategis.
16
INKREMENTALISME DALAM KEBIJAKAN PUBLIK
Dewi Rostyningsih
17
Latar Belakang Model ini merupakan kritik terhadap model rasional
Adanya berbagai keraguan tentang praktek dan kegunaan model rasional Adanya usaha untuk mengembangkan sebuah teori pengambilan keputusan yang lebih dekat dalam memperkirakan perilaku aktual dari para pengambil keputusan. Situasi ini mendorong munculnya model inkremental .
18
Teori Inkremental Suatu teori pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan (seperti dalam teori rasional) Memotret pengambilan keputusan kebijakan publik sebagai sebuah proses yang dikarakterisasikan oleh tawar menawar dan kompromi antara berbagai pengambil keputusan yang memiliki kepentingannya sendiri-sendiri.
19
Pokok-pokok Teori Inkremental :
Pemilihan tujuan/sasaran dan analisis tindakan empiris dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait Pembuat keputusan dipandang hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah Bagi tiap alternatif, hanya sejumlah kecil akibat yang mendasar saja yang dievaluasi
20
Pokok-pokok Teori Inkremental :
Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan diredefinisikan secara teratur. Menyesuaikan tujuan dengan sarana untuk mempertimbangkan dampak. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi tiap masalah. Pembuatan keputusan bersifat perbaikan kecil-kecil.
21
Mengapa Model Inkremental dilakukan :
Para pembuat kebijakan tidak memiliki waktu, intelektual maupun biaya penelitian untuk landasan bagi perumusan tujuan kebijakan Adanya kekawatiran tentang munculnya dampak sebagai akibat dari kebijakan yang belum pernah dibuat sebelumnya Adanya hasil program dan kebijakan sebelumnya yang harus dipertahankan demi suatu kepentingan Menghindari konflik jika harus melakukan negosiasi bagi kebijakan baru.
22
Strategi-strategi Inkremental :
Pembatasan analisis hanya pada beberapa alternatif kebijakan yang familiar; Melakukan analisis tujuan kebijakan yang saling berkaitan dan nilai-nilai dengan berbagai aspek empiris dari masalah yang dihadapi; Melakukan strategi yang mengedepankan analisis untuk mencari masalah yang ingin diselesaikan daripada tujuan positif yang ingin dikejar;
23
Strategi-strategi Inkremental :
4. Melakukan serangkaian percobaan kegagalan, dan percobaan ulang; 5. Menganalisis hanya sebagian, bukan keseluruhan aplikasi Pengambilan Keputusan Kebijakan Publik, konsekuensi yang penting dari suatu alternatif yang dipertimbangkan; 6. Setiap partisipan mengerjakan bagian mereka dari keseluruhan domain (Lindblom, 1979: 517).
24
Langkah yang dilakukan Para Pembuat Keputusan :
Mengembangkan berbagai kebijakan melalui sebuah proses membuat ‘perbandingan terbatas yang berurutan dengan kebijakan sebelumnya’, yaitu keputusan-keputusan yang sudah familiar bagi mereka. Bekerja dalam sebuah proses yang secara terus menerus ‘terbangun dari situasi yang ada pada saat itu, setapak-demi setapak dan dalam derajad yang kecil. (Lindblom, 1959).
25
Konsekuensi Inkrementalisme :
Keputusan yang diambil biasanya hanya sedikit berbeda dari keputusan-keputusan yang sudah ada (perubahan dari status-quo bersifat inkremental) Program yang dihasilkan konservatif Pengulangan terhadap program sebelumnya. Program yang sudah berjalan mudah disetujui
26
Kelemahan Inkrementalisme :
Kebijakan inkremental tidak memadai untuk menyelesaikan persoalan masyarakat yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi. (Arus perubahan yang cepat, pemerintah harus menanggapi perubahan tersebut)
27
Esensi dari inkrementalism adalah:
Mensistematisasikan berbagai keputusan yang dicapai dengan menekankan pada pentingnya mencapai kesepakatan politik dan belajar dari trial-and-error. (Lindblom and Cohen, 1979). Model pembuatan keputusan yang membuahkan hasil yang terbatas, praktis dan dapat diterima.
28
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.