Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Keputusan Menjadi Entrepreneur
2
Entrepreneur: Dapatkah Diciptakan ?
Berbagai studi menunjukkan bahwa tidak semua aspek dalam entrepreneurship dapat diajarkan. Seperti dikemukakan Miller (1987), aspek self confidence, persistence dan high energy levels merupakan karakteristik entrepreneur yang tidak dapat diajarkan dengan metode konvensional di dalam kelas. Menurutnya, pengajar tidak dapat menciptakan entrepreneur tetapi dapat menghasilkan formula mengenai langkah-langkah sukses entrepreneurship.
3
Pendapat Miller diperkuat oleh Jack dan Anderson (1998) yang mengatakan bahwa proses entrepreneurship merupakan seni dan ilmu. Bagian ilmu melibatkan fungsi bisnis dan manajemen yang dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan konvensional. Bagian seni yang menyangkut aspek kreatif dan inovatif tidak dapat diajarkan dengan cara yang sama.
4
Gibb (1987) menyatakan bahwa pengajaran entrepreneurship difokuskan pada masa lalu dengan pemahaman, umpan balik dan analisis informasi dalam jumlah besar. Kenyataannya adalah entrepreneur berfokus pada masa kini dengan sedikit waktu. Seorang entrepreneur menghabiskan waktu dengan masalah dan belajar melalui pengalamannya.
5
Hal ini menegaskan apa yang disampaikan Timmons, Muzyka, Stevenson, & Bygrave (1987) bahwa terdapat keterbatasan mengenal apa yang dapat diajarkan dalam program entrepreneurship. Menurutnya, satu-satunya cara belajar yang paling efektif adalah melalui pengalaman pribadi dari para entrepreneur yang sesungguhnya. Ia menilai bahwa kualitas business plan (rencana bisnis) yang dihasilkan dari banyak program entrepreneurship merupakan kunci pembelajaran yang efektif.
6
Pendapat berbeda dikemukakan oleh Hills (1988) yang justru mempertanyakan program entrepreneurship yang menghasilkan business plan meskipun fakta menunjukkan bahwa pengembangan business plan menjadi elemen yang biasa dibahas dalam hampir seluruh program entrepreneurship. Menurutnya fokus yang berlebihan pada business plan sebagai output mungkin menghalangi respon entrepreneurship terhadap berbagai pembaruan dalam lingkungan. Business plan lebih bermanfaat bagi manajer bank atau institusi pemberi dana daripada bagi entrepreneur itu sendiri.
7
Gorman, Hanlon, & King (1997) melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah studi empiris mengenai proses dan struktur pendidikan entrepreneurship. Ia juga melaporkan bahwa entrepreneurship dapat diajarkan atau bila tidak dapat diajarkan, paling tidak bisa dikembangkan melalui pendidikan entrepreneurship. Pandangan tersebut sejalan dengan Kantor (1988) yang meyakini bahwa ciri-ciri dan kemampuan entrepreneurship dapat diajarkan di mana kemampuan entrepreneur lebih dapat diajarkan dibandingkan ciri-cirinya.
8
Boussouara & Deakins (1998) menyarankan bahwa entrepreneur belajar tidak melalui pengajaran yang terstruktur tetapi melalui pengalaman dan trial and error. Saee (1996) juga membandingkan pengajaran entrepreneurship ke dalam bentuk seni dan menyarankan bahwa beberapa individu memiliki bakat alam menjadi entrepreneur dan yang lainnya harus bekerja keras untuk mencapai hasil yang sama.
9
Pada akhirnya, entrepreneur dapat diciptakan karena entrepreneurship dapat diajarkan meskipun berbagai program tersebut tidak menjamin seratus persen. Kurikulum program yang dikembangkan dapat mendemonstrasikan proses yang mesti dilalui seseorang agar dapat menjadi entrepreneur yang sukses.
10
Mitos Entrepreneur Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir.
Entrepreneur selalu penemu. Entrepreneur adalah korban PHK (pemutusan hubungan kerja) dan drop out sekolah. Entrepreneur harus cocok dengan profil seseorang. Semua entrepreneur memerlukan uang. Seluruh entrepreneur memerlukan keberuntungan.
11
Terlalu menekankan pada perencanaan dan evaluasi akan menimbulkan masalah.
Untuk menjadi sukses harus melalui kegagalan. Entrepreneur adalah pengambil risiko ekstrim.
12
Karakteristik Entrepreneur Sukses
Komitmen total, determinasi dan keuletan hati. Dorongan kuat untuk berprestasi. Berorientasi pada kesempatan dan tujuan. Inisiatif dan tanggung jawab. Pengambilan keputusan yang persisten. Mencari umpan balik. Internal locus of control.
13
Karakteristik Entrepreneur Sukses
Toleransi terhadap ambiguitas. Pengambilan risiko yang terkalkulasi. Integritas dan reliabilitas. Toleransi terhadap kegagalan. Energi tingkat tinggi. Kreatif dan inovatif. Visi. Independen. Percaya diri dan optimis. Membangun tim.
14
Karakter Entrepreneur Sukses
Hasrat yang kuat terhadap bisnis. Fokus pada produk dan pelanggan. Keuletan meskipun menghadapi kegagalan. Kepandaian dalam eksekusi.
15
Keuntungan Menjadi Entrepreneur
Peluang menentukan nasib sendiri. Peluang melakukan perubahan. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya. Peluang untuk memperoleh keuntungan yang menakjubkan. Peluang untuk berperan besar dalam masyarakat dan memperoleh pengakuan.
16
Kekurangan Menjadi Entrepreneur
Ketidakpastian pendapatan. Risiko kehilangan seluruh investasi. Kerja lama dan kerja keras. Kualitas hidup yang rendah sampai bisnis mapan. Tanggung jawab penuh. Keputusasaan.
17
Kapan Menjadi Entrepreneur?
Menjadi entrepreneur adalah salah satu pilihan hidup. Tidak semua orang ingin menjadi entrepreneur dengan berbagai alasan. Tidak sedikit pula yang dengan penuh kesadaran memilih menjadi entrepreneur. Keputusan seseorang untuk menjadi entrepreneur memang tidak mudah dan beragam.
18
Tugas di Luar Kelas Temukanlah sosok entrepreneur yang terbilang sukses di sekitar lingkungan Anda. Lakukanlah pengamatan, bila perlu mintalah waktu untuk mendampingi aktivitasnya sepanjang hari, kemudian catatlah karakteristik yang Anda temukan dalam diri entrepreneur tersebut. Apa saja yang menjadi kelebihannya? Apakah karakter tersebut Anda temukan juga pada diri seseorang yang bukan entrepreneur? Apakah Anda juga memiliki karakteristik tersebut? Uraikanlah jawaban Anda secara rinci dan terstruktur!
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.