Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Struktur dan Proses Sosial
Masyarakat Pedesaan
2
Topik Pembahasan Sistim Nilai Stratifikasi Sosial Pola Kepemimpinan
Interaksi Sosial Proses Sosial Mobilitas Sosial
3
Sistim Nilai Basrowi menyatakan bahwa sistim nilai adalah nilai inti (core value) dari masyarakat yang dijunjung tinggi dan diakui oleh setiap manusia di dunia untuk berprilaku Sistim nilai sering diasosiasikan dengan “value” dan “norms” Menurut Giddens, “value” adalah suatu konsep yang memberikan makna dan menyediakan tuntunan untuk umat manusia sebagaimana mereka berinteraksi dalam lingkungan sosialnya. Sedangkan “norms” adalah aturan atau perilaku yang merefleksikan atau menjelma dalam sebuah nilai budaya
4
“Value” dan “Norms” bekerja bersama untuk mengarahkan dan menentukan bagaimana anggota dari suatu budaya berperilaku sesuai dengan lingkungannya.(Giddens, 2004)
5
Ibrahim (2002), menyatakan bahwa sistim norma merupakan sejumlah norma yang terrangkai dan berkaitan satu sama lain Norma norma ini mempunyai kekuatan yang mengikat yang berbeda beda dan atas dasar kekuatan mengikatnya ini maka dikenal dengan istilah kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat Menurut Soekanto (2003), mula mula norma dibentuk secara tidak sengaja namun lama kelamaan dibuat secara sadar Contoh perantara dalam jual beli
6
Kekuatan mengikatnya semakin kuat
Kekuatan Norma dalam mengikat anggota masyarakat mulai dari yang paling lemah ke yang paling kuat adalah : cara – kebiasaan – tata kelakuan – adat istiadat Usage Folkways Mores Custom Kekuatan mengikatnya semakin kuat
7
Cara (Usage), menunjuk pada suatu bentuk perbuatan
Cara (Usage), menunjuk pada suatu bentuk perbuatan. Pelanggaran terhadap norma ini misalnya berupa celaan. Kebiasaan (folkways), merupakan kebiasaan yang diulang ulang dalam bentuk yang sama yang merupakan bukti bahwa orang menyukai perbuatan tersebut. Pelanggaran terhadap norma ini misalnya pemberian teguran, gosip sosial Tata Kelakuan (mores), merupakan kebiasaan yang dianggap sebagai norma pengatur. Pelanggaran terhadap norma ini misalnya berupa pengucilan Adat istiadat (custom), mencerminkan sifat sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota anggotanya
8
Sistim norma dalam masyarakat biasanya mengalami suatu proses yang pada akhirnya akan menjadi bagian tertntu dari lembaga kemasyarakatan. Proses terbut dinamakan proses pelembagaan (institutionalization) Fungsi Norma menurut Ibrahim (2002) : Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat bagaimana harus bertingkah laku dalam menghadapi masalah - masalah pemenuhan kebutuhan hidup Menjaga keutuhan masyarakat Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistim pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggotanya. (ex. Sanksi fisik, intimadasi, cemoohan, gosip sosial , mengembangkan rasa malu bagi pelanggar norma)
9
Stratifikasi Sosial Stratifikasi Sosial berasal dari kata stratum yang berarti : strata atau lapisan. Menurut Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas kelas secara bertingkat (hirarkis). Dasar dan inti pelapisan dalam masyarakat adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak hak dan kewajiban kewajiban di antara anggota anggota masyarakat Ibrahim (2002) berpendapat bahwa pelapisan sosial merupakan proses penempatan diri di dalam suatu lapisan (subyektif) atau menempatkan orang ke dalam lapisan (obyektif)
10
Ketiga dasar stratifikasi tersebut satu sama lain saling berhubungan.
Secara sederhana pelapisan sosial dalam masyarakat muncul karena “ada sesuatu yang bernilai” dibanding dengan yang lainnya. Menurut Basrowi, stratifikasi sosial dalam masyarakat pada prinsipnya dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam : Stratifikasi berdasarkan ekonomis Stratifikasi berdasarkan politis Stratifikasi berdasarkan jabatan jabatan tertentu dalam masyarakat Ketiga dasar stratifikasi tersebut satu sama lain saling berhubungan.
11
Dalam sistim sosial komunitas desa, mereka yang digolongkan dalam strata atas di desa adalah para pamong desa, orang kaya desa, golongan terdidik setempat, para ulama, dsb. Strata menengah adalah orang yang tingkat ekonominya sedang, para pedagang, petani kecil, dll. Strata bawah adalah para buruh dan orang yang tidak memiliki tanah (landless)
12
Bagaimana stratifikasi sosial di perkebunan inti :
Strata atas Strata menengah Strata bawah ??????????????
13
Stratifikasi sosial memiliki tiga dimensi, yaitu :
Kekuasaan, kesempatan yang ada pada seseorang untuk melaksanakan kemauannya dalam suatu tindakan sosial Previlege, berarti hak istimewa, hak mendahului, dan hak untuk memperoleh perlakuan khusus dalam kehidupan bersama Prestise, berarti kehormatan dan harus dikaitkan dengan suatu sistim sosial tertentu
14
Pelapisan pelapisan sosial mengalami perkembangan atau perubahan tergantung dari kehidupan masyarakat setempat atau masyarakat lainnya dalam lingkup yang lebih luas Ada dua sifat pelapisan sosial yang mempengaruhi perubahannya, yaitu : stratifikasi sosial yang bersifat tertutup, bercirikan sulitnya seseorang untuk berpindah dari satu lapisan ke lapisan lainnya. Ex. Kasta Stratifikasi sosial yang bersifat terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berpindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan usaha berdasar kecakapan sendiri.
15
Unsur unsur lapisan dalam masyarakat
Kedudukan (status), tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Ascribed status adalah status seseorang karena kelahirannya Achieved status adalah kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha yang disengaja Assigned status adalah kedudukan yang diberikan oleh orang lain Peranan (role), akan mengatur perilaku seseorang, juga dapat meramalkan perbuatan orang lain dalam batas tertentu sehingga orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang orang dikelompoknya.
16
Pola Kepemimpinan Soekanto (2003) mendefinisikan kepemimpinan (leadership) sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki pemimpin tersebut. Berdasarkan sifatnya kepemimpinan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu : Kepemimpinan formal, yaitu kepemimpinan yang tersimpul dalam suatu jabatan yang formal yang dalam pelaksanaannya harus berada di atas landasan atau peraturan resmi sehingga daya cakupnya agak terbatas Kepemimpinan informal, merupakan kepemimpinan karena kepercayaan masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjadi pemimpin. Lebih fleksibel dengan ruang lingkup tanpa batas resmi
17
Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika interaksi sosial Margono slamet menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai syarat dan sifat sbb : Mempunyai visi yang jelas tentang lembaga yang dipimpinnya dan mampu mengkomunikasikan visinya Mempunyai kemampuan untuk bekerja keras Mempunyai ketekunan dan ketabahan Mempunyai disiplin kerja Mempunyai sifat pelayanan Mempunyai pengaruh pada orang lain Mempunyai sikap yang tenang dalam mengambil keputusan Memberdayakan orang lain atau anggotanya
18
Secara garis besar ada tiga ciri umum kepemimpinan, yaitu otoriter, demokrasi, dan leizessfaire
Kepemimpinan seseorang akan efektif bila disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi oleh si pemimpin dalam berkomunikasi dengan bawahan (kepemimpinan situasional) Kepemimpinan situasional didasarkan atas (ibrahim, 2002) : Kadar bimbingan dan arahan yang diberikan pimpinan Kadar dukungan emosional yang disediakan pemimpin Peringkat kesiapan yang diperlihatkan pengikut dalam pelaksanaan tugas, fungsi, atas tujuan tertentu.
19
Interaksi Sosial Interaksi sosial (Giddens, 2004) adalah suatu proses yang mana kita bertindak dan bereaksi atau memberikan respon terhadap orang orang disekitar kita. Ciri ciri interaksi sosial : Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol simbol Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung Ada tujuan tujuan tertentu
20
Dasar terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi
Syani (2002) berpendapat, bahwa kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing masing dalam kehidupan masyarakat. Dalam Kontak sosial dapat terjadi hubungan positif atau negatif tergantung dari saling pengertian akan tujuan masing masing Kontak sosial dapat berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau keompok dengan kelompok
21
Komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsiran kepada atau dari perilaku pihak lain.
Melalui tafsiran pada perilaku orang lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau peran yang ingin disampaikan oleh pihak lain itu komunikasi dapat diwujudkan dengan pembicaraan, gerak gerik fisik ataupun perasaan Komunikasi menuntut adanya pemahaman makna atas suatu pesan dan tujuan bersama masing masing pihak
22
Sitorus (2000) berpendapat selain karena kontak dan komunikasi, interaksi sosial juga dapat berlangsung atas dasar : Imitasi , yaitu suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain Sugesti, adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berfikir panjang Identifikasi, adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain Simpati, adalah perasaan “tertarik” yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah olah berada dalam keadaan orang lain.
23
Secara mendasar ada empat macam bentuk interaksi sosial yang ada dalam masyarakat :
Kerjasama, suatu bentuk proses sosial dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing masing Persaingan, merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Akomodasi, suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan keseimbangan yang berhubungan denagn nilai dan norma norma sosial yang berlaku di masy. Pertikaian (pertentangan), bentuk persaingan yang berkembang ke arah negatif
24
Proses Sosial Soemarjan dan soemardi (1964) mendefinisikan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Jika dua orang berinteraksi kemudian dari interaksi tersebut memberikan pengaruh kepada kedua belah pihak secara timbal balik maka terjadi proses sosial Soekanto (2003) menjelaskan secara garis besar proses sosial dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu : Proses yang assosiatif, proses yang bersifat mempersatukan atau memantapkan sistim Proses yang dissosiatif, proses sosial yang merubah sistim
25
Proses sosial yang assosiatif terdiri dari :
Kerjasama, merupakan usaha bersama antar orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Akomodasi, merupakan usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha usaha untuk mencapai kestabilan atau usaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya untuk mengatasi ketegangan ketegangan Asimilasi, merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan antar individu atau kelompok yang juga meliputi usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses mental dengan memperhatikan tujuan bersama Akulturasi, terjadi jika asimilasi menyebabkan perubahan dalam hubungan sosial dan pola adat istiadat serta interaksi sosial
26
Proses sosial yang dissosiatif terdiri dari :
Persaingan, merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang bidang kehidupan yang pada masa tertentu menjadi pusat perhatian umum kOntraversi, suatu bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan. Hal ini ditandai dengan gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang atau rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Pertentangan, umumnya terjadi karena perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan perbedaan tersebut sedemikian rupa sehingga masing masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan dan menekan pihak lain yang menjadi lawannya.
27
Mobilitas Sosial Mobilitas Sosial merupakan “perubahan status Sosial yang terjadi pada seseorang” Kimbal Young &Raymond W.Mack(1959) mendefinisikan Mobilitas Sosial sebagai suatu gerakan dalam struktur sosial, yaitu pola pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial Gerak mobilitas sosial tidak hanya terbatas pada individu saja namun juga mungkin pada kelompok kelompok sosial Golongan masyarakat minoritas berasimilasi dengan kelompok mayoritas maka kelompok tersebut melakukan /mengalami mobilitas sosial menuju kelas yang lebih tinggi.
28
Sorokin (1928) membedakan mobilitas sosial kedalam 2 kategori :
Mobilitas sosial horizontal, yaitu peralihan individu atau objek sosial lainnya dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat ( horizontal). Ex.seseorang yang beralih kewarganegaraan Mobilitas sosial Vertical, yaitu perpindahan individu dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat (vertical). Ex. Seorang anak petani rendahan yang pintar dan mampu menamatkan pendidikan samapai jentang PT dan akhirnya menduduki posisi tinggi di suatu perusahaan akan mengalami kenaikan status sosial. Masyarakat kasta tidak mengijinkan perubahan status, karena kasta diperoleh melalui keturunan
29
Prinsip umum dalam mobilitas vertikal (Sorokin, 1959) :
Hampir tidak ada yang sistim pelapisannya mutlak tertutup Betapapun terbukanya sistim pelapisan dalam masyarakat, tak mungkin mobilitas vertikal bisa dilakukan dengan sebebas bebasnya Tidak ada mobilitas vertikal yang secara umum berlaku pada semua masyarakat Terdapat perbedaan laju mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan Dilihat dari sejarah, mobilitas sosial vertikal yang disebabkan faktor faktor ekonomis, politik dan pekerjaan tak ada kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurangnya laju mobilitas sosial.
30
Sistim pelapisan dalam masyarakat diperlukan agar kebutuhan manusia tercukupi lebih baik, hal ini dilakukan dengan menempatkan individu individu ke dalam suatu lapisan tertentu termasuk kewajiban kewajiban yang harus dilaksanakan. Pada sebagian kasus di masyarakat, penempatan individu pada suatu lapisan tidak selalu sesuai dengan keinginannya, sehingga ada keengganan dalam melakukan kewajiban dalam lapisan tersebut Berikan motivator,Ex. Insentif, balas jasa dll.
31
sampai jumpa minggu depan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.