Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehReynaldo Bachdim Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
PERILAKU PENGABAIAN ATAS SINYAL KEGAGALAN
2
Terkait dengan fenomena tema tentang perilaku pengambilan keputusan, terdapat fenomena kecenderungan perilaku untuk mengabaikan input yang berharga bagi penentu keputusan akhir.
3
Perilaku mengabaikan sinyal ini mengarahkan seluruh tindakan, dan aktivitas organisasi menuju pada kegagalan. Dalam tema ini memiliki hubungan erat dengan bagian sebelumnya : pertimbangan etika dalam pengambilan keputusan.
4
Kecenderungan Pengabaian atas sinyal kegagalan ( A Tendensy of Disregarding the signals of failure )
Model Keputusan, baik rasional maupun rasionalitas yg dibatasi. Seluruh aktivitas tersebut dibantu oleh kehadiran informasi yg berkualitas. Manajer bertindak, menentukan keputusan, alternatif satu pilihan solusi atau tindakan atas dasar hasil pengolahan informasi. ( true value of informaton. )
5
Terletak pada pandangan pengambilan keputusan artinya, pengambilan keputusan menentukan apakah suatu informasi harus menjadi input, atau infromasi ditolak. Pandangan obyektif atau subyektif terhadap informasi merupakan sebuah kewajaran. Pengambilan infromasi terlalu menaruh perhatian besar atas “ informasi yg bernilai subyektif akan mengakibatkan sebuah kecenderungan perilaku menilai informasi menurut keinginan diri, yg dapat memenuhi tujuan tertentu ( vested interest ) bukan menurut keadaan yg sebenarnya. Pandangan subyektif atas informasi beberapa situasi pengambilan keputusan dapat mendorong manajer pada penentuan keputusan yg tidak tepat.
6
Ketidakakuratan informasi yg disebabkan ketidakpastian yg tinggi merupakan faktor penyebab munculnya keputusan yg tidak tepat. Namun hal berbeda akan terjadi bila pengambilan keputusan malah mengabaikan sejumlah sinyal, tanda atau isyarat. Tanda-tanda atau isyarat ( signs. Signals ) yg disampaikan oleh pihak lain tentunya telah mengalami proses pengolahan informasi yg benar. Sehingga informasi yg diberikan bernilai benar dan berkualitas.
7
Seperti contoh : Kasus pembukaan sejuta gambut di Kalimantan, reklamasi pantai indah kapuk di Jakut, kekalahan Amerika di Vietnam. Merupakan contoh mengenai kehadiran informasi yg diajukan oleh pihak di luar penentu keputusan akhir tentang besarnya peluang sebuah solusi atau tindakan mengeluarkan konsekuensi yg buruk.
8
Pelajaran apa yg dapat diambil dari kasus – kasus tersebut
1.Selalu dan akan selalu ada informasi lain yg bernilai obyektif di luar informasi olahan sendiri, ini merupakan sinyal yg dapat dijadikan input penting bagi pengambilan keputusan. 2.Terdapat perilaku info penting oleh pengambilan keputusan akhir, dimana info tersebut merupakan sinyal yg sesungguhnya
9
3.Terdapat kecenderungan perilaku pengabaian atas sinyal yg mengarah pada konsekuensi kegagalan, dlm hal ini mgr cenderung menentukan keputusan yg salah walapun selalu ada sinyal kegagalan terhadap keputusan yg diambil. 4.Perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan menghasilkan peningkatan tindakan yg menuju pd kegagalan yg semakin besar secara berlahan. Artinya : begitu seorang Mgr.telah memutuskan untuk menentukan keputusan yg salah, sedang sinyal memberikan gambaran bahwa kegagalan akan muncul, maka dia akan terus terikat pd tindakan yg menuju pada kegagalan.
10
Kasus– kasus kegagalan keputusan di atas, tentunya telah diawali oleh proses penyelesaian dan pengambilan keputusan yg terencana dg baik hanya masalah utamanya adalah : pengabaian terhadap sejumlah input berharga yg dilakukan penentu keputusan akhir. Pengabaian atas sinyal kegagalan tanda-tanda yg penting merupakan sebuah fenomena yg terjadi pada hampir seluruh penentu keputusan, yg dilakukan oleh individu maupun organisasi seperti : kerugian bisnis, resiko, masalah tdk meraih manfaat, kehancuran usaha dsb. Perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan memberikan andil besar terhadap penentu keputusan yg tidak tepat
11
Istilah yg diberikan untuk perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan sebagai peningkatan komitmen terhadap suatu tindakan yg merugikan ( escalation of commitmen to a failing couse of action ) ( janis 1989, Staw 1980 ) Pertanyaan yg diajukan adalah: apa yg menyebabkan seorang atau organisasi melakukan perilaku pengabaian atas tanda- tanda yg penting. Mengapa terjadi perilaku pengabaian atas sejumlah informasi ? Bagaimana fenomena pengabaian tersebut dapat muncul?
12
Faktor-faktor penyebab perilaku pengabaian
a.Penyebab timbulnya fenomena tersebut adalah : faktor psikologis, faktor sosial,faktor proyek dan faktor organisasi ( Ross and staw 1993, Staw and Ross 1989 ) b.Faktor psikologis & sosial menunjukan pada kehadiran ego dan keinginan untuk jaim (jaga imej) reputasi diri orang akan enggan mengakui kesalahan dan kegagalan.
13
c. Faktor proyek : lebih menunjukan pd tingkat pengembalian kegiatan bisnis yg tidak segera diraih.maka manager cenderung untuk terus melakukan tindakan “ wait and see ( the return )”. d. Faktor Organisasi menunjukan pd terdapatnya “political game within organisation“ minat terselubung yg ditunjukan oleh bbrp orang berpengaruh di organisasi dapat menjadi faktor utama mengapa sebuah keputusan yg salah harus terus diterapkan
14
Ke empat faktor ini merupakan contoh faktor pendorong timbulnya perilaku pengabaian yg menjurus pd peningkatan keterikatan atas tindakan yg menghasilkan kegagalan
15
Model Eskalasi Keterikatan R. Kreitner dan A. Kinicki
Psychological and And social Determinants Organization Determinants Escalation of Commitment Project Characteristics Contextual Determinants Poor Results
16
Faktor – faktor penyebab perilaku pengabaian
Internal Human faktor Faktor Psikologis Sub Factory Kecenderungan utk melakukan penyimpangan Pandangan egoisme keakuan Perilaku cari kambing hitam Keengganan utk mengaku kesalahan Motivasi untuk meraih prestise & reputasi Dorongan untuk menjaga reputasi diri Pandangan “ boss tdk pernah salah “ Tingkat keberanian mengambil keputusan yg tinggi Keyakinan diri yg terlalu tinggi Keterbatasan kemampuan menentukan pilihan secara tepat
17
External Human Faktor Faktor sosial Sub Factory Dorongan untuk mempertahankan status sosial. Penerimaan atas praktek KKN. Kehadiran nasehat buruk Terdapatnya hubungan sosial hierarkhi Adanya tekanan diri “ pimpinan tertinggi “ Pandangan atas budaya “ serba boleh “ Perbedaan cara pandang budaya.
18
Faktor Organisasi 1. Lingkungan internal Desain,struktur dan budaya organisasi yg buruk. Kehadiran vested interes Perselisihan antar kelompok kecil Rendahnya pandangan tentang pertimbangan etika Sistem pengawasan kinerja dan perilaku yg buruk Rentang birokrasi & hirarki yg besar Model gaya kepemimpinan otoriter Sistem komunikasi yg buruk Politik dalam organisasi
19
2. Lingkungan ekternal Perubahan kondisi ekonomi
Perubahan pandangan sosial budaya Pengaruh situasi politik Hubungan bisnis yg tidak sehat Tingkat kompetensi bisnis yg semakin tinggi
20
Memepermudah Politik digunakan untuk
Perubahan mempromosikan perubahan dalam pengelolaan Implementasi Politik menjamin kepuasan implementasi atas keputusan
21
Value of Decision Factor Faktor nilai keputusan,
Tujuan dicapai, untung besar Pencapaian tujuan beri prestise yg tinggi Tindakan menghasilkan kemenangan Keluarnya biaya besar untuk kptsan & menerapkan solusi Keputusan yg diambil adalah yg terbaik Manfaat ekonomis yg tinggi Padangan “tidak ada jalan mundur” Pandangan “informasi yg bernilai subyektif” Harapan “Kemunculan peluang keberhasilan” Enggan menerima sinyal dari luar Kesalahan menilai taraf hidup & sistem sosial Value of Decision Factor Faktor nilai keputusan, tujuan dan penyelesaian masalah
22
Modifikasi Model Eskalasi Keterikatan Kegagalan Berkelanjutan
Penentuan Keputusan Perilaku Pengabaian Keputusan Eskalasi Komitmen Faktor : Psikologis Sosial Organisasi Nilai Keputusan Sinyal Kegagalan Kegagalan Berkelanjutan
23
Sisi Positif & Negatif Fungsi Politik Dlm Organisasi
Fungsi Positif : Fleksibilitas organisasi Meritokrasi Promosi beragam perspektif Mempermudah perubahan Implementasi keputusan Fungsi Negatif : Ketidaksetaraan, diskriminasi dan ketidakadilan Distorsi atas pengambilan keputusan Pengabaian kepentingan stakeholders Ketidakefisienan dan membuang waktu Ketidaksetaraan hasil distribusi kekuasaan
24
Kekuasaan, Pengambilan Keputusan & Eskalasi atas Kegagalan
Dalam organisasi, pemilik kekuasaan dapat menentukan proses pengambilan keputusan & menentukan keputusan akhir. Keputusan final sebagai fungsi kepemilikan dan penggunaan kekuasaan – otoritas.
25
Otoritas menentukan keputusan akhir dalam sebuah
organisasi, akan menghasilkan : Hierarkhi & birokrasi Menciptakan beberapa pola komunikasi tertentu Menunjukkan alur alokasi sumber daya Informasi & pengetahuan Membangun mekanisme pendelegasian wewenang
26
Perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan merupakan salah satu akibat dari penyalahgunaan kekuasaan.
Eskalasi terhadap kegagalan yang berkelanjutan timbul karena penentu keputusan akhir lebih memilih untuk “memuaskan” faktor psikologis penyebab perilaku kegagalan. Semakin tinggi kekuasaan disalahgunakan, maka akan semakin bear peluang munculnya eskalasi atas tindakan kegagalan.
27
Beberapa faktor yg dapat menghilangkan / meminimalkan perilaku pengabaian dalam proses pengambilan keputusan atas sinyal kegagalan : Tetapkan target minimum kinerja Tunjuk beberapa pengambil keputusan awal Mendorong pengambil keputusan untuk tidak melibatkan ego Sering memberikan masukan tenang penyelesaian pekerjaan & biaya Kurangi resiko atau hukuman atas kegagalan Pengambil keputusan harus selalu waspada thd biaya tetap mengabaikan sinyal kegagalan
28
Strategi Perbaikan Penerapan Etika Dalam Organisasi
Terapkan perilaku swa etika (self ethics) pd seluruh anggota organisasi, terutama pemimpin. Bangun sistem perilaku etika Bangun kode etik yang wajar Beri pendidikan & pelatihan etika seluruh anggota organisasi Sikap & perilaku dapat berubah mengikuti beragam faktor Bangun sistem penilaian perilaku beretika yg obyektif Bangun sistem penilaian perilaku beretika yg menghubungan link. Internal & eksternal. Sering melihat perilaku beretika tinggi dari pihak lain.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.