Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAdrian Permana Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Pengembangan Komunitas Berbasis Ekonomi Kerakyatan
2
Permasalahan Ekonomi yang Dialami oleh Indonesia
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, terdapat beberapa permasalahan ekonomi yang dialami Indonesia, yakni: 1. Pendapatan yang masih rendah 2. Produktivitas pekerja masih rendah 3. Kegiatan ekonomi yang bersifat dualitas antara sektor formal dan informal 4. Bahan mentah merupakan ekspor terpenting
3
Untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh negara- negara berkembang ini maka upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi (terjadi peningkatan Gross National Product dari suatu tahun dibandingkan tahun sebelumnya) Dengan kata lain, pertembuhan ekonomi yang tinggi merupakan prasyarat pokok bagi terbebasnya negara-negara sedang berkembang atas berbagai permasalahan yang dihadapinya
4
Namun demikian, berhala pertumbuhan ekonomi yang telah berlangsung kurang lebih 60 tahun ini mulai terbantahkan Yustika (2014) menujukkan bahwa penambahan pertumbuhan ekonomi tidak sejalan dengan penambahan lapangan perkerjaan
5
Penciptaan Lapangan Kerja
Tahun Pertumbuhan Ekonomi Penciptaan Lapangan Kerja 2008 6% 2,6 juta 2009 4,6% 2,3 juta 2010 6,1% 3,3 juta 2011 6,5% 1,4 juta 2012 6,7% 1,1 juta
6
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga berakibat pada, 1) kesenjangan antara sektor formal dan informal, 2) terjadinya disparitas pendapatan yang semakin tinggi, dan 3) melemparkan sebagian besar orang dari akses ekonomi Hal ini dapat terjadi karena sumber utama pertumbuhan ekonomi pada sebagian besar negara berkembang adalah investasi yang bersumber dari utang luar negeri dan PMA
7
Struktur investasi yang seperti itu hanyalah mengakibatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi akan lari kepada pihak asing Untuk mengatasinya perlu dilakukan sebuah upaya agar pembangunan yang dilakukan tidak semata menitikberatkan pada pertumbuhan melainkan lebih memfokuskan pada pembangunan sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi, pemberdayaan, dan keberlanjutan Dalam konteks inilah pengembangan ekonomi kerakyatan menemukan relevansinya
8
Ekonomi Kerakyatan Ekonomi kerakyatan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat di bidang perekonomian (Baswir, 2013). Sebagai sebuah sistem perekonomian, ekonomi kerakyatan sering kali dihadapkan dengan sistem ekonomi neoliberal Landasan konstistusional ekonomi kerakyatan terdapat dalam Pasal 33 UUD 1945. Pasal ini memberikan prinsip bagi pelaksanaan sistem ekonomi kerakyatan. Landasan itu adalah:
9
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara 3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.
10
Berdasarkan prisnsip ekonomi kerakyatan sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 33 UUD 1945 maka substansi ekonomi kerakyatan adalah (Baswir, 2013a): 1. Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses produksi nasional 2. Peluang seluruh anggota masyarakat dalam menikmati hasil produksi nasional 3. Proses produksi nasional harus berlangsung dari, oleh, dan untuk seluruh anggota masyarakat
11
Pengembangan Komunitas sebagai Upaya Perwujudan Ekonomi Kerakyatan
Salah satu substansi eknomi kerakyatan adalah upaya untuk mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat Secara mikro, upaya ini dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan pengembangan komunitas Komunitas dalam perspektif sosiologis merupakan anggota masyarakat yang berada dalam lokalitas tertentu yang memiliki interaksi yang tinggi serta berbagi kebutuhan bersama (Ife, 1995) Selain itu, dalam sebuah komunitas akan terdapat apa yang disebut sebagai perasaan komunitas (community sentiment) (Nasdian, 2014)
12
Unsur-unsur perasaan komunitas itu adalah:
1. Seperasaan. Mampu mengidentifkasi diri sebagai ‘kelompok kami’, ‘perasaan kami’, ‘kepentingan kami’, dst. 2. Sepenanggungan. Setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok sehingga dia mampu bertindak demi tujuan kelompok 3. Saling memerlukan. Setiap individu yang tergabung dalam komunitas merasakan dirinya tergantung kepada komunitasnya dalam memenuhi kebutuhan mereka
13
Pengembangan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas dengan memanfaatkan berbagai potensi baik fisik maupun nonfisik yang dimiliki oleh komunitas. Pengembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari pergeseran paradigma pembangunan dari production centered development ke people centered development.
14
Production Centered Dev. People Centered Dev.
-Desentralisasi -Partisipasi -Pemberdayaan -Pelestarian -Jejaring sosial -Teritorial -Swadaya lokal - Sustainable -Sentralisasi -Mobilisasi -Penaklukan -Eksploitasi -Hubungan Fungsional -Nasional -Ekonomi konvensional - Unsustinable
15
Azas Pengembangan Komunitas
Dari perbedaan ini dapat dipahami bahwa azas yang dianut dalam pengembangan komunitas adalah: 1. Komunitas dilibatkan pada setiap proses pengambilan keputusan 2. Mensinerjikan strategi komprehensif pemerintah, pihak- pihak terkait, dan partisipasi warga 3. Membuka akses warga atas bantuan profesional, teknis, serta insentif lainnya agar partisipasi warga meningkat 4. Mengubah perilaku profesional agar lebih peka pada kebutuhan, perhatian, dan gagasan warga komunitas
16
Prinsip Pengembangan Komunitas
Berdasarkan keempat azas ini maka diturunkanlah prinsip- prinsip pengembangan komunitas: 1. Pengembangan terpadu Pengembangan meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, lingkungan, dan personal 2. Memperhatikan kebatilan struktural. Harus mempertimbangkan berbagai tekanan yang menimpa masyarakat dalam aspek kelas, gender, suku, yang sangat kompleks. Kompleksitas ini harus diperhatikan demi pencapaian tujuan pengembangan komunitas
17
3. Hak Azasi. Pengembangan komunitas harus memperhatikan penegakan hak azasi 4. Keberlanjutan. Aktivitas yang dilaksanakan diharapkan senantiasa mengembangkan pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui 5. Pemberdayaan. Berfokus pada pengembangan potensi masyarakat sehingga ketergantungan masyarakat yang bersangkutan dapat diminimalisir
18
6. Keterkaitan antar segala aspek Harus dapat membangun keterkaitan antar aspek yang menjadi kebutuhan individu maupun masyarakat 7. Kepemilikan komunitas Apapun yang dihasilkan hendaknya menjadi kepemilikan komunitas 8. Kemandirian Penggunaan sumber daya sendiri dan sedapat mungkin menghindari ketergantungan pada pihak lain
19
9. Ketidakbergantungan pada pemerintah Bantuan pemerintah hanya dimanfaatkan dalam proses inisiasi dan diupayakan tidak berlebihan sehingga menimbulkan kelemahan pada upaya berbasis komunitas 10. Tujuan dan Visi Tujuan dan visi harus terhubung secara relevan 11. Bersifat organik Sedapat mungkin memperhatikan tatanan dan nilai-nilai komunitas dengan memanfaatkan keunikan yang sesuai dengan lingkungannya
20
12. Kecepatan gerak pembangunan Agar disesuaikan dengan dinamika yang terjadi pada masyarakat 13. Keahlian pihak luar Konsultasi dengan pihak luar hanya dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dengan tetap mengutamakan kemampuan pihak lokal 14. Membangun komunitas Tidak sekedar membangun tapi mengajak masyarakat untuk maju bersama
21
Senantiasa bekerja dalam bingkai mengajak semua pihak yang ada
15. Proses dan hasil Tidak hanya berorientasi kepada hasil namun juga memperhatikan proses yang terjadi. Sebaliknya, proses harus pula berjalan seiring dengan hasil yang diinginkan 16. Tanpa kekerasan Tidak memberi ruang terhadap praktek militerisme, paksaan fisik, kebrutalan, dll. 17. Inklusif Senantiasa bekerja dalam bingkai mengajak semua pihak yang ada
22
18. Konsensus Segala keputusan hendaknya merupakan konsensus yang melibatkan semua pihak 19. Kerja sama Senantiasa mengupayakan adanya perilaku korporasi pada semua pihak 20. Partisipasi Mengupayakan peran maksimal dari semua pihak
23
Strategi Pengembangan Komunitas
Terdapat beberapa strategi dalam melaksanakan pengembangan komunitas: 1. Melakukan modifikasi terhadap sikap dan perilaku dengan pendidikan dan aksi lainnya 2. Mengubah kondisi sosial dengan mengubah kebijakan organisasi formal 3. Reformasi peraturan dan sistem fungsional suatu masyarakat
24
Pendekatan Pengembangan Komunitas
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan secara terpisah maupun berkombinasi dalam menerapkan strategi pembangunan masyarakat yakni; 1. Pendekatan komunitas Pendekatan ini berfokus pada komunitas dimana proses pembangunan akan dilaksanakan dengan asumsi bahwa keberhasilan setiap upaya pembangunan berkorelasi dengan derajat partisipasi anggota komunitas
25
2. Pendekatan kemandirian informasi Pendekatan ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang berorientasi pada warga komunitas itu sendiri. Pihak luar hanyalah melakukan pendampingan terhadap upaya pemecahan permasalahan ini. 3. Pendekatan pemecahan masalah Pendekatan ini juga bertujuan untuk melakukan pemecahan masalah yang terjadi pada suatu komunitas namun pihak luar memiliki peranan yang lebih besar dalam memecahkan masalah ini
26
4. Pendekatan demonstrasi Pendekatan ini dilakukan dengan mendemonstrasikan alternatif-alternatif pembangunan masyarakat yang diperoleh melalui pengkajian oleh kelompok di luar komunitas 5. Pendekatan eksperimen Melakukan perubahan dalam masyarakat berbasiskan eksperimen terhadap alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dihadapi
27
6. Pendekatan konflik-kekuatan Pembangunan masyarakat dilakukan dengan mengidentifikasi dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan dalam komunitas. Kekuatan-kekuatan yang sebelumnya dapat saja berseberangan melalui pendekatan ini disinergikan.
28
Metode Perencanaan Partisipasi Aktif dalam Pengembangan Komunitas
Dalam aktivitas pengembangan komunitas, dialog antara berbagai pihak yang menjadi stakeholder komunitas tersebut sangatlah diperlukan Dialog sangat diperlukan sehingga permasalahan yang sebenarnya dalam sebuah komunitas dapat dipahami dengan baik sehingga dapat disusun sebuah program yang tepat Metode perencanaan partisipasi aktif merupakan salah satu metode dalam pengembangan masyarakat yang dapat diterapkan dalam melaksanakan pengembangan komunitas Tahapan dalam metode ini dapat dipaparkan sebagai berikut
29
Tahapan analisis masalah
Dalam tahapan ini ditelaah seluruh permasalahan yang dialami oleh sebuah komunitas sehingga kondisi yang sedang berlangsung dialami oleh sebuah komunitas. Penelaahan ini dilakukan dengan: 1. Memastikan semua orang yang terkait dilibatkan dalam analisis masalah 2. Menuliskan rumusan singkat mengenai ‘permasalahan inti’ yang dituliskan dalam sebuah kartu yang ditempelkan di papan 3. Rumuskan masalah lainnya/kondisi negatif yang menyebabkan ‘permasalahan inti’ dan letakkan kartu- kartu tersebut di bawah kartu ‘permasalahan inti’
30
4. Rumuskan masalah lainnya/kondisi negatif yang disebabkan oleh ‘permasalahan inti’ dan letakkan kartu- kartu tersebut di atas kartu ‘permasalahan inti’ 5. Tunjukkan hubungan sebab-akibat dalam kartu- kartu tersebut dengan tanda panah 6. Periksa secara keseluruhan dan lakukan perluasan untuk menjamin keabsahan dan kesempurnaan analisis
31
II. Tahapan analisis tujuan Dalam tahapan ini ditentukan tujuan yang ingin dicapai sebagai akibat dari upaya pemecahan masalah. Tahapannya adalah: 1. Gantilah kata-kata negatif yang menyebabkan atau disebabkan oleh permasalahan inti’ ke dalam pernyataan positif 2. Teliti semua tujuan dan hubungan ‘permasalahan inti’ dan penyebab serta akibatnya. Pastikan semuanya layak dan beralasan
32
III. Analisis alternatif Berdasarkan analisis tujuan, langkah selanjutnya adalah memilih beberapa alternatif tindakan yang dapat dipilih. Tahapan ini dilakukan dengan: 1. Mempelajari hubungan penyebab dan akibat dalam ‘permasalahan inti 2. Menilai kelayakan proyek yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan sasaran, jangka waktu, peluang, dampak lingkungan, dana, biaya, dll. 3. Pilihlah salah satu alternatif program
33
IV. Analisis peran Analisis yang dilakukan untuk memetakan peran dari semua orang, kelompok, organisasi, lembaga yang berhubungan/berkepentingan dengan suatu program. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat kartu yang berisi nama, hubungan/kepentingan dengan program, keinginan dan harapan mereka, potensi serta kelemahannya, dan konsekuensi mereka terhadap program
34
Menyusun Matriks Perencanaan Partisipasi Aktif (MPPA)
Langkah terakhir sebelum pelaksanaan program adalah menyusun MPPA yang terdiri dari beberapa kolom sebagaimana yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
35
Setelah MPPA ini disusun, proyek pengembangan masayarakat dapat mulai dilaksanakan
No Nama Proyek Latar Belakang Pelaksanaan Luaran Proyek Pihak-pihak yang berpengaruh Indikator Keberhasilan Sumber Data
36
Penutup Masyarakat Indonesia, sebagaimana masyarakat lainnya pada negara yang sedang berkembang memiliki berbagai permasalahan Kondisi ini seringkali tidak dapat dituntaskan penyelesaiannya dikarenakan pendekatan pembangunan ekonomi yang berdimensi makro dengan menitikberatkan investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Sistem ekonomi yang bertumpu pada investasi, menyebabkan para pemilik modallah yang menikmati kue pembangunan terbesar dengan meninggalkan mayoritas masyarakat untuk tetap bergelut dengan permasalahannya
37
Dalam kondisi seperti ini ekonomi kerakyatan yang berupaya untuk mendorong partisipasi masyarakat perlu didorong penerapannya Pada tataran praksis, ekonomi kerakyatan dapat diterapkan melalui program pemberdayaan komunitas Pemberdayaan komunitas ini dilakukan dengan bantuan pihak luar yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan komunitas dengan peran aktif warga komunitas itu sendiri Jika dilaksanakan secara berkelanjutan, aktivitas pemberdayaan komunitas ini dapat menyelesaikan berbagai persoalan mikro yang dihadapi oleh masyarakat yang pada akhirnya berimbas pada kesejahteraan masyarakat secara luas
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.