Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dasar pembuatan desain: Peta situasi areal topografi hasil survei

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dasar pembuatan desain: Peta situasi areal topografi hasil survei"— Transcript presentasi:

1 Dasar pembuatan desain: Peta situasi areal topografi hasil survei
Alokasi areal /ha efektif,misalnya: NO KEGUNAAN LUAS (m2) Prosentase 1 Tanaman Pokok 9.129 91,2900 2 Pembibitan 100 0,1000 3 Jaringan Jalan 475 0,4750 4 Saluran air 141 0,1410 5 Pabrik dan limbah 28 0,0280 6 Kantor 1,5 0,0015 7 Perumahan 105 0,1050 8 Bangunan sosial 0,0050 9 Sarana olah raga/hiburan 15,5 0,0155

2 Pertimbangan peletakan kantor dan perumahan:
Luas areal Jarak ke lokasi tanaman Kesehatan lingkungan Sumber air jumlah karyawan Pertimbangan peletakan pabrik: Diusahakan pada sentral kebun Dekat sarana perhubungan (jl raya, rel kereta api) yg dapat menghubungkan ke pelabuhan Dekat sumber air/sungai yg sepanjang tahun terjamin ketersediaan airnya Terdapat sarana penunjang, mis. bengkel &tenaga kerja

3 JARINGAN JALAN Panjang dan kualitas jalan mrpk salah satu faktor menentukan dlm kelancaran angkutan bahan, alat produksi, dan kontrol lapangan Rencana pembuatan hrs selaras dg desain kebun, terkait kondisi topografi dan kebutuhan kebun Sebaiknya dlm kondisi baik sepanjang tahun

4 Pengerasan jalan dilakukan pd saat tanaman belum menghasilkan, pd periode TM hanya pemeliharaan
Pengerasan jalan pd umumnya dg batu, pasir-batu (sirtu) atau batu laterit Jalan pd lahan gambut disarankan ditimbun dahulu dg tanah mineral sebelum dikeraskan dg pasir batu

5 TEKANAN GANDAR TUNGGAL (ton)
Kelas Jalan NO KELAS JALAN TEKANAN GANDAR TUNGGAL (ton) 1 Internasional 8 2 Klas I 7 3 Klas II 5 4 Klas III 3,5 Klas III a 2,75 6 Klas IV Klas V 1,5 Berdasar keperluan/fungsi, jaringan jalan di perkebuna klp sawit terdiri atas: Jalan Utama Jalan transport Jalan produksi (collecting road) Jalan Blok Jalan Kontrol

6 Jalan UTAMA (Main road)
Beban yg ditanggung jalan utama lebih berat, dari sisi frekuensi dan kualitas, termasuk kendaraan umum. Biasanya dibangun terpadu dg infrastruktur lain (perumahan, bengkel, kantor, dsb). Merupakan penghubung antar afdeling, afdeling dg pabrik, dan antara pabrik dg jalan umum/luar maka badan jalan harus diperkeras, lebar jalan 8 m. Letak: di dalam atau di luar lokasi kebun Waktu pembangunan: Pembentukan dan peningkatan jln pd saat TBM Fungsi: angkutan alat& bahan dari dan ke gudang induk Transport dari dan ke afdeling Transport produksi dr afdeling ke pabrik dan jalan negara Angk. Umum dari dan ke pabrik/emplasement Konstruksi: Badan jalan diperkeras dng sirtu/batu belah 5/7 ketebalan 7cm Pengerasan pada TBM I ± 40%, TBM II dan TBM III 40% dan 20%.. Bentuk permukaan badan jalan cembung, kemiringan 2,5-4%

7 Lebar jalan =16 m Pinggir jalan = 2m Parit jalan = 1x0,6x0,5 m Bahu jalan = 2m Badan jalan ± 6m Alat/bahan: Bila jln berada di pinggir tebing/jurang, parit hanya dibuat sebelah dalam/dinding jalan, sedang pd pinggir jurang dibuat benteng Pd areal bergelombang/bukit jalan utama lebih panjang dg sistem konstruksi sedikit berbeda Metode/alat Pekerjaan/ bahan volume Manual Pembuatan parit 10 m/HK Pembuatan jalan 5 m/HK Mekanis Buldoser dg pengerasan 50 m/JKT Buldoser tanpa pengerasan 100 m/JKT Bahan Batu kali 0,440 m3/m jln Batu belah 5/7 0,4662 m3/m jln Wales 1x gilas /7 jam 2x gilas 300 m2 150m2

8 Jalan TRANSPORT (Transport road):
Menghubungkan jalan utama dengan jl produksi. Pd umumnya ada di dlm kebun, berfungsi utk angkut alat.bahan produksi, dr kantor ke afdeling, dan dr pabrik ke lapangan. Letak: di dlm areal tanaman atau jln yg menghubungkan areal tanaman ke jln utama. Waktu : pembentukan jalan pd tahun ke-0, peningkatan jln pd TBM Fungsi: Penghubung antara main road dg collectioon road (jl.produksi), utk transport produksi dr lapangan ke pabrik Angkutan alat/bahan dr gudang induk ke lapangan (areal tanaman) Fasilitas kontrol Konstruksi: lebar badan jalan 5-6 m. Badan jalan perlu diperkeras, dg sitru/batu belah 5/7, tebal 7 cm Pelaksanaan pengerasan TBM I=40%, TBM 2=40%, TBM III=20% Bentuk: permukaan jalan cembung, kemiringan 2,5-4%

9 Alat/bahan: Lebar jalan =8 m Pinggir jalan = 0,9m
Parit jalan = 0,6x0,4x0.5m Bahu jalan = 0,5m Badan jalan ± 4,0m Alat/bahan: Kemiringan jalan harus direncana dg baik, sipaya tidak terlalu curam Prestasi pembuatan jalan: Tenaga manusia =5m /HK Buldoser = 50 m/JKT Road grader=100 m/JKT Metode/alat Pekerjaan/ bahan volume Manual Pembuatan parit 10 m/HK Pembuatan jalan 5 m/HK Mekanis Buldoser dg pengerasan 50 m/JKT Buldoser tanpa pengerasan 100 m/JKT Bahan Batu kali 0,11 m3/m jln Batu belah 5/7 3,31 m3/m jln Wales 1x gilas /7 jam 2x gilas 300 m2 150m2

10 Jalan transport

11 Jalan PRODUKSI (Collection Road)
Sarana utk angkut TBS dr TPH, terdapat di antara blok, dan berhubungan dg jalan utama. Bila jarak pengumpulan panen 200 m, maka jalan produksi dibangun dg interval 400 m, tegak lurus thd baris tanaman. Lebar jalan min 6m,dengan arah Timur-Barat Letak: di dalam blok tanaman Waktu pembangunan: Pembentukan dan peningkatan jln pd saat th 0, pengerasan pd masa TBM Fungsi: angkutan alat& bahan dari jl produksi ke areal tanaman Transport hasil produksi (TBS) dr TPH ke jl produksi menuju jl utama Sarana kontrol blok Konstruksi: Badan jalan diperkeras dng sirtu/batu belah 5/7 ketebalan 7cm Pengerasan pada TBM I ± 40%, TBM II dan TBM III 40% dan 20%.. Bentuk permukaan badan jalan cembung, kemiringan 2,5-4%

12 Alat/bahan: Lebar jalan =8 m Pinggir jalan = 0,9m
Parit jalan = 0,6x0,4x0.3m Bahu jalan = 0,5m Badan jalan ± 4-5m Alat/bahan: Metode/alat Pekerjaan/ bahan volume Manual Pembuatan parit 10 m/HK Pembuatan jalan 5 m/HK Mekanis Buldoser dg pengerasan 50 m/JKT Buldoser tanpa pengerasan 100 m/JKT Road grader dg pengerasan Road grader tanpa pengerasan Bahan Batu bujang 0,1 m3/m jln Batu belah 5/7 3,31 m3/m jln Wales 1x gilas /7 jam 2x gilas 300 m2 150m2

13 Bulldoser Road grader wales

14 Jalan BLOK Memotong tegak lurus jalan produksi (arah Utara-Selatan), sebagai pemisah antar blok tanaman. Mempermudah kontrol, sarana transport alat bahan produksi dan tenaga, dr TPH ke jl produksi. Konstruksi badan jalan dipadatkan, lebar badan jalan 4 m. Letak: di dalam areal sebagai batas blok tanaman Waktu pembangunan: Pembentukan dan peningkatan jln pd saat th 0 (Pembuatan jalan pd TBM smst I) Fungsi: Pembatas blok Pembantu jalan distribusi bahan/alat dan transport produksi Sarana kontrol lapangan Konstruksi: Tanah pd badan jalan dipadatkan Bentuk: cembung kemiringan 2,5-4%

15 Alat/bahan: Panjang Jalan Lebar jalan =8 m Pinggir jalan = 0,9m
Parit jalan = 0,6x0,4x0.3m Bahu jalan = 0,5m Badan jalan ± 4m Alat/bahan: Panjang Jalan Metode/alat Pekerjaan/ bahan volume Manual Pembuatan parit 10 m/HK Pembuatan jalan 5 m/HK Mekanis Buldoser dg pengerasan 50 m/JKT Buldoser tanpa pengerasan 100 m/JKT Road grader dg pengerasan Road grader tanpa pengerasan Bahan Batu bujang 0,1 m3/m jln Batu belah 5/7 0,25 m3/m jln Wales 1x gilas /7 jam 2x gilas 300 m2 150m2 Luas blok Panjang jln (m/ha) 16 25 12,5 50 10

16 Jalan KONTROL (Control road)
Arah melintang Utara-Selatan dan Timur-Barat, lebar 2 m. Persimpangan/perempatan biasanya ketemu tiap 100 m. Berfungsi utk memudahkan pengontrolan areal pd tiap blok. Letak: di dalam areal (dlm blok tanaman) Waktu pembangunan: Pembuatan jalan pd TBM smst I Fungsi: Jalan masuk ke areal bagi pekerja Mempermudah inventarisasi kondisi, luas, juml tanaman Sarana kontrol lapangan langsung ke blok Konstruksi: Dicangkul /diratakan dan selalu dijaga bersih Panjang jalan: m/ha Alat bahan: Metode/alat Pekerjaan/bahan volume Manual Pembuatan parit 50 m/HK Rotasi 3 x/th Kimia Tenaga 0,2 HK/ha Glyfosat 0,225 lt/ha

17 Jalan kontrol

18


Download ppt "Dasar pembuatan desain: Peta situasi areal topografi hasil survei"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google