Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHaru Mahendra Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
PENGERTIAN TEORI Teori adalah abstraksi dari realitas. Teori terdiri dari sekumpulan prinsip dan defenisi yang secara konseptual mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi, dan aksioma-aksioma dasar yang saling berkaitan. Teori terdiri dari teorema-teorema yakni generalisasi-generalisasi yang diterima/terbukti secara empiris.
2
Jadi teori adalah seperangkat konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
3
dari logika pikirnya maka teori dapat dibedakan menjadi tiga:
teori yang deduktif; memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu yang diarahkan pada data yang akan diterangkan. teori yang induktif; cara menerangkan adalah dari data ke teori. teori yang fungsional; interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis; yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
4
Berdasarkan tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai berikut:
teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungannya deduktif. Suatu hukum menunjuk suatu hubungan antara variabel-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya. Suatu teori juga dapat merupakan rangkuman tertulis mengenai sekelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Dari sini pemikiran dimulai dari data yang diperoleh dan dari data itu muncul suatu konsep yang teoritis (induktif). Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat yang teoritis.
5
Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empirik tentang suatu fenomena. Bentuknya merupakan pernyataan-pernyataan yang berupa kesimpulan tentang suatu fenomena. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak itu bukan suatu teori.
6
Dua ciri umum: semua teori adalah “abstraksi” tentang sesuatu hal, yang berarti suatu teori bersifat terbatas Semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh karena itu sifatnya relatif dalam arti tergantung pada cara pandang si pencipta teori, sifat dan aspek yang diamati, serta kondisi-kondisi lain yang mengikat seperti waktu, tempat dan lingkungan sekitarnya
7
PENJELASAN DALAM TEORI
Penjelasan dalam teori tidak hanya menyangkut penyebutan nama dan pendefenisian variable-variabel, tetapi juga mengidentifikasikan keberaturan hubungan di antara variable. Menurut Litlejohn (1987), penjelasan dalam teori berdasarkan pada “prinsip keperluan” (the principle of necessity) yakni suatu penjelasan yang menerangkan variable-variabel apa yang mungkin diperlukan untuk menjelaskan atau menghasilkan sesuatu. Misalnya untuk menghasilkan variable X, mungkin diperlukan variable Y dan Z.
8
prinsip ini terdiri dari 3 macam, yaitu:
causal necessity (keperluan kausal). Berdasarkan pada azas sebab-akibat. Misalnya karena ada X dan Z maka ada Y. practical necessity (keperluan praktis). Mengacu pada hubungan tindakan -konsekuensi. Menurut prinsip ini X dan Z memang bertujuan untuk, atau praktis untuk menghasilkan Y. logical necessity (keperluan logis). Prinsip ini berdasarkan asas konsistensi logis. Artinya X dan Z secara konsisten dan logis akan selalu menghasilkan Y.
9
Penjelasan dalam teori juga lebih lanjut dapat dibagi dalam dua kategori:
penjelasan yang memfokuskan pada orang/pelaku (person centered). Penjelasan ini memfokuskan pada orang/pelaku menunjuk pada faktor-faktor internal yang ada dalam diri seseorang (si pelaku). penjelasan yang memfokuskan pada situasi (situation centered). Penjelasan yang memfokuskan pada situasi menunjuk pada faktor-faktor yang ada di luar diri orang tersebut (faktor-faktor eksternal).
10
Bila sebaliknya, maka teori demikian tergolong teori semu.
SIFAT & TUJUAN TEORI Menurut Abraham Kaplan (1964) sifat dan tujuan teori bukan semata-mata untuk menemukan fakta yang tersembunyi, tetapi juga suatu cara untuk melihat fakta, mengorganisasikan serta merepresentasikan fakta tersebut. Karenanya, teori yang baik adalah teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Bila sebaliknya, maka teori demikian tergolong teori semu.
11
Jadi teori yang baik harus memenuhi kedua unsur tersebut:
teori yang sesuai dengan realitas kehidupan teori yang konseptualisasi dan penjelasannya didukung oleh fakta serta dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata
12
FUNGSI TEORI Littlejohn menyatakan 9 fungsi dari teori:
mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara sepotong-sepotong. Kita perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata. Pola-pola dan hubungan-hubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan yang diperoleh dari pola atau hubungan itu kemudian disimpulkan. Hasilnya (berupa teori) akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya. memfokuskan. Teori pada dasarnya menjelaskan tentang sesuatu hal, bukan banyak hal. menjelaskan. Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Misalnya mampu menjelaskan pola-pola hubungan dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa tertentu.
13
pengamatan. Teori tidak sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan dijadikan patokan ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori. membuat predikasi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, public relations dan media massa. fungsi heuristik atau heurisme. Artinya bahwa teori yang baik harus mampu merangsang penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
14
komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopoli penciptanya
komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopoli penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritikan-kritikan, yang memungkinkan untuk menyempurnakan teori. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan. fungsi kontrol yang bersifat normatif. Asumsi-asumsi teori dapat berkembang menjadi nilai-nilai atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia. generatif. Fungsi ini terutama menonjol di kalangan pendukung aliran interpretif dan kritis. Menurut aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.
15
developing questions (mengembangkan pertanyaan),
PENGEMBANGAN TEORI Menurut pendekatan Hyphotetico-deductive method, proses pengembangan teori melibatkan empat tahap sebagai berikut: developing questions (mengembangkan pertanyaan), forming hyphotheses (membentuk hipotesis) testing the hyphotheses (menguji hipotesis) formulating theory (memformulasikan theory)
16
TEORI GENERALISASI HIPOTESA OBSERVASI
Catatan: buatlah garis penghubung sebagaimana semestinya alur dialektika dan deskripsikanlah siklus pengembangan teori tersebut.
17
Mengevaluasi kesahihan teori:
cakupan teoritis (theoritical scope). Teori yang dibangun harus memiliki keberlakuan umum. Artinya dapat dijadikan standar untuk mengamati fenomena yang berkaitan dengan teori tersebut. kesesuaian (appropriatness). Apakah isi teori sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan teoritis yang diteliti. Artinya landasan pikirnya dapat memberikan cara yang sesuai dan benar untuk menjawab pertanyaan penelitian. heuristic. Apakah suatu teori yang dibentuk punya potensi untuk menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang berkaitan. Sebagaimana telah dijelaskan diawal suatu teori merupakan hasil konstruksi atau ciptaan manusia, maka suatu teori sangat terbuka untuk diperbaiki.
18
validity. Konsistensi internal dan eksternal
validity. Konsistensi internal dan eksternal. Artinya memiliki nilai-nilai objektivitas yang akurat, karena teori merupakan suatu acuan berpikir. Konsistensi internal mempersoalkan apakah konsep dan penjelasan teori konsisten dengan pengamatan, sementara itu konsistensi eksternal mempertanyakan apakah teori yang dibentuk didukung oleh teori-teori lainnya yang telah ada. parsimony. Kesederhanaan, artinya teori yang baik adalah teori yang berisikan penjelasan-penjelasan yang sederhana.
19
PENGERTIAN dan TUJUAN MODEL
Secara umum istilah model dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: gambaran yang dirancang untuk mewakili kenyataan. tiruan gejala atau realitas yang akan diteliti menggambarkan hubungan di antara variabel-variabel atau sifat-sifat atau komponen-komponen gejala tersebut.
20
Berdasarkan pengertian tersebut, maka model dikatakan:
model bukan teori walaupun bisa menerapkan atau melahirkan teori model hanyalah taksonomi yang merinci komponen-komponen secara cermat model boleh bersifat sederhana ataupun kompleks sebagai tiruan realitas, model tentu tidak lengkap karena hanya mengambil sebagian dari realitas melalui model akan mudah menganalisis masalah
21
Tujuan utama model adalah
membantu orang berpikir rasional dan mempermudah pemikiran yang sistematis dan logis.
22
KEUNTUNGAN dan KEKURANGAN MODEL
Keuntungan Model: model memberikan informasi yang berorientasi pada tindakan model menyajikan informasi yang berorientasi ke masa depan model menunjukkan alternatif arah tindakan untuk dievaluasi sebelum dilaksanakan model menyajikan pemberian situasi masalah yang kompleks secara formal dan berstruktur model mencerminkan pendekatan ilmiah untuk tidak menggantungkan diri pada intuisi dan spekulasi
23
Kekurangan Model: yang menggunakan model sering lupa bahwa model hanyalah abstraksi kenyataan, bukan kenyataan itu sendiri faktor kuantitatif seperti pengalaman dan penilaian diminimalkan atau dihilangkan proses membuat model sering sukar dan mahal yang menggunakan model sering enggan mengubah modelnya sehingga mengalami kesukaran dalam melaksanakannya banyak model yang menganggap situasi dunia nyata itu selalu ”linier”.
24
KLASIFIKASI MODEL Bentuk Pengungkapannya, yaitu:
Model fisik adalah objek kongkret yang dibentuk menyerupai gejala yang diwakilinya. Objek ini mengungkapkan sifat-sifat statis atau struktural. Misalnya: rangka, maket, organ dan sebagainya. Model teoretis mengungkapkan teori dengan gaya simbolis, postulasional, atau formal. Model matematis menunjukkan penggunaan persamaan-persamaan matematis untuk mengungkapkan perilaku orang, kelompok, komunitas, atau negara. Model ini biasanya digunakan dalam model kecenderungan (trend), kausal, jalur (path). Misalnya: B=f(OE) adalah model yang menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh interaksi mekanisme organismis dengan faktor lingkungan. Model mekanis menganalogkan perilaku manusia dengan konsep-konsep dari ilmu fisika. Misalnya: model simulasi komputer. Model interaksionis simbolis melukiskan proses interaksi manusia ketika para aktor memberikan makna pada lambang-lambang yang ditemuinya.
25
Fungsinya, yaitu: Fungsi Deskriptif, yaitu model hanya memberikan situasi tanpa meramal atau menyarankan sesuatu. Misalnya: gambar struktur organisasi. Fungsi Prediktif, yaitu menunjukkan meramal dugaan seperti ”jika ini terjadi, maka itu akan terjadi”. Misalnya: model disonansi kognitif tentang perubahan sikap dari Festinger. Fungsi Normatif, yaitu memberikan jawaban terbaik dalam pemecahan masalah. Misalnya: model perilaku konsumen.
26
Strukturnya, yaitu: Model Ikonis, yaitu model yang masih menyimpan karakteristik fisik dari hal yang digambarkan. Misalnya: maket bangunan. Model Analogis, yaitu model yang membandingkan hal yang digambarkan dengan hal lain yang mirip dengannya. Misalnya: proses pengolahan informasi komputer untuk menggambarkan proses berpikir. Model Simbolis, yaitu model yang menggambarkan lambang untuk melukiskan dunia nyata. Misalnya: E = Kk + Gg + Ss, artinya efek komunikasi merupakan gabungan efek kredibilitas komunikator plus gaya penyusunan pesan plus situasi sasaran komunikasi.
27
Rujukan Waktunya, yaitu:
Model Statis, yaitu model yang tidak memperhitungkan perubahan waktu. Model Dinamis, yaitu model yang memperhitungkan perubahan waktu.
28
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.