Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KESEIMBANGAN FIRM Oleh: Wahyu Adi Prabowo

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KESEIMBANGAN FIRM Oleh: Wahyu Adi Prabowo"— Transcript presentasi:

1 KESEIMBANGAN FIRM Oleh: Wahyu Adi Prabowo 1312030014
Maya Larasati Nazmatuz Zahiroh Efrida Lailatul F

2 Definisi Keseimbangan Firm
Keseimbangan dalam bahasa ekonomi memiliki arti suatu keadaan seimbang, dimana tiada ada tekanan –tekanan endogen, tekanan-tekanan dalam yang dapat mendatangkan perubahan. Suatu firm dikatakan mencapai keseimbangan jika firm yang bersangkutan itu berhasil mencapai atau memperoleh laba maksimal. Pada hakikatnya suatu keadaan keseimbangan bagi firm adalah suatu keadaan yang sebaik-sebaiknya baginya. Laba maksimal adalah selisih sebesar-besarnya dari penerimaan atas biaya. Rugi minimal : selisih sekecil-kecilnya dari biayaatas penerimaan .

3 Konsepsi Laba Laba : suatu kelebihan penerimaan atas biaya Rugi : kelebihan biaya atas penerimaan Laba dapat mempunyai 3 pengertian : 1. Rugi Rugi adalah suatu keadaan dimana penerimaan lebih kecil daripada biaya. 2. Laba normal Laba normal : suatu keadaan yang berada diantara rugi dengan laba,di mana tidak ada laba dan pula rugi. Jelasnya laba normal adalah suatu keadaan dimana revenue sama dengan cost. 3. Laba supernormal Laba supernormal memiliki pengertian sebagai laba positif. Dihubungkan dengan asumsi keadaan keseimbangan (equilibrium position) maka supernormal profit itu berarti laba supernormal maksimal.

4 Laba supernormal mengandung 3 pengertian : 1
Laba supernormal mengandung 3 pengertian : 1. Laba rerata (average profit atau unit profit): laba yang diperoleh untuk setiap satuan output yang dihasilkan/dijual. Average profit = AR-AC 2. Laba marginal (marginal profit): besarnya tambahan laba yang diperoleh pada saat jumlah output yang dihasilkan/dijual diperbesar.posisi keseimbangan dicapai ketika besarnya laba marginal =0 atau MR-MC=0 atau MR=MC 3. Laba total (total profit): keseluruhan jumlah laba yang diterima oleh karena dijualnya sejumlah satuan output tertentu. Kesimpulannya,posisi keseimbangan dicapai ketika : a. Laba marginal=0 b. Laba total adalah maksimal

5 Besarnya laba total didapat melalui 3 cara :
1. TR-TC total revenue dikurangi total cost sama dengan total profit. 2. (AR-AC)Q laba total dicapai dari rumus (AR-AC)Q. dapat ditulis pula (ARxQ)-(ACxQ). Dapat diketahui bahwa ARxQ=TR dan ACxQ=TC. Rumus tersebut dapat dituliskan TR-TC. 3. ∑MR-∑MC laba total didapat dengan ∑MR-∑MC, laba total yang didapat melalui rumus ini tidak lain adalah penjumlahan laba marginal.

6 Persaingan tidak sempurna
Keseimbangan Firm Persaingan sempurna Persaingan tidak sempurna

7 Persaingan Sempurna Karakteristik persaingan sempurna : 1. Produk yang dijual di dalam industri adalah homogen sempurna. 2. Jumlah firm dalam industri banyak sekali sehinga setiap firm merupakan bagian yang sama sekali tidak berarti bagi industry yang bersangkutan.

8 Kurva AR dalam industri persaingan sempurna harga
AR 0 output

9 Total revenue dan marginal revenue
Total revenue (TR) adalah penerimaan total yang didapatkan dari hasil penjualan seluruh barang atau output yang bersangkutan. TR = P x Q Marginal revenue (MR) adalah penerimaan marginal yang dapat ditemukan dengan rumus ∆TR/∆Q. Cara lain untuk melihat kurva marginal revenue adalah dengan mempergunakan elastisitas permintaan. Dapat dinyatakan sebagai berikut : MR=AR- AR/e MR=AR- AR/∞ MR = AR - 0 MR = AR

10 Tabel 13.2 Keseimbangan Firm dalam Persaingan Sempurna
Keseimbangan dalam Persaingan Sempurna Tabel 13.2 Keseimbangan Firm dalam Persaingan Sempurna

11 Rumus perhitungan: Penerimaan total(TR) = Q x P Penerimaan marginal(MR) = ∆TR/∆Q Biaya total(TC) = FC + VC Biaya rerata(AC) = TC/Q Biaya marginal(MC)= ∆TC/∆Q Baik marginal revenue maupun marginal cost, kedua-duanya menunjukkan koefisien arah daripada masing-masing kurva totalnya. Marginal revenue merupakan koefisien arah kurva total revenue, sedangkan marginal cost juga merupakan koefisien arah kurva total cost.

12 Kurva Laba total dalam industri persaingan sempurna
Gambar ini diambil dari Tabel pada tingkat output OA>Q> OH, satuan firm menderita rugi karena TR<TC. Pada tingkat output Q=OH satuan, firm hanya mendapatkan laba normal, karena TC=TR. Pada tingkat OH>Q>OA satuan, firm memperoleh laba supernormal karena TR>TC. Pada tingkat output OG (=4 satuan), firm mendapatkan laba supernormal maksimum.

13 Bukti Keseimbangan dalam Persaingan Sempurna
Kondisi keseimbangan akan dicapai pada saat MR=MC Marginal revenue (MR) atau penerimaan marginal adalah tambahan terhadap total revenue untuk setiap satuan tambahan penjualan, sedangkan marginal cost(MC) adalah biaya total tambahan untuk setiap satuan tambahan output Posisi Keseimbangan adalah suatu posisi yang terbaik bagi firm, di mana firm memperoleh laba maksimum atau rugi minimum

14 Kurva Posisi Keseimbangan Firm dalam Industri Persaingan Sempurna
Pada tingkat output OQa satuan, MR setinggi Rp QaS dan MC setinggi QaR. ada kesempatan memperoleh laba sebesar Rp SER yang tidak dimanfaatkan oleh firm. Dengan cara yang sama pada tingkat output OQb satuan ada kesempatan mengurangi kerugian sebesar Rp TEU yang tidak dimanfaatkan oleh firm. Kedua kesempatan itu telah dimanfaatkan oleh firm jika dihasilkan output sebesar OQ satuan.

15 Biaya Pada Saat Keseimbangan
Persoalan biaya dibedakan menjadi dua macam preporsi. Pertama adalah mengenai biaya rerata (AC) yang meningkat, konstan dan menurun pada saat keseimbangan, dan kedua adalah mengenai biaya marginal (MC) yang meningkat, konstan dan menurun pada saat keseimbangan. Ketentuannya adalah sebagai berikut : Preporsi pertama : Jikalau keseimbangan terjadi sesudah dicapainya optimum output, maka terjadilah biaya rerata yang meningkat (increasing average cost atau increasing cost); Jikalau keseimbangan terjadi tepat pada saat dicapainya optimum output, maka terjadilah biaya rerata yang konstan (constants average cost atau constants cost); Jikalau keseimbangan terjadi sebelum dicapainya optimum output, maka terjadilah biaya rerata yang menurun (decreasing average cost atau decreasing cost).

16 Preporsi kedua : Jikalau keseimbangan terjadi sesudah biaya marginal mencapai minimum, maka terjadilah biaya marginal yang meningkat (increasing marginal cost); Jikalau keseimbangan terjadi tepat ketika biaya marginal mencapai minimum, maka terjadilah biaya marginal yang konstan (constants marginal cost); Jikalau keseimbangan terjadi sebelum biaya marginal mencapai minimum, maka terjadilah biaya marginal yang menurun (decreasing marginal cost).

17 dalam industri persaingan sempurna, maka firm yang berada di dalam keseimbangan akan mengalami keadaan sebagai berikut : Mendapatkan laba supernormal, tentu bekerja dengan biaya rerata yang meningkat (increasing average cost atau increasing cost); Mendapatkan laba normal, tentu bekerja dengan biaya rerata yang konstan (constant average cost atau constant cost); Menderita rugi, tentu akan bekerja dengan biaya rerata yang menurun (decreasing average cost atau decreasing cost); dan Memperoleh apapun juga, laba supernormal, laba normal, maupun rugi tentu akan bekerja dengan biaya marginal yang meningkat (increasing margial cost).

18 Persaingan Tidak Sempurna
Di dalam industri persaingan tidak sempurna terdapat banyak firm, setiap firm yang masih berada di luar industri mempunyai kebebasan untuk memasuki industri. Ini adalah karakteristik persaingan sempurna. Namun, di dalam industri persaingan tidak sempurna, setiap produsen menghasilkan output yang satu sama lain terbedakan (differentiated product), sehingga setiap orang produsen memiliki beberapa derajat monopoli tertentu atas produknya sendiri.

19 Bukti Keseimbangan Pada Persaingan Tidak Sempurna
Posisi kseimbangan akan dicapai pada saat laba marginal (Marginal Profit) sebesar 0 (nol). Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah tambahan penerimaan total untuk setiap satuan output. Sedangkan biaya marginal (Marginal Cost) adalah tambahan biaya total untuk setiap satuan output.

20 Selama kurva penerimaan marginal (Marginal Revenue) lebih tinggi daripada kurva biaya marginal (Marginal Cost), maka laba akan bertambah ketika jumlah output firm juga bertambah. Hal ini berarti bahwa tambahan untuk penerimaan tota (Total Revenue) masih lebih besar daripada tambahan untuk biaya total (Total Cost). Sebaliknya, jika kurva biaya marginal (Marginal Cost) lebih tinggi daripada kurva penerimaan marginal (Marginal Revenue) maka belum tentu rugi yang akan terjadi, ttapi laba akan berkurang jika jumlah output firm bertambah. Hal ini dikarenakan tambahan terhadap biaya total lebih besar daripada tambahan terhadap penerimaan total (TC>TR).

21 Biaya Pada Saat Keseimbangan
a. Biaya Rerata 1. Increasing Cost Apabila firm bekerja dengan biaya rerata yang meningkat(Increasing Cost), maka firm pasti akan bekerja pula dengan biaya marginal meningkat (Increasing Marginal Cost).

22 2. Constant Cost Apabila firm bekerja dengan biaya rerata yang konstan (Constant Average ), maka biaya marginalnya akan meningkat (Increasing Marginal Cost). 3. Decreasing Cost Apabila firm bekerja dengan biaya rerata menurun (Decreasing Cost), maka banyak kemungkinan yang bisa terjadi dengan biaya marginalnya (Marginal Cost).

23 Kemungkinan-kemungkinan Firm Yang Bekerja Saat Decreasing Cost
a. Decreasing Cost pada saat diperoleh laba Supernormal Kemungkinan Pertama untuk firmn yang bekerja dengan Decreasing Cost pada saat firm memperoleh laba supernormal adalah biaya marginal (Marginal Cost) nya akan meningkat. Dalam industri persaingan monopolistik, firm akan mendapatkan laba supernormal dengan biaya rerata menurun (Decreasing Cost), sedangkan biaya marginalnya meningkat.

24 Kemungkinan kedua untuk firm yang bekerja dengan Decreasing Cost pada saat ia memperoleh laba supernormal adalah bahwa biaya Marginal (Marginal Cost) nya berada pada posisi konstan. Firm yang bekerja pada industri persaingan monopolistik, mendapatkan laba supernormal pada saat keseimbangan dengan biaya rerata menurun (Decreasing Cost), maka biaya marginalnya adalah Konstant (Constant Marginal Cost).

25 Kemungkinan ketiga untuk firm yang bekerja dengan Decreasing Cost adalah bahwa biaya Marginal (Marginal Cost) nya juga akan menurun. Tetapi kemungkinan ini tidak mungkin terjadi, karena kurva biaya Marginal (MC) menurun dan memotong kurva permintaan marginal (MR). Artinya kurva biaya Marginal (MC) lebih landai daripada kurva permintaan Marginal (MR). Dalam keadaan ini, firm justru akan menderita kerugian maksimum. Untuk memperoleh laba maksimum, kurva permintaan marginal (MR) memiliki koefisien kecondongan yang lbih kecil daripada kurva biaya marginal (MC). Dengan demikian equilibrium of firm atau keseimbangan firm untuk mendapatkan laba supernormal maksimum hanya dapat terjadi jika firm bekerja pada biaya marginal yang constant atau meningkat (Constant atau Increasing Marginal Cost).

26 b. Decreasing Cost pada saat diterima laba normal atau diderita rugi
Jika suatu firm didalam persaingan monopolistik hanya mendapatkan laba normal saja, maka biaya rerata pasti menurun (Decreasing Cost). Pada saat kurva biaya rerata (AC) bersinggungan dengan kurva penerimaan rerata (AR), penerimaan rerata sama dengan biaya rerata (AR=AC) dan firm nya hanya akan mendapatkan laba normal saja. Jika suatu firm didalam persaingan monopolostik mendrita kerugian, maka biaya reratanya pasti akan menurun (Decreasing Cost). Apabila biaya rerata lebih besar daripada biaya penerimaan , maka secara tersendirinya firm tersebut sdang menderita kerugian, yakni rugi rerata (Average Lost) dan rugi total (Total Lost). Kesimpulannya, sebuah firm dalam dalam persaingan tidak sempurna yang menderita kerugian, maka biaya reratanya pasti akan menurun (Decreasing Cost).

27 b. Biaya Marginal 1. Increasing Marginal Cost Apabia firm dalam industri persaingan monopolistik bekerja dengan biaya marginal yang meningkat, maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi : a. Suatu firm dalam persaingan tidak sempurna yang bekrja dengan biaya marginal meningkat (Increasing Marginal Cost) akan bekerja dengan biaya rerata yang menurun. Dengan Increasing Marginal Cost dan Decreasing Cost, firm dapat menerima laba suprnorma, laba normal maupun menderita suatu kerugian.

28 b. Suatu firm dalam persaingan tidak sempurna yang biaya marginanya meningkat, dan biaya reratanya konstan. 2. Constant marginal cost Apabila firm bekerja dengan biaya marginal yang konstan(constant marginal cost) maka satu-satunya kemungkinan yang dapat terjadi atas biaya reratanya menurun. 3. Decreasing marginal cost Gejala biaya marginal menurun (decreasing marginal cost) ini, sebagaimana yang telah diterangkan di depan tidak ada, karena dalam keadaan seperti itu firm hanya akan menderita rugi maksimum.

29 Pertentangan berbagai tujuan
1. Tingkat output optimal Dapat diacapai ketika firm yang bersangkutan menghasilkan output optimal dicapai pada waktu dicapainya the optimum rate of output. 2. Tingkat penjualan maksimal Adalah suatu tingkat penjualan output yang memberikan penerimaan maksimal. Jadi yang hendak dimaksimalkan adalah hasil penjualan output, bukan laba. Tingkat penjualan maksimal ini sebenarnya identik dengan penerimaan maksimal.

30 SEKIAN DAN TERIMAKASIH


Download ppt "KESEIMBANGAN FIRM Oleh: Wahyu Adi Prabowo"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google