Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIksan Heaven Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Perkembangan Penyakit dan Strategi Pengelolaan Produk Pascapanen
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Penyakit Pasca Panen
Kegiatan budidaya dan metode panen Kegiatan penanganan pasca panen dan metode penyimpanan
3
1. Kegiatan Budidaya dan metode Panen
Penyakit Pascapanen adalah penyakit yang muncul dan berkembang selama periode pasca panen, tanpa mempedulikan kapan terjadinya inokulasi, penetrasi dan infeksinya. Inokulasi, Penetrasi dan Infeksi penyebab penyakit pasca panen dapat terjadi melalui beberapa kemungkinan waktu: a. Saat praktek budidaya b. Saat pelaksanaan panen
4
a. Saat praktek budidaya
Inokulasi, penetrasi atau infeksi patogen pasca panen dapat terjadi melalui praktek budidaya yang kurang tepat, antara lain: Tidak mendeteksi keberadaan sumber inokulum Sanitasi Tanaman yang buruk Urutan kultivar/jenis tanaman yang tidak tepat Pengelolaan nutrisi tanaman yang tidak tepat
5
Tidak mendeteksi keberadaan sumber inokulum
Seed borne pathogen Contoh: Botrytis allii Menjadi sumber inokulum yang merusak tanaman bawang di lapangan maupun umbi bawang di penyimpanan
6
Seed borne pathogen Contoh: Phytophthora infestans Menjadi sumber inokulum yang merusak tanaman kentang di lapangan maupun umbi kentang di penyimpanan
7
Sanitasi tanaman yang buruk
Kondisi kelembaban yang tinggi Contoh: Colletotrichum acutatum Menyebabkan penyakit antraknosa pada strawberry akibat tingginya kelembaban. Sampah tanaman/sisa tanaman tidak dibersihkan Contoh: Pseudomonas syringae pv. maculicola Menyebabkan bercak pada kubis yang ditularkan dari sisa tanaman yang masih berada di lapangan
8
Pergiliran kultivar/jenis tanaman yang tidak tepat
Contoh: Ralstonia solanacearum Menyebabkan kelayuan pada kentang maupun pembusukan umbi kentang di penyimpanan Penyakit berkembang dengan cepat jika pergiliran tanaman sebelumnya adalah tomat, cabe maupun tembakau
9
Colletotrichum piperatum
Pengelolaan nutrisi tanaman yang tidak tepat Contoh: Colletotrichum piperatum and Erwinia carotovora Menyebabkan antraknosa dan busuk pada cabe besar Perpaduan bahan organik yang seimbang dengan pupuk anorganik atau fully-organic dapat menurunkan perkembangan penyakit Colletotrichum piperatum Erwinia carotovora
10
b. Saat pelaksanaan panen
Inokulasi, penetrasi atau infeksi patogen pasca panen dapat terjadi melalui praktek panen yang kurang tepat, antara lain: Pelukaan/pencacatan produk tanaman sebelum panen Metode panen yang tidak benar
11
Pelukaan/pencacatan produk tanaman sebelum panen
Contoh: Phytophthora infestans Menyebabkan busuk umbi kentang Pelukaan umbi 2-3 minggu sebelum panen dapat menyebabkan kerusakan hasil panen kentang yang lebih besar di penyimpanan. Contoh: Rhizoctonia solani Menyebabkan bercak hiam umbi kentang Pengeringan umbi kentang di lapangan sebelum disimpan dapat mengurangi keparahan penyakit bercak hitam
12
Metode panen yang tidak benar
Memanen tanpa memperhatikan: Kematangan produk Kemungkinan kerusakan mekanis Teknik panen Cara pengepakan dan pengangkutan
13
2. Kegiatan penanganan pasca panen dan metode penyimpanan
Pada faktor ini, terdapat 2 hal penting yang mempengaruhi perkembangan penyakit pascapanen, yaitu: Penanganan pasca panen Metode Penyimpanan
14
Penanganan pasca panen
Berdasarkan durasi (ketahanan) produk panen maka upaya penanganan pasca panen ditujukan pada 2 tipe produk panen: Biji-bijian Pengeringan (pengurangan kadar air) Dilakukan pada suhu +6 s.d. 12 derajat dari suhu alami Perendaman dalam air garam Pemisahan produk dari sclerotia Buah dan Sayuran Pendingingan Pencucian, Pembersihan, dan pemangkasan
15
Metode Penyimpanan Berdasarkan durasi (ketahanan) produk panen maka upaya metode penyimpanan produk pasca panen ditujukan pada 2 tipe produk panen: Biji-bijian Memperhatikan Perkembangan Mikroflora Pengaturan Suhu penyimpanan, kelembaban dan luka/cacat Memperhatikan keberadaan Mikotoksin Deteksi mikotoksin (Macam-macam Mikotoksin ????????) Buah dan Sayuran Pembekuan, udara dingin, zero energy, Modifikasi kondisi admosfir. Deteksi mikotoksin dan Food borne pathogen
16
Jika semua usaha penanganan budidaya maupun pascapanen telah dilakukan apakah upaya pengelolaan penyakit tidak perlu lagi dilakukan?
17
Tidak, Upaya Pengelolaan Penyakit pasca panen tetap perlu dilakukan.
Lalu bagaimana caranya?
18
Pengelolaan Penyakit Pasca Panen
Pada upaya pengelolaan penyakit pascapanen, strategi pengendalian perlu dilakukan. Strategi pengendalian penyakit pasca panen dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 atau lebih teknik-teknik pengendalian. Teknik Pengendalian, secara umum prinsip pengendalian penyakit pasca panen antara lain: Preventif dan secara fisik dan mekanik Penggunaan kultivar yang menghasilkan produk tahan penyakit pascapanen Pengendalian Hayati Pengendalian Kimiawi Bahan UAS
19
PENGENDALIAN (UMUM) • Penyemprotan fungisida pada jeruk • Penanganan yang benar utk mengurangi kerusakan mekanis • Perendaman dalam air yang mengandung fungisida: TBZ, Tiobendazole, Benlate, dll (pisang, mangga) • Penyimpanan pd suhu rendah, MAS, radiasi,sanitasi, perendaman pada suhu tinggi (misalnya pepaya pada C selama 20 menit utk mencegah lalat buah dan lainnya) • Perendaman dalam air klorin ±100 ppm membunuh mikroba pembusuk: soft rots pada asparagus • Gas sulfit mencegah Botrytis pada anggur • Fungisida dilapiskan pada permukaan kemasan plastik sebagai bungkus dalam box karton (dalam bentuk gas,larutan, suspensi/ dicampur dengan lapisan lilin)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.