Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehPuput Romario Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Di susun oleh : Kelompok 6 Desta Sohra Zem’s
KARET SINTETIK Di susun oleh : Kelompok 6 Desta Sohra Zem’s
2
SEKILAS SEJARAH Sejarah karet bermula ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada saat itu, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat melantun bila dijatuhkan ketanah. Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatu bahan (lateks) kemudian dipanaskan diatas unggun dan dibulatkan seperti bola.
3
Awal mula vulkanisasi Barang-barang karet yang diproduksi waktu itu selalu menjadi kaku di musim dingin dan lengket dimusim panas sampai seorang yang bernama Charles Goodyear yang melakukan penelitian pada 1838 menemukan bahwa : dengan dicampurkannya belerang dan dipanaskan maka karet tersebut menjadi elastis dan tidak terpengaruh lagi oleh cuaca.
4
Sebagian besar ilmuwan sepakat untuk menetapkan Charles Goodyear sebagai penemu proses vulkanisasi.
Penemuan besar proses vulkanisasi ini akhirnya dapat disebut sebagai awal dari perkembangan industri karet.
5
Karet Sintetik Dimulai dari berakhirnya perang dunia kedua, karet sintetis berkembang lebih pesat dengan lebih banyak jenis-jenisnya. saat ini telah ada belasan jenis karet sintetik dengan berbagai karakteristiknya, dan terus bertambah.
6
Lanjutan... Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam yang tersedia. sehingga boleh dikata bahwa untuk keperluan teknik (engineering) tidak ada pilihan lain selain menggunakan karet alam. Sejalan dengan digunakannya karet alam untuk berbagai keperluan, maka mulai ditemukan kelemahan2 karet alam yang menyebabkan para ilmuwan berusaha keras untuk menciptakan jenis-jenis karet sintetik tertentu untuk menggantikan karet alam
7
Karet sintesis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.
Biasanya karet sintesis dibuat akan memiliki sifat sendiri yang khas. Ada yang tahan terhadap suhu tinggi / panas, minyak, pengaruh udara bahkan kedap gas.
8
Proses Pengolahan Karet Sintetis
Polymerization Polymerisasi ialah merupakan proses peleburan/pencampuran bahan Isolation Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Compounding (mixing) Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan.
9
Extrusion/Forming/Premolding Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya. Molding Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir, dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai.
10
Flash Removal Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan. Post Curing Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.
11
Finishing & Inspection Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Cleaning Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya. Packaging Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.
12
Jenis-jenis Karet Sintetik
Berdasarkan tujuan pemanfaatannya ada dua karet sintesis yang dikenal, yaitu: Karet sintetik untuk kegunaan umum. Mempunyai tiga jenis sebagai berikut : SBR ( styrene butadiene rubber ) BR ( butadiene rubber ) IR ( isoprene rubber ) atau polyisoprene rubber
13
2. Karet sintetik untuk keperluan khusus
2. Karet sintetik untuk keperluan khusus Mempunyai 4 jenis, sebagai berikut : IIR ( isobutene isoprene rubber ) NBR ( nytrike butadiene rubber ) CR ( chloroprene rubber ) EPR ( ethylene propylene rubber )
14
Karet Alam & Sintetik Saat ini karet yang digunakan di industri terdiri karet alam dan karet sintetis. Penggunaan karet sintetis jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan karet alam. Karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya cenderung tetap stabil. Dalam hal pengadaan,karet sintetis jarang mengalami kesulitan untuk pengiriman atau supplai barang.
15
Kelebihan Karet Sintesis dibandingkan Karet Alami
Harganya cenderung stabil Tahan terhadap berbagai bahan kimia Pengadaan barang atau suplay bahan tergolong mudah Harganya cenderung tidak stabil Tidak tahan terhadap bahan kimia tertentu Pasokan bahan tidak lancar
16
Tetapi sesungguhnya karet alam belum digantikan oleh karet sintetis
Tetapi sesungguhnya karet alam belum digantikan oleh karet sintetis. Yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah - memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna. - memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahanya mudah. - mempunyai daya aus yang tinggi. - tidak mudah panas (low heat buikd up), dan - memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance)
17
Kesimpulan Dewasa ini jumlah produksi karet alam dari karet sintetis adalah 1: 2. Walaupun jumlah produksi karet alam lebih rendah, bahkan hanya setengah dari produksi karet sintetis, tetapi sesungguhnya jumlah produksi dan konsumsi kedua jenis karet ini hampir sama. Semua tergantung dari pengaplikasian pada sebuah prodak dengan karakteristik sifat karet yang berbeda-beda.
18
Thank’s for your atention
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.