Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SENYAWA Ratih Yuniastri.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SENYAWA Ratih Yuniastri."— Transcript presentasi:

1 SENYAWA Ratih Yuniastri

2 Senyawa dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya Senyawa dibentuk dan diuraikan oleh reaksi kimia Senyawa dapat berwujud dalam beberapa fase. Kebanyakan senyawa dapat berupa zat padat. Senyawa molekuler dapat juga berupa cairan atau gas. Semua senyawa akan terurai menjadi senyawa yang lebih kecil atau atom individual bila dipanaskan sampai suhu tertentu (yang disebut suhu penguraian)

3 Penggolongan Senyawa Kimia
Senyawa Organik Senyawa Anorganik

4 Senyawa Organik dikenal dengan istilah hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon banyak terdapat di alam dan juga pada makhluk hidup, dimulai dari bahan bakar sampai dengan molekul yang berasal atau ditemukan dalam makhluk hidup seperti karbohidrat, protein, lemak, asam amino dan lain-lain

5 a. Karbohidrat Merupakan jenis makanan yang banyak dikonsumsi
Manfaat: sebagai sumber energi untuk berbagai proses biokimia dalam tubuh Penggolongan: Monosakarida (CnH2nOn) Disakarida (Cn (H2O)n-1) Oligosakarida (2-6 monosakarida) Polisakarida (>6 monosakarida atau (C6H10O5)x)

6

7 b. Protein Merupakan polimer asam amino
Asam amino dasar penyusun protein alami ada 20 jenis Rumus umum asan amino:

8 Dalam larutan asam amino selalu berbentuk ion, demikian pula protein
Muatan asam amino atau protein tergantung pada pH larutan

9 Apabila asam-asam amino saling bergandengan melalui ikatan peptida maka terbentuklah suatu rantai polipeptida

10 Sifat Protein sangat dipengaruhi oleh pH larutan serta oleh suhu sekitar Denaturasi protein (rusaknya struktur protein) dapat terjadi karena pengaruh suhu, perubahan pH, radiasi, detergen, dan perubahan jenis pelarut Kerusakan dapat timbul pada sruktur kuarterner, tersier, sampai sekunder Struktur primer tidak rusak karena peristiwa denaturasi Protein yang terdenaturasi hampir selalu mengalami kehilangan fungsi biologis

11 c. Lipid Merupakan sekelompok senyawa heterogen yang berhubungan/ dapat berhubungan dengan asam lemak Sifat lipid: relative tak larut dalam air larut dalam pelarut non polar,ex: eter, kloroform, benzene

12 Macam lipid Trigliserida=triasilgliseril=lemak netral
Ex: mentega, minyak goreng Fosfolipid mengandung gugus fosfat yang dapat berionisasi mengandung bagian yang non polar (tak bermuatan) dan bagian yang polar (bermuatan) larut dalam air Steroid turunan dari siklopentanoperhidrofenantren, ex: kolesterol, hormon steroid

13 d. Asam Lemak Merupakan asam monokarboksilat
Berdasarkan panjang rantainya dikelompokkan dalam: asam lemak rantai pendek: jumlah atom C < 6 asam lemak rantai medium: jumlah atom C= 8-14 asam lemak rantai panjang: jumlah atom C > 14 asam lemak yang banyak terdapat dalam tubuh adalah asam lemak rantai lurus dengan jumlah atom C genap (16-20 atom C)

14 Asam lemak berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap
asam lemak jenuh asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap diberi nama tertentu atau sesuai dengan jumlah atom C nya diberi akhiran –anoat (-anoic) asam lemak jenuh rantai panjang umumnya padat pada suhu kamar

15 Jumlah atom C pada gugus alkil
Contohnya Jumlah atom C pada gugus alkil Struktur Nama 11 13 15 17 23 CH3(CH2)10COOH CH3(CH2)12COOH CH3(CH2)14COOH CH3(CH2)16COOH CH3(CH2)22COOH Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam lignoserat

16 asam lemak tak jenuh asam lemak yang memiliki ikatan rangkap yang alami umumnya berbentuk sis (cis) diberi akhiran –enoat (-enoic) asam lemak tak jenuh umumnya cair pada suhu kamar (adanya ikatan rangkap membuat bentuk molekul agak bengkok)

17 Jumlah atom C pada gugus alkil
Contoh asam lemak tak jenuh Jumlah atom C pada gugus alkil Struktur Nama 17 19 CH3(CH2)7-CH═CH(CH2)7 COOH CH3(CH2)4-CH═CHCH2 CH═CH(CH2)7COOH CH3CH2CH═CHCH2CH═CHCH2CH═CH(CH2)7COOH CH3(CH2)4-(CH═CHCH2)4(CH2)2COOH Asam oleat Asam linoleat Asam linolenat Asam arakidonat

18 Senyawa Anorganik Senyawa anorganik merupakan senyawa yang disusun oleh atom utama logam, banyak kita jumpai pada zat yang tidak hidup, misalnya tanah, batu-batuan, air laut dan lain sebagainya Senyawa anorganik dapat diklasifikasikan sebagai senyawa bentuk oksida asam basa dan bentuk garam

19 a. Senyawa oksida merupakan senyawa yang dibentuk oleh atom oksigen dengan atom lainnya Keberadaan atom oksigen sebagai penciri senyawa oksida Berdasarkan unsur pembentuk senyawa oksida senyawa oksida dapat dibedakan menjadi dua macam: senyawa oksida logam oksida bukan logam

20 Senyawa Oksida Logam Merupakan senyawa yang dapat larut dalam air membentuk larutan basa. Di alam banyak ditemukan senyawa oksida, umumnya berupa bahan tambang Contoh: senyawa oksida logam. CaO (Kalsium Oksida), logam pembentuk: Logam kalsium Na2O (Natrium Oksida), logam pembentuk: Natrium MgO (Magnesium Oksida), logam pembentuk: Magnesium

21 Senyawa Oksida Bukan Logam
senyawa yang dibentuk dari unsur bukan logam dengan oksigen, misalnya antara unsur nitrogen dengan oksigen Senyawa oksida bukan logam dapat larut dalam air membentuk larutan asam Beberapa senyawa oksida bukan logam biasanya berbentuk gas Contoh: CO (Karbon monoksida), CO2 (Karbon dioksida), P2O5 (Difosfor pentaoksida)

22 Senyawa asam senyawa yang memiliki sifat-sifat seperti, rasanya masam, dapat menghantarkan kan arus listrik, dalam bentuk cair terionisasi dan menghasilkan ion hidrogen dan sisa asam Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya terdapat tiga jenis asam pertama asam yang dibentuk oleh unsur H, unsur bukan logam dan unsur O, seperti asam karbonat (H2CO3), Asam fosfat (H3PO4)

23 Kedua asam yang dibentuk oleh unsur H dengan unsur halogen lebih dikenal dengan asam halida. Contoh untuk senyawa asam HF (asam florida), HCl (asam klorida) Ketiga asam pada senyawa organik yang yang memiliki karboksilat (COOH), dimana senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki kerangka atom karbon. Senyawa asam organik yang paling sederhana adalah HCOOH (asam formiat), CH3COOH (Asam asetat), C2H5COOH (Asam propanoat)

24 Senyawa basa senyawa yang dibentuk oleh unsur logam dan dengan gugus hidroksida (OH-) memiliki beberapa sifat yang khas; terasa pahit atau getir jika dirasakan, di kulit dapat menimbulkan rasa gatal panas dapat menghantarkan arus listrik, karena mengalami ionisasi (ion logam dan gugus OH‑) senyawa basa yang mudah kita temukan seperti soda api atau Natrium hidroksida (NaOH),dalam larutan terionisasi menjadi Na+ dan OH‑

25 b. Senyawa Garam senyawa yang dibentuk oleh unsur logam dan sisa asam
Senyawa garam memiliki rasa asin, dalam keadaan larutan senyawa ini dapat menghantarkan arus listrik (larutan elektrolit) kerena terjadi ionisasi Contoh senyawa garam NaCl, terionisasi menjadi ion Na+ dan ion sisa asam Cl- Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa

26 Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain:
Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl + NH3  NH4Cl Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2HCl  MgCl2 + H2

27 Perbedaan No Senyawa organik Senyawa Anorganik 1
Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup) 2 Senyawa organik lebih mudah terbakar Tidak mudah terbakar 3 Strukturnya lebih rumit Struktur sederhana 4 Semua senyawa organik mengandung unsur karbon Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon 5 Hanya dapat larut dalam pelarut organik Dapat larut dalam pelarut air atau organik 6 CH4, C2H5OH, C2H6 dsb NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb

28 TATA NAMA

29 Metode sistematik untuk penamaan senyawa disebut sistem tata nama
Sistem tata nama disusun berdasarkan aturan IUPAC (international Union Of Pure And Apllied Chemistry) dan aturan ini telah digunakan secara seragam di seluruh negara Senyawa dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : Senyawa biner, Senyawa poliatomik, senyawa asam dan senyawa basa Sistem tata nama untuk setiap senyawa berbeda-beda

30 1. Senyawa Biner Aturan umumnya adalah sebagai berikut:
Semua senyawa biner memilki nama yang berakhiran –ida Jika senyawa biner tersusun atas atom logam dan atom bukan logam, maka nama logam disebutkan (dituliskan) lebih dahulu lalu diikuti oleh nama bukan logam yang berakhiran –ida

31 Jika senyawa biner tersusun seluruhnya dari atom bukan logam, maka penulisannya dilakukan berdasarkan urutan. Nama senyawa yang sudah umum tidak usah menggunakan aturan tata nama IUPAC. Contohnya: H2O Air NH3 Amoniak B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O - F

32 2. Senyawa Biner dari Logam dan Bukan Logam
Kebanyakan senyawa biner dari logam dan bukan logam merupakan senyawa yang tersusun dari ion-ion yang bermuatan positif dan ion bukan logam yang bermuatan negatif Berikut merupakan tabel yang mencantumkan rumus, muatan dan beberapa ion yang perlu dikuasai

33 Tabel Ion Negatif F- fluorida H- hidrida Cl- klorida O2- oksida
Br bromida S sulfida I Iodida N nitrida

34 Ion Positif (Kation) Na+ Natrium Cu+ tembaga (I) K+ Kalium
Tabel Ion Positif Ion Positif (Kation) Na Natrium Cu tembaga (I) K Kalium Cu tembaga (II) Ag perak Fe besi (II) Mg Magnesium Fe Besi (III) Ca kalsium Co kobalt (II) Zn zink Co kobalt (III) Ni nikel Sn timah (II0 Al Alumunium Pb timbal (II) Cr kromium Pb timbal (IV)

35 Penamaan senyawa biner antara logam dan bukan logam
Tuliskan nama unsur logam tanpa modifikasi apapun, kemudian diikuti nama unsur bukan logam dengan tambahan akhiran –ida NaCl = Natrium klorida (Nama Unsur bukan logam+ “ida” )

36 Senyawa Nama Senyawa Li2O Litium oksida NaBr Natrium bromida KCl
Contohnya Senyawa Nama Senyawa Li2O Litium oksida NaBr Natrium bromida KCl Kalium klorida BaCl2 Barium klorida ZnO Seng oksida Al2O3 Alumunium oksida CsI Cesium iodida

37 Unsur-unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis
Unsur-unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis. Bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi Unsur Bilangan oksidasi Senyawa Nama senyawa Cr +2 CrO Kromium (II) oksida +3 CrCl3 Kromium (III) Klorida Fe FeS Besi (II) sulfida FeF3 Besi (III) fluorida Co CoI2 Cobalt (II) iodida Co2O3 Cobalt (III) oksida Cu +1 CuI Tembaga (I) iodida CuCl2 Tembaga (II) klorida Pb PbBr3 Timbal (III) bromida +4 PbO2 Timbal (IV) oksida

38 jika unsur logam memiliki bilangan oksidasi kecil, di beri akhiran –o
Penamaan unsur-unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu jenis dapat dituliskan sebagai berikut: jika unsur logam memiliki bilangan oksidasi kecil, di beri akhiran –o jika unsur logam mempunyai bilangan oksidasi besar, diberi akhiran –i Contoh: Cu+ : senyawa Cu2O; Kupro oksida Cu2+ : senyawa CuO ; kupri oksida

39 Penamaan senyawa biner yang terbentuk dari dua unsur bukan logam
Jika dua unsur bukan logam membentuk senyawa biner, penulisan rumus senyawa dan penamaan senyawanya secara umum mirip dengan senyawa biner dari logam dan bukan logam, Yaitu dengan menuliskan terlebih dahulu unsur dengan bilangan oksidasi positif kemudian diikuti unsur dengan bilangan oksidasi negatif

40 Jumlah masing-masing atom dalam rumus senyawa harus ditandai dengan Awalan Angka Yunani.
Mono = 1 heksa = 6 Di = 2 hepta = 7 Tri = 3 okta = 8 Tetra = 4 nona = 9 Penta =5 deka =10

41 Contoh: - CO = karbon monoksida - N2O = Dinitrogen monoksida - PCl3 = Fosfor triklorida - SF6 = Sulfur heksafluorida

42 3. Senyawa Poliatomik Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang dibentuk dari ion-ion poliatomik Pada ion poliatomik dua atau lebih atom- atom bergabung bersama-sama membentuk ikatan kovalen

43 Contohnya Nama ion Rumus Senyawa Nama senyawa Kation Ion amonium NH4+
NH4Cl Amonium klorida Anion Ion Asetat C2H3O2- NaC2H3O2 Natrium asetat Ion karbonat CO32- Na2CO3 Natrium karbonat Ion nitrit NO2- NaNO2 Natrium nitrit Ion nitrat NO3- NaNO3 Natrium nitrat Ion oksalat C2O42- Na2C2O4 Natrium okasalat Ion sulfit SO32- Na2SO3 Natrium sulfit Ion permanganat MnO42- NaMnO4 Natrium permanganat Ion kromat CrO42- Na2Cr2O7 Natrium dikromat Ion hidroksida NaOH Natrium Hidroksid Ion klorit ClO2- NaClO Natrium klorit Ion klorat ClO3- NaClO3 Natrium klorat

44 Anion-anion poliatom lebih banyak dibandingkan kation poliatom
Anion-anion poliatom lebih banyak dibandingkan kation poliatom. Kation poliatom yang paling populer NH4+ Sangat sedikit poliatom yang menggunakan nama dengan akhiran –ida, hanya OH- (ion hidroksida) dan CN- (ion Sianida)yang menggunakannya. Pada umumnya menggunakan -it dan –at serta beberapa nama menggunakan awalan hipo- atau per- Oksigen dapat membentuk banyak anion poliatom yang disebut anion okso

45 Unsur-unsur non logam tertentu (C, N, P, dan S) dapat membentuk suatu seri anion okso yang mengandung beberapa atom oksigen. Penamaan berdasarkan tingkat oksidasi dari atom-atom yang mengikat oksigen, dari yang terkecil hipo- dan yang terbesar per- Sedangkan pemberian awalan Tio- berarti suatu atom sulfur telah ditambahkan untuk menggantikan 1 atom oksigen Semua anion okso dari Cl, Br dan I memiliki muatan -1 Beberapa anion okso mengandung sejumlah atom H dan penamaannya disesuaikan. Misalnya HPO42- adalah ion hidrogen fosfat dan H2PO4- adalah ion dihidrogen fosfat

46 4. Senyawa Asam Basa Penamaan senyawa asam ini menggunakan aturan pada senyawa biner tetapi juga ingin menunjukkan bahwa senyawa ini bersifat asam dalam larutan air dapat menggunakan awalan hidro- yang diikuti nama unsur pasangannya dengan nama akhiran –ida Penamaan senyawa basa ditulis dengan menyebutkan nama atom yang terikat pada ion OH- dan diikuti dengan akhiran - hidroksida


Download ppt "SENYAWA Ratih Yuniastri."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google