Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SUPRIYANTO, S.Pd NIM : 137925413.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SUPRIYANTO, S.Pd NIM : 137925413."— Transcript presentasi:

1 SUPRIYANTO, S.Pd NIM :

2 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Ekonomi Makro : Tinjauan Lanjutan Chapter Outline Households: Consumption and Labor Supply Decisions The Keynesian Theory of Consumption: A Review The Life-Cycle Theory of Consumption The Labor Supply Decision Interest Rate Effects on Consumption Government Effects on Consumption and Labor Supply: Taxes and Transfers A Possible Employment Constraint on Households A Summary of Household Behavior The Household Sector Since1970 Firms: Investment and Employment Decisions Expectations and Animal Spirits Excess Labor and Excess Capital Effects Inventory Investment A Summary of Firm Behavior The Firm Sector Since 1970 Productivity and the Business Cycle The Relationship Between Output and Unemployment The Size of the Multiplier

3 RUMAH TANGGA: KEPUTUSAN KONSUMSI DAN PENAWARAN TENAGA KERJA
THE KEYNESIAN THEORY OF CONSUMPTION: A REVIEW Average propensity to consume (APC) Proporsi pendapatan yang dibelanjakan oleh Rumah Tangga atas konsumsi. Ditentukan dengan membagi konsumsi (C) dengan income (Y). Meski gagasan bahwa konsumsi tergantung pada pendapatan tersebut adalah sebuah sifat titik awal, hal ini jauh dari sebuah deskripsi lengkap dari keputusan konsumsi.

4 HOUSEHOLDS: CONSUMPTION AND LABOR SUPPLY DECISIONS
TEORI KONSUMSI SEUMUR HIDUP life-cycle theory of consumption Teori konsumsi rumah tangga: rumah tangga membuat keputusan konsumsi seumur hidup berdasarkan harapan mereka dari pendapatan seumur hidup. permanent income Tingkat rata-rata suatu aliran pendapatan masa depan yang diharapkan.

5 TEORI KONSUMSI SEUMUR HIDUP
Pada tahun2 kerja awal mereka, orang mengkonsumsi lebih besar dari pada yang mereka hasilkan. Ini juga berlaku pada tahun2 pensiun. Di antara masa2 itu, mereka menabung (mengkonsumsi lebih sedikit dari yang mereka hasilkan) untuk melunasi hutang dari meminjam dan mengakumulasi tabungan untuk masa pensiun. FIGURE Life-Cycle Theory of Consumption

6 HOUSEHOLDS: CONSUMPTION AND LABOR SUPPLY DECISIONS
KEPUTUSAN PENAWARAN TENAGA KERJA Rumah tangga membuat keputusan konsumsi dan penawaran tenaga kerja secara bersamaan. Konsumsi tidak dianggap terpisah dari penawaran tenaga kerja, karena justru dengan menjual tenaga kerjalah kita bisa memperoleh pendapatan untuk membayar konsumsi kita. TINGKAT UPAH Menurut substitusi efek kenaikan tarif upah, upah yang lebih tinggi menyebabkan kuantitas penawaran tenaga kerja yang lebih besar – total tenaga kerja yang lebih besar. Begitu pula sebaliknya. Jika ingkat upah rendah, maka penawaran tenaga kerja juga lebih sedikit.

7 HARGA Dalam membahas efek dari peningkatan tingkat upah, kita telah mengasumsikan bahwa harga barang dan jasa tidak naik pada saat yang sama. Tingkat upah nominal: Tingkat upah dalam tingkat mata uang terkini Tingkat upah real: Jumlah barang dan jasa yang bisa dibeli dengan tingkat upah nominal Rumah tangga melihat tingkat upah riil masa depan yang diharapkan serta tingkat upah riil saat ini dalam membuat keputusan konsumsi mereka saat ini dan penawaran tenaga kerja.

8 KEKAYAAN & PENDAPATAN NON TENAGA KERJA
Pendapatan nontenaga kerja atau non upah adalah pendapatan yang diterima dari sumber selain bekerja. antara lain: Warisan Bunga Dividen Pembayaran transfer Peningkatan tak terduga dalam pendapatan nontenaga kerja akan memiliki efek positif atas konsumsi rumah tangga. Peningkatan tak terduga dalam kekayaan atau pendapatan nontenaga kerja menyebabkan penurunan penawaran tenaga kerja.

9 EFEK TINGKAT BUNGA ATAS KONSUMSI
Kenaikan suku bunga membuat saya mengkonsumsi lebih sedikit hari ini dan menabung lebih banyak. Efek ini disebut efek substitusi dari perubahan suku bunga. Ada juga efek pendapatan dari perubahan suku bunga terhadap konsumsi. Jika sebuah rumah tangga memiliki kekayaan yang positif dan mendapatkan bunga dari kekayaan itu, penurunan suku bunga menyebabkan penurunan pendapatan bunga.

10 The Effects of Government on Household Consumption and Labor Supply
EFEK PEMERINTAH ATAS KONSUMSI DAN PENAWARAN TENAGA KERJA : PAJAK DAN TRANSFER The Effects of Government on Household Consumption and Labor Supply Income Tax Rates Transfer Payments INCREASE DECREASE Effect on consumption Negative Positive Effect on labor supply Negative* Positive* *Jika efek subtitusi mendominasi. Catatan : Efek lebih besar jika diperkirakan permanen bukan sementara. Figure : 30.1

11 KENDALA KETENAGAKERJAAN YANG MUNGKIN ATAS RUMAH TANGGA
Rumah tangga mengkonsumsi lebih sedikit jika mereka dibatasi dari bekerja. Penawaran tenaga kerja yang tak terkendala. Jumlah yang disukai oleh rumah tangga untuk bekerja pada tingkat upah saat ini jika bisa menemukan pekerjaan. Penawaran tenaga kerja terkendala Jumlah rumah tangga benar-benar bekerja dalam suatu periode tertentu pada tingkat upah saat ini.

12 Keynesian Theory Revisited (Tinjauan Ulang)
Dalam teori Keynesian, penghasilan saat menentukan konsumsi saat ini. Hal ini tidak benar untuk berpikir konsumsi bergantung hanya pada pendapatan, setidaknya ketika ada kesempatan kerja penuh. Namun, jika ada pengangguran, Keynesian adalah lebih tepat karena pendapatan tidak ditentukan oleh rumah tangga. Ketika ada pengangguran, tingkat pendapatan (setidaknya pendapatan pekerja) tergantung secara eksklusif pada keputusan kerja yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan.

13 IKHTISAR PERILAKU RUMAH TANGGA
Faktor-faktor berikut mempengaruhi keputusan konsumsi rumah tangga dan pasokan tenaga kerja: ■ Tingkat upah riil di masa depan saat ini dan diharapkan ■ Nilai awal kekayaan ■ Pendapatan nontenaga kerja saat ini dan yang diperkirakan ■ Suku bunga ■ Tarif pajak di masa depan saat ini dan yang diharapkan dan pembayaran transfer

14 THE HOUSEHOLD SECTOR SINCE 1970
Consumption Dari waktu ke waktu, pengeluaraan atas jasa dan barang tak tahan lama “lebih mulus” dari pada pengeluaran barang tahan lama. FIGURE Consumption Expenditures, 1970 I–2005 II

15 THE HOUSEHOLD SECTOR SINCE 1970
Housing Investment Investasi perumahan turun selama empat periode resesi sejak Pengeluaran untuk barang tahan lama dan pengeluaran investasi perumahan bisa ditunda. FIGURE Housing Investment of the Household Sector, 1970 I–2005 II

16 THE HOUSEHOLD SECTOR SINCE 1970
Labor Supply Sejak 1970, tingkat partisipasi angkatan kerja untuk pria usia produktif sedikit turun. Tingkat wanita usia produktif naik dramatis. Tingkat partisipasi lainnya, kelompok usia 16 tahun atau lebih, turun sejak 1979 dan memperlihatkan kecenderungan turun selama resesi (efek pekerja yang tak bersemangat) FIGURE Labor Force Participation Rates for Men 25 to 54, Women 25 to 54, and All Others 16 and Over, 1970 I–2005 II

17 PERUSAHAAN : INVESTASI & KEPUTUSAN PEREKRUTAN
Input: Barang dan jasa yang harus dibeli oleh perusahaan yang lalu diolah menjadi output Investasi pabrik-dan-peralatan: Pembelian mesin, pabrik, atau bangunan tambahan, oleh perusahaan dan dalam periode tertentu Investasi inventaris: Terjadi ketika perusahaan memproduksi lebih banyak output daripada yang dijualnya, dalam periode tertentu

18 Employment Decisions / Keputusan Perekrutan
Permintaan tenaga kerja cukup penting dalam makroekonomi. Jika permintaan tenaga kerja meningkat pada saat penggunaan tidak penuh, tingkat pengangguran akan turun. Jika permintaan untuk tenaga kerja meningkat ketika ada penggunaan penuh, tingkat upah akan naik.

19 PENGAMBILAN KEPUTUSAN & PEMAKSIMALAN LABA
Teknologi Padat Karya: Teknik produksi yang memakai jumlah tenaga kerja relatif lebih banyak daripada modal Teknologi Padat Modal: Teknik produksi yang memakai jumlah modal relatif lebih banyak daripada tenaga kerja

20 FIRMS: INVESTMENT AND EMPLOYMENT DECISIONS
EXPECTATIONS AND ANIMAL SPIRITS animal spirits of entrepreneurs Suatu istilah yang dikemukakan oleh Keynes untuk menggambarkan semangat investor Karena ekspektasi tentang masa depan, sebagaimana Keynes menunjukkan, tunduk pada ketidakpastian yang besar, ekspektasi itu sering kali berubah. Oleh sebab itu, animal spirit membuat investasi sebagai komponen GDP yang tidak stabil.

21 The Accelerator Effect
FIRMS: INVESTMENT AND EMPLOYMENT DECISIONS The Accelerator Effect Pada tingkat suku bunga tertentu, ekspektasi cenderung lebih optimistis dan investasi yang direncanakan cenderung lebih tinggi keika output tumbuh cepat dari pada ketika tumbuh lambat atau turun. Accelerator Effect Kecenderungan investasi naik ketika output agregat naik dan turun ketika output agregat turun, yang empercepat pertumbuhan atau penurunan output.

22 EFEK DARI KONDISI BERLEBIH
BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi EFEK DARI KONDISI BERLEBIH Tenaga kerja berlebih, modal berlebih: Tenaga kerja dan modal yang tidak diperlukan untuk memproduksi tingkat output saat-ini dari perusahaan Biaya penyesuaian: Biaya yang terjadi ketika perusahaan mengubah tingkat produksinya, misalnya biaya administrasi dari pemutusan hubungan kerja atau biaya pelatihan dari pekerja baru

23 The Role of Inventories Kebijakan Persediaan Optimal
FIRMS: INVESTMENT AND EMPLOYMENT DECISIONS INVENTORY INVESTMENT (INVESTASI PERSEDIAAN) The Role of Inventories stock of inventories (end of period) = stock of inventories (beginning of period) production – sales Kebijakan Persediaan Optimal Tingkat Persediaan yang diinginkan atau Optimal Tingkatpersediaan dimana biaya ekstra (dalam penjualan yang hilang) dari menurunkan persediaan sejumlah kecil sama dengan hasil ekstra (dalam penerimaan bunga dan biaya penyimpanan yang menurun).

24 Kebijakan Persediaan Optimal
Kenaikan tak terduga dalam persediaan memiliki efek negatif pada produksi masa depan, dan penurunan tak terduga dalam persediaan memiliki efek positif pada produksi masa depan. Tingkat jalur produksi yang direncanakan perusahaan bergantung pada tingkat jalur penjualan di masa mendatang yang diharapkan. Jika ekspektasi tingkat jalur penjualan masa depan turun, perusahaan cenderung menurunkan tingkat jalur produksi yang direncanakan, termasuk produksi aktual dalam periode berjalan/saat ini. Produksi saat ini tergantung pada penjualan masa depan yang diharapkan.

25 IKHTISAR PERILAKU PERUSAHAAN
Faktor-faktor berikut mempengaruhi keputusan investasi dan lapangan kerja perusahaan : ■ Tingkat upah dan biaya modal (tingkat bunga merupakan komponen penting dari biaya Modal) ■ Harapan Perusahaan tentang output masa depan ■ Jumlah kelebihan tenaga kerja dan kelebihan modal di tangan Poin paling penting untuk diingat tentang hubungan antara produksi, penjualan, dan investasi persediaan adalah: ■ Inventarisasi investasi-yaitu, perubahan stok persediaan-equals     produksi dikurangi penjualan ■ Peningkatan yang tidak diekspektasikan dalam stok persediaan memiliki efek negatif pada produksi masa depan     ■ Produksi saat ini tergantung pada ekspektasi penjualan masa depan

26 Plant-and-Equipment Investment
THE FIRM SECTOR SINCE 1970 Secara keseluruhan, investasi pabrik dan peralatan turun pada empat periode resesi sejak 1970 Plant-and-Equipment Investment FIGURE Plant and Equipment Investment of the Firm Sector, 1970 I–2005 II

27 THE FIRM SECTOR SINCE 1970 Employment
Pertumbuhan perekrutan umumnya negatif dalam empat resesi yang telah dialami oleh perekonomian AS sejak 1970. Employment FIGURE 30.6 Employment in the Firm Sector, 1970 I–2005 II

28 THE FIRM SECTOR SINCE 1970 Inventory Investment
Rasio persediaan/penjualan adalah rasio stok persediaan sektor perusahaan terhadap tingkat penjualan. Investasi pejualan sangat fluktuatif. FIGURE 30.7 Plant and Equipment Investment of the Firm Sector, 1970 I–2005 II

29 PRODUCTIVITY AND THE BUSINESS CYCLE
Produktivitas, atau Produktivitas Tenaga Kerja: Output per jam pekerja, jumlah output yang dihasilkan oleh pekerja rata-rata dalam 1 jam. Selama ekspansi dalam perekonomian, output meningkat dengan persentase yang lebih besar dari lapangan kerja, dan rasio output pekerja meningkat. Selama downswings, output turun lebih cepat dari pekerjaan dan rasio output pekerja jatuh. FIGURE 30.8 Employment and Output over the Business Cycle

30 Produktivitas dalam Jangka Panjang
PRODUCTIVITY AND THE BUSINESS CYCLE Produktivitas dalam Jangka Panjang Angka produktivitas dapat menyesatkan bila digunakan untuk mendiagnosa kesehatan ekonomi dalam jangka pendek, karena siklus bisnis dapat mendistorsi makna pengukuran produktivitas. Output per pekerja jatuh dalam resesi karena perusahaan memegang kelebihan tenaga kerja selama kemerosotan. Output per pekerja meningkat dalam ekspansi karena perusahaan menempatkan kelebihan tenaga kerja kembali bekerja. Tak satu pun dari kondisi ini ada hubungannya dengan jangka panjang potensi ekonomi untuk menghasilkan output.

31 HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN PENGANGGURAN
BAB 30 Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam Makroekonomi HUBUNGAN ANTARA OUTPUT DAN PENGANGGURAN Hukum Okun: Teori, oleh Arthur Okun, bahwa tingkat pengangguran turun sekitar 1 persen untuk setiap 3 persen kenaikan GDP real Efek discouraged-worker: Turunnya tingkat pengangguran terukur, ketika para pencari kerja kehilangan semangat dan berhenti mencari kerja, sehingga tidak lagi termasuk sebagai penganggur ataupun tenaga kerja

32 THE SIZE OF THE MULTIPLIER
Nilai multiplier pada kenyataannya lebih kecil dari multiplier sederhana. Sekarang kita bisa merangkum mengapa demikian. Ada stabilisator otomatis. Ada Tingkat suku bunga dan efek crowding-out. Ada Pengaruh kebijakan ekspansif pada tingkat harga. Ada Fakta bahwa perusahaan memegang kelebihan modal dan tenaga kerja berlebih. Ada Persediaan. Ada Ekspektasi/Harapan. The Size of the Multiplier in Practice Dalam prakteknya, multiplier mungkin memiliki nilai sekitar 1,4. Ukurannya juga tergantung pada berapa lama yang lalu peningkatan belanja dimulai.

33 REVIEW TERMS AND CONCEPTS
accelerator effect adjustment costs animal spirits of entrepreneurs average propensity to consume (APC) capital-intensive technology constrained supply of labor desired, or optimal, level of inventories discouraged-worker effect excess capital excess labor inputs inventory investment labor-intensive technology life-cycle theory of consumption nominal wage rate nonlabor, or nonwage, income Okun’s Law permanent income plant-and-equipment investment productivity, or labor productivity real wage rate unconstrained supply of labor

34 TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT


Download ppt "SUPRIYANTO, S.Pd NIM : 137925413."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google