Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLeonardo Singgih Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Aprinus Salam Pusat Studi Kebudayaan UGM
SINETRON DAN KITA Aprinus Salam Pusat Studi Kebudayaan UGM
2
Sinetron (sinema elektronik) adalah tayangan atau tontonan-hiburan berupa cerita audio visual yang ditayangkan di televisi. Mungkin sebagian dari kita merupakan penonton sinetron dan banyak menyita/mengambil waktu kita. Menurut riset SRI (Survei Riset Indonesia) masyarakat Indonesia merupakan penonton televisi paling banyak dan paling lama, bahkan dibandingkan di negara ASEAN.
3
Sinetron, seperti karya “seni” lainnya, pada umumnya dibuat berdasarkan realitas, kemudian di-”fiktif”kan. Sangat mungkin sinetron, dan karya “seni” lainnya, bisa membentuk realitas. Dalam arti membentuk persepsi, kesadaran, dan menjadi “referensi” tertentu dalam hidup kita.
4
Sinetron terutama dibuat berdasarkan pertimbangan pasar, pertimbangan komersial. Komersialitas menjadi tujuan utama. Memang, karya seni yang lain mempertimbangkan komersialitas, tetapi aspek komersialitas bukan tujuan utama.
5
Karena tujuan utama sinetron adalah komersialitas, maka sinetron di”fiktif”kan sedemikian rupa sehingga menjadi tontonan yang sangat menghibur, menyenangkan, menegangkan, membuat penasaran. Banyak cerita dalam sinetron itu seperti nyata, tapi tidak nyata. Dalam jangka waktu yang lama londisi ini bisa berbahaya.
6
Sinetron mempermainkan ambang batas nyata dan tidak nyata. Contoh:
banyak cerita sinetron yang memperlihatkan hidup glamor itu menyenangkan dan membahagiakan, dan harus diraih dengan berbagai cara. (Banyak yang bilang sinetron itu cuma menjual mimpi). Penuh gosip, intrik-intrik, kasak-kusuk, dsb.
7
Di sinilah letak bahaya sinetron.
Sangat sedikit, untuk mengatakan tidak ada dari sinetron yang bisa diambil sebagai satu pengetahuan atau ketrampilan hidup. Bagi para penonton yang sadar bahwa sinetron itu hanya tontonan, tidak masalah. Mereka bisa membuat jarak. Bagi yang tidak bisa membuat jarak, tidak jarang sinetron seolah bagian, dan seperti hidup kita. Bahkan kita seperti hidup di dalamnya.
8
Jika ini yang terjadi, maka sinetron secara lembut dan halus telah membentuk persepsi dan kesadaran kita tentang kehidupan. Maka bisa jadi kualitas hidup kita tidak lebih seperti dalam sinetron. Kita hidup dalam sebuah ilusi yang dikonstruksi oleh sinetron. Mengharapkan banyak peristiwa kebetulan. Padahal hidup bukan kebetulan-kebetulan.
9
Yang paling berbahaya adalah bahwa akan terjadi apa yang disebut maladjustment, yakni berkurangnya kemampuan masyarakat berhadapan (beradaptasi) dengan realitas kehidupan yang sesungguhnya. Sinetron akan mengurangi kemampuan kita untuk berempati dan bersimpati terhadap realitas sosial yang sesungguhnya. Sinetron juga bisa membuat kita salah nilai terhadap kehidupan.
10
Selain itu, jika masyarakat Indonesia rata-rata melihat televisi 3 jam per hari (menurut SRI), maka kita telah membuang waktu produktif lebih kurang 1/6 dari waktu jaga kita, jika waktu jaganya 18 jam. Itu artinya, jika orang Indonesia rata-rata berumur 60 tahun, maka orang Indonesia melihat televisi sekitar 10 tahun. 10 tahun duduk di depan televisi, dan tidak melakukan apa-apa.
11
Kesimpulan dan Saran Perlu hati-hati dan membuat jarak dalam menikmati sinetron.Banyak acara lain yang lebih menarik dan penting untuk dinikmati. Perlu mengambil peran untuk memberi pemahaman bahaya sinetron. Tindakan yang cukup ekstrim yang bisa diambil; membuat gerakan budaya, atau gerakan moral membentuk MASYRAKAT ANTI SINETRON
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.