Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ABNORMALITAS PADA ANAK 1.Gangguan perkembangan pervasif: a. Gangguan asperger b. Gangguan Rett c. Gangguan disintegrasi kanak-kanak. 2. Autisme 3. Retardasi.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ABNORMALITAS PADA ANAK 1.Gangguan perkembangan pervasif: a. Gangguan asperger b. Gangguan Rett c. Gangguan disintegrasi kanak-kanak. 2. Autisme 3. Retardasi."— Transcript presentasi:

1 ABNORMALITAS PADA ANAK 1.Gangguan perkembangan pervasif: a. Gangguan asperger b. Gangguan Rett c. Gangguan disintegrasi kanak-kanak. 2. Autisme 3. Retardasi mental 4. Gangguan belajar: disleksia, disgrafia, diskalkusia.

2 1. Gangguan perkembangan pervasif a. Sindrom Asperger Sindrom Asperger atau Gangguan Asperger (SA) merupakan suatu gejala kelainan perkembangan syaraf otak yang namanya diambil dari seorang dokter berkebangsaan Austria, Hans Asperger Ciri utama: gangguan pada interaksi sosial dan minat yang terbatas Tidak ada keterlambatan bicara Biasanya memiliki prestasi yang baik dibidang akademik dan dapat memiliki kemampuan yang amat menonjol pada bidang tertentu

3 Masalah interaksi sosia l Minimal 2 ciri Hambatan yang nyata dalam penggunaan tingkah laku non verbal (kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh) Kegagalan dalam membentuk hubungan pertemanan yang sesuai dengan usia

4 ..lanjutan Kurang spontan dalam berbagai kegembiraan, minat atau prestasi kepada orang lain Terhambat dalam hub.sosial & emosional timbal balik

5 Tingkah laku repetitif terbatas Minimal 1 ciri Preokupasi pada pola-pola minat yang stereotip dan terbatas, fokus dan intensitasnya berlebihan Terikat secara kaku pada ritual yang spesifik tetapi tidak fungsional Gerakan yang stereotipik dan berulang (flapping, gerakan jari-jari Preokupasi pada bagian dari benda

6 Dalam hubungan pertemanan: kaku dalam penerapan aturan sehingga sering menjadi “polisi” bagi teman-teman yang melanggar aturan emosi tidak stabil, bisa marah berlebihan minatnya sempit sehingga hanya bicara tentang hal-hal tertentu memiliki pola pikir berbeda, merasa tidak bisa masuk dalam kelompok teman sebaya

7 PENYEBAB Cumine (1999, h.4) menyatakan penyebab Asperger ada kemiripan dengan gangguan Autis yaitu faktor herediter (genetika), faktor komplikasi proses kehamilan atau persalinan, faktor neurochemical dan faktor neurological yang akhirnya menimbulkan disfungsi otak Menurut Attwood (2002), hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki gangguan Asperger, antara lain: Gangguan pada saat kelahiran atau kehamilan NeurologisSindrom Asperger merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengacu pada disfungsi struktur dan sistem dalam otak.

8 b. Gangguan Rett Gangguan RETT dikenalkan oleh Andreas Rett pada tahun 1965 untuk menjelaskan perkembangan 22 anak perempuan yang mengalami perkembangan normal selama sekurangnya enam bulan, diikuti oleh buruknya perkembangan dengan prevalensi kejadian antara enam hingga tujuh per 100.000 anak perempuan.

9 Kriteria diagnostik A. Secara umum (normal): Perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal. Perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima bulan pertama setelah lahir. Lingkaran kepala yang normal saat lahir.

10 B. Setelah periode perkembangan normal: Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan. Hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telah dicapai antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan stereotipik (misalnya, memuntirkan tangan atau mencuci tangan). Hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun seringkali interaksi sosial tumbuh kemudian). Terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang terkoordinasi secara buruk. Gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan retardasi psikomotor yang parah.

11 C. Gangguan disintegarasi kanak-kanak Pengembangan Normal untuk setidaknya 2 (Dua) tahun pertama kehidupan ini termasuk pengembangan verbal dan nonverbal komunikasi verbal yang sesuai dengan usia, hubungan sosial, dan motor, bermain dan keterampilan perawatan diri. Kemudian mengalami kemunduran pada tahun-tahun selanjutnya.

12 Kemunduran Meliputi: Kemampuan untuk mengucapkan kata-kata atau kalimat (bahasa ekspresif) Kemampuan untuk memahami komunikasi verbal dan nonverbal (bahasa reseptif) Keterampilan sosial dan keterampilan perawatan diri (perilaku adaptif) Usus dan kontrol kandung kemih Keterampilan bermain

13 Ciri-ciri Ciri anak dengan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berkembang secara normal sampai usia 3 atau 4 tahun, mempelajari ketrampilan wicara, buang air dengan benar, dan memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai. Lalu, setelah beberapa minggu atau bulan anak cepat-marah dan murung, anak menjalani kemunduran nyata. Dia mungkin kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh dulunya, gerakan, atau ketrampilan sosial, dan dia mungkin tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya. Juga, anak mengalami kesukaran dengan interaksi sosial dan mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan penyakit autisme. Cukup sering anak lambat laun memburuk sampai derajat yang sangat terbelakang. Seorang dokter membuat diagnosa berdasarkan gejala dan pencarian untuk akar gangguan. Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup.

14 Penyebab Tidak ada diketahui penyebab gangguan disintegrasi masa kanak-kanak. Kebanyakan ahli sepakat bahwa ada kemungkinan secara genetik untuk gangguan spektrum autisme

15 Pengobatan Dan Terapi Pengobatan Tidak ada obat yang langsung mengobati gangguan disintegrasi masa kanak-kanak. Namun, masalah perilaku parah seperti agresi dan gerakan berulang-ulang kadang-kadang dapat dikendalikan oleh obat untuk kegelisahan atau depresi, atau obat antipsikotik.

16 Perilaku terapi. Teknik ini dapat digunakan terapi oleh psikolog, terapis wicara, terapis fisik dan terapis okupasi maupun para orang tua, guru dan wali. program terapi Perilaku mungkin dirancang untuk membantu anak Anda belajar atau belajar kembali bahasa, dan perawatan diri-keterampilan sosial. Program-program ini menggunakan sistem penghargaan untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mencegah masalah perilaku. Pendekatan yang konsisten di antara semua anggota tim perawatan kesehatan, pengasuh dan guru sangat penting dalam terapi perilaku.

17 2. Gangguan autistik Kata autis berasal dari Bahasa Yunani autos yang berarti self. Merupakan gangguan terparah dimasa kanak- kanak. Berlangsung sepanjang hidup Terjadi sebelum usia 3 tahun Mengalami abnormalitas paling tidak 1 dari hal- hal berikut: Perilaku sosial, komunikasi, bermain imajinatif.

18 a. Gangguan interaksi sosial Gangguan yang jelas pada perilaku non verbal (kontak mata terbatas,ekspresi wajah datar) Tidak bermain dengan teman sebaya dengan cara yang sesuai, lebih suka menyendiri. Kegagalan dalam berbagi kegembiraan dengan orang lain.

19 b. Gangguan komunikasi Keterlambatan pada perkembangan bahasa verbal (serta tidak ada usaha untuk mengatasi kekurangannya dengan menggunakan isyarat. Menunjukkan abnormalitas pada bentuk dan isi bahasa (kesalahan dalam penggunaan kata ganti, ex: kamu atau dia yang artinya “saya”)

20 c. Bermain Imajinatif Anak tidak mampu melakukan permainan imajinatif; bermain peran, masak-masakan, dokter-dokteran,dll.

21 Penyebab autisme: Secara pasti belum diketahui, akan tetapi diduga karena adanya abnormalitas otak (Hoffman & Parior : 1982) Namun, para peneliti belum menentukan kerusakan otak seperti apa yang dapat menjadi penyebab autisme. (Rapin, 1997) O'Conner dan Stokstad (2001) Menduga bahwa penyebab yang mendasari autisme dapat berasal dari kerusakan gen atau pengaruh racun terhadap bayi dalam kandungan.

22 22 3. RETARDASI MENTAL Definisi :  Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO)  Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991)

23 23 American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 : - Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan fs. kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain.

24 24 Penyebab: RM disebabkan oleh: Aspek Biologis, Psikososial atau kombinasi dari keduanya. a. Penyebab Biologis: Gangguan kromosom dan genetis, penggunaan obat- obatan saat hamil. b. Psikososial : Biasanya dialami oleh RM tingkat ringan. EX;Kemiskinan,dll.  Jenis RM yang paling UMUM: a. Down Sindrom : Kelainan kromosom 21, jumlah menjadi 47 bukan 46. terjadi sekitar 1 dari 800 kelahiran.  Terjadi karena pasangan kromosom 21 pada sel telur atau sperma gagal untuk membelah secara sempurna.  Biasanya terjadi pada pasutri usia tua > 35th.  Ciri-ciri: Wajah bulat, lebar, hidung datar, mata sipit,

25 25 b. Sindrome Fragile X → Merupakan tipe umum RM yang diwariskan disebabkan oleh mutasi GEN atau kerusakan pada kromosom X. → Gangguan ini akan berdampak lebih parah terhadap laki-laki bila dibandingkan dengan perempuan → Karena perempuan memiliki 2 kromosom X sedangkan laki-laki 1 kromosom X.

26 26 c. Phenylketonuria (PKU) → Merupakan gangguan genetis yang terjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran. –Disebabkan karena adanya hambatan gen resesif yang menghambat anak untuk melakukan metabolisme asam amino phenylpyruviv. –Sehingga terjadi penumpukan pada tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf pusat.

27 Faktor penyebab RM (Secara umum): a. Faktor-faktor prenatal - Terjadi karena infeksi dan penyalahgunaan obat selama ibu mengandung. - Komplikasi kelahiran; ex, kekurangan oksigen atau cedera kepala. - Kelahirn prematur b. Budaya keluarga - Lingkungan rumah sosial yang miskin - Tidak adanya stimulasi intelektual - Penelantaran,dll

28 28 TINGKATAN RETARDASI MENTAL DERAJAT KEPARAHAN PERKIRAAN RENTANG IQ JUMLAH PENYANDANG Ringan50-55 s/d 70Kira2 80 % Sedang35-40 s/d 50-5510 % Berat20-25 s/d 35-403-4 % ParahDibawah 20 / 251-2 % J.S Nevid,dkk (2003)

29 29 Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994) - Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara, makan sendiri, dll b. Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dg pdd khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. c. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tdk dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tdk berpengaruh kecuali koordinasi.

30 30 - Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun) Karakteristik : a. Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. b. Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tdk ada kemampuan membaca dan berhitung. c. Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dlm rekreasi, dpt melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tdk bisa membiayai sendiri.

31 31 - Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun) Karakteristik : a. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar spt makan. b. Usia sekolah, gangguan spesifik dlm kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. c. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.

32 32 - Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi) Karakteristik : a. Usia prasekolah retardasi mencolok, fs. Sensorimotor minimal, butuh perawatan total. b. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda. c. Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik.

33 33 KLASIFIKASI MENURUT PAGE : -Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun) -Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun) -Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun)

34 4. GANGGUAN BELAJAR (Learning disorder) a. Disleksia b. Disgrafia c. Diskalkusia

35 a.Disleksia (Gangguan Membaca) Disleksia (dyslexia) berasal dari bahasa yunani : -“dys” yang berarti “buruk”. -“Lexikon” yang berarti “dalam kata-kata” Kriteria Disleksia: 1. Membaca lambat serta mengalami banyak kesulitan. 2. Sulit mempersepsikan huruf-huruf yang jungkir balik; w dengan m, b dengan d) 3. Disleksia biasanya tampak pada usia 7 tahun (kelas 2 SD). 4. Penderita disleksia cenderung mengalami depresi. 5. Lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena anak laki-laki cenderung berperilaku agresif bila dibandingkan perempuan sehingga lebih mudah diketahui.

36 b. Disgrafia (Gangguan Menulis) Kelainan neurologis ini menghambat kemampuan menulis yang meliputi hambatan secara fisik, seperti tidak dapat memegang pensil dengan mantap ataupun tulisan tangannya buruk. CIRI-CIRI Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan ini. Di antaranya adalah: 1.Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya. 2.Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih tercampur. 3.Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional. 4.Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan. 5.Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap. Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas. 6.Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis. 7.Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang tepat dan proporsional. 8.Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah ada.

37 Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia) 1.Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai, 2.Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya, 3.Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca, 4.Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang, 5.Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.

38 c. Diskalkusia (Gangguan Menghitung) -Diskalkulia adalah gangguan pada kemampuan berhitung atau aritmatika. -Diskalkulia dikenal juga dengan istilah "math difficulty" karena menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis. -Penderita diskalkulia umumnya anak-anak, tetapi tidak secara spesifik menyerang anak usia tertentu, biasanya terjadi pada saat anak menginjak usia sekolah sekitar usia 7 tahun.Penderita diskalkulia umumnya mempunyai IQ normal, tetapi adajuga yang melebihi rata-rata atau cukup tinggi.

39 GEJALA-GEJALA DISKALKULIA 1.Penderita tidak mengerti dan memahami angka-angka, tidak mengetahui fungsi penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. 2. Tidak bisa membaca nomor berurutan, misalnya angka 57 akan dibaca 75. 3.Tidak meahami angka yang lebih besar atau lebih kecil, misalnya 12 dan 16. 4.Bingung dengan angka yang mirip, misalnya 6 dan 9. 5.Tidak dapat membaca table. 6.Tidak dapat menentukan kanan atau kiri. 7.Tidak dapat menentuka arah mata angin walaupun sudah diberi kompas. 8.Mengalami kesulitan dalam embaca jam terutama jam digital. 9.Tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan lainnya normal, malah seringkali mempunyai memori visual yang baik dalam merekam kata-kata tertulis.

40 Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia) 1.Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, = 2.Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan, 3.Sering salah membilang dengan urut, 4.Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya. 5.Sulit membedakan bangun-bangun geometri.

41 Penyebab: 1. Hipotesis-hipotesis tentang penyebab gangguan belajar cenderung terfokus pada masalah-masalah kognitif perseptual dan kemungkinan faktor-faktor neurologis yang mendasarinya. Seperti adanya gangguan visual dan auditori. 2. Lingkungan 3. Psikologis (Phobia)

42 Intervensi: 1.Model Psikoedukasi Lebih menekankan pada kekuatan atau kelebihan anak dari pada kekurangannya. Misal: seorang anak menyimpan informasi auditori lebih baik dibanding visual, maka pembelajaran yang digunakan lebih kepada model auditori. 2. Model Behavioral 3. Model Medis 4. Model Neuropsikologi 5. Model Linguistik 6. Model Kognitif


Download ppt "ABNORMALITAS PADA ANAK 1.Gangguan perkembangan pervasif: a. Gangguan asperger b. Gangguan Rett c. Gangguan disintegrasi kanak-kanak. 2. Autisme 3. Retardasi."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google