Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PUSAT KEBUDAYAAN UGM Gugus Kerja Divisi Akademis Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM. Telp:0274786531 Hp:081328606248.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PUSAT KEBUDAYAAN UGM Gugus Kerja Divisi Akademis Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM. Telp:0274786531 Hp:081328606248."— Transcript presentasi:

1 PUSAT KEBUDAYAAN UGM Gugus Kerja Divisi Akademis Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM. Telp:0274786531 Hp:081328606248

2 SUNU TANTRA L.W., M.Sc. (Ketua tim Margokaton Project) Staf Ahli bidang Promosi dan Pengembangan Dr. MUSLIHK MADYAN, M.Hum Director Global Culture Institute Pusat Kebudayaan Koesnadi Harja Soemantri UGM Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM Ketua Musium Tani Jawa Indonesia KRISTYA BINTARA Staf Ahli Bidang Kerjasama Pengasuh Forum Desa Wisata Indonesia Budayawan SUNU TANTRA L.W., M.Sc. (Ketua tim Margokaton Project) Staf Ahli bidang Promosi dan Pengembangan Dr. MUSLIHK MADYAN, M.Hum Director Global Culture Institute Pusat Kebudayaan Koesnadi Harja Soemantri UGM Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM Ketua Musium Tani Jawa Indonesia KRISTYA BINTARA Staf Ahli Bidang Kerjasama Pengasuh Forum Desa Wisata Indonesia Budayawan PUSAT KEBUDAYAAN UGM Oleh :

3 Tegangan dunia pertanian yang dihadapkan pada perubahan-perubahan suatu diversitas dan suatu intensitas di luar jangkauan perencanaan, sepanjang beberapa dasawarsa belakangan, mengantarkan dunia pertanian Indonesia pada satu situasi yang mampu menciptakan revolusi sunyi « révolution silencieuse », menurut istilah Michel Debatisse, dan kehilangan sudut belokan modernitasnya. Di era global ini, pertanian bukan lagi sekedar hubungan petani dengan lahannya. Sementara sebagai sebuah sektor yang sejak abad ke-2 (163 M) telah menetapkan Yavadwipa sebagai bumi agraris paling subur di dunia, kini seakan-akan sektor yang nan berjaya itu hanya tersisa sebagai sejarah senjakala. Padahal hingga abad ke-19 (melewati era Majapahit, era Mataram II, era kolonialisme Eropa) sektor pertanian teruji ketahanannya meski harus jungkir balik dalam deraan politik logistik zaman feodal, tanam paksa zaman kolonial, dan diperlakukan sebagai budaya pinggiran, tetapi kontribusi dedikatif tradisi-tradisi ekonomi kerakyatannya telah mengantarkan negeri kepulauan ini menjadi Indonesia Raya. Meski kemudian, di paruh kedua abad ke-20, sektor ini bersalin rupa menjadi jantung penyakit baru masalah-masalah pembangunan bangsa. Tegangan dunia pertanian yang dihadapkan pada perubahan-perubahan suatu diversitas dan suatu intensitas di luar jangkauan perencanaan, sepanjang beberapa dasawarsa belakangan, mengantarkan dunia pertanian Indonesia pada satu situasi yang mampu menciptakan revolusi sunyi « révolution silencieuse », menurut istilah Michel Debatisse, dan kehilangan sudut belokan modernitasnya. Di era global ini, pertanian bukan lagi sekedar hubungan petani dengan lahannya. Sementara sebagai sebuah sektor yang sejak abad ke-2 (163 M) telah menetapkan Yavadwipa sebagai bumi agraris paling subur di dunia, kini seakan-akan sektor yang nan berjaya itu hanya tersisa sebagai sejarah senjakala. Padahal hingga abad ke-19 (melewati era Majapahit, era Mataram II, era kolonialisme Eropa) sektor pertanian teruji ketahanannya meski harus jungkir balik dalam deraan politik logistik zaman feodal, tanam paksa zaman kolonial, dan diperlakukan sebagai budaya pinggiran, tetapi kontribusi dedikatif tradisi-tradisi ekonomi kerakyatannya telah mengantarkan negeri kepulauan ini menjadi Indonesia Raya. Meski kemudian, di paruh kedua abad ke-20, sektor ini bersalin rupa menjadi jantung penyakit baru masalah-masalah pembangunan bangsa.

4

5 Fenomena ini bukan saja tengah dihadapi negeri-negeri selatan seperti Indonesia. Negeri-negeri maju seperti Eropa juga sedang dihadapkan ihwal sama, utamanya terkait dengan integrasi pertumbuhan pertanian di pasar dunia (sepautan dengan sasaran liberalisasi perdagangan produk pertanian versi World Trade Organization). Uni Eropa, misalnya, berupaya mengajukan proposal legitimasi politik pertanian untuk mengoreksi disfungsi pasar, khususnya variabilitas harga, untuk menjawab harapan masyarakat akan swasembada pangan, kesehatan dan keamanan produk, dan terutama pengelolaan lahan dan perlindungan lingkungan.

6 Jika bukan hanya negeri-negeri maju saja yang berkepentingan dengan politik pertanian otonom, maka bagi negeri seperti Indonesia, otonomi politik pertanian bersifat mutlak mengingat titik puncak satu dasawarsa lalu budaya pertanian Indonesia sudah dianggap ‘tidak ada’. Pada fokalisasi ini, jika petani Indonesia layak berharap untuk diakui hak mereka guna melindungi pertanian tradisional.

7 Indonesia di masa silam, terutama pada periode 1945-1970, yang selalu kekurangan pangan—justru di saat jumlah penduduk kita masih di bawah 100 juta jiwa—tidak akan pernah bisa memasuki kancah dialog dan perdebatan politik pangan di tingkat internasional. Hal ini dikaitkan jika mengingat 21 juta keluarga petani Indonesia belum sepenuhnya bisa beradaptasi dengan teknologi demi pencapaian optimalisasi produksi pangan. Selain bahwa pemanfaatan varietas unggul, peningkatan produksi dengan pupuk kimia, dan pengendalian hama penyakit dengan pestisida makin ditolak bukan semata lantaran dampak lingkungannya, tetapi juga karena teknologi ini menuntut ongkos yang tidak murah.

8

9 PROMOSI DAN CHANELING YANG AKAN DILAKUKAN: Internal promotion  Management Festival dengan mengadakan beberapa event yang berpusat di desa (memberikan pelatihan kepada panitia lokal) panen raya dll.  Menggali potensi yang mungkin di kembangkan di desa untuk dimunculkan.  Menciptakan sebuah sistem untuk membuat Margokaton menjadi magnet.  Menciptakan Logo Margokaton Desa Pertanian Organik.  Mendatangkan tokoh-tokoh nasional.  Membuat sebuah modul pelatihan dengan Margokaton sebagai desa Percontohan dalam Project Pelatihan yang kami lakukan

10 PROMOSI DAN CHANELING YANG AKAN DILAKUKAN: External Promotion  Mengikuti festival yang berada di luar desa (bulan November kami akan mengadakan festival desa seluruh Indonesia).  Mengenalkan Margokaton melalui hubungan dengan media yang telah kami bangun jaringanya sejak 13 tahun yang lalu.  Memunculkan tokoh lokal sebagai icon di berbagai event yang kami selenggarakan dalam dialog, publikasi media dll.  Media yang kita bangun, Website, Pamflet, Module training (dengan memasukan Margokaton dalam modul otomatis akan menjadi desa percontohan) dll.  Kami mempunyai chanel di dalam dan luar negeri untuk pengembangan desa wisata.

11 Ini adalah Logo Margokaton sebagai desa wisata Organik sebagai Brand dan “Icon” desa Wisata Pertanian Organik Nasional

12 Pendiri Musium Tani jawa Pengasuh FORKOD (Forum Komunikasi Desa Wisata Indonesia) Lembaga Penelitian dan Pengembangan budaya Indonesia Konsultan bidang Manajemen Festival kementrian kebudayaan dan pariwisata Indonesia Pengalaman : Branding Desa Giyanti Wonosobo Sebagai Desa Seni Lengger Branding Dusun Chandran, Desa Kebonagung, Imogiri, Bantul sebagai desa Percontohan Desa Wisata Nasional yang akan diresmikan Oleh Bapak Wapres Boediono Oktober 2009 (sampai sekarang) Memberikan pelatihan kepada pegawai negeri dinas Pariwisata Provinsi se- Indonesia untuk program pengembangan Desa Wisata Sampai hari ini lebih dari 15 festival yang telah sukses kami selenggarakan, festival memedi sawah, festival ngeliwet, dll PUSAT KEBUDAYAAN UGM Referensi :

13 Kami percaya dengan potensi yang ada di Margokaton, serta pengalaman yang kami miliki sebagai konsultan, pengembang potensi desa, pusat studi dan jaringan yang kami miliki. Ditangan kami Margokaton bisa berkembang menjadi sebuah “ icon” nasional sebagai desa pertanian organik…. Semoga dengan kehadiran kami Margokaton bisa meraih cita-citanya. Sunu Tantra, L.W. M.Sc. Bersama Tim


Download ppt "PUSAT KEBUDAYAAN UGM Gugus Kerja Divisi Akademis Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM. Telp:0274786531 Hp:081328606248."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google