Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI
KAUM HISTORIS / ALIRAN SEJARAH
2
A. Awal Lahirnya Mazhab Sejarah
Abad kesembilan belas merupakan masa keemasan bagi lahirnya ide-ide baru dan gerakan intelaktual dimana manusia mulai menyadari kemampuannya untuk merubah keadaan dalam semua lapangan kehidupan. Dibidang hukum, abad kesembilan belas dapat dikatakan sebagai tonggak lahirnya berbagai macam aliran atau mazhab hukum yang pengaruhnya bisa dirasakan sampai saat ini.
3
Aliran atau mazhab hukum yang lahir pada masa ini secara sederhana dapat diklasifikasi menjadi tiga aliran yaitu : mazhab positivisme, mazhab utilitarianisme dan mazhab historis atau sejarah. Dalam rentang sejarah, perkembangan aliran pemikiran hukum sangat tergantung dari aliran pemikiran hukum sebelumnya, sebagai sandaran kritik dalam rangka membangun kerangka teoritik berikutnya.
4
Disamping itu kelahiran satu aliran sangat terkait dengan kondisi lingkungan tempat suatu aliran itu pertama kali muncul. Dengan kata lain lahirnya satu aliran atau mazhab hukum dapat dikatakan sebagai jawaban fundamental terhadap kondisi kekinian pada zamannya.
5
Sebagai contoh dapat dikemukakan kritik positivisme dan aliran sejarah terhadap aliran hukum alam atau kritik kaum realis terhadap positivistik. Demikian juga halnya dengan kritik yang ditujukan oleh postmodernisme terhadap kemapanan modernisme.
6
Menurut aliran historis, pengalaman sejarah memberikan cukup banyak bukti bahwa motif orang dalam bertindak tidak hanya didasarkan pada kepentingan pribadi, tetapi juga didorong oleh etika dan impuls-impuls lainnya. Masyarakat harus dianggap sebagai suatu kesatuan organisme tempat interaksi sosial berkait dan berhubungan antarindividu sehingga kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh yang mencakup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu keseluruhan.
7
Aliran historis sepakat untuk meminta campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Intervensi pemerintah diharapkan mampu membawa proses ekonomi pada tujuan-tujuan sosial dan ekonomi yang diinginkan bersama. Menurut aliran historis prinsip-prinsip ekonomi dipengaruhi oleh adat istiadat, tradisi, agama, nilai-nilai dan norma-norma lingkungan setempat sehingga tidak berlaku secara universal seperti yang dinyatakan oleh kaum klasik dan kaum neo klasik.
8
Tokoh-tokoh Aliran Historis
9
1. Friedrich Carl von Savigny (1779-1861)
Kelahiran mazhab sejarah dipelopori oleh Friedrich Carl von Savigny ( ) melalui tulisannya yang berjudul Von Beruf unserer Zeit fur Gesetzgebung und Rechtwissenschaft (Tentang Pekerjaan pada Zaman Kita di Bidang Perundang-undangan dan Ilmu Hukum). Di pengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama ajaran Montesqueu dalam bukunya “L’ esprit des Lois” dan pengaruh faham nasionalisme yang mulai timbul pada awal abad ke 19.
10
Disamping itu, munculnya aliran ini juga merupakan reaksi langsung dari pendapat Thibaut yang menghendaki adanya kodifikasi hukum perdata Jerman yang didasarkan pada hukum Prancis (Code Napoleon). Dalam bukunya antara lain dikatakan: ‘Das Recht wird nicht gemacht. est ist und wird mit dem volke (Hukum itu tidak dibuat. tetapi tumbuh dan berkembang bersama masyarakat)
11
Savigny menyarankan penolakan terhadap gagasan Tibhaut tentang kodifikasi hukum yang tersebar dalam pamfletnya “Uber Die Notwetdigkeit Eines Allgemeinen Burgerlichen Rechts Fur Deutschland” (Keperluan akan adanya kodefikasi hukum perdata negara Jerman).
12
Dalam suasana demikian, Savigny mendapatkan “Lahan subur” untuk membumikan ajarannya yang mengatakan bahwa ‘hukum itu tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Dan oleh karenanya setiap bangsa memiliki “volgeist” (jiwa rakyat) yang berbeda, maka hukum suatu negara tidak dapat diterapkan bagi negara lain, meskipun negara lain itu adalah bekas penjajahnya.
13
Dalam kaitan inilah kemudian Savigny mengatakan, adalah tidak masuk akal jika terdapat hukum yang berlaku universal pada semua waktu. Hukum yang sangat tergantung atau bersumber kepada jiwa rakyat tersebut dan yang menjadi isi dari hukum itu ditentukan oleh pergaulan hidup manusia dari masa ke masa (sejarah).
14
2.Friedrich List (1844) Friedrich List sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang berpendapat bahwa sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya yang optimal. Dengan kata-kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan.
15
Tetapi ia menghendaki adanya proteksi pemerintah bagi industri-industri yang masih lemah. Suatu hal yang dapat dimengerti karena dia menghendaki berkembangnya industri di Jerman yang pada waktu itu masih jauh tertinggal dibandingkan dengan di Inggris.Dengan demikian menurut Friedrich List perkembangan ekonomi yang sebenarnya tergantung kepada peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
16
Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi perkembangan teknik produksi atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap tersebut adalah[1]: (1) Mengembara (2) Beternak (3) Pertanian (4) Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur) (5) Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan
17
Dalam masyarakat yang berada pada tahap kelima tingkat kemajuan teknik produksi tersebut saling tumpang tindih (overlapping), sehingga sulit menentukan batas diantara tahap-tahap tersebut secara tegas.
18
3. Bruno Hildebrand (1864) Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman Inggris dia mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan dalam metoda distribusi yang digunakan.Dia menganalisis proses pertumbuhan ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar, yaitu[2]: (1) Perekonomian barter (2) Perekonomian uang, dan (3) Kredit
19
4. Karl Bucher (1893) Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi perekonomian di Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan Hildebrand dengan mengatakan bahwa perekonomian tumbuh melalui 3 tahap, yaitu: (1) Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga); (2) Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas; dan (3) Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke pasar (market oriented) yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar. Dengan demikian peranan pedagang semakin penting.
20
Seperti halnya dalam teori pertumbuhan List dan Bruno Hildebrand, sudah barang tentu tidak akan dapat diketahui secara pasti dan tegas batas-batas diantara ketiga tahap pertumbuhan ekonomi Karl Bucher ini.
21
5. Werner Sombart (1863-1941) 1. Zaman Kapitalis Purba (Pra Kapitalis)
Pada zaman ini, aktivitas hidup manusia sebagian besar ditujukan untuk mencari nafkah. Pola kehidupan manusia berbentuk kelompok-kelompok sehingga keterikatan seorang individu terhadap kelompok amat kuat. Seseorang rela mengorbankan apa saja demi kepentingan kelompok. Sebaliknya, dengan kelompok lain mereka sangat tertutup.
22
Motivasi untuk mencari keuntungan pada zaman ini belum dikenal
Motivasi untuk mencari keuntungan pada zaman ini belum dikenal. Dengan kata lain, pada zaman kapitalis purba kehidupan masyarakat ditandai dengan ciri-ciri : kehidupan perekonomian hanya untuk mendapatkan nafkah, semata-mata keterikatan antar individu dalam kelompok sangat kuat, dan kehidupan perekonomian bersifat statis
23
2. Zaman Kapitalis Madya (Kapitalis Menengah)
Manusia, pada zaman Kapitalis Madya, sudah mulai mengenal arti keuntungan, sehingga kelompok-kelompok masyarakat sudah mulai mengejar keuntungan dalam aktivitas hidupnya. Kelompok pencari keuntungan itu disebut Kaum Kapitalis (pemilik modal), sedangkan kelompok yang lain disebut Kaum Pekerja atau Kaum Buruh.
24
Hubungan antar kedua kelompok itu memang terjalin, tetapi tujuannya sudah bukan untuk kepentingan bersama seperti zaman sebelumnya, melainkan untuk mencari keuntungan bagi kaum kapitalis. Oleh karena itu, hubungan mereka pun mau tidak mau mulai merenggang. Dengan kata lain, zaman kapitalis madya yang berlangsung dalam kurun waktu antara abad ke 16-18, ditandai dengan ciri- ciri sebagai berikut : kegiatan perekonomian mengejar keuntungan ,hubungan antar individu mulai longgar, kehidupan perekonomian bersifat dinamis
25
3. Zaman Kapitalis Raya (Kapitalis Tinggi)
Zaman Kapitalis Raya ini berlangsung sekitar abad 18. Pada zaman ini mengejar keuntungan merupakan faktor terpenting dalam setiap kegiatan ekonomi. Karena semua mengejar keuntungan, persaingan pun berkembang ke arah yang tidak wajar, akibatnya kaum kapitalis merajalela dan kaum pekerja tertindas.
26
Dengan kata lain, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin
Dengan kata lain, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Singkatnya zaman kapitalis raya ini ditandai dengan ciri-ciri : timbulnya persaingan tidak wajar ,timbulnya monopoli ,timbulnya penindasan terhadap para buruh oleh majikan
27
4. Zaman Kapitalisme Akhir (Sosialisme)
Akibat buruk yang ditimbulkan pada zaman Kapitalisme Raya menyebabkan timbulnya kebencian masyarakat terhadap para kapitalis (pemilik modal) dan dan bahkan masyarakat berkeinginan untuk melenyapkannya. Berkat perencanaan yang matang, perubahan yang diinginkan oleh masyarakat itu akhirnya terwujud juga.
28
Zaman kapitalis raya surut dan lahirlah zaman Sosialisme
Zaman kapitalis raya surut dan lahirlah zaman Sosialisme. Pada zaman ini segala aktifitas perekonomian tersentralisasi pada pemerintah. Dengan kata lain, setiap kegiatan perekonomian diatur oleh pemerintah. Zaman ini ditandai oleh ciri-ciri : keinginan untuk mencapai kesejahteraan bersama terdesak para kaum kapitalis ,dominannya pemerintah dalam kehidupan perekonomian
29
6. Walt Whiteman Rostow (1916-1979)
Teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi Rostow dapat dikatakan sebagai reaksi terhadap teori komunis Marx. Hal ini terlihat dari karya utama Rostow yang berjudul: The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto.[7]Seperti analisis Marx, model pertumbuhan ini ternyata jauh lebih berpengaruh kepada para politisi daripada kepada para teoritisi ekonomi atau sejarawan profesional.
30
Rostow yang beradal dari TexasUniversity mengajukan lima tahap pertumbuhan ekonomi, yaitu:
(1) Masyarakat Tradisional (2) Prakondisi untuk Take-off (3) Periode Take-off (4) Dorongan menuju kematangan (Drive to Maturity) (5) Konsumsi tinggi dan besar-besaran (High-mass consumption) Dari kelima tahap tersebut, Take off (lepas landas) merupakan tahap kunci yang didorong oleh satu atau lebih leading growth sector.[8]
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.