Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSahid Krenz Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
MATERI IPS Kelas VIII SMP KONDISI FISIK WILAYAH DAN PENDUDUK
STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk KOMPETENSI DASAR : 1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk INDIKATOR : Menunjukan letak geografis (posisi geografis, letak astronomis dan geologis) Indonesia Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asia, tipe Australia, dan kaitannya dengan pembagian wilayah Wallance dan Weber Mendiskripsikan persebaran jenis tahah dan pemanfaatannya di Indonesia
2
Pengaruh letak Astronomis Indonesia adalah ;
Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator, yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0o. Pengaruh letak Astronomis Indonesia adalah ; Wilayah Indonesia berada di zona iklim tropis Wilayah Indonesia terbagi menjadi tiga daerah waktu yaitu ; Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) yang disebabkan setiap pergeseran 15 garis bujur menyebabkan terjadinya perbedaan waktu satu jam.
4
GARIS LINTANG Garis khayal pada peta/globe yang melintang dari barat ke timur yang membagi bola bumi menjadi dua bagian sama besar antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan Di bumi terdapat beberapa garis lintang istimewa yaitu garis lintang 0°, 23½°, 66½°, garis lintang 90°. Garis lintang 0° disebut garis ekuator. Garis lintang 23½° disebut garis balik, sedang garis lintang 66½° disebut garis lingkaran kutub. Garis lintang 90° adalah titik kutub.
5
GARIS BUJUR Garis bujur adalah garis khayal pada peta atau globe yang menghubungkan kutub utara dan selatan bumi. Bumi dibagi menjadi 1800 garis bujur timur (BT) dan 1800 garis bujur barat (BB). Perhitungan garis bujur 00 dimulai dari Kota Greenwich dekat Kota London. Garis bujur dipergunakan untuk menentukan waktu suatu daerah.
6
Pengaruh letak astronomis
Letak ini membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut ini beberapa pengaruh tersebut. 1) Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis. 2) Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu berikut ini. a) Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur BT dengan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT.. Daerah waktunya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
7
Next……….. b) Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 1200 BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan pulau- pulau kecil di sekitarnya. c) Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 1350 BT dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
8
LETAK GEOGRAFIS a. Letak Geografis
Letak geografis adalah kedudukan suatu tempat jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain disekitarnya. Secara geografis letak Indonesia adalah diantarai dua benua (Asia dan Australia) diantarai dua samudera (Hindia dan Pasifik) Pengaruh letak geografis Indonesia baik langsung maupun tidak langsung menyebabkan Indonesia mengalami beberapa hal, yaitu: Iklim Tropis yang Bersifat Lembab Indonesia memiliki tipe iklim tropis yang lembab karena tingkat curah hujan rata-rata tahunannya relatif tinggi Indonesia mengalami iklim muson Angin muson merupakan gerakan massa udara yang terjadi karena pengaruh perbedaan tekanan udara antara benua dan lautan. Angin muson berhembus ke wilayah Indonesia mengalami bergantian arah dua kali dalam setahun. Indonesia mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan peradapan dari negara luar Lalu lintas perdagangan sangat ramai sehingga menambah devisa negara
9
Menurut jenisnya tipe hujan terdiri dari tiga macam, yaitu
Hujan Zenithal atau Hujan Konveksi :adalah hujan yang terjadi karena udara permukaan yang naik akibat pemanasan Matahari menjadi lebih dingin dan mengembun kemudian turun menjadi hujan yang turun tegak lurus dan biasanya terjadi siang hari. Hujan Orografis atau Hujan Pegunungan : adalah hujan yang terjadi di daerah lereng pegunungan. Hujan Frontal/Hujan Silikon :adalah hujan yang terjadi karena pertemuan masa udara panas dengan masa udara dingin yang terangkat naik disertai angin berputar (siklon).
11
2. Pengaruh letak geografis
Musim Hujan Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. (Angin Muson Barat)
12
B. Musim Kemarau Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksimum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau. Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khusus nya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi kering, ternak mati karena rumput menjadi kering. Bahkan sering terjadi kebakaran hutan terutama di Pulau Kalimantan dan Sumatera (Angin Muson Timur)
13
Gambar : Peta Letak Geografis Indonesia
14
Peredaran Semu Matahari Tahunan
Peredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½o LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang balik selatan 23 ½0 LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Hal tersebut berpengaruh pada letak tempat terbit dan terbenamnya matahari yang setiap hari tidaklah sama . Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari.
16
Next……….. b) Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 1200 BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. c) Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 1350 BT dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulaupulau kecil di sekitarnya.
17
Letak Geologis Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi.
19
Indonesia terbagi ke dalam tiga daerah, yaitu Dangkalan Sunda ( Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di seputarnya), Dangkalan Laut Dalam (meliputi Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya), Dangkalan Sahul (meliputi Kep. Aru, Pulau Irian, dan pulau-pulau di sekitarnya). Dangkalan Laut Dalam dan Dangkalan Sahul dipisahkan oleh garis Wallacea di Selat Makassar dan Selat Lombok.
20
3. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
A. Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia. Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora atau dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbeda beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut : Iklim Jenis tanah Relief atau tinggi rendah permukaan bumi Biotik (pengaruh makhluk hidup).
21
Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain
sebagai berikut : Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
22
Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit
Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan. Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
23
Berdasarkan jenis pohon, hutan diklasifikasikan:
1) Hutan homogen, yakni hutan yang ditumbuhi hanya satu jenis tumbuhan saja. Misalnya hutan pinus, hutan jati. Hutan ini dibuat dengan tujuan tertentu, misal untuk penghijauan atau untuk industri. Hutan hasil reboisasi pada umumnya termasuk hutan homogen. Mengapa? 2) Hutan heterogen, hutan yang ditumbuhi beranekaragam jenis tumbuhan. Hutan heterogen disebut juga sebagai hutan belukar atau hutan perawan. Misalnya hutan tropis.
24
Berdasarkan fungsinya,
1) Hutan lindung, hutan yang berfungsi Sebagai penyaring air ke dalam tanah untuk cadangan air tanah dan menghambat laju perjalanan air di dalam tanah. Hal ini disebut fungsi hidrologis. Mencegah banjir. Melindungi tanah dari erosi. 2) Hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungi sebagai pelindung jenis flora dan fauna tertentu. Hutan ini terdiri dari suaka margasatwa dan cagar alam. Misalnya cagar alam Rafflesia Bengkulu untuk melindungi dan menjaga kelestarian Bunga Rafflesia Arnoldi. 3) Hutan produksi, hutan yang berfungsi untuk diambil hasilnya sebagai bahan industri. Misalnya hutan jati, hutan karet, dan lain-lain.
25
Manfaat hutan 1) Manfaat langsung Secara langsung hutan menghasilkan berbagai jenis kayu dan nonkayu yang berperan penting sebagai bahan produksi. 2) Manfaat tidak langsung Secara tidak langsung hutan memiliki berbagai fungsi, antara lain: a) Fungsi klimatologis, sebagai penyegar atau pembersih udara. b) Fungsi orologis, sebagai penyaring atau pembersih air. c) Fungsi strategis, sebagai sarana pertahanan dan perlindungan dalam peperangan. d) Fungsi estetis, untuk keindahan dan sarana rekreasi. e) Fungsi hidrologis, berperan menyimpan air hujan.
26
B. Persebaran Fauna (dunia hewan) di Indonesia Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Fauna atau dunia hewan di Indonesia digolongkanmenjadi tiga kelompok berdasarkan pengelompokan oleh Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber
27
Secara ringkas tiga kelompok fauna di Indonesia adalah
sebagai berikut : Fauna tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau, badak, beruang, orang utan. Fauna tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kangguru, burung kasuari, cendrawasih, kakaktua. Fauna Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kera, kuskus, babi rusa, anoa dan burung maleo.
28
PETA PEMBAGIAN FAUNA DI INDONESIA
29
4. Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia
Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas. Tanah terbentuk secara alami Yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik. jenis di Indoesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan Hidup manusia. Suatu tanah dikatakan subur apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Banyak mengandung unsur hara (zat yang dibutuhkan tanaman), Cukup mengandung air, Struktur tanahnya baik.
30
enis tanah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
Tanah Alluvial (tanah endapan) Tanah Alluvial adalah tanah yang terbentuk dari hasil pengendapan lumpur sungai yang terdapat di dataran rendah. Tanah ini tergolong sangat subut dan baik untuk daerah pertanian padi. Tanah Vulkanik (tanah gunung api) Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari hasil material letusan gunung api yang telah mengalami pelapukan. Tanah vulkanik merupakan tanah yang sangat subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung api. Tanah Organosol (tanah gambut) Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan bahan-bahan organik terutama pembusukan tumbuhan rawa-rawa. Tanahnya kurang subur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah rawa-rawa Sumatera, Kalimantan dan Papua. Tanah Humus Tanah humus dari pelapukan tumbuh-tumbuhan terutama di daerah hutan yang masih lebat, dan sifat tanah ini sangat subur.
31
Tanah Podzolit Tanah podzolit adalah tanah yang terbentuk di daerah yang memi- liki curah hujan tinggi dan suhu udara rendah.Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah pegunungan. Tanah podzolit tergolong subur. Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara. Tanah Pasir Tanah pasir terbentuk dari pelapukan batuan beku dan batuan sedi- men. Ciri tanah pasir ialah berkerikil dan butirannya kasar. Tanahnya tidak subur, sehingga kurang baik untuk pertanian. Tanah Mediteran (tanah kapur) Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanahnya tidak subur, akan tetapi cocok untuk tanaman jati. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara dan Maluku.
32
Penentuan atau perhitungan Waktu
Garis bujur standard (Bujur 0°) yang melalui Greenwich merupakan garis bujur yang digunakan sebagai ukuran (patokan) perhitungan waktu di seluruh dunia, yang dikenal dengan GMT (Greenwich Meredian Time). Setiap selisih satu derajat meredian perbedaan waktunya adalah 4 menit. Dari mana angka tersebut diperoleh? Bumi berotasi pada porosnya sekali putaran (360º) membutuhkan waktu 24 jam. Maka setiap perputaran 1° dibutuhkan waktu: 24 jam= (24 x 60)/360 menit = 4 menit Indonesia terletak antara 95º BT - 141º BT.dan dibagi menjadi 3 (tiga) daerah waktu, yaitu: (1) Waktu Indonesia Barat (WIB) Garis bujur yang dijadikan patokan untuk penentu waktu Indonesia bagian barat adalah bujur 105º BT. Dengan demikian selisih waktu dengan GMT adalah: 105 x 4 menit = 420 menit atau 7 jam. (2) Waktu Indonesia Tengah (WITA) Garis bujur yang dijadikan penentu waktu untuk Indonesia bagian tengah adalah garis bujur 120º BT. Dengan demikian selisih waktu antara WIB dengan WITA adalah : (120 – 105) x 4 menit = 60 menit atau 1 (satu) jam. (3) Waktu Indonesia Timur (WIT) Garis bujur yang dijadikan penentu waktu untuk Indonesia bagian timur adalah garis bujur 135º BT. Oleh karena itu selisih waktu antara WIB dengan WIT adalah: (135 – 105) x 4 menit = 120 menit atau 2 (dua) jam.
33
Thannk’s for attention
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.