Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAhmat Febriyanto Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Psikologi Manusia disajikan oleh Theresia Ratih Sawitridjati
Komisi Kateketik Keuskupan Bogor
2
Ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
Psikologi ? Ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia
3
Kaitan dengan Katekese?
4
Katekese Pengajaran , pendalaman, dan pendidikan iman agar seorang Kristiani semakin dewasa dalam iman.
5
Kenal psikologi agar … Tujuan katekese tercapai
Dapat menentukan tema yang cocok Dapat menentukan metode yang efektif dan efisien Dapat menentukan sarana/media yang diperlukan Dapat membuat proses katekese yang menarik dan tepat sasaran
6
Siapakah Aku?
7
Psikologi Kepribadian
bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
8
Tes Kepribadian Tes projektif seperti - tes grafis
- Tes Draw A Person (Menggambar Orang) - Tes HTP (House Tree Person) - Tes Baum Tree (Menggambar Pohon). - Wartegg - tes Rorschach yang mengungkap alam bawah sadar manusia
9
Tes Kepribadian tes inventori/objektif yang mengandalkan kejujuran pengisinya - MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) - DISC (dominance, influence, steadiness, and conscientiousness)
10
apakah M B T I itu ? Myers-Briggs Type Indicator
merupakan sebuah sarana bantu yang dapat menggambarkan p e r b e d a a n m e n d a s a r pada perilaku manusia yang sehat dan normal
11
t u j u a n melihat bagaimana tipe khas akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. mengenali kekuatan dan potensi pada diri agar dapat dikembangkan. dapat memahami dan menghargai diri sendiri maupun orang lain, serta perbedaannya.
12
manfaat M B T I pengembangan diri maupun organisasi
pengembangan dan eksplorasi karir pada konseling mengenai hubungan dan konflik pada konseling akademis pelatihan komunikasi efektif dan membangun tim penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan pelatihan manajemen dan kepemimpinan pengembangan pendidikan dan kurikulum pelatihan akan keragaman dan multi-budaya
13
Carl Gustav Jung ( ) psikiater asal Swiss
14
t e o r i Carl Gustav Jung perilaku manusia yang normal memiliki pola tertentu dan dapat diramalkan pola perbedaannya dihasilkan oleh : perbedaan pada kecenderungan cara menggunakan pikirannya, yaitu dalam memperoleh informasi dan mengelolanya untuk menghasilkan kesimpulan
15
Myers - Briggs Katharine Cook-BRIGGS (1875-1968) dan putrinya,
Isabel Briggs-MYERS ( )
16
Myers - Briggs didorong oleh kondisi potensi manusia dalam Perang Dunia II ( ) yang kurang diperhatikan. sekitar tahun 1950-an : mempelajari dan memperluas pemikiran Carl Gustav Jung. mengembangkan Indikator untuk memberi manfaat yang luas pada individu melalui pengenalan tipe psikologis yang dimiliki.
17
cara memahami diri d i r i dalam konteks Diri yang berkembang DIRI
SEJATI penyesuaian t i ngkah laku
18
PREFERENSI merupakan pilihan netral tidak ada cap moril baik dan buruk
bersifat pembawaan kita memiliki ke-8 preferensi yang ada, hanya saja kita memilih 4 bertindak sesuai preferensi akan merasa lebih nyaman dan spontan
19
perbedaan preferensi E xtravert I ntrovert S ensing i N tuition
arah pemusatan perhatian E xtravert I ntrovert cara memperoleh informasi S ensing i N tuition cara mengambil keputusan T hinking F eeling cara menyikapi dunia luar J udging P erceiving
20
ekstraver introver pengindera intuisi perasa pemikir penerima penilai
sensing intuisi intuition perasa feeling pemikir thinking penerima perceiving penilai judging
21
menentukan Tipe Anda dari uraian mengenai ke-8 preferensi (4 pasangan), Anda memilih 4 preferensi. 4 preferensi yang dipilih menghasilkan 4 kombinasi huruf. kombinasi huruf yang mewakili preferensi akan menggambarkan proses mental yang cenderung digunakan dan mempengaruhi tingkah laku anda.
22
silahkan Anda memilih E atau I
E xtrovert I I ntrovert
23
E I memperhatikan lingkungan eksternal
menarik diri pada dunianya sendiri
24
E I cenderung untuk berkomunikasi secara verbal
cenderung untuk berkomunikasi secara non-verbal / tulisan
25
E I belajar melalui perilaku atau diskusi
belajar melalui refleksi diri
26
E I minat yang meluas minat yang mendalam
27
E I bicara/bertindak dulu, baru (kemudian) berfikir
berfikir dulu, baru (kemudian) berbicara/bertindak
28
E xtrovert I ntrovert ekspresif dan mudah bersosialisasi
menyendiri dan terkendali
29
berinisiatif dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain
fokus
30
arah pemusatan perhatian anda
E xtrovert I ntrovert arah pemusatan perhatian anda E I pendorong atau enersi utamanya adalah lingkungan - dunia luar, berupa orang lain maupun benda pendorong atau enersi utamanya berasal dari dalam dirinya - dunia dalam, berupa pikiran dan refleksi (perenungan)
31
E xtrovert I ntrovert bagi orang Introvert, para Extrovert terkesan sering berubah pikiran bagi orang Extrovert, para Introvert terkesan suka menahan informasi
32
E x t r o v e r t memperhatikan lingkungan eksternal
cenderung untuk berkomunikasi secara verbal belajar melalui perilaku atau diskusi minat yang meluas bicara/bertindak dulu, baru (kemudian) berfikir ekspresif dan mudah bersosialisasi berinisiatif dalam bekerja dan berhubungan dengan orang lain
33
I n t r o v e r t menarik diri pada dunianya sendiri
cenderung untuk berkomunikasi secara non-verbal/ tulisan belajar melalui refleksi diri minat yang mendalam berfikir dulu, baru (kemudian) berbicara/bertindak menyendiri dan terkendali perhatian terfokus
34
demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan
EXTROVERT INTROVERT demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan
35
silahkan Anda memilih S atau N
S ensing pengindera N i N tuitif intuisi
36
S N memusatkan pada apa yang nyata dan aktual
memusatkan pada “gambaran umum” dan kemungkinan
37
S N menghargai aplikasi praktis menghargai pemahaman imajinatif
38
faktual dan konkrit, memperhatikan detail
S N E=mc2 faktual dan konkrit, memperhatikan detail abstrak dan teoritis
39
S N mengamati dan mengingat secara berurutan
melihat pola dan makna dibalik fakta
40
S N berorientasi pada saat ini berorientasi pada masa depan
41
menginginkan informasi
1 4 7 2 3 menginginkan informasi setahap demi setahap melompat-lompat, pindah dimana saja
42
S N mempercayai inspirasi mempercayai pengalaman
43
S N S ensing i N tuition mengumpulkan informasi melalui panca indera
cara anda memperoleh informasi S N mengumpulkan informasi melalui panca indera mengumpulkan informasi dengan menggunakan “indera keenam”, firasat atau dugaan - dugaan
44
bagi orang Sensing, para Intuition terkesan plin-plan dan pemimpi
bagi orang Intuition, para Sensing terkesan sangat berorientasi pada kenyataan, mencari bukti bagi orang Sensing, para Intuition terkesan plin-plan dan pemimpi
45
S e n s i n g memusatkan pada apa yang nyata dan aktual
menghargai aplikasi praktis faktual dan konkrit, memperhatikan detail mengamati dan mengingat secara berurutan berorientasi pada saat ini menginginkan informasi setahap demi setahap mempercayai pengalaman
46
i N t u i t i o n memusatkan pada “gambaran umum” dan kemungkinan
menghargai pemahaman imajinatif abstrak dan teoritis melihat pola dan makna dibalik fakta berorientasi pada masa depan melompat-lompat, pindah dimana saja mempercayai inspirasi
47
demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan
SENSING demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan INTUITION
48
silahkan Anda memilih T atau F
T hinking pemikir F F eeling perasa
49
kuat dalam memahami orang lain
F kuat dalam analisa kuat dalam memahami orang lain
50
T F menggunakan ‘kepala’ menggunakan ‘hati’
51
T F menggunakan aturan berfikir sebab-akibat
dibimbing oleh ‘nilai-nilai’ pribadi
52
T F “Teguh-pendirian” “Lembut-perasaan”
53
T F berjuang untuk kebenaran yang objektif
berjuang untuk keharmonisan dan keyakinan individual
54
T F masuk akal kasih sayang
55
T F a d i l m e n e r i m a
56
cara anda mengambil keputusan
T hinking F eeling cara anda mengambil keputusan T F pengambilan keputusan berdasarkan pada pertimbangan yang logis dan obyektif pengambilan keputusan berdasarkan pada pertimbangan nilai nilai pribadi yang subyektif
57
T hinking F eeling bagi orang Feeling, para Thinking terkesan dingin dan merendahkan orang lain bagi orang Thinking, para Feeling terkesan berpikir tidak jelas dan emosional
58
T h i n k i n g kuat dalam analisa menggunakan “kepala”
menggunakan aturan berfikir sebab-akibat “teguh-pendirian” berjuang untuk kebenaran yang objektif masuk akal adil
59
F e e l i n g menggunakan “hati” dibimbing oleh ‘nilai-nilai’ pribadi
kuat dalam memahami orang lain menggunakan “hati” dibimbing oleh ‘nilai-nilai’ pribadi “lembut-perasaan” berjuang untuk keharmonisan dan keyakinan individual kasih sayang menerima
60
demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan
THINKING FEELING
61
silahkan Anda memilih J atau P
J udging penilai P P erceiving penerima
62
J P schedule terjadwal spontan
63
J P teratur berpikiran terbuka
64
J P menyukai batasan yang jelas dan kategori - kategori
menyukai kebebasan untuk menjajagi tanpa batas
65
J P merasa nyaman dalam situasi yang pasti, ada batasan
merasa nyaman dalam situasi yang terbuka
66
J P Plan terencana menyesuaikan diri
67
suka pada hal yang bebas dan terbuka pada perubahan
J P suka pada hal yang bebas dan terbuka pada perubahan suka menutup perkara – mengambil keputusan
68
J P merasa bersemangat oleh tekanan ‘deadline’
menghindari tekanan ‘deadline’
69
J udging P erceiving cara anda menyikapi dunia luar J P gaya hidup Judging adalah pasti, terencana dan teratur gaya hidup Perceiving adalah luwes, mudah menyesuaikan dan spontan
70
J udging P erceiving bagi orang Perceiving, para Judging terkesan menuntut, kaku, gelisah atau tegang bagi orang Judging, para Perceiving terkesan tidak terorganisir, dan tidak bertanggung jawab
71
J u d g i n g terjadwal teratur menyukai batasan yang jelas dan
kategori - kategori merasa nyaman dalam situasi yang pasti, ada batasan terencana suka menutup perkara, mengambil keputusan menghindari tekanan batas waktu
72
P e r c e i v i n g spontan berpikiran terbuka
menyukai kebebasan untuk menjajagi tanpa batas merasa nyaman dalam situasi yang terbuka menyesuaikan diri suka pada hal yang bebas dan terbuka pada perubahan merasa bersemangat oleh tekanan batas waktu
73
demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan
JUDGING demi keseimbangan keduanya saling membutuhkan PERCEIVING
74
Ingin tahu lebih banyak tentang artinya??
75
Siapakah Kita?
76
Psikologi Perkembangan
cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati.
77
Sigmund Freud ( ) psikiater Jerman
78
Perkembangan Psikoseksual
Tahapan Oral (lahir – 1,5 tahun) Tahapan Anal (1,5 – 3 tahun) Tahapan Falik (3 – 6 tahun) Tahapan Laten (6 – pubertas) Tahapan Genital (setelah pubertas)
79
Tahapan Oral Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga refleks mengisap adalah sangat penting. Bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral. Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, jika kurang tepat individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. Juga dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.
80
2. Tahapan Anal fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian. Kegagalan : - terlalu longgar : individu boros dan berantakan - terlalu awal : ketat, tertib, kaku dan obsesif.
81
3. Tahapan Falik fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita.
82
4. Tahapan Laten Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
83
5. Tahapan Genital individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan baik, individu hidup seimbang, hangat dan peduli.
84
Jean Piaget ( ) Psikolog Swiss
85
Perkembangan Kognitif
Tahap Sensorimotor (0-2 tahun), Tahap Preoperasional (2-7 tahun), Tahap Concrete operations (7-11 tahun), Tahap Formal operations (mulai tahun ke atas).
86
Tahap Sensorimotor (0-2 tahun),
bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya
87
Tahap Praoperasional (2-7 tahun),
Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
88
3. Tahap Operasional Kongkrit (7-11 tahun),
mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: Pengurutan Klasifikasi Decentering Reversibility Konservasi Penghilangan sifat Egosentrisme
89
4. Tahap Operasional Formal (mulai 11-15 tahun ke atas)
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya.
90
Erik Erikson ( ) Psikolog Denmark
91
Perkembangan Psikososial
Trust vs Mistrust (0-1 tahun) Autonomy vs Shame/Doubt (1-3 tahun) Initiative vs Guilt (3-5 tahun) Industry vs Inferiority (6 – remaja) Identity vs Identity confusion (10-20 tahun) Intimacy vs Isolation (20-30 tahun) Generativity vs Stagnation (40-50 tahun) Integrity vs Despair (Lansia)
92
James W. Fowler ( ) psikiater asal Swiss
93
Perkembangan Iman iman intuitif-projektif (18-24 bulan - 7 tahun)
iman mitis-literal ( tahun) iman sintetik-konvensional (usia remaja dan selanjutnya) iman individuatif-reflektif (awal hingga pertengahan umur duapuluhan) iman konjuktif (usia paruh baya) iman universal (lanjut usia)
94
iman intuitif-projektif
Pada tahap ini manusia hanya fokus pada kualitas secara permukaan saja, seperti apa yang digambarkan oleh orang dewasa dan tergantung pada luasnya fantasi dari manusia itu sendiri. Di sini konsep Tuhan direfleksikan sebagai sesuatu yang gaib
95
iman mitis-literal Pada tahap ini, fantasi sudah tidak lagi menjadi sumber utama dari pengetahuan, dan pembuktian fakta menjadi perlu. Pembuktian kebenaran bukan berasal dari pengalaman aktual yang dialami sendiri, tapi berasal dari sesuatu yang dianggap lebih ahli, seperti guru, orang tua, buku, dan tradisi. Kepercayaan di fase ini mengarah pada sesuatu yang konkrit dan tergantung dari kredibilitas orang yang bercerita.
96
iman sintetik-konvensional
Pada tahap ini kepercayaan tergantung pada konsensus dari opini orang lain, orang yang lebih ahli. Mempelajari fakta masih menjadi sumber informasi, tapi individu mulai percaya pada penilaian mereka sendiri. Meskipun demikian mereka belum sepenuhnya percaya terhadap penilaian mereka tersebut.
97
iman individuatif-reflektif
Pada tahap yang ketiga remaja tidak dapat menemukan area pengalaman baru karena tergantung pada orang lain di kelompoknya yang belum tentu dapat menyelesaikan masalah. Individu di tahap ini mulai mengambil tanggungjawab atas kepercayaannya, perilaku, komitmen, dan gaya hidupnya. Tapi individu pada tahap ini tetap masih membutuhkan figur yang bisa diteladani.
98
iman konjuktif Pada tahap ini individu mulai bisa memahami dan mengintegrasikan elemen spiritual seperti simbolisasi, ritual, dan kepercayaan. Individu di tahap ini juga menganggap bahwa semua orang termasuk dalam kelompok yang universal dan memiliki rasa kekeluargaan terhadap semua orang.
99
iman universal Fowler menganggap bahwa sangat sedikit orang yang mampu mencapai tahap ini
100
Siapakah Kamu? Siapakah Dia? Siapakah Mereka?
101
Kelompok Usia Tahap sebelum kelahiran/konsepsi
Tahap Batita (0-3 tahun) Tahap Prasekolah (3-6 tahun) Tahap Anak-anak (6-11 tahun) Tahap Remaja (11-20 tahun) Tahap Dewasa Awal (20-40 tahun) Tahap Dewasa Pertengahan (40-65 tahun) Tahap Dewasa Akhir (> 65 tahun)
102
Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu
Metode Mengajar 2-3 tahun Bina Iman Anak (Play Group) Daya konsentrasi pendek sangat tergantung pada orang lain 5 menit Tidak memaksa Gunakan alat bantu bercerita biarkan mereka bebas bergerak gunakan bahasa anak (pertanyaan terarah)
103
Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu
Metode Mengajar 4-5 tahun Bina Iman Anak (TK) Daya konsentrasi terbatas rasa ingin tahu besar 5 – 10 menit hindari kata-kata abstrak jawab pertanyaan dengan jelas, singkat, sederhana guru harus tenang karena menjadi teladan
104
Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu
Metode Mengajar 6-12 tahun Bina Iman Anak Komuni Pertama Katekumen Anak (SD) Daya konsentrasi baik penuh daya kreativitas menit Perlu pembinaan lebih sistematik perlu pujian Cara mengajar yang dapat merangsang pikiran
105
Contoh Katekese Tingkat Umur Kelompok Katekese Karakteristik Waktu
Metode Mengajar tahun Bina Iman Remaja Krisma Mudika (SMP-SMA) Daya konsentrasi baik daya imajinasi penuh kreatif Senang berbantah/berdebat Tidak mudah menerima pendapat orang lain menit Perlu diberi tanggung jawab beri penjelasan dengan logis dan pasti
106
Selamat Berkarya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.