Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuci Indah Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Menikmati Keindahan Swiss di Garut ADA keindahan Eropa lain di Jawa Barat selain Kota Bandung yang dikenal dengan sebutan Parijs van Java. Sebagai pintu gerbang di bagian barat Priangan Timur, orang-orang Belanda tempo dulu terbiasa menyebut Garut sebagai Swiss van Java karena keunikan dan keindahan alamnya. Layaknya Swiss, Garut yang terletak di rute lintas selatan jalur mudik juga dikelilingi gunung. Ada lima gunung yang memberikan keindahan dan keunikan bagi setiap orang yang datang. Kelimanya adalah Gunung Papandayan, Cikurai, Guntur, Haruman, dan Talaga Bodas. Kelimanya berperan menyejukkan Garut. Saat tidak hujan sekalipun, suhu udara di Garut mencapai 13-20 derajat celsius. Kaki Gunung Guntur di Jalan Raya Cipanas, Kecamatan Tarogong Kaler, adalah salah satu yang terkenal lewat sumber air panasnya. Tercatat puluhan saluran air panas mengandung belerang terbentuk secara alami, berlomba memberikan kehangatan bagi pengunjung yang ingin menghilangkan kepenatan. Akses menuju Cipanas terbilang mudah. Cipanas berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Bandung. Dari Bandung, Cipanas bisa dijangkau dalam waktu dua jam menggunakan kendaraan pribadi. Sementara dengan kendaraan umum, setidaknya dibutuhkan waktu 90 menit dengan ongkos Rp 10.000 per orang untuk bus ekonomi dan Rp 15.000 per orang untuk bus eksekutif. Khusus bus, wisatawan harus melanjutkan perjalanan sekitar 8 km dari pusat kota Garut dengan ongkos Rp 2.000 per orang. Bagi yang ingin menghabiskan waktu lebih lama, banyak hotel melati 1 hingga berbintang 3 bisa disewa dengan harga bervariasi, dari Rp 40.000 hingga Rp 3 juta per malam. Khusus hotel berbintang, fasilitas air panas Gunung Guntur bisa dinikmati langsung di setiap kamar atau bungalo yang ada. Puas menikmati hangatnya aktivitas vulkanik Gunung Guntur, pengunjung bisa merasakan sensasi lain ala Swiss hanya sekitar 5 km dari Cipanas. Seperti kelezatan cokelat Swiss, Garut juga punya cokelat khas bernama chocodot. Produk ini hasil inovasi Perusahaan Daerah Tama yang memadukan kelezatan cokelat dengan dodol, makanan khas Garut. Kelezatan chocodot telah teruji karena dinobatkan sebagai yang terbaik dalam Pameran Makanan Internasional Tutto Food di Milan, Italia, 8-11 Mei 2011. Pendiri PD Tama, Kiki Gumelar, mengatakan, meski chocodot adalah menu utamanya, pengunjung bisa menikmati hidangan lain, di antaranya rangginang cokelat (racok), cokelat abon (dogan), dan piza dodol (zadol). Bahkan, untuk menyambut Lebaran tahun ini, telah diluncurkan produk baru bernama cokor. Cokor adalah perpaduan cokelat dengan kurma atau yang dikenal dengan nama buah nabi. "Kami berharap perpaduan cokelat dan kurma bisa membuat suasana Lebaran lebih indah," katanya. Tidak sulit menemukan gerai yang menjual produk chocodot. Saat ini ada empat cabang PD Tama di Garut, yaitu Saung Cokelat dan Waroeng Cokelat Intan di Kecamatan Tarogong, Toko Cokelat Neo di Jalan Siliwangi, serta Kedai Cokelat Raos di Jalan Cimanuk. Jika ingin melihat proses pembuatannya, pengunjung bisa datang ke d'Jieun Tjoklat di Tarogong dan Gedoeng Cokelat di Jalan Siliwangi. Namun, apabila pengunjung ingin merasakan resep dodol tertua di Garut, Dodol Picnic di Jalan Pasundan Nomor 162 bisa menjadi alternatif. Ato Hermanto, Direktur PT Herlinah Cipta Pratama, produsen Dodol Picnic, mengatakan, menu andalan yang terus dijaga keasliannya adalah dodol tradisional rasa buah. "Kami juga menawarkan kunjungan langsung ke pabrik pembuatannya untuk melihat bagaimana dodol dibuat," ujar Ato, generasi ketiga pembuat Dodol Picnic ini. Kualitas ekspor Satu lagi yang tidak boleh Anda lewatkan adalah keberadaan beragam produk sandang berbahan kulit domba garut (Aries ovies). Jika biri-biri Swiss banyak diambil bulunya, kulit domba garut dijadikan jaket, tas, sepatu, dan dompet berkualitas ekspor. Harganya pun bervariasi, dari Rp 20.000 hingga Rp 3 juta. Sentra produksi yang terkenal ada di Jalan Ahmad Yani atau dikenal dengan sentra Sukaregang, sekitar 8 km dari Cipanas. Pemilik gerai produk kulit Salza di Sukaregang, Tatang Suryana, menjamin produk kulit Garut adalah yang terbaik dalam pembuatan sandang berbahan kulit domba. Kualitasnya terjaga karena dibuat masyarakat yang mewarisi teknik penyamakan kulit dan pembuatan produk kulit sejak 100 tahun lalu. Pilihan produk yang ditawarkan pun lebih banyak dan bervariasi ketimbang di daerah lain. Akan tetapi, apabila ingin mendapatkan harga yang lebih murah, disarankan untuk menjelajahi gang-gang kecil di sekitar Sukaregang. Banyak penjahit rumahan menawarkan produk kulit dengan harga lebih murah. Menurut Dadus (27), perajin rumahan di Gang Haji, Sukaregang, pelanggan bisa berdiskusi dengan perajin untuk menemukan produk yang diinginkan. Hal ini memberikan keuntungan bagi konsumen karena bisa menyesuaikan pesanan dengan kemampuan ekonominya. "Kami juga terbuka menerima pesanan sesuai dengan ukuran tubuh pelanggan. Hal ini akan membuat produk yang diinginkan pas di badan konsumen," ujarnya.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.