Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
STRES dan MANAJEMEN STRES
2
PENDAHULUAN Perubahan social yg serba cepat sebagai konsekwensi modernisasi,industrialisasi,kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi nilai-nilai moral etika dan gaya hidup ( way of live ).yang semula memiliki pola hidup social religius cenderung kearah pola hidup individual,material dan sekuler,pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif,Hubungan keluarga yang semula erat dan kuat cenderung menjadi longgar dan rapuh,Lembaga perkawinan mulai diragukan dan masyarakat cenderung untuk memilih hidup bebas atau hidup bersama tanpa ikatan perkawinan. Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut diatas yang pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit ,atau mengalami gangguan penyesuaian diri ( adjustment disorder ).Yang pada gilirannya menimbulkan stres, cemas dan depresi.
3
STRES Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan . stres dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun oleh penanmpilan individu didalam lingkungan tersebut. ( Vincent Cornelli dalam Grant Brecht, 2000) Hans Selye (l950) Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya . Jadi stres merupakan respon/ gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh berbagai tuntutan dan perubahan dalam hidup. Misalnya bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang bersangkutan mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya, artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang bersangkutan tidak mengalami stres. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres ( kehilangan kemampuan untuk mengatasinya).
4
MANAJEMEN STRES Tidak semua orang yang mengalami stresor Psikososial yang sama akan mengalami stres. Ada yang rentan ada yang tidak, stres tidak selalu merugikan dapat juga menjadi factor yang menumbuhkan motivasi bagi seseorang. Rosenment dan Chesney (1980) mengatakan bahwa tipe kepribadian yang rentan terhadap stress adalah tipe “A” dengan ciri yaitu ; 1. ambisius,agresif dan kompetitif(suka akan persaingan),banyak jabatan rangkap. 2. kurang sabar,mudah tegang,mudah tersinggung dan marah (emosional). 3. kewaspadaan berlebihan,control diri kuat,percaya diri berlebihan ( over confidence ). 4. cara bicara cepat,bertindak serba cepat,hiper aktif, tidak dapat diam. 5. bekerja tidak mengenal waktu( workaholic). 6. pandai berorganisasi dan memimpin pemerintah ( otoriter ) 7. lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan 8. kaku terhadap waktu,tidak dapat tenang (tidak relaks),serba tergesa- gesa. 9. mudah bergaul (ramah),pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan.
5
10. tidak mudah dipengaruhi,kaku ( tidak fleksibel ).
11. bila berlibur pikirannya kepekerjaan,tidak dapat santai. 12. berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali. Sedangkan tipe kepribadian yang kebal( immune ) terhadap stres adalah tipe “B” atau pola perilaku tipe “B”. dengan ciri-ciri sbb ; 1. ambisinya wajar-wajar saja ,tidak agresif dan sehat dlm berkompetisi serta tdk maksakan diri. 2. penyabar,tenang tdk mudah tersinggung dan tdk mudah marah.(emosi terkendali). 3. kewaspadaan dlm batas yg wajar demikian pula control diri dan percaya diri tdk berlebihan. 4. cara bicara tidak tergesa-gesa,bertindak pada saat yg tepat ,perilaku tdk hiperaktif. 5. Dapat mengatur waktu dalam bekerja 6. Dalam beorganisasi dan memimpin bersifat okomodatif/manusiawi 7. lebih suka bekerja sama tidak/memaksakan diri bila menghadapi tantangan 8. Pandai mengatur waktu, tenang, tidak tergesa-gesa 9. mudah bergaul dan tidak kaku, menghargai pendapat orang lain tidak merasa dirinya paling benar 10. dapat membebaskan diri dari segala macam problem kehidupan dan pekerjaan manakala sedang berlibur 11. mampu mengendalikan diri
6
Meskipun demikian tidak berarti orang dengan tipe kepribadian diluar kategori di atas tidak akan mengalami stress, itu semua tergantung kepada bagaimana mengelola stress itu sendiri (manages stress). Manajemen atau penatalaksana stress memerlukan metode pendekatan yang bersifat holistic yaitu mencakup fisik (somatic), psikologi , psikososial dan psikoreligius. DIbidang pencegahan agar seseorang tidak jatuh dalam keadaan stress, maka sebaiknya kekebalan yang bersangkutan perlu ditingkatkan agar mampu menanggulangi stressor psikososial yang muncul dengan cara hidup yang teratur, serasi, selaras dan seimbang antara dirinya dengan tuhan (Vertikal) sedangkan secara horizontal anatara dirinya dengan sesama orang lain dilingkungan sekitarnya. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress : - Makanan - Tidur - Olah Raga - Tidak merokok dan minum minuman keras - Berat badan seimbang - Pergaulan silahturahmi - Mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah, kampus dan seterusnya - Agama, rekreasi, sosiol ekonomi, kasih saying dan lain-lain
7
Terapi Psikofarmaka yaitu pengobatan untuk stress yang berkhasiat memungsingkan gangguan neuro-tranmistter (sinyal penghantam syaraf) disusunan syaraf pusat otak (Lymbic system). Terapi Somatic (fisik) sebagai gejala akibat dari stress yang berkepanjangan untuk menghilangkan keluhan-eluhan Osmatic (Fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan dalam organ tubuh yang bersangkutan misalnya dalam sisteim pencernaan, pernafasan, otot, tulang dan lain-lain. Psikoterapi Terapi Psikoreligius
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.