Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMirza Yoga Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
MODEL KEMITRAAN USAHA AGROINDUSTRI JAGUNG
DIREKTORAT PENANGANAN PASCA PANEN DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN - JAKARTA
2
PENGANTAR KEMITRAAN Potensi Potensi Produksi Pasar Pengembangan
Agroindustri JAGUNG Tantangan eksternal Kendala Internal KEMITRAAN
3
Kesenjangan informasi Kesenjangan pengetahuan
JEMBATAN KEMITRAAN Petani/Poktan GAPOKTAN AGROINDUSTRI JAGUNG INTRODUKSI PROGRAM The pressures on organisations are dynamic and change rapidly - the capability within an organisation today is unlikely to be sufficient for tomorrow’s demands and may not support present success. In order to understand how to achieve success in the future organisations need to:- 1. Establish the capability vision for the organisation 2. Put in place the infrastructure required to assess the reality of today’s capability and the approaches to bridging any gap which may exist. The development of competency frameworks is one component of this infrastructure. This presentation covers the PA’s approach to developing competency frameworks in the context of the broader capability challenge. We outline our methodology and draw on a range of client experiences to provide insights on successful development and implementation of the frameworks. Kesenjangan informasi Kesenjangan pengetahuan Kesenjangan infrastruktur
4
Pentingnya Kemitraan Meningkatkan sinergitas hubungan kelembagaan antara pelaku terkait pengembangan agroindustri Menguatkan kelembagaan Gapoktan sebagai Mediator dalam pengembangan kemitraan agroindustri jagung Meningkatkan posisi tawar Gapoktan dalam rantai pasokan agroindustri jagung
5
NILAI STRATEGIS KEMITRAAN
Proses pembelajaran Makin terbukanya informasi Makin beragamnya alternatif usaha agroindustri
6
PELUANG KEMITRAAN Harga jagung mulai kompetitif
Trend Diversifikasi produk agroindustri jagung Komitmen fasilitasi pemerintah dalam penanganan pascapanen, mutu dan pasar Penguatan kelembagaan Gapoktan Fasilitasi Permodalan
7
KENDALA KEMITRAAN Pengetahuan petani/Poktan/Gapoktan pascapanen rendah
Lemahnya akses terhadap informasi pasar Lemahnya permodalan Lemahnya infrastruktur penanganan pascapanen dan mutu
8
PELUANG KEMITRAAN Harga jagung mulai kompetitif
Trend Diversifikasi produk agroindustri jagung Komitmen fasilitasi pemerintah dalam penanganan pascapanen, mutu dan pasar Penguatan kelembagaan Gapoktan Fasilitasi Permodalan
9
PELUANG KEMITRAAN Harga jagung mulai kompetitif
Trend Diversifikasi produk agroindustri jagung Komitmen fasilitasi pemerintah dalam penanganan pascapanen, mutu dan pasar Penguatan kelembagaan Gapoktan Fasilitasi Permodalan
10
STRATEGI PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN AGROINDUSTRI JAGUNG
Rintisan Pembentukan Gapoktan Pelatihan Pengurus Gapoktan Temu bisnis Agroindustri jagung Pendampingan Gapoktan Penguatan Kelembagaan Gapoktan, administrasi, akte notaris Pendampingan dalam melakukan inisiasi kemitraan
11
MODEL KEMITRAAN AGROINDUSTRI JAGUNG
Kinerja Terbaik Peningkatan kinerja agroindustri jagung Model III : Industri Non pangan Peningkatan kualitas Pasca Panen Penyediaan dana Gapoktan Peningkatan SDM Model II : Industri Pangan Model I : Kerjasama dengan Industri Pakan Ternak
12
Model Kemitraan Agroindustri JAGUNG
Konsumen Permodalan Agroindustri Level 3 dan Level 4 Lembaga Pembiayaan Teknologi Kelembagaan Usaha Agroindustri GAPOKTAN Lembaga Pendamping : Instansi terkait, Perguruan Tinggi Lembaga Penyandang dana khusus Agroindustri Level 1 dan Level 2 Permodalan Petani dan Kelompok Tani Manajemen Kebijakan, Iklim investasi Pemerintah Daerah Model Kemitraan Agroindustri JAGUNG
13
PENGEMBANGAN KEMITRAAN
Mitra yang dijalin oleh Gapoktan dalam rangka pengembangan agroindustri jagung antara lain: (i) Peternak/ Kelompok Peternak, (ii) Industri Pakan ternak, (iii) Industri Makanan Berbasis Jagung, (iv) Pedagang/ Gudang Jagung.
14
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMITRAAN
Faktor yang berpengaruh dalam menjalin kemitraan petani dengan peternak adalah: (i) rantai perdagangan yang telah ada, (ii) Fluktuasi harga, (iii) Sistem pembayaran, serta (iv) kondisi eksternal
15
POLA DISTRIBUSI JAGUNG
Petani – Pengepul – Pedagang Besar – Peternak/lainnya Petani – Pengepul – Gudang – Pedagang – peternak//lainnya Petani – Pengepul – Gudang – Peternak/lainnya Petani – Pengepul/ Pedagang Besar – Peternak/lainnya Petani – Peternak/ Kelompok Peternak/lainnya
16
MEKANISME DAN TAHAPAN KEMITRAAN
Mekanisme yang dilakukan Gapoktan untuk menjalin kegiatan terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: (i) Tahap identifikasi, (ii) Tahap Inisiasi, (iii) Tahap MoU, (iv) Tahap Realisasi, dan (v) Tahap keberlanjutan.
17
KONDISI PANEN RAYA MARET-APRIL
Petani menjual hasil panen jagung dalam bentuk gelondong dan pipil kering. Berdasarkan hasil pengukuran kadar air, untuk jagung basah yang baru dipanen kadar air berkisar antara 27 – 30%. Jagung yang telah dikeringkan oleh petani yang siap untuk dijual, kadar air berkisar antara 16 – 20% (musim penghujan).
18
Kondisi Harga jagung saat panen raya
Harga di Petani Kec. Singosari Harga di Petani Kec. Bantur Harga di Industri Pakan ternak Harga di Peternak besar Gelondong Pipil kering 1600 1400 1800 1700 Margin di petani dg industri : Rp200/kg Jika musim panen, harga di industri relatif > di tingkat peternak, jika tidak musim, peternak > tinggi
19
KEGIATAN PENGEMBANGAN KEMITRAAN
Penilaian di tingkat petani, harga jagung pada panen tahun 2007 cukup baik. Hasil diskusi perkiraan margin keuntungan usaha tani jagung yang telah dilakukan petani jagung di Kec. Bantur, dengan harga Rp1400, petani menilai dapat mendapat keuntungan sekitar Rp. 500,-. Per kg.
20
Sekian & Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.