Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Strategi Sumber Daya Manusia
2
Sumber Daya manusia Tujuan sumber daya manusia adalah untuk mengelola tenaga kerja dan mendisain pekerjaan sehingga orang-orang dapat diberdayakan secara efektif dan efisien, agar tujuan tersebut tercapai maka harus dapat memastikan bahwa : Pemberdayaan secara efisien sudah mempertim-bangkan kendala keputusan manajemen operasional yang lain. b. Kualitas lingkungan kerja sudah memadai, baik fisik maupun psikologis dan adanya komitmen maupun kepercayaan dari pihak manajemen maupun pihak karyawan berjuang bersama untuk memenuhi tujuan umum
3
Batasan Strategi SDM a. Apa, maka berkaitan dengan keputusan strategi produk yaitu keahlian dan bakat yang dibutuhkan, bahan yang dibutuhkan dan masalah keamanan kerja. b. Kapan, maka berkaitan dengan keputusan strategi penjadwalan. c. Dimana, maka berkaitan dengan keputusan strategi lokasi yaitu mempertimbangkan berbagai variabel yang dipertimbangkan dalam memilih lokasi seperti kondisi iklim maupun suhu udara, pencahayaan maupun kualitas udara. d. Prosedur, maka berkaitan dengan keputusan strategi proses yaitu mempertimbangkan teknologi, mesin maupun keamanan. e. Siapa, maka berkaitan dengan masalah perbedaan individu dari kemampuan fisik maupun mental serta intelektual. f. Bagaimana, maka berkaitan dengan keputusan strategi layout sesuai dengan pilihan perusahaan.
4
Dengan adanya batasan diatas, dapat dibuat tiga keputusan SDM yaitu :
Perencanaan Tenaga Kerja Disain Pekerjaan Standar Tenaga Kerja
5
Perencanaan Tenaga Kerja
Merupakan sebuah cara untuk menetapkan kebijakan karyawan yang berkaitan dengan : Kebijakan kestabilan tenaga kerja Penjadwalan kerja Klasifikasi kerja dan aturan pekerjaan
6
Kebijakan kestabilan tenaga kerja
Ada dua kebijakan dasar mengenai kestabilan tenaga kerja yaitu : Mengikuti permintaan dengan tepat maka biaya tenaga kerja diperlakukan sebagai biaya variabel. Memiliki konsekuensi timbulnya biaya lainnya diantaranya biaya penarikan dan pemberhentian karyawan, biaya asuransi pengangguran, upah tinggi karena pekerjaan yang tidak stabil (karyawan tidak tetap). Menjaga jumlah karyawan secara konstan maka biaya tenaga kerja diperlakukan sebagai biaya tetap Dengan konsekuensi mungkin tidak dapat memanfaatkan secara penuh pada saat permintaan rendah.
7
Penjadwalan kerja Merupakan Jadwal Kerja Standar yaitu standar kerja selama 8 jam kerja perhari 5 hari kerja perminggu, yang dalam pelaksanaannya mempunyai variasi, diantaranya : Flexitime yaitu sebuah sistem yamg membolehkan karyawan dengan batasan tertentu dapat menentukan jadwal mereka masing-masing kapan mulai kapan selesai. Flexible work week yaitu sebuah jadwal kerja yang berbeda dari jadwal normal misalnya 10 jam kerja perhari selama 4 hari kerja perminggu, atau penerapan shift kerja. c. Memperpendek jam kerja dengan mengubah status karyawan menjadi part time status.
8
Klasifikasi kerja dan aturan pekerjaan
Klasifikasi kerja dan membuat peraturan kerja yang tegas akan membatasi karyawan dalam bekerja dan mengurangi fleksibilitas fungsi operasi Tugas manajer operasi adalah memperhatikan hal-hal demikian sehingga dapat mengelolanya dengan baik, karena semakin besar fleksibilitas perusahaan dalam mempekerjakan serta menentukan jadwal kerja maka perusahaan akan semakin efisien dan cepat tanggap
9
DISAIN PEKERJAAN Adalah sebuah pendekatan yang menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seorang atau sekelompok karyawan. Spesifikasi Kerja (Job Spesification) Perluasan Kerja (Job Expansion) Komponen Psikologi (Psychological Components) Tim yang mandiri (Self directed team) Motivasi dan sistem insentif. Ergonomi dan Analisis Metode Kerja. Tempat kerja visual
10
Spesifikasi Kerja Pembagian kerja menjadi tugas- tugas yang unik, yang dalam pencapaiannya dapat dilakukan dengan cara : a. Pengembangan ketrampilan. b. Lebih sedikit waktu yang terbuang. c. Pengembangan peralatan yang khusus.
11
Perluasan Kerja Usaha meningkatkan kualitas lingkungan kerja dengan mengalihkan spesialisasi kerja menuju disain kerja yang lebih bervariasi. a. Pemekaran pekerjaan (Job enlargement) yaitu pengelompokan beragam tugas yang memiliki tingkat keahlian yang hampir sama, merupakan pemekaran secara horizontal. b. Rotasi pekerjaan (Job rotation) yaitu sebuah system dimana seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan yang khusus ke pekerjaan khusus lain. c. Pengayaan pekerjaan (Job enrichment) yaitu sebuah metode yang memberikan karyawan tanggung jawab yang lebih yang meliputi perencanaan dan pengendalian yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. d. Pemberdayaan karyawan (Employee empowerment) yang merupakan praktek dalam memperluas pekerjaan, sehingga karyawan menerima tanggung jawab yang lebih dan otoritas berpindah pada tingkat organisasi serendah mungkin
12
Komponen Psikologi Suatu strategi sumber daya manusia yang efektif membutuhkan pertimbangan komponen psikologis dari disain pekerjaan. a. Hasil dari penelitian Hawthrorne tentang psikologi tempat kerja yang menyimpulkan bahwa terdapat system social yang dinamis di tempat kerja. Hasil penelitian Hackman dan Oldman yang menyimpulkkan adanya lima karakteristik disain kerja yaitu meliputi : - Keragaman keahlian - Identitas pekerjaan - Arti pekerjaan - Otonomi - Umpan balik
13
Tim yang Mandiri Sekelompok individu yang diberdayakan dan bekerja bersama-sama untuk meraih sebuah tujuan yang sama, yang dapat dikelola untuk tujuan jangka panjang atau jangka pendek. Tim semacam ini efektif karena pada dasarnya mereka dapat menyediakan pemberdayaan karyawan, memastikan adanya karakteristik pekerjaan inti dan memuaskan banyak kebutuhan psikologis anggota tim secara individu.
14
Motivasi dan Sistem Insentif
a. Bonus (bonuses) yaitu penghargaan keuangan yang biasanya berbentuk pilihan tunai atau kepemilikan saham yang diberikan pada pihak manajemen. b. Pembagian laba (Profit sharing) yaitu sebuah system yang memberikan sebagian laba perusahaan untuk dibagikan pada karyawan. c. Pembagian keuntungan (Gain sharing) yaitu sebuah system penghargaan bagi karyawan akan perbaikan kinerja organisasi. d. Sistem insentif (Insentive system) yaitu sebuah system penghargaan karyawan yang didasarkan pada produktifitas perorangan atau kelompok. e. Sistem pembayaran berdasarkan pengetahuan (knowledge-based pay systems) yaitu sebagian pembayaran bergantung kepada pengetahuan yang diperlihatkan atau ketrampilan yang dimiliki karyawan. Beberapa system seperti ini memiliki tiga dimensi yaitu - Keahlian horizontal - Keahlian vertikal - Kedalaman keahlian
15
Ergonomi dan Analisa Metode Kerja
Ergonomi berarti penelitian terhadap kerja, yang melihat pemahaman akan permasalahan ergonomic akan meningkatkan kinerja manusia. Contohnya adalah menentukan tinggi meja tulis yang layak dengan cara mempertimbangkan ukuran individu dan tugas yang akan dikerjakan. Analisis Metode kerja adalah mengembangkan prosedur kerja yang aman dan menghasilkan produk bermutu secara efisien. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan : a. Diagram alir dan diagram proses b. Diagram aktifitas c. Diagram gerakan mikro
16
Tempat Kerja Visual Adalah penggunaan beragam tehnik komunikasi visual untuk mengkomunikasikan informasi secara cepat bagi semua pihak yang berkepentingan. Kanban merupakan sebuah tipe tanda visual yang mengindikasikan kebutuhan produksi yang lebih banyak. Andon adalah sebuah tanda misalnya lampu yang bertujuan memanggil orang yang memberi tanda terdapat suatu masalah.
17
STANDAR PEKERJA DAN PENGUKURAN KERJA
Membantu perusahaan untuk menentukan : Proporsi pekerja dari setiap produk yang dihasilkan (biaya pekerja) Kebutuhan staf yaitu menyangkut berapa banyak pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan operasional. Perkiraan biaya dan waktu sebelum operasional dilaksanakan dalam rangka mengambil berbagai keputusan, dari perkiraan biaya hingga keputusan make or buy. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan yaitu siapa mengerjakan apa dalam satu aktifitas kelompok atau pada satu lini produksi. Tingkat produksi yang diharapkan sehingga pihak manajer maupun karyawan mengetahui apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal. Dasar perencanaan insentif pekerja yang menjadi acuan untuk memberikan insentif yang tepat. Efisiensi karyawan dan pengawasan untuk mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi.
18
STANDAR PEKERJA DAN PENGUKURAN KERJA
Penetapan standar pekerja dapat menggunakan empat cara yaitu : Pengalaman masa lalu (historical experience) Studi waktu (time study) Standar waktu yang telah ditentukan (Predetermited time standards) Pengambilan sampel kerja (Work sampling)
19
Pengalaman Masa Lalu Standar pekerja dapat diestimasi berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu yaitu berapa jam kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Memiliki kelebihan karena relatif mudah dan murah didapatkan. Standar seperti ini lazimnya didapatkan datanya dari kartu waktu pekerja atau dari data produksi. Kelemahannya adalah tidak obyektif dan tidak dapat diketahui keakuratannya apakah kecepatan kerjanya layak atau tidak, dan apakah kejadian yang tidak biasa sudah diperhitungkan atau belum.
20
Studi Waktu Merupakan pencatatan waktu sebuah sampel kinerja pekerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk menetapkan waktu standar. 1. Definisikan pekerjaan yang akan diamati. 2. Bagilah pekerjaan menjadi elemen yang tepat. 3. Tentukan banyaknya pengamatan yang harus dilakukan (jumlah siklus atau sampel yang dibutuhkan). 4. Hitung waktu dan catat waktu elemen serta tingkat kinerja. Hitung waktu siklus rata-rata yang disebut waktu siklus pengamatan rata-rata (average observed cycle time) yang merupakan rata-rata aritmatika dari waktu setiap elemen yang diukur, yang disesuaikan dari pengaruh yang tidak biasa untuk setiap elemen. 6. Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu normal (normal time) untuk tiap elemen. 7. Tambahkan waktu kinerja normal untuk setiap elemen untuk mendapatkan waktu normal total untuk pekerjaan tersebut. 8. Hitung waktu standar (standar time) dengan memperhitungkan kelonggaran seperti waktu untuk kebutuhan pribadi, keterlambatan, kelelahan.
21
Studi Waktu Waktu siklus rata-rata =
Jumlah waktu untuk melaksanakan setiap elemen Jumlah siklus pengamatan Waktu normal = waktu siklus pengamatan x faktor peringkat rata-rata Waktu standar = Waktu normal total 1 – faktor kelonggaran
22
Studi Waktu Contoh 1. Studi waktu dari sebuah operasi pekerjaan menghasilkan : Waktu siklus pengamatan rata-rata sebesar 4 menit. Peringkat pekerja sebesar 85% Faktor kelonggaran 13% Maka dari data tersebut : Waktu normal = (4 menit) (85 %) = 3,4 menit Waktu standar = (3,4 menit) / (1 - 0,13) = 3,9 menit
23
Studi Waktu Contoh 2. Suatu asosiasi manajemen ilmiah melakukan suatu penelitian tentang studi waktu dengan menyebarkan kuesioner dengan hasil sebagai berikut : * hasil pengamatan yang tidak diperhitungkan karena adanya berbagai hal. Faktor kelonggaran 15 %
24
Studi Waktu Maka hasilnya adalah : Waktu siklus rata-rata untuk :
A = ( ) / 4 = 9,5 menit B = ( ) / 5 = 2,2 menit C = ( ) / 4 = 1,5 menit Waktu normal untuk : A = (9,5 menit) (1,2) = 11,4 menit B = (2,2 menit) (1,05) = 2,31 menit C = (1,5 menit) ( 1,1) = 1,65 menit Waktu normal total = 11,4 + 2,31 + 1,65 = 15,36 menit Waktu standar = (15,36 menit) / (1- 0,15) = 18,07 menit
25
Standar Waktu yang Telah Ditentukan
Merupakan suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Caranya dengan menjumlahkan faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari pekerjaan. Cara ini membutuhkan biaya yang besar. Metode yang paling umum adalah metode pengukuran waktu (MTM = Methods Time Measurement).
26
Standar Waktu yang Telah Ditentukan
Standar waktu yang telah ditetapkan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu yaitu : 1. Standar waktu dapat dibuat di laboratorium sehingga prosedur ini tidak mengganggu aktifitas sesungguhnya. 2. Karena standar dapat ditentukan sebelum pekerjaan benar-benar dilakukan maka dapat digunakan untuk membuat rencana. 3. Tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan. 4. Serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar untuk menetapkan standar. 5. Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama.
27
Pengambilan Sampel Kerja
Pengambilan sample kerja memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaan. Metode ini membutuhkan pengamatan secara acak untuk mencatat aktifitas yang dilakukan pekerja. Digunakan untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka diantara aktifitas yang beragam.
28
Pengambilan Sampel Kerja
Prosedur dalam metode ini ada lima langkah sebagai berikut : 1. Mengambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja. 2. Hitung ukuran sample yang dibutuhkan. 3. Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak. Konsep angka acak digunakan untuk menapatkan pengamatan yang benar-benar acak. 4. Lakukan pengamatan dan catat aktifitas pekerja. 5. Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka biasanya dalam persentase.
29
Pengambilan Sampel Kerja
Untuk menentukan jumlah pengamatan yang dibutuhkan maka dapat digunakan rumus: z2p (1-p) n = h2 dimana : n = ukuran sample yang dibutuhkan z = deviasi normal standar untuk tingkat kepercayaan yang diinginkan p = nilai perkiraan proporsi sample (waktu kerja operator yang diamati, apakah sedang sibuk atau sedang menganggur) h = tingkat kesalahan yang dapat diterima, dalam persentase.
30
Pengambilan Sampel Kerja
Pengambilan sampel pekerja mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan studi waktu yaitu : 1. Lebih murah karena cukup seorang pengamat untuk mengamati beberapa pekerja secara bersamaan. 2. Pengamat tidak perlu latihan khusus dan tidak perlu pengukur waktu yang khusus. 3. Penelitian dapat ditunda kapan saja karena hanya ada sedikit dampaknya. 4. Pengambilan sampel secara spontan pada waktu panjang maka hanya sedikit kesempatan para pekerja untuk mempengaruhi hasil penelitian. 5. Prosedur hanya sedikit dan gangguan hanya sedikit sehingga tidak menimbulkan keberatan bagi pekerja.
31
Pengambilan Sampel Kerja
Akan tetapi terdapat kelemahan pada metode ini yaitu : 1. Tidak membagi elemen kerja selengkap studi waktu. 2. Hasilnya bisa bias atau tidak benar. 3. Karena tidak mengganggu, pengambilan sampel kerja cenderung kurang akurat terutama jika pekerjaan tersebut siklusnya pendek.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.