Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAsa Juventini Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PASIEN PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAPZA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PENYALAHGUNAAN & KETERGANTUNGAN NAPZA
2
Tujuan pembelajaran Mengkaji data penyalahgunaan dan ketergantungan napza Menetapkan diagnosa keperawatan Melakukan tindakan keperawatan pada pasien Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga mengatasi masalah napza Mendokumentasikan
3
Napza Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
Bahan / zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat / otak, yang dapat menyebabkan gangguan pada fisik, psikis dan fungsi sosial.
4
Jenis napza Opiat Ganja Sedatif hipnotik Amfetamin Alkohol Kokain
Inhalansia Nikotin Kafein Halusinogen
5
Opiat (morfin, heroin)
6
Ganja (cimeng, gele’)
7
Sedatif hipnotik (benzodiazepin)
8
Tanda dan gejala Intoksikasi adalah gejala yang timbul saat mengkonsumsi napza Putus zat adalah gejala yang timbul saat mengurangi atau menghentikan penggunaan napza
9
Opiat (morfin, heroin) Intoksikasi Eforia Mengantuk Banyak tidur
Bicara cadel Konstipasi Penurunan kesadaran Putus zat Nyeri Mata dan hidung berair Perasaan panas dingin Diare Gelisah Tidak bisa tidur
10
Putus zat jarang ditemukan
Ganja (cimeng, gele’) Intoksikasi Eforia Mata merah, mulut kering Banyak bicara dan tertawa Nafsu makan meningkat Gangguan persepsi Putus zat jarang ditemukan
11
Sedatif hipnotik (benzo: bil BK, lexotan)
Intoksikasi Pengendalian diri kurang Jalan sempoyongan Mengantuk Memperpanjang tidur Hilang kesadaran Putus zat Cemas Tangan gemetar Perubahan persepsi Gangguan daya ingat Tidak bisa tidur
12
Alkohol (bir, wiski, arak)
Intoksikasi Mata merah Bicara cadel Jalan sempoyongan Perubahan persepsi Kemampuan menilai (↓) Putus zat Cemas, depresi Muka merah Tangan gemetar Mual muntah Tidak bisa tidur
13
Amfetamin ekstasi (inex), shabu-shabu
Intoksikasi Selalu bergerak Berkeringat Gemetar Cemas, depresi Paranoid Putus zat Cemas Depresi Kelelahan Energi berkurang Tidur meningkat
14
Ciri-ciri ketergantungan
Toleransi (semakin lama penggunaan zat, semakin dibutuhkan dosis yang lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama) Gejala putus zat (gejala yang timbul karena mengurangi / menghentikan penggunaan) Sugesti (kerinduan yang kuat sekali untuk menggunakan kembali)
15
Penyebab Ingin tahu / coba-coba / eksperimen
Pergaulan sosial / rekreasi Situasi Penyalahgunaan Ketergantungan
16
Faktor yang mempengaruhi terjadinya penggunaan
1. Faktor individu Ciri-ciri kepribadian yang berisiko untuk menyalahgunakan napza, misalnya selalu merasa rendah diri, mudah kecewa, suka coba-coba / bereksperimen dan bersikap antisosial.
17
2. Faktor lingkungan Lingkungan pergaulan yang kurang baik: keluarga dengan komunikasi yang tidak efektif, Kelompok sebaya yang menggunakan napza Banyaknya tempat untuk memperoleh / memperjualbelikan napza Pengaruh dari masyarakat yang longgar dalam pengawasan (hukum yang tidak berjalan / tidak tegas yang menyebabkan peredaran napza secara gelap terus berlangsung.
18
3. Faktor zat Zat itu sendiri memberikan kenikmatan, Mudah diperoleh
Harga terjangkau atau diperoleh dengan gratis / tanpa keluar biaya.
19
Dampak penggunaan napza
1. Heroin (putau) Perilaku manipulatif, antisosial, hepatitis C, HIV-AIDS, kematian karena over dosis 2. Benzodiazepam (pil BK, lexotan) Hilangnya kesadaran, kurangnya pengendalian, perkelahian, tindak kejahatan (menipu / mencuri / merampok sampai membunuh), sering tidak menyelesaikan tugas, membolos, prestasi sekolah menurun, keluar dari sekolah.
20
3. Ganja (cimeng, gele’) Gangguan persepsi (sepuluh menit dirasakan seperti satu jam, jarak 10 meter dipersepsikan sebagai jarak 100 meter Sinestesia (saat mendengar musik, melihat warna-warna cemerlang disekitarnya) Sindroma amotivasional menurunnya kemampuan membaca, berbicara dan berhitung; perhatian sekitar berkurang sampai tidak bereaksi dipanggil; kurang semangat bersaing Penyakit pada paru-paru.
21
4. Alkohol (bir, wiski, arak)
Gangguan lambung, penyakit hati, jantung, susunan saraf / otak, kemunduran daya ingat, perubahan persepsi, koordinasi, penurunan kemampuan menilai, kecelakaan, tindak kejahatan 5. Amfetamin (ekstasi, shabu-shabu) gangguan jantung, pernapasan, depresi, paranoid (perasaan terancam / curiga yang dapat mengakibatkan timbulnya kekerasan pada diri sendiri atau orang lain), kematian karena perangsangan yang berlebihan pada susunan saraf pusat (otak).
22
Penanggulangan masalah napza
Pencegahan: Deteksi dini Pendidikan efektif Pengobatan: Detoksifikasi tanpa subsitusi Detoksifikasi dengan subsitusi Pemulihan Rehabilitasi: keagamaan, terapi komunitas Terapi psikososial
23
Rentang Respon Koping Penggunaan Zat
Adaptif Maladaptif Alamiah Aktivitas Fisik Meditasi Kadang memakai Rokok, kopi, Alkohol, obat resep Sering memakai Rokok, kopi, Alkohol, obat resep nakotika Tergantung pd Rokok, kopi, Alkohol, Tergantung Pada narkotika
24
ASUHAN KEPERAWATAN ADIKSI NAPZA
Detoksifikasi ~ penanganan gejala putus zat Recovery/Rehabilitasi ~ menguatkan koping konstruktif, menghindar penyalahgunaan zat Relaps ~ menguatkan koping Infeksi ~ penanggulangan masalah fisik, menyiapkan pasien kemunginan terburuk yang mungkin terjadi.
25
Pengkajian 1. Riwayat penggunaan napza: Apa jenis zat yang digunakan ?
Kapan terakhir menggunakan zat ? Bagaimana cara menggunakan zat ? Berapa banyaknya zat yang biasa digunakan perhari? Apa tanda dan gejala yang dirasakan? Apa penyebab menggunakan zat ? Apakah pernah mengurangi / berhenti ? Karena apa ? Berapa kali mencoba berhenti ? Kapan paling lama ? Apa yang telah dilakukan untuk berhenti ? Apa yang menyebabkan pakai lagi ?
26
2. Riwayat pengobatan: Apakah pernah over dosis ? Apakah pernah dirawat karena over dosis ? Apakah pernah dirawat untuk detoksifikasi ? Berapa kali ? Kapan terakhir ? Apakah ada penyakit serius yang dialami akibat penggunaan zat ? Apakah pernah mengikuti rehabilitasi ? Kapan ? Berapa lama ?
27
Diagnosa keperawatan Koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat Gangguan sensori persepsi Gangguan proses pikir Gangguan proses keluarga
28
Tujuan tindakan pada pasien
Pasien dapat: Mengenali dampak penggunaan zat Meningkatkan motivasi untuk berhenti Mengontrol keinginan untuk menggunakan zat Meningkatkan kemamp menyelesaikan masalah Mengubah gaya hidup Mengatasi gejala intoksikasi atau putus zat dengan terapi psikofarmaka
29
Tindakan keperawatan pada pasien
1. Diskusikan bersama pasien tentang: Dampak penggunaan zat (kesehatan, hubungan sosial, pendidikan / pekerjaan, ekonomi / keuangan, hukum) Cara meningkatkan motivasi berhenti Cara menyelesaikan masalah yang sehat Gaya hidup yang sehat
30
Diskusikan cara mengontrol keinginan:
Menghindar: (tidak pergi ke tempat-tempat yang ada pengedar, tidak bergabung / bergaul dengan pengguna) Mengalihkan: (menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat dan menyenangkan) Menolak: (mengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap mengatakan tidak, walaupun sekali saja)
31
2. Latih pasien: Mengontrol keinginan menggunakan zat
Mengenali situasi yang berisiko tinggi Kondisi emosi negatif, misalnya kesal, dituduh pakai lagi Konflik dengan orang lain, misalnya bertengkar karena dilarang keluar rumah atau dituduh mencuri Tekanan sosial, misalnya dipaksa sebagai syarat untuk bergabung dengan kelompok tertentu
32
Cara mengontrol keinginan menggunakan zat dengan cara:
Menghindar, misalnya: tidak pergi ke tempat-tempat yang ada pengedar, tidak bergabung / bergaul dengan pengguna Mengalihkan, misalnya: menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat dan menyenangkan Menolak, misalnya: mengatakan tidak, walaupun ditawarkan gratis dan tetap mengatakan tidak, walaupun sekali saja. Cara menyelesaikan masalah yang sehat Cara / gaya hidup yang sehat
33
Mengevaluasi pasien Pasien mampu: Menyebutkan dampak penggunaan zat
Menggunakan cara-cara: Mengontrol keinginan untuk menggunakan zat Menyelesaikan masalah yang sehat Menerapkan gaya hidup yang sehat Berhenti menggunakan zat
34
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SENSORI PERSEPSI
35
Tujuan Pasien akan mengurangi ketergantungan
Pasien akan diorientasikan pada orang waktu, tempat Pasien akan melaporkan gejala putus zat Pasien akan menginterpretasikan lingkungan secara tepat Pasien akan mengakui dan menceritakan halusinasi atau wahamnya
36
Tindakan Berikan dukungan perawatan fisik: Tanda Vital, Nutrisi, Hidrasi, wasapada jika kejang Berikan obat sesuai jadwal detoksifikasi Kaji orientasi sesering mungkin, orientasikan pasien waktu, tempayt, orang Observasi gejala-gejala putus zat dan laporkan Jelaskan intervensi keperawatan, staf yg konsisten, cahaya ruangan redupm, hindari kebisingan, anjurkan teman yg dipercaya atau keluarga utk menyertai Anjurkan pasien menceritakan halusinasi atau waham, jelaskan kaitan antara gejala tersebut dg zat adiktif
37
Tujuan tindakan pada keluarga
Keluarga dapat merawat pasien
38
Tindakan keperawatan pada keluarga
1. Diskusikan bersama keluarga tentang: Masalah yang dialami keluarga Penyalahgunaan / ketergantungan zat (tanda dan gejala, penyebab dan akibat) Proses penyembuhan pasien (pencegahan, pengobatan dan pemulihan)
39
Kondisi pasien yang perlu dirujuk
Intoksikasi berat, penurunan kesadaran, jalan sempoyongan, penglihatan (persepsi) terganggu, kehilangan pengendalian diri, curiga berlebihan, melakukan kekerasan / menyerang orang lain Gejala putus zat nyeri, mual sampai muntah, diare, tidak bisa tidur, gelisah, tangan gemetar, cemas berlebihan, depresi (murung berkepanjangan)
40
mencurigai / menuduh pasien pakai lagi)
Latih keluarga: Meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti / hindari sikap-sikap yang dapat mendorong pasien pakai lagi: mencurigai / menuduh pasien pakai lagi) Mengenal ciri-ciri pasien pakai lagi memaksa minta uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi Membantu pasien: menghindar atau mengalihkan perhatian dari keinginan untuk pakai lagi Memberikan pujian bila pasien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan Mengawasi pasien minum obat
41
Mengevaluasi keluarga
Keluarga mampu: Menyebutkan proses penyembuhan pasien Meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti Memotivasi pasien menggunakan cara-cara mengontrol keinginan menggunakan zat Mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu di rujuk
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.