Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENENTUAN HASIL KALI KELARUTAN Ca(OH)2

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENENTUAN HASIL KALI KELARUTAN Ca(OH)2"β€” Transcript presentasi:

1 PENENTUAN HASIL KALI KELARUTAN Ca(OH)2
Kelompok 7 A. Rini Endah Mumpuni K Dewi Ariyanti K Ita Dwi Purnamasari K Kurnia Nur Rochman K Riana Lilis Widyawati K

2 Menentukan Tetapan Hasil Kali Kelarutan Kalsium Hidroksida
TUJUAN Menentukan Tetapan Hasil Kali Kelarutan Kalsium Hidroksida

3 Jumlah tetes larutan HCL 0,1 M
DATA PENGAMATAN Larutan Ca(OH)2 dalam Jumlah tetes larutan HCL 0,1 M I II Rata-rata Aquades 12 10 11 Larutan NaOH 0,025 M 16 14 Larutan NaOH 0,050 M 15 13 Larutan NaOH 0,075 M 24 25 24,5

4 A. Menghitung Ksp Ca(OH)2
PERHITUNGAN A. Menghitung Ksp Ca(OH)2 Mencari volume HCL yang diperlukan tiap percobaan Volume HCL = jumlah tetes 20 π‘₯ 1 π‘šπ‘™ a. Aquades b. Larutan NaOH 0,025 M V1 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 0,6 ml V1 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 0,8 ml V2 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 0,5 ml V2 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 0,6 ml c. Larutan NaOH 0,025 M d. Larutan NaOH 0,075 M V1 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 0,75 ml V1 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 1,2 ml V2 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 0,65 ml V1 = π‘₯ 1 π‘šπ‘™ = 1,25 ml

5 2. Mencari volume rata-rata HCL yang diperlukan pada tiap percobaan
Volume rataβˆ’rata = V1+𝑉2 2 a. Aquades Vol rataβˆ’rata = 0,6+0,5 2 = 0,55 ml b. Larutan NaOH 0,025 M Vol rataβˆ’rata = 0,8+0,6 2 = 0,7 ml c. Larutan NaOH 0,050 M Vol rataβˆ’rata = 0,75+0,65 2 = 0,7 ml d. Larutan NaOH 0,075 M Vol rataβˆ’rata = 1,2+1,25 2 = 1,225 ml

6 TABULASI DATA Larutan Ca(OH)2 dalam Volume HCL 0,1 M V1 V2 Rata-rata Aquades 0,6 0,5 0,55 Larutan NaOH 0,025 M 0,8 0,7 Larutan NaOH 0,050 M 0,75 0,65 Larutan NaOH 0,075 M 1,2 1,25 1,225

7 Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) ..............................(1)
Menghitung Ksp Ca(OH)2 dalam 10 ml aquades Vrata-rata HCL yang diperlukan untuk titrasi = 0,55 ml Mol HCL yang dibutuhkan = V.M = 0,55 m l . O,1 M = 0,055 mmol Dalam air, Ca(OH)2 menjadi Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) (1) Ion OH- dari pengionan tersebut akan bereaksi dengan H+ dalam HCL menurut reaksi : OH- (aq) + HCL (aq) β†’ H20 (l) + Cl- (aq) (2) 1 mol HCL ~ 1 mol OH- Maka mol OH- = mol HCL = 0,055 mmol

8 Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq)
Dari persamaan (1) : Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Maka 2 mol OH- ~ 1 mol Ca(OH)2 Mol Ca(OH)2 = Mol OH- = ,055 mmol = 0,0275 mmol [Ca(OH)2] = n v (1 ml) = 0, = 0,0275 M (sebagai s) Dalam larutan terjadi reaksi Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] [OH-]2 = s. (2s)2 = 4s3 = 4.(0,0275)3 = 8,31 x 10-5

9 B. Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan Ca(OH)2
Ca(OH)2 dalam 10 ml NaOH 0,025 M Vrata-rata HCL untuk titrasi = 0,7 mol Mol HCL yang dibutuhkan = V.M = 0,7 ml . 0,1 M = 0,07 mmol Dalam larutan seluruh ion OH- habis bereaksi dengan H+ dalam HCL menurut reaksi OH- (aq) + HCL (aq) β†’ H20 (l) + Cl- (aq) 1 mol HCL ~ 1 mol OH- Maka mol OH- = mol HCL = 0,07 mmol β†’πš

10 Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq)
OH- dalam larutan berasal dari pengionan Ca(OH)2 dan dari Ion NaOH itu sendiri sehingga Mol OH- = mol OH- dalam Ca(OH)2 + mol NaOH (V.M;V=1 ml) Mol OH- dalam Ca(OH)2 = Mol OH- - mol NaOH (V.M;V=1 ml) = 0,07 mmol – (1ml.0,025M) = 0,07 mmol – 0,025 mmol = 0,045 mmol Dalam larutan terjadi reaksi Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Maka 2 mol OH- ~ 1 mol Ca(OH)2 Mol Ca(OH)2 = Mol OH- = ,045 mmol = 0,0225 mmol [Ca(OH)2] = n v (1 ml) = 0, = 0,0225 M (sebagai s) Maka, kelarutan Ca(OH)2 dalam NaOH 0,025 M adalah 0,0225 M

11 OH- (aq) + HCL (aq) β†’ H20 (l) + Cl- (aq)
Ca(OH)2 dalam 10 ml NaOH 0,050 M Vrata-rata HCL untuk titrasi = 0,7 mol Mol HCL yang dibutuhkan = V.M = 0,7 ml . 0,1 M = 0,07 mmol Dalam larutan seluruh ion OH- habis bereaksi dengan H+ dalam HCL menurut reaksi OH- (aq) + HCL (aq) β†’ H20 (l) + Cl- (aq) 1 mol HCL ~ 1 mol OH- Maka mol OH- = mol HCL = 0,07 mmol →𝐛

12 Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq)
OH- dalam larutan berasal dari pengionan Ca(OH)2 dan dari Ion NaOH itu sendiri sehingga Mol OH- = mol OH- dalam Ca(OH)2 + mol NaOH (V.M;V=1 ml) Mol OH- dalam Ca(OH)2 = Mol OH- - mol NaOH (V.M;V=1 ml) = 0,07 mmol – (1ml.0,050M) = 0,07 mmol – 0,050 mmol = 0,02 mmol Dalam larutan terjadi reaksi Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Maka 2 mol OH- ~ 1 mol Ca(OH)2 Mol Ca(OH)2 = Mol OH- = ,02 mmol = 0,01 mmol [Ca(OH)2] = n v (1 ml) = 0,01 1 = 0,01 M (sebagai s) Maka, kelarutan Ca(OH)2 dalam NaOH 0,025 M adalah 0,01 M

13 3. Ca(OH)2 dalam 10 ml NaOH 0,075 M Vrata-rata HCL untuk titrasi = 1,225 mol Mol HCL yang dibutuhkan = V.M = 1,225 ml . 0,1 M = 0,1225 mmol Dalam larutan seluruh ion OH- habis bereaksi dengan H+ dalam HCL menurut reaksi OH- (aq) + HCL (aq) β†’ H20 (l) + Cl- (aq) 1 mol HCL ~ 1 mol OH- Maka mol OH- = mol HCL = 0,1225 mmol β†’πœ

14 Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq)
OH- dalam larutan berasal dari pengionan Ca(OH)2 dan dari Ion NaOH itu sendiri sehingga Mol OH- = mol OH- dalam Ca(OH)2 + mol NaOH (V.M;V=1 ml) Mol OH- dalam Ca(OH)2 = Mol OH- - mol NaOH (V.M;V=1 ml) = 0,1225 mmol – (1ml.0,075M) = 0,1225 mmol – 0,075 mmol = 0,0475 mmol Dalam larutan terjadi reaksi Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Maka 2 mol OH- ~ 1 mol Ca(OH)2 Mol Ca(OH)2 = Mol OH- = ,0475 mmol = 0,02375 mmol [Ca(OH)2] = n v (1 ml) = 0,01 1 = 0,02375 M (sebagai s) Maka, kelarutan Ca(OH)2 dalam NaOH 0,025 M adalah 0,02375 M

15 Ca(OH)2 (s) Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq)
PEMBAHASAN Prinsip Dasar Ca(OH)2 merupakan basa sukar larut dalam air. Apabila Ca(OH)2 dilarutkan dalam air maka akan terjadi kesetimbangan kelarutan dengan reaksi Ca(OH)2 (s) Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Apabila larutan telah jenuh, penambahan Ca(OH)2 ke dalam larutan tidak akan merubah konsentrasi Ca(OH)2 (s) ,Ca2+, dan OH-. Pada keadaan ini, konsentrasi semua komponennya tetap, larutan telah mencapai kesetimbangan dan [Ca2+]x[OH-]2 = tetap = Ksp = tetapan hasil kali kelarutan

16 Berdasarkan Asas Le Chatelier, apabila ke dalam kesetimbangan larutan tersebut ditambahkan ion Ca2+ atau ion OH-, kesetimbangan akan bergeser ke untuk mencapai kesetimbangan kembali sehingga [Ca2+]x[OH-]2 = Ksp Ca(OH)2 Kelarutan atau Solubility adalah jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut tertentu pada kesetimbangan. Hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam suatu larutan jenuh yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing.

17 Kelarutan dibedakan menjadi dua, yaitu
Kelarutan zat AB dalam pelarut murni (air) AnB (s) β†’ nA+ (aq) + Bn- (aq) s ns s Ksp = AnB = (n.s)n .s = nn. sn+1 Maka, n+1 Ksp AnB nn ; dimana s = kelarutan Kelarutan zat AB dalam larutan yang mengandung ion sejenis A2B (s) β†’ 2A+ (aq) + B- (aq) (1) s ns s Larutan Ax AX(aq) β†’ A+ (aq) + X- (aq) (2) b b b Dari kedua persamaan reaksi diatas [A+] = s + b adalah b, karena s cukup kecil bila dibandingkan dengan b, sehingga s dapat diabaikan. Dan [B-] = s. Jadi, Ksp AB = b.s. Semakin besar konsentrasi ion sejenis maka semakin kecil kelarutan elektrolitnya.

18 Qc < Ksp Qc = Ksp Qc > Ksp
Jika hasil kali konsentrasi ion-ion adalah Qc, maka untuk suatu garam AB yang sukar larut dalam air berlaku ketentuan Qc < Ksp Artinya larutan belum jenuh, tidak terjadi pengendapan Qc = Ksp Artinya larutan tepat jenuh, larutan tepat mengendap Qc > Ksp Artinya larutan lewat jenuh, terjadi pengendapan

19 AxBy xAy+(aq) + yBx-(aq)
Karena Ksp dan Kelarutan sama-sama dihitung dalam larutan jenuh, maka terdapat hbungan diantara keduanya. Untuk semua AxBy terlarut akan mengalami ionisasi dalam sistem kesetimbangan. AxBy xAy+(aq) + yBx-(aq) s xs ys Sehingga nilai hasil kali kelarutannya Ksp AxBy = [Ay+]x x [Bx-]y = [xs]x x [ys]y = xx. Yy . Sx+y Maka kelarutannya, S(x+y) = 𝐊𝐬𝐩 𝐀𝐱𝐁𝐲 xx. yy S = (𝐱+𝐲) 𝐊𝐬𝐩 𝐀𝐱𝐁𝐲 xx. yy

20 Prinsip Kerja Mengambil empat buah erlenmeyer dan menandai dengan angka 1,2,3,4. Kemudian, memasukkan ke dalam masing-masing erlenmeyer Ca(OH)2. Lalu, menambahkan aquades yang telah didihkan ke erlenmeyer 1, larutan NaOH 0,025 M ke erlenmeyer 2, larutan NaOH 0,050 M ke erlenmeyer 3, dan larutan NaOH 0,075 M ke erlenmeyer 4. Lalu, menutup erlenmeyer dengan sumbat karet dan mengocoknya agar Ca(OH)2 larut, serta menyimpan selama 24 jam. Menyaring keempat larutan dan menampung tapisan dalam erlenmeyer. Menentukan konsentrasi OH- dalam tapisan denga titrasi. Memasukkan tapisan dalam tabung reaksi lalu menambah dengan indikator PP. Menitrasi larutan tersebut dengan HCl 0,1 M menggunakan pipet tetes. Titrasi dihentikan setelah warna merah tepat hilang. Mencatat jumlah tetes larutan HCl yang diperlukan dan mengulangi dua langkah sebelumnya sebanyak 2 kali. Mengulangi tiga langkah sebelum ini untuk tapisan yang lain.

21 Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh nilai Ksp sebesar 8,31 x sedangakan berdasarkan teori Ksp Ca(OH)2 adalah 5 x Terjadi ketidaksesuaian percobaan dengan teori. Dari data diketahui bahwa, semakin besar konsentrasi NaOH maka volume HCL semakin besar pula. Hal ini terjadi sebab semakin besar konsentrasi OH- maka H+ yang diperlukan juga semakin besar. Ada penyimpangan pada data kedua dan ketiga, seharusnya volume HCL pada larutan Ca(OH)2 dalam NaOH 0,05M lebih besar daripada dalam NaOH 0,025 M Larutan Ca(OH)2 dalam Volume HCL 0,1 M V1 V2 Rata-rata Aquades 0,6 0,5 0,55 Larutan NaOH 0,025 M 0,8 0,7 Larutan NaOH 0,050 M 0,75 0,65 Larutan NaOH 0,075 M 1,2 1,25 1,225

22 Dalam penambahan ion sejenis, penambahan ion senama akan mengurangi kelarutan. Secara teori, semakin besar konsentrasi NaOH yang ditambahkan, maka kelarutannya semakin kecil. Keberadaan ion tidak mempengaruhi nilai Ksp. Pada percobaan terdapat penyimpangan pada tapisan ketiga, yaitu penurunan kelarutan sangat drastis. Larutan Ca(OH)2 dalam Kelarutan Aquades 0,0275 Larutan NaOH 0,025 M 0,0225 Larutan NaOH 0,050 M 0,01 Larutan NaOH 0,075 M 0,02375

23 Reaksi yang terjadi dalam larutan
Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Dalam larutan, seluruh ion OH- habis bereaksi dengan H+ dari HCL OH- (aq) + HCL (aq) β†’ H20 (l) + Cl- (aq) Larutan HCL pada percobaan ini berfungsi untuk menitrasi larutan Ca(OH)2 dalam larutan NaOH. Sehingga, konsentrasi OH- dalam larutan dapat diketahui, sebab konsentrasi OH- sama dengan konsentrasi HCL yang diperlukan dalam titrasi, sehingga larutan bersifat netral Larutan pp pada percobaan ini berfungsi sebagai indikator titik ekivalen, yaitu titik saat sejumlah ion OH- habis bereaksi dengan ion H+. Yaitu pada saat warna merah muda pada larutan tepat hilang menjadi warna bening.

24 Faktor yang membuat percobaan tidak sesuai dengan teori
Kesalahan praktikan dalam menitrasi larutan. Kurang rapatnya praktikan dalam menutup tabung erlenmeyer dengan sumbat plastik. Kurang telitinya praktikan dalam menghitung jumlah tetes HCl yang dibutuhkan dalam titrasi. Kurang telitinya praktikan dalam perhitungan Proses pencucian alat praktikum yang kurang bersih.

25 KESIMPULAN 1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut tertentu pada kesetimbangan. 2. Ksp adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam suatu larutan jenuh yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing. 3. Reaksi kesetimbangan zat AxBy AxBy xAy+(aq) + yBx-(aq) , dan dengan rumus Ksp yaitu Ksp AxBy = [Ay+]x x [Bx-]y Reaksi yang terjadi dalam larutan Ca(OH)2 (s) β†’ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq) Dalam larutan, seluruh ion OH- habis bereaksi dengan H+ dari HCL OH- (aq) + HCL (aq) β†’ H20 (l) + Cl- (aq)

26 4. Jika hasil kali konsentrasi ion-ion adalah Qc
Qc < Ksp, Artinya larutan belum jenuh, tidak terjadi pengendapan Qc = Ksp, Artinya larutan tepat jenuh, larutan tepat mengendap Qc > Ksp, Artinya larutan lewat jenuh, terjadi pengendapan Pengaruh ion senama hanya akan mempengaruhi kelarutan. Makin besar banyak ion senama yang ditambahkan, maka kelarutannya semakin kecil. Nilai kelarutan dari hasil percobaan s Ca(OH)2 dalam aquades adalah 0,0275 M s Ca(OH)2 dalam NaOH 0,025 M adalah 0,0225 M s Ca(OH)2 dalam NaOH 0,050 M adalah 0,01 M s Ca(OH)2 dalam NaOH 0,075 M adalah 0,02375 M 7. Ksp Ca(OH)2 adalah 8,31 x 10-5


Download ppt "PENENTUAN HASIL KALI KELARUTAN Ca(OH)2"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google