Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMai Rifani Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Perlindungan Satwa dan Hutan Mangrove di Taman Nasional Baluran
1 Perlindungan Satwa dan Hutan Mangrove di Taman Nasional Baluran Oleh : Dwi Cahyaningsih
2
Letak TN. Baluran 2 Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia (sebelah utara Banyuwangi). Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
3
Sejarah 3 Sebelum tahun 1928 AH. Loedeboer, seorang pemburu kebangsaan Belanda yang memiliki daerah Konsesi perkebunan di Labuhan Merak dan Gunung Mesigit, pernah singgah di Baluran. Beliau telah menaruh perhatian dan meyakini bahwa Baluran mempunyai nilai penting untuk perlindungan satwa, khususnya jenis mamalia besar. Pada tahun 1930 KW. Dammerman yang menjabat sebagai Direktur Kebun Raya Bogor mengusulkan perlunya Baluran ditunjuk sebagai hutan lindung. Pada tahun 1937 Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Baluran sebagai Suaka Margasatwa dengan ketetapan GB. No. 9 tanggal 25 September 1937 Stbl No. 544. Pada masa pasca kemerdekaan, Baluran ditetapkan kembali sebagai [Suaka Margasatwa]] oleh Menteri Pertanian dan Agraria Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor. SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962. Pada tanggal 6 Maret 1980, bertepatan dengan hari Strategi Pelestarian se-Dunia, Suaka Margasatwa Baluran oleh menteri Pertanian diumumkan sebagai Taman Nasional.
4
Luas Kawasan 4 Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 kawasan TN Baluran ditetapkan memiliki luas sebesar Ha Sesuai dengan peruntukkannya luas kawasan tersebut dibagi menjadi beberapa zona berdasarkan SK. Dirjen PKA No. 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 yang terdiri dari 4 zona Wilayahnya yaitu savana Bekol, Hutan Mangrove di pantai Bama, wisata snorkling di Pantai Bama
5
Satwa 5 Di Taman Nasional ini terdapat 26 jenis mamalia, di antaranya adalah: Banteng (Bos javanicus javanicus) Kerbau liar (Bubalus bubalis) Ajag (Cuon alpinus javanicus) Kijang (Muntiacus muntjak muntjak) Rusa (Cervus timorensis russa) Macan tutul (Panthera pardus melas) Kancil (Tragulus javanicus pelandoc) Kucing bakau (Prionailurus viverrinus) Sekelompok Rusa yang ada di savana Bekol Biota laut di sepanjang pantai Bama
6
Hutan Mangrove 6 Terletak disepanjang Pantai Bama
7
Masalah 7 Populasi Banteng yang menurun akibat hutan di G. Baluran semakin hilang karena sering terjadi kebakaran hutan. Sangat jarang bisa menemui satu Banteng yang sedang makan di savana Bekol karena keadaanya merasa terancam dengan kedatangan wisatawan.
8
Vegetasi 8 Selain Hutan Mangrove juga banyak terdapat vegetasi di TN. Baluran yaitu memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering. Tumbuhan khas tersebut adalah: Widoro bukol (Ziziphus rotundifolia) Mimba (Azadirachta indica) Pilang (Acacia leucophloea) Tumbuhan lainnya antara lain: Asam jawa (Tamarindus indica) Gadung (Dioscorea hispida) Kemiri (Aleurites moluccana) Gebang (Corypha utan) Api-api (Avicennia sp.) Kendal (Cordia obliqua) Salam (Syzygium polyanthum) Kepuh (Sterculia foetida)
9
Kesimpulan 9 Karena salah satu Taman Nasional yang perlu dijaga maka diharapkan sebagai generasi muda bisa melestarikan keindahan Afrika Jawa (Savana Jawa) ini dengan tidak merusak alamnya ketika berwisata ketempat ini maupn ketempat wisata alam lainnya.
10
Daftar Pustaka www.wikipedia.com Jurnal Baluran 2011
10 Jurnal Baluran 2011
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.