Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (XI)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (XI)"— Transcript presentasi:

1 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (XI)
Metodologi Pengembangan Sistem SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (XI)

2 Ex: Staff/Metode/Tools
Pengembangan Sistem Menyusun suatu sistem baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan PROSES Input Output Control Resources/Mekanisme Ex: Kebutuhan Ex: Dokumentasi Ex: Dana/Budget Ex: Staff/Metode/Tools

3 Pengembangan Sistem Cont’
Memperbaiki sistem yang telah ada Input Control Resources/Mekanisme Kebutuhan Design/Method Staff/Tools Pendefinisian Design Code Test Integrasi Sistem Design Kriteria Pemerikasaan Modul Tested Test Plan SISTEM

4 Perancangan Sistem Informasi
Dalam merancang sistem informasi dibutuhkan metode pengembangan sistem untuk menjamin Sistem Informasi dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan anggaran, dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Fakta di Indonesia Studi terhadap 32 perusahaan yang bergerak di berbagai sektor menemukan adopsi ISDM (Information System Development Methods) masih rendah. Sebagian besar perusahaan mengembangkan metode sendiri dalam pengembangan SI yang sebagian di antaranya didasarkan pada ISDM yang sudah ada.

5 Overview Proses Sekuensial: metode Waterfall
Strategi pengembangan SI bisa berbentuk: Sekuensial: metode Waterfall Iteratif & incremental: Prototyping, Unified Process Sekuensial: Tiap tahap diselesaikan sebelum masuk tahap berikutnya (meskipun dlm praktek seringkali tahap satu dengan lainnya overlap) Kelemahan: pemilik dan pemakai tidak sabar menunggu sistem jadi

6 OVERVIEW PROSES Iteratif dan incremental:
Analisis, rancang, implementasikan sebagian. Lanjutkan analisis, rancang & implementasi sebagian lagi. Lanjutkan lagi analisis, rancang & implementasi, bagian berikutnya. Demikian seterusnya sampai sistem jadi Kelebihan: meningkatkan kepuasan pemilik dan pemakai sistem

7 Siklus Hidup Sistem Informasi
Manajemen Organisasi/User SDLC -System Development Life Cycle- Perencanaan Evaluasi Konsultan/EDP Dept

8 Siklus Hidup Sistem Informasi Cont’
2. Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)

9 Tahapan-tahapan dalam SDLC
Sumber Tahapan-tahapan dalam SDLC Alter (1992) Inisiasi, pengembangan, implementasi, dan operasi dan perawatan Fabbri dan Schwab (1992) Studi kelayakan, rencana awal, analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem Hoffer, George, dan Valacich (1998) Identifikasi dan seleksi proyek, inisiasi dan perencanaan proyek, analisis, perancangan logis, perancangan fisik, implementasi, dan perawatan McLeod (1998) Perencanaan, analisis, perancangan, implementasi Laudon & Laudon (1998) Definisi proyek, studi sistem, desain, pemrograman, instalasi, dan pascainstalasi

10

11 Distribusi Usaha Pengembangan Sistem

12 Tahapan Analisis Sistem
Dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru Proyek baru ditangani dalam bentuk tim, yang melibatkan pemakai, analis sistem, dan para spesialis sistem informasi yang lain, serta barangkali juga auditor internal Tujuan utama analisis sistem adalah untuk menentukan hal-hal detil tentang yang akan dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan

13 Studi Kelayakan Menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling

14 Studi Kelayakan (Lanjutan…)
Analis sistem melaksanakan penyelidikan awal terhadap masalah dan peluang bisnis yang disajikan dalam usulan proyek pengembangan sistem. Tugas-tugas yang tercakup dalam studi kelayakan meliputi: Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan Pengidentifikasian para pemakai sistem Pembentukan lingkup sistem

15 Studi Kelayakan (Lanjutan…)
Sistem analis juga melakukan tugas-tugas seperti berikut: Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru Pembuatan analisis untuk membuat atau membeli aplikasi Pembuatan analisis biaya/manfaat Pengkajian terhadap risiko proyek Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek

16 Problem Biaya (Kasus Gunung Es)

17 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional) Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan. Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepahaman antara pengembang sistem, pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang lain (misalnya auditor internal)

18 Analisis Kebutuhan (Lanjutan…)
Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan: keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol terhadap sistem

19 Analisis Kebutuhan (Lanjutan…)
Langkah yang dilakukan analis sistem: Wawancara Riset terhadap sistem sekarang Observasi lapangan Kuis Pengamatan terhadap sistem serupa Prototipe

20 Problem Kesalahpahaman

21 Desain Sistem

22 Perancangan Konseptual
Disebut juga perancangan logis Pada perancangan ini, kebutuhan pemakai dan pemecahan masalah yang teridentifikasi selama tahapan analisis sistem mulai dibuat untuk diimplementasikan Ada tiga langkah penting yang dilakukan dalam perancangan konseptual, yaitu: evaluasi alternatif rancangan, penyiapan spesifikasi rancangan, dan penyiapan laporan rancangan sistem secara konseptual

23 Perancangan Konseptual
Evaluasi alternatif rancangan digunakan menentukan alternatif-alternatif rancangan yang bisa digunakan dalam sistem Contoh: perusahaan mau menggunakan pesanan pembelian atau menggunakan EDI Arsitektur teknologi informasi yang digunakan terpusat atau terdistribusi Entri data akan dilakukan melalui keyboard, barcode scanner, atau kedua-duanya

24 Perancangan Konseptual
Evaluasi yang dilakukan mengandung hal-hal berikut (Romney, Steinbart, dan Cushing, 1997) Bagaimana alternatif-alternatif tersebut memenuhi sasaran sistem dan organisasi dengan baik? Bagaimana alternatif-alternatif tersebut memenuhi kebutuhan pemakai dengan baik? Apakah alternatif-alternatif tersebut layak secara ekonomi? Apa saja keuntungan dan kerugian masing-masing?

25 Implementasi Sistem Mencakup aktivitas-aktivitas:
Pemrograman dan pengujian Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak Pelatihan kepada pemakai Pembuatan dokumentasi Konversi

26 Konversi Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama Terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan untuk melakukan konversi, yaitu konversi paralel, konversi langsung, konversi modular atau bertahap, dan konversi pilot

27 Konversi

28 Metodologi Cont’ Tahapan pengembangan sistem tidak mengalami perubahan mendasar Pada sistem konvensional, setiap tahapan harus diselesaikan tuntas baru masuk tahap selanjutnya, sedangkan sistem baru lebih menekankan adanya iterasi atau pelaksanaan secara spiral Teknik Baru: JAD (Join Application Development) RAD (Rapid Application Development)

29 Model / Metode Tahapan Pengembangan Sistem
Model sekuensial linier (classic life cycle/waterfall model) Model prototype Rapid Application Development (RAD) model Model evolusioner Teknik generasi ke-empat (4GT)

30 Model Waterfall (1)

31 Model Waterfall Kelebihan: Metode ini masih lebih baik digunakan walaupun sudah tergolong “kuno”, daripada menggunakan pendekatan asal-asalan. Selain itu, metode ini juga masih masuk akal jika kebutuhan sudah diketahui dengan baik. Kekurangan Pada kenyataannya, jarang mengikuti urutan sekuensial seperti pada teori. Iterasi sering terjadi menyebabkan masalah baru. Sulit bagi pelanggan untuk menentukan semua kebutuhan secara eksplisit. Pelanggan harus sabar, karena pembuatan perangkat lunak akan dimulai ketika tahap desain sudah selesai. Sedangkan pada tahap sebelum desain bisa memakan waktu yang lama. Kesalahan di awal tahap berakibat sangat fatal pada tahap berikutnya.

32 Model Prototype (1)

33 Definisi Prototipe “MODEL PERTAMA” yang sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang secara massal  prototipe sebagai suatu produk Prototipe dalam perspektif pengembangan Sistem Informasi  prototipe sebagai suatu proses Sistem informasi (aplikasi) yang mengambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. (MODEL KERJA) Prototipe sistem informasi buakn sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, dan ditambahkan atau dapat digabungkan dengan sistem informasi yang lain.

34 Model Prototype (2) Mengidentifikasi kebutuhan : analisa terhadap kebutuhan calon user Quick design : pembuatan desain global untuk membentuk s/w contoh Build prototype : pembuatan s/w prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan. Evaluasi pelanggan : mengevaluasi prototipe dan memperhalus analis kebutuhan calon pemakai Pembuatan & implementasi pembuatan sebenarnya termasuk design, coding, dan testing

35 Model Prototype Cont’

36 Listen Customer FUNCTION SELECTION TEKNIK pada Prototipe
Pemilihan fungsi yang harus ditampilkan pada prototipe Pendekatan dalam pemilihan fungsi Fungsi sistem informasi yang diterapkan mendekati bentuk akhir (Aplikasi), tetapi hanya fungsi terpilih saja yang digunakan (Vertical Prototipe) Fungsi Sistem informasi tidak ditampilkan secara rinci seoerti yang akan digunakan pada hasil akhir, tetapi dapat diperagakan (Horizontal Prototipe) TEKNIK pada Prototipe Perancangan Model, perancangan Dialog, dan Simulasi

37 Model Prototype Cont’ Kelebihan: Kekurangan:
Keterlibatan user dalam pengembangan sistem mempengaruhi kualitas akhir dari sistem informasi Fleksibel terhadap perubahan yang terjadi dan memungkinkan terjadinya modifikasi. Kekurangan: Pelanggan yang melihat working version dari model yang diminta/diperlihatkan tidak menyadari bahwa mungkin saja prototype dibuat terburu-buru dan rancangan tidak tersusun dengan baik. Pengembang kadang-kadang membuat implementasi sembarang, karena ingin working version selesai dengan cepat. Karena sudah melihat prototype-nya, pelanggan menjadi tidak sabar untuk menunggu versi jadinya. Karena pelanggan merasa program jadinya tidak akan lama lagi selesai.

38 Model RAD

39 Model RAD Cont’ Business modeling. Pada tahap ini, aliran informasi (information flow) pada fungsi-fungsi bisnis dimodelkan untuk mengetahui informasi apa yang mengendalikan proses bisnis, informasi apa yang hasilkan, siapa yang membuat informasi itu, kemana saja informasi mengalir, dan siapa yang mengolahnya. Data modeling. Aliran informasi yang didefinisikan dari business modeling, disaring lagi agar bisa dijadikan bagian-bagian dari objek data yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis tersebut. Karakteristik (atribut) setiap objek ditentukan beserta relasi antar objeknya. Process modeling. Objek-objek data yang didefinisikan sebelumnya diubah agar bisa menghasilkan aliran informasi untuk diimplementasikan menjadi fungsi bisnis. Pengolahan deskripsi dibuat untuk menambah, merubah, menghapus, atau mengambil kembali objek data.

40 Model RAD Cont’ Application generation. RAD bekerja dengan menggunakan fourth generation techniques (4GT). Sehingga pada tahap ini sangat jarang digunakan pemrograman konvensional menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga (third generation programming languages), tetapi lebih ditekankan pada re-use komponen-komponen (jika ada) atau membuat komponen baru (jika perlu). Dalam semua kasus, alat bantu untuk otomatisasi digunakan untuk memfasilitasi pembuatan perangkat lunak. Testing and turnover. Karena menekankan pada penggunaan kembali komponen yang telah ada (reuse), sebagian komponen-komponen tersebut sudah diuji sebelumnya. Sehingga mengurangi waktu testing secara keseluruhan. Kecuali untuk komponen–komponen baru.

41 Model RAD Proses pengembangan s/w secara sekuensial linier
Kecepatan adaptasi yg tinggi, dapat dibuat dengan cepat dgn pendekatan pembangunan berbasis komponen Sering juga disebut ‘versi high speed’ dari model waterfall. Kelemahan RAD Model yang besar (skala proyek), membutuhkan resources yg baik dan solid. Membutuhkan komitmen pengembang dan user yang sama agar cepat selesai sesuai dengan rencana

42 Model RAD Cont’ Kelebihan: RAD memang lebih cepat dari waterfall jika kebutuhan dan batasan proyek sudah diketahui dengan baik. Juga jika proyek memungkinkan untuk dimodularisasi. Kekurangan: Tidak semua proyek bisa dipecah (dimodularisasi), sehingga belum tentu RAD dipakai pada semua proyek. Karena proyek dipecah menjadi beberapa bagian, maka dibutuhkan banyak orang untuk membentuk suatu tim yang mengerjakan tiap bagian tersebut. Membutuhkan komitmen antara pihak pengembang dan pelanggan. Karena dibuat dengan reuse komponen-komponen yang sudah ada, fasilitas-fasilitas pada tiap komponen belum tentu digunakan seluruhnya oleh program yang me-reuse-nya sehingga kualitas program bisa menurun.

43 Model Spiral Model ini merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Spiral melibatkan proses iterasi, dimana setiap iterasi bekerja pada satu level produk dimulai dari level prototype awal sampai pada level s/w SIM yang diinginkan Setiap perpindahan level didahului analisa resiko

44 Kuadran Spiral Cont’ Customer communication : komunikasi antar pengembang dan user secara efektif untuk penentuan kebutuhan kerja Planning : mendefinisikan sumber daya, batas waktu, resources Risk analysis : menentukan resiko teknis dan manajemen Rekayasa : membuat satu atau lebih aplikasi yang dapat diwakili Kontruksi dan release : mengkontruksi, menguji, menginstall dan memberikan pendukung user (doc dan training) Evaluasi user : feed back penilaian user

45 Model Spiral Cont’ Kelebihan Model spiral ini adalah pendekatan yang paling realistik untuk sistem skala besar. Metode ini menggunakan pendekatan evolusioner, sehingga pelanggan dan pengembang dapat mengerti dan bereaksi terhadap suatu resiko yang mungkin terjadi. Model ini membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar. Pada setiap fase evolusi, bisa digunakan prototyping. Kekurangan Mungkin akan agak sulit untuk meyakinkan pelanggan besar, bahwa pendekatan evolusioner ini dapat diatur. Hal ini membutuhkan keahlian tersendiri. Selain itu, jika resiko utama tidak ditemukan, maka masalah bisa muncul kemudian. Sehingga membutuhkan kemampuan manajemen dan perkiraan resiko (risk assessment) yang cukup tinggi.

46 Model Generasi Keempat

47 Model Generasi Keempat
Tools-tools 4GT : bahasa non prosedural untuk query basis data, report generation, manipulasi data, pendefinisian dan interaksi pada layar monitor, dan kemampuan spreedsheet. Dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, pelanggan langsung menerangkan kebutuhan dan langsung ditranslasikan ke prototype operasional.

48 Model Generasi Keempat Cont’
Requirement gathering Design strategy, perancangan struktur s/w secara detail, algoritma dan struktur data tidak perlu didesain secara lengkap. Akan dibuat secara otomatis oleh tools. Implementation, penerapan, pembuatan program dengan used pemrograman 4GL. Testing & product, pembuatan produk s/w. Testing dan pembuatan dokumentasi.


Download ppt "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (XI)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google