Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDedi Hernandez Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
FITOGEOGRAFI DAN KESESUAIAN LAHAN TANAMAN SAWIT
2
FITOGEOGRAFI
3
Daerah Asal Sawit Terdapat perbedaan pendapat: Afrika Amerika selatan
4
Afrika Alasannya: Ditemukannya fosil tepungsari kelapa sawit pada lapisan-lapisan arkeologis tua (zaman Miocene) maupun lapisan arkeologis muda ---- indikasi bahwa kelapa sawit telah tumbuh sejak lama di kawasan afrika Penjelajahan bangsa eropa (abad 14-16) menjumpai tanaman sawit di kawasan afrika barat (Liberia) dan afrika tengah (Nigeria), dijumpai adanya minyak sawit dan anggur (wine) sawit, dijumpai adanya bahan-bahan yang berasal dari pohon kelapa sawit
5
Alasan lanjutan …. Telaah bahasa/linguistik:
Di Suriname, nama-nama yang dipakai untuk kelapa sawit merupakan modifikasi kata-kata dalam bahasa afrika Di Brazil, ditemukan bukti bahwa kelapa sawit yang ada di sana, dibawa oleh budak-budak belian yang datang dari afrika pada abad 16
6
Amerika selatan Alasannya:
Kelapa sawit ditemukan tumbuh secara alamiah di pantai Brazil Kelemahan alasan di atas: Keluarga palma (salah satunya sawit), memiliki karakteristik mudah tumbuh dan cepat berkembangbiak di manapun dan kapanpun asalkan syarat tumbuhnya terpenuhi
7
Alasan lanjutan …. Marga-marga palma lainnya kebanyakan berasal dari amerika selatan Kelemahan alasan di atas: Di Afrika ditemukan anggota dari keluarga palma (Jubaeopsis caffra), yang asalnya dari afrika selatan
8
Alasan lanjutan …. Dari afrika hanya ditemukan satu spesies yaitu Elaeis guineensis Di amerika selatan ditemukan dua spesies yaitu Elaeis odora dan Elaeis oleivera Marga palma: 28, 26 diantaranya berasal dari amerika selatan (karena paling banyak ditemukan di sana), pengecualian untuk marga Cocos dan Elaeis Marga Cocos, ditemukan merata di semua wilayah tropika Marga Elaeis, semua anggota dari marga tersebut ditemukan tersebar di afrika
9
Jalan tengah Masih terjadi kerancuan pendapat mengenai
asal kelapa sawit, namun sebagian besar ahli berpendapat bahwa kelapa sawit berasal dari afrika Jalan tengah Diduga, kelapa sawit terbentuk pada saat amerika selatan masih menyatu dengan afrika (sebelum terjadinya pergeseran benua/continental drift)
10
Peta Afrika dan Amerika Selatan
11
KESESUAIAN LAHAN TANAMAN SAWIT
12
Kualitas Lahan dan Karakteristik Lahan
Temperatur : temperatur rerata atau elevasi Ketersediaan air : curah hujan, masa kering, RH Ketersediaan oksigen : drainase Media perakaran : drainase, tekstur, jeluk tanah, ketebalan-kematangan gambut Retensi hara : KTK, kejenuhan basa, pH, C org Toksisisitas : Al, salinitas/DHL Sodisitas : alkalinitas Sulfidik : pyrit Erosi : lereng, erosi Banjir : genangan Penyiapan lahan : batuan
13
Syarat Tumbuh dan Kesesuaian Lahan
Syarat tumbuh : keadaan yang harus dipenuhi agar tanaman dapat hidup, tumbuh dan memberi hasil yang tinggi Syarat tumbuh : iklim (suhu, curah hujan), tanah (jeluk, tekstur, derajat lengas, struktur, pH, kesuburan) Syarat tumbuh : minimum, optimum dan maksimum Lahan : bagian bentang alam mencakup : iklim, elevasi, topografi, hidrologi, tanah dan vegetasi Kesesuaian lahan : kesuaian antara syarat tumbuh dan kualitas lahan
14
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Cara membandingkan : syarat tumbuh, kualitas dan karakteristik lahan, dengan keadaan lahan Ordo : sesuai (S) dan tidak sesuai (N) Kelas : sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), tidak sesuai saat ini (N1), tidak sesuai permanen (N2)
15
Kriteria Kesesuaian S1: pembatas sangat kecil, tidak menurunkan hasil nyata S2 : ada pembatas kecil, berpengaruh terhadap hasil, perlu input, dapat diatasi petani S3 : faktor pembatas berat, perlu input lebih banyak, perlu modal besar dan bantuan pemerintah N : tidak sesuai untuk diusahakan, sulit diatasi
16
Pada Komoditas Sawit Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah segar
berdasarkan kelas kesesuaian lahan: S1 : > 24 ton/ha/th S2 : ton/ha/th S3 : ton/ha/th N : < 12 ton/ha/th
17
Syarat tumbuh kelapa sawit
Iklim: Curah hujan dan evapotranspirasi Penyinaran Suhu Tanah: Fisika tanah Kimia tanah Biologi tanah
18
Curah hujan dan evapotranspirasi
2000 mm/tahun, terbagi merata sepanjang tahun, tidak terdapat periode kering yang tegas CH tinggi: produksi bunga tinggi, prosentase bah jadi rendah, penyerbukan terhambat, sebagian besar pollen terhanyut oleh air hujan CH rendah: pembentukan daun dihambat, pembentukan bunga dan buah dihambat (bunga/buah terbentuk pada ketiak daun)
19
CH lanjutan …. Daerah dengan 2-4 bulan kering, kelapa sawitnya memiliki produktifitas yang rendah Permasalahan 2-4 bulan kering bisa diminimalkan pengaruhnya apabila di wilayah tersebut : tanahnya memiliki kemampuan menahan lengas tinggi ---- produktifitasnya bisa meningkat 100% Permukaan air tanahnya dangkal ---- dapat meningkatkan produktifitas kelapa sawit Dilaksanakan pengembangan sistem irigasi
20
Evapotranspirasi lanjutan ….
Evapotranspirasi < CH, tidak ada masalah Evapotranspirasi > CH, bisa timbul masalah, pertanaman bisa mengalami defisit air Defisit air per tahun (mm) Status / klasifikasi 0 – 150 Optimal 150 – 250 Masih sesuai 250 – 350 Intermedier 350 – 400 Batas, limit 400 – 500 Kritis > 500 Tidak sesuai
21
Penyinaran Lama penyinaran:
Minimal 5 jam penyinaran per hari, sepanjang tahun Kondisi ideal: paling tidak terdapat periode 3 bulan dalam 1 tahun yang penyinarannya 7 jam per hari Intensitas penyinaran: Kelapa sawit termasuk sun plant > 80% < 80%: ternaungi, jarak tanam terlalu rapat --- akibatnya adalah: bunga mengalami aborsi, produktivitas rendah Lama penyinaran x Intensitas penyinaran: energi cahaya total yang diterima oleh setiap tanaman per satuan waktu (per bulan, per tahun) --- konsep penyinaran efektif
22
Suhu Suhu: mempengaruhi aktifitas biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman 200C: suhu minimal bagi pertumbuhan vegetatif 22-230C: suhu rata-rata tahunan yang diperlukan untuk produksi buah Suhu: terkait dengan garis lintang dan elevasi
23
Suhu lanjutan … Batas lintang ideal: 10 – 120LU/LS, untuk ketinggian tempat 5 – 400 m dpl Pada lintang > 120 , suhu optimal untuk tanaman sawit tidak pernah tercapai Garis lintang juga berkaitan dengan CH dan penyinaran. Di daerah dekat equator, cocok untuk sawit karena CH tinggi, merata sepanjang tahun, IC tinggi, panjang penyinaran rata-rata 11 jam Pada ketinggian > 400 m dpl, suhu mulai sejuk, produksi terhambat, kurang optimal untuk pembudidayaan sawit
24
Tanah Jenis tanah: latosol, aluvial, dan laterit
Latosol: berwarna kemerahan, kecoklatan, dan kekuningan Aluvial: sepanjang DAS dan sepanjang daerah pantai, variasi kesuburan tanah sangat tinggi Laterit: tanah yang kesuburannya rendah, terdapat oksida besi dan aluminium terhidrasi, menjadi lapisan kedap, jika tebal menghambat perkembangan akar, pada musim kemarau tanah cepat mengering Tanah mineral (latosol, aluvial, dan laterit) jumlahnya terbatas dan sebagian besar telah dipergunakan untuk budidaya tanaman
25
Tanah lanjutan …. Ke depan: pengembangan sawit di lahan gambut (organik), luasannya melimpah di kalimantan dan papua (17 – 27 juta ha) Sifat fisik tanah gambut: selalu tergenang air, dekomposisi bahan organik lambat, konsistensi lepas, kepadatan masa rendah, bersifat seperti spon (menyerap dan manahan air dalam jumlah besar), drainase pada gambut akan diikuti oleh penyusutan masa, terjadi penurunan muka tanah, tanaman tumbuh miring dan tumbang, mudah terbakar
26
Tanah lanjutan …. Sifat kimia tanah gambut: bahan organik mentah sangat tinggi, asam humik dan fulfik tinggi, pH 3 – 3.5, kandungan N tinggi dan tersedia, C/N tinggi, KPK tinggi, status hara rendah kecuali N dan tidak seimbang, P, K, Mg, Cu, Zn, B dalam kondisi defisien
27
Tanah lanjutan …. Jenis tanah lain yang potensial untuk pengembangan sawit: tanah sulfat masam (pasang surut) Luasan di Indonesia: 2 juta ha Kelebihan tanah sulfat masam: karena disekitar daerah pantai (pasang surut) topografinya datar Kekurangan tanah sulfat masam untuk budidaya sawit: kandungan senyawa pirit tinggi (FeS2) dan potensial mengalami oksidasi, letaknya di daerah pasang surut air laut, NaCl dan MgCl sangat tinggi, EC tinggi, air tanahnya sangat pekat, pertanaman akan mengalami plasmolisis Perlu ditemukan teknologi yang tepat untuk mengelola sistem drainase pada tanah sulfat masam
28
Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Kelas Kesesuaian Lahan
Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan S1 S2 S3 N Temperatur (oC) 25-28 22-25/ 28-32 20-22/ 32-35 < 20/ > 35 Curah hujan (mm) / / < 1250 / > 4000 Defisit air (mm/thn) > 400 Hari terpanjang tidak hujan < 10 > 10 Jeluk (cm) >100 50-100 25-50 < 25 Lereng (%) < 8 8-16 16-30 > 30 pH 5,0 – 6,5 4,2 – 5,0 < 4,2 Penyinaran (jam) ≥ 6 < 6 Kelembaban (%) ≥ 80 < 80
29
Kelas Kesesuaian Lahan
Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan S1 S2 S3 N Tinggi (m dpl) 0-400 Topografi Datar-ombak Datar-gelombang berbukit Curam Lereng (%) 0-15 16-25 25-36 > 36 Solum (cm) > 80 80 60-80 < 60 Dalam air (cm) 50-60 40-50 Tekstur Lp-lpli Lip-li Plp-li P Organik (cm) 5-10 < 5 Batuan dalam dangkal Erosi t.a sedikit Drainase baik Agak baik Banjir Sedikit Pasang surut ada Keterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t.a.: tidak ada
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.