Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Atceh Orloog ( )
2
Treaty Perjanjian London 1824 Perjanjian Siak 1858
Aceh kerajaan yang berdaulat Perjanjian Siak 1858 Belanda membuat perjanjian dgn Siak, menyerahkan Deli, Asahan dan Langkat Konfrontasi perdagangan antara Aceh - Belanda Traktat Sumatera 1871 Inggris dan Belanda
3
Arti Penting Aceh Politik Liberalisme Perdagangan Bebas
3 G vs Neokolonialisme dan Imperialisme Dibukanya Ters. Suez Aceh sebagai bandar perdagangan Asia Tenggara
4
Latar Belakang Traktat Sumatera (1871)
Aceh menjalin hubungan dgn Italia, AS, Utsmani Keterangan Sultan Machmud Syah dgn F. Nicolas Nieuwenhuijzen Deklarasi Perang
5
PROCLAMATIE De Gouverneur-General van Nederlandsch-Indie, Opperbevelhebber der land en zeemagt van Zijne Majesteit den Koning der Nederlanden beooten de Kaap de Goede Hoop. Brenght ter kennisse van een iegelijk wien zulks mogtaaugaan dat. Naar aanleiding van den toestand van oorlog, waarin ,dat. Naar aanleiding van den toestand van oorlog, waarin het Gouvernement van Nederlandsch-Indie met het rijk van Atjeh verkeert. Dehavens en landingsplaatsen, kusten. Rivieren baaijen en kreeken van genoemd rijk en zijne onderhoorigheden worden verklaard te zijn in staat van blockade, met at de gevolgen daaraan verbonden. en dat met de nitvoering van dezen maatregel is belast de Kommandant der in de weteran van Atjeh gestationeerde Zeemagt. Geedan te Buitenzorg, den 4 Junij 1873 LOUDEN.
6
Proklamasi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, Panglima Tertinggi tanah dan angkatan laut dari Mulia Raja Belanda beooten Tanjung Harapan. Brenght terhadap pengetahuan setiap orang yang ini mogtaaugaan itu. Setelah keadaan perang, yang, itu. Setelah keadaan perang, dimana Pemerintah Hindia Belanda dengan kerajaan kondisi Aceh. Dehavens dan pendaratan, pantai. Baaij sungai dan anak sungai kerajaan kata dan dependensi nya dinyatakan berada dalam keadaan blokade, makan dengan konsekuensi yang terkait. dicapai dan bahwa muatan ukuran ini adalah Komandan dari weteran dari angkatan laut yang berbasis di Aceh. Geedan di Buitenzorg, pada 4 Juni 1873
7
Periode Perang Aceh 1 (1873-1874) Perang Aceh 2 (1874-1880)
Kohler dgn 3000 serdadu Pengetahuan tentang Aceh – G jo) Masjid Raya Perang Aceh 2 ( ) Jan Van Switzen (Surat dri Gub – Pensiun) 8.500 prajurit, pembantu dan kuli, dan belakangan ditambahkan pasukan. Batavia – Perayaan – Aceh milik Hindia Belanda Pemerintahan Sipil
8
Periode Perang Aceh 3 (1881-1896) Perang keempat (1896-1910)
Marsose (Kristofell) Strat Perang 1 2 = Frontal 3 4 = Gerilya Perang Gentle????
9
Siasat Van Daalen (pembantaian Gayo dan Alas) Van Swieten
Kapten Borel – [ertahanan 16 Benteng Jendral Karel van der Heijden, alias Kareltje Eénoog (Karel Bermata Satu) – Hukuman sbg Pelajaran Islam sbg Corak dan Landasan kehidupan Aceh Snouck Hurgonje Van Heutsz Marsose cristofell Coloni Macan Van Daalen (pembantaian Gayo dan Alas)
10
Kontra Belanda Multatuli yang sudah kita kenal, yang tanpa basa-basi menulis sebuah surat 'kepada Raja' sebagai berikut, ”Gubernur Jendral Anda (James Loudon-Red) saat ini berada pada posisi untuk memaksakan kehendaknya dengan mengumandangkan perang pada Sultan Aceh, dengan alasan yang dibuat-buat, seolah-olah sebagai suatu tindakan yang wajar dilakukan, dengan tuntutan agar Sultan Aceh menyerahkan kedaulatannya. Hal ini sama sekali tidak terhormat, tidak bermartabat, tidak dapat dipahami.”
11
Parlemen Belanda Victor de Stuers (Pemerintah menyebutnya ekskursi, tetapi saya menyebutnya sejarah pembunuhan’) Maka dalam sekejap berubahlah gambaran tentang negara Belanda yang beradab yang bukan melancarkan perang melainkan pasifikasi dan mengembalikan ketenangan serta menegakkan peraturan, menjadi negara Belanda yang berkhianat, tidak dapat dipercaya, terbius oleh opium dan seks. Tiba-tiba orang-orang Belanda bukan pahlawan lagi melainkan para pembunuh massal.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.