Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFadlan Lailatul Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Policy Paper, draft 2 Pengurangan kematian ibu dan anak melalui reformasi kebijakan sistem kesehatan dan penguatan manajemen di tingkat kabupaten Diusulkan dan dikembangkan oleh Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM bersama Kemenkes Dokumen dapat diakses dan didiskusikan secara virtual di dan
2
Isu Utama Angka Kematian Bayi dan Ibu yang meningkat.
Sasaran MDG4 dan MDG5 sulit tercapai Apa akar permasalahannya? Mengapa Jampersal belum memberikan efek? Bagaimana kita mengatasinya? Apakah mungkin turun? Kebijakan apa yang harus dilakukan di Kabupaten? Apa harus kebijakan luarbiasa?
3
Data kematian absolut Seluruh Propinsi di Jawa jumlah kematian ibu meningkat NTB Meningkat Namun NTT turun banyak Apakah pengalaman NTT bisa diteliti?
4
Catatan awal 1: Perspektif Kabupaten
Siapa yang diharapkan mendapatkan manfaat dari pengembangan ini? Pelaku-pelaku di kabupaten (500an), antara lain: KaDinKes, Direktur RS pemerintah-swasta, SpOG, SpA, Bidan, Bupati, anggota DPRD, LSM, konsultan manajemen. Pelaku –pelaku di propinsi (33), antara lain: KaDinKes, Ketua Cabang Ikatan Profesi Propinsi, Bappeda Pelaku –pelaku di nasional, antara lain: Pejabat Kemenkes, Bappenas, Ketua Ikatan Profesi nasional, Kemenkeu, Pengelola organisasi Donor internasional, Pengelola LSM nasional
5
Catatan awal 2: Materi yang bersifat open-system
Dokumen ini masih dalam pengembangan, tidak untuk kutipan ilmiah. Fungsi dokumen ini sebagai bahan untuk pengembangan kebijakan dan manajemen pelayanan kesehatan ibu-anak di Indonesia. Dinamika perubahan dokumen dapat diakses di websites: dan
6
Catatan awal 3: Penggunaan metode sense making
Dalam perspektif kabupaten: Terjadi penurunan/peningkatan kematian ibu dan bayi Perubahan ini perlu dipahami dan dimaknai dengan perspektif berbagai konsep Pemahaman dan pemaknaan data menghasilkan respon di level kabupaten yang making sense Respon dipilih yang evidence based dan akan menghasilkan evidence lebih kuat
7
Diskusi Apakah anda memahami dan sepakat dengan cara bertindak common-sense? Apakah ada cara berfikir yang lain untuk melakukan tindakan? Silahkan mendiskusikannya.
8
Isi Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
9
Langkah-langkah Proses
Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
10
Konsep pendekatan sistem kesehatan Konsep Continuum of Care
Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Konsep pendekatan sistem kesehatan Konsep Continuum of Care Konsep Berwick untuk mutu dan keselamatan ibu dan bayi
11
Diskusi Apakah anda sepakat dengan 3 konsep universal tersebut? Apakah ada yang lain? Ataukah terlalu banyak? Silahkan mendiskusikannya.
12
Langkah-langkah Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
13
Data dari Propinsi NTT dan Kabupaten Tegal
14
Propinsi NTT Revolusi KIA: Upaya yang sungguh-sungguh untuk percepatan penurunan kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir dengan cara-cara yang luar biasa (Pergub NTT No. 42 Tahun 2009) Persalinan dilakukan di faskes Perbaikan hulu dan hilir (Sister Hospital) Kematian Ibu dan Bayi tinggi Persalinan banyak di non faskes
16
Hasil Sister Hospital Angka Kematian pada kasus-kasus non normal
17
Data Kabupaten Tegal
18
KASUS KEMATIAN IBU
19
SARANA –TENAGA PELAYANAN
SARANA KESEHATAN Puskesmas : 29 (5 RI – 1 PONED) RSUD : 2 Buah RS Swasta : 5 RST : 1 TENAGA Dokter : 52 org Dokter Obsgin : 5 Bidan : 375 (179 di Desa) Bidan Koord : 29 org Dukun : 627 org
20
KEMATIAN IBU (Jan – Sept 2011 : Jumlah 35 kasus)
KELOMPOK UMUR PERSALINAN KE
22
RINCIAN PENYEBAB KEMATIAN LAIN-LAIN
25
KEJADIAN KEMATIAN DI RS DI KAB. TEGAL
27
Pola Rujukan Rujukan di daerah yang hanya satu RS: Kasus NTT
B D C Puskesmas, RB, (pelayanan kesehatan primer) Rujukan di daerah yang hanya satu RS: Kasus NTT RS Pemerintah RS Swasta RS DKT Pola Rujukan A B D C Puskesmas, RB, (pelayanan kesehatan primer) Rujukan di daerah yang banyak RS: Kasus Tegal RS Pemerintah RS Swasta RS DKT
28
Bagaimana situasi di kabupaten anda
Bagaimana situasi di kabupaten anda? Apakah mirip dengan di Tegal atau di NTT, atau samasekali berbeda . Silahkan menggambarkannya di bawah ini untuk didiskusikan.
29
Langkah-langkah Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
30
Penggunaan jumlah kematian absolut sebagai indikator
Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Penggunaan jumlah kematian absolut sebagai indikator Perkembangan tempat persalinan dan sistem rujukan Koordinasi antar berbagai pelaku kegiatan KIA di Kabupaten Penggunaan Jampersal untuk pelayanan yang bermasalah
31
Apakah pemahaman dan pemaknaan data tersebut cukup. Ataukah kurang
Apakah pemahaman dan pemaknaan data tersebut cukup? Ataukah kurang? Ataukah tidak tepat. Silahkan mendiskusikan secara spesifik.
32
Langkah-langkah Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
33
Melakukan penyusunan Tata Kelola pelayanan KIA dengan baik.
Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Melakukan penyusunan Tata Kelola pelayanan KIA dengan baik. Mengusulkan reformasi kebijakan pelayanan KIA di Kabupaten.
34
Penyusunan Tata Kelola
Sistem pelayanan kesehatan perlu diperkuat dengan memerinci: Tugas Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai regulator sistem pelayanan kesehatan. Tugas Pemberi anggaran: Kementerian Kesehatan/Pemerintah pusat. Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan lembaga swasta Tugas Pemberi pelayanan: RS pemerintah dan swasta, Puskesmas pemerintah dan swasta. Tugas Pengembangan SDM: Perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan, dan lembaga pelatihan tenaga kesehatan.
35
Reformasi Kebijakan di Kabupaten
36
Berbagai Kebijakan yang diusulkan di Kabupaten
Memperbaiki Pembiayaan Memperbaiki sistem pembayaran Memperbaiki Pengorganisasian Mengembangkan Regulasi Menata Perilaku Masyarakat
37
Kebijakan Pengorganisasian
Memperbaiki Pengorganisasian
38
Kebijakan Pengorganisasian pelayanan KIA di Kab
Kebijakan untuk menguatkan RS (hilir) Kebijakan untuk menguatkan sistem Rujukan Kebijakan untuk menguatkan penanganan di Puskesmas, Pustu dan masyarakat (hulu) Kebijakan pendanaan untuk non-medik Kebijakan penguatan Sistem Informasi Kesehatan Kebijakan memperkuat Dinas Kesehatan Kabupaten Kebijakan memperkuat sistem kerja yang interprofesi
39
Kebijakan menguatkan RS (Hilir)
RS Pemerintah RS Swasta Dalam Aspek Mutu Pelayanan Klinik Manajemen SDM Fasilitas emergency ... Minimal satu RS di Kabupaten harus mampu memberikan pelayanan emergency 24 Jam (JAGA ON SITE) untuk ibu-ibu melahirkan Sistem rujukan KIA berpusat di RS rujukan PONEK 24 jam
40
Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan
Kebijakan untuk menguatkan RS DINKES Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan Data Based SIKDA Rumah Sakit Puskesmas-Puskesmas Masyarakat Ibu Hamil normal Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC akan bermasalah di persalinan Ibu Hamil bermasalah di persalinan Tapi tidak terdeteksi di ANC
41
Berbagai kegiatan di RS
Mengembangkan Prosedur-prosedur Tetap Pengembangan Protap (termasuk Rujukan) dipimpin oleh spesialis Dokter spesialis ikut aktif dan bertanggung-jawab atas kematian di RS Dokter spesialis ikut aktif dan bertanggung-jawab atas pembinaan rujukan Penanganan di RS Penanganan Rujukan dari Puskesmas dan Bidan Rujukan tergantung penyakit penyerta. Contoh: Untuk pasien dengan Decomp dikembangkan oleh SpPD
42
Kebijakan menguatkan sistem rujukan
Standar operasional rujukan disusun berdasarkan resiko ibu melahirkan Penulisan standar operasi untuk rujukan dipimpin oleh spesialis berdasarkan standar nasional. Para bidan diberi regulasi untuk merujuk. Para bidan/dokter umum tidak boleh melakukan penanganan pada ibu-ibu yang sudah di beri predikat risiko tinggi. RujukanIbu hamil yang diprediksi di ANC mempunyai masalah dapat dilakukan 1-2 minggu/beberapa hari sebelum HPL. Dana perawatan pasien menggunakan Jamkesmas/Jampersal+berbagai sumber lain
43
DINKES Rumah Sakit Kebijakan menguatkan Rujukan
Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan Data Based SIKDA Rumah Sakit Puskesmas-Puskesmas, RB-RB swasta dll Ibu-ibu yang dalam emergency diharuskan di rujuk ke RS PONEK Ibu-ibu yang diprediksi dalam ANC membutuhkan RS akan diantar dan dijemput Bidan ke RS PONEK Masyarakat Ibu Hamil normal Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC akan bermasalah di persalinan Ibu Hamil bermasalah di persalinan Tapi tidak terdeteksi di ANC
44
Peningkatan mutu pelayanan Bidan Peningkatan fasilitas Puskesmas
Kebijakan untuk menguatkan penanganan di Puskesmas, Pustu dan masyarakat (hulu) Peningkatan mutu pelayanan Bidan Peningkatan fasilitas Puskesmas Pelatihan dokter puskesmas untuk PONED dan kemampuan mengeloka tindakan KIA Perbaikan pencatatan Penajaman kemampuan diagnosis dini untuk ibu hamil
45
DINKES Rumah Sakit Kebijakan Hulu Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan
Data Based SIKDA Rumah Sakit Puskesmas-Puskesmas, RB-RB swasta dll Ibu-ibu yang dalam emergency diharuskan di rujuk ke RS PONEK Ibu-ibu yang diprediksi dalam ANC membutuhkan RS akan diantar dan dijemput Bidan ke RS PONEK Masyarakat Ibu Hamil normal Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC akan bermasalah di persalinan Ibu Hamil bermasalah di persalinan Tapi tidak terdeteksi di ANC
46
Kebijakan pendanaan untuk non-medik
Dana rujukan dari pemerintah, termasuk penjemputan ibu-ibu yang tidak mampu. Bagaimana pengaturannya? Apakah akan memanfaatkan dana tabulin yang dikelola sendiri oleh masyarakat? Para penunggu di RS diberi fasilitas makanan dan tempat menunggu Dari mana sumber dananya? Dari dana BLUD RSD, atau dari pemerintah daerah
47
Kebijakan penguatan Sistem Informasi Kesehatan
Data diharapkan akan sampai ke RS. Sistem informasi ini dapat menghubungkan masyarakat dengan fasilitas pelayanan, dan dapat melalui SMS Merupakan bagian dari sistem surveilans untuk kesehatan ibu dan anak.
48
Kebijakan memperkuat Dinas Kesehatan Kabupaten
Pemimpin dan pengelola jaringan sistem KIA Mengembangkan sistem informasi yang baik Meningkatkan ketrampilan perorangan KaDInKes dan stafnya: Advokasi kebijakan, Melakukan koordinasi, termasuk staf lembaga lain yang bukan bawahannya Menyusun perencanaan multi-years, Menyusun pembiayaan strategis dari berbagai sumber. Menyiapkan proses monitoring dan evaluasi
49
DINKES Rumah Sakit Kebijakan memperkuat Dinas Kesehatan Kabupaten
Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan Data Based SIKDA Rumah Sakit Puskesmas-Puskesmas. RB-RB swasta dll Masyarakat Ibu Hamil normal Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC akan bermasalah di persalinan Ibu Hamil bermasalah di persalinan Tapi tidak terdeteksi di ANC
50
Kebijakan memperkuat sistem kerja yang interprofesi
Adanya Kelompok Kerja KIA Anggota: Spesialis: SpOG, Anak, Penyakit Dalam, Anastesi Dokter Umum Bidan Perawat
51
Kerjasama interprofesi
Peran dokter umum dalam tim PONEK dan rujukan perlu dirumuskan Mekanisme taskshifting perlu dirumuskan dengan rinci Peran Bidan dan perawat perlu dirumuskan kembali Pendanaan Dana rujukan dari pemerintah, termasuk penjemputan ibu-ibu yang tidak mampu Para penunggu di RS diberi fasilitas makanan dan tempat menunggu
52
Apakah anda sepakat dengan usulan paket kebijakan tersebut
Apakah anda sepakat dengan usulan paket kebijakan tersebut? Silahkan mendiskusikan .
53
Langkah-langkah Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
54
Prinsip penulisan manual untuk manajemen program:
Memperhatikan secara maksimal ibu-ibu yang masuk dalam: Kelompok A. Mengalami masalah dalam kehamilan saat di ANC dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam persalinan; Kelompok B. Ibu-ibu yang dalam ANC diprediksi tidak bermasalah, ternyata bermasalah dalam persalinan sehingga membutuhkan penanganan emergency.
55
Menekankan pada koordinasi antar lembaga dan pelaku
Dinas Kesehatan persalinan normal Rumahsakit Pemerintah dan Swasta RS PONEK 24 Jam persalinan tidak normal Puskesmas dan RB swasta Ada masalah: Emergency melahirkan Normal: Di RS, RB, PKM C A B Diprediksi dalam ANC Persalinan akan Bermasalah Diprediksi dalam ANC Persalinan Tidak Bermasalah Rumahtangga dan Masyarakat Penulisan manual: Menekankan pada koordinasi antar lembaga dan pelaku Memberikan petunjuk rinci dan jelas mengenai pembiayaan, khususnya untuk mendanai ibu-ibu kelompok A dan kelompok B.
56
Isi Manual Alur kegiatan berdasarkan continuum of care lengkap dengan Pedoman dan SOP yang terkait dengan sumber pembiayaan. Job description lembaga dan profesi Penguatan manajemen: di Dinas Kesehatan, Di Rumahsakit, Di rujukan, dan di Rumahtangga/masyarakat.
57
Catatan tentang manual
Manual ini akan disusun di level kabupaten bersama atas dasar pedoman nasional dengan tanggung jawab berbagai pihak termasuk: spesialis, Bidan/Perawat dan pimpinan/staf Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Propinsi, serta staf Kemenkes yang terkait. Dapat menjadi pegangan untuk konsultan manajemen KIA
58
Peran dan Tugas Lembaga di pelayanan KIA
59
DINKES Rumah Sakit Peran dan Tugas Lembaga dan Profesional di dalamnya
Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan Data Based SIKDA Rumah Sakit Puskesmas-Puskesmas. RB-RB swasta dll Masyarakat Ibu Hamil normal Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC akan bermasalah di persalinan Ibu Hamil bermasalah di persalinan Tapi tidak terdeteksi di ANC
60
Catatan khusus untuk Spesialis: Perlu seorang Pemimpin Klinik
DINKES Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan Data Based SIKDA Rumah Sakit Puskesmas-Puskesmas. RB-RB swasta dll Spesialis pemimpin MDG Spesialis follower Masyarakat Ibu Hamil normal Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC akan bermasalah di persalinan Ibu Hamil bermasalah di persalinan Tapi tidak terdeteksi di ANC
61
Respon ini rencananya disusun sebagai suatu rencana dan manual pelaksanaan yang detil untuk setiap kabupaten. Ada kemungkinan manual berbeda sesuai kondisi sistem kesehatan, geografis dan demografis, ekonomis, sosial, dan budaya. Silahkan mendiskusikan
62
Langkah-langkah Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
63
Dampak diukur dengan jumlah kematian absolut
Jika Kab Tegal (misal) akan memulai reform kebijakan: Bagaimana mengukur dampak dan kapan pengukurannya? Dampak diukur dengan jumlah kematian absolut Menggunakan pendekatan time-series (before and after) Data dasar: Data 2012 Data 2013 Apakah akan ada Kabupaten Kontrol?
64
Langkah-langkah Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Langkah 2. Mengidentifikasi fakta di lapangan Langkah 3: Melakukan pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan perspektif konsep-konsep universal Langkah 4. Melakukan usulan respon dalam kebijakan dan manajemen program Langkah 5: Usulan respon kebijakan dan manajemen program tertuang dalam dokumen yang berisi kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif. Langkah 6. Melakukan aksi perubahan berbasis respon di berbagai tempat dan dimonitor proses dan evaluasi dampaknya Langkah 7. Melakukan evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan.
65
5 tahun? 4 tahun? 3 tahun? 2 tahun? Tahun depan?
Berapa lama akan memberikan hasil berupa penurunan jumlah kematian ibu? Berapa targetnya? Bagaimana evaluasi kebijakannya? 5 tahun? 4 tahun? 3 tahun? 2 tahun? Tahun depan?
66
Implikasi Praktis di Kabupaten
Bagaimana mengorganisir strategi luar biasa ini? Menggunakan konsep jaringan. Bagaimana sistem jaringan KIA akan dikembangkan? Bagaimana struktur organisasi kerja Jaringan.
67
Langkah-langkah Identifikasi anggota Jaringan
Mengelompokkan menjadi hulu dan hilir Menetapkan koordinator Melakukan rencana kerja: memahami,memaknai, dan melakukan respon.
68
Jaringan KIA Dipimpin oleh KaDinKes Kabupaten dengan dukungan sistem manajemen dan pembiayaan Kelompok kerja: A. Kelompok Hulu Penanganan di masyarakat Penanganan di keluarga B.Kelompok Hilir Pelayanan RS Pelayanan rujukan C. Kelompok manajemen dan pembiayaan
69
A. Siapa yang berada di Hulu
Penanganan di masyarakat Penanganan di keluarga Lintas Sektoral Bidan Desa Perawat Dokter Puskesmas Kader Kesehatan ...... Siapa yang memimpin? Ka Bidang Kesga?
70
Apa yang akan dikerjakan?
Melakukan identifikasi Data keadaan di masyarakat dan rumahtangga: Mengidentifikasi Memaknai. Dapat menggunakanmodel bottleneck analysis dan investment case Hasil Respon: Dapat dipergunakan untuk persiapan Musrenbang Dipergunakan oleh seluruh lembaga anggota jaringan untuk melakukan perencanaan
71
B. Siapa yang berada di Hilir
Lembaga –lembaga yang: Memberikan pelayanan rujukan Mulai dari Pkm/BP sampai ke RS Para profesional: Bidan desa Dokter Puskesmas Bidan Puskesmas Dokter Umum Dokter Spesialis Obsgin, Anak, Interna, Anastesi, dll Siapa yang memimpin? Spesialis Obsgin? Spesialis Anak?
72
Apa yang akan dikerjakan?
Melakukan identifikasi Data keadaan di sistem rujukan dan rumahsakit Mengidentifikasi Memaknai. Dapat menggunakanmodel bottleneck analysis dan investment case Dapat dipergunakan untuk persiapan Musrenbang dan penyusunan RBA RS yang sudah BLUD
73
C. Siapa yang mendukung sistem manajemen dan pendanaannya?
Merupakan tim yang mendukung agar kegiatan di hulu dan hilir dapat berjalan dengan baik Pemerintah daerah dan DPRD KaDinKes KaBid-Kabid terkait Pengelola Sistem Informasi dan telematika Konsultan Manajemen Siapa yang memimpin? Kepala Dinas Kesehatan?
74
Tantangan 1. Bagaimana Dinas Kesehatan mampu berperan secara inovatif dan komprehensif dalam akselerasi pencapaian MDG4 dan MDG5? Dalam konteks jaringan KIA di kabupaten ada 3 pemimpin yang perlu aktif: Pemimpin politik: Bupati/Walikota Pemimpin sistem kesehatan: Kepala Dinas Kesehatan Pemimpin teknis medik: Dr.SpOG, Dr.SpA
75
Tantangan 2.Bagaimana sistem pelayanan KIA di kabupaten ini dapat mempunyai berbagai penanggung-jawab yang berbeda namun terintegrasi dan terdiri atas: Kegiatan di RS (hilir): Dr.SpOG dan Dr.SpA Kegiatan di masyarakat dan Pustu (hulu): Ketua IBI setempat (?) Kegiatan di Puskesmas dan Rujukan: Pimpinan Puskesmas. Penanggung-jawab keseluruhan:Kepala Dinas Kesehatan ( mencakup pembiayaan, sistem informasi dan surveillans KIA di kabupaten).
76
Tantangan-tantangan lain
3.Bagaimana melakukan pengaktifan Spesialis (mengaktifkan non-playing captain) 4.Bagaimana memperkuat kerjasama antar profesi di bidang kesehatan 5.Bagaimana menggalang dukungan pemerintah daerah dan masyarakat. 6.Secara keseluruhan: bagaimana menganalisis penerimaan dan penentangan stakeholders KIA terhadap usulan perubahan ini?
77
Penutup Apakah Visi ini mengenai kebijakan dan manajemen KIA ini logis dan making sense? Apakah mengandung pembaharuan untuk lembaga? Apa saja pembaharuannya yang dapat disebut luar biasa? Apakah dapat berjalan di masa depan? Bukti apa yang dapat mendukung visi ini? (harap check kasus NTT) Andaikata visi ini diprediksi tidak dapat diaplikasikan, apakah ada alternatif strategi/aksi perubahan untuk mengurangi kematian ibu dan anak?
78
Catatan penutup sebagai prinsip
Kematian satu ibu atau satu bayi merupakan tragedi. Keberanian untuk melakukan perubahan riil di lapangan diperlukan. Keberanian perubahan ini perlu dipantau dengan sistem monitoring yang ketat agar tidak ada pihak yang dirugikan dengan inovasi ini. Pengembangan perubahan menggunakan pendekatan open-system.
79
Lampiran-Lampiran A..Pedoman-Pedoman (sebaiknya disusun oleh Kemenkes dan akan diacu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten). Pedoman Tata-Kelola Sistem pelayanan KIA Pedoman Sistem Rujukan. Pedoman Sistem Surveilans KIA dan responnya. Pedoman Sistem Informasi Kesehatan B. Standar Operating Procedures (berisi prosedur klinik dan sumber pembiayaannya). Disusun oleh organisasi profesi dan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan. Rujukan Terencana: Rujukan Ibu-ibu dengan penyulit hipertensi, Rujukan Ibu-Ibu dengan penyulit decomp, dll.... Rujukan ibu-ibu yang emergency Taskshiftng dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak C. Petunjuk-petunjuk Teknis (Khususnya untuk pembiayaan) Petunjuk Teknis Jampersal 2012 Petunjuk Teknis pembiayaan persalinan berasal dari Pemerintah Daerah
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.