Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDante Fany Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 Curriculum Vitae KMA Education : 1.FoM Unsri 1977 2.FoM Unair 1982 3.FoM Monash Univ. 1983 Post : 1.Professor Andrology & MB 2.Former Dean FoM Unsri 3.WHO Temporary Advisor 4.Members Executive council PANDI 5.President PANDI 6.President PERSANDI 7.Member of Indonesian Andrology Collegium 8.Dean FoM Muhammadiyah University Palembang Education : 1.FoM Unsri 1977 2.FoM Unair 1982 3.FoM Monash Univ. 1983 Post : 1.Professor Andrology & MB 2.Former Dean FoM Unsri 3.WHO Temporary Advisor 4.Members Executive council PANDI 5.President PANDI 6.President PERSANDI 7.Member of Indonesian Andrology Collegium 8.Dean FoM Muhammadiyah University Palembang
2
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI IN-VIVO DAN IN-VITRO CAIRAN SERVIKS DAN KAITAN DENGAN RESPON IMUN DAN KAPASITASI SPERMA Kiagus Muhammad Arsyad Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
3
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 Pokok bahasan 1.Pendahuluan 2.Faktor Imunologik Infertilitas 3.Fertilisasi dan implantasi 4.Kapasitasi Sperma 5.Uji In-vivo dan Invitro
4
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 1. PENDAHULUAN Faktor Etiologi PIA :Faktor Etiologi PIA : 1.Suami, 23 % 2.Istri, 49 % 3.Unexplained,28 % Dari 28 % unexplained, 10 – 15 % disebabkan oleh faktor immunologik,Dari 28 % unexplained, 10 – 15 % disebabkan oleh faktor immunologik, dengan banyak komponen sistem imun sebagai penyebab. dengan banyak komponen sistem imun sebagai penyebab.
5
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 Faktor Immunologik Infertilitas In infertile women ・ Autoimmunity to ovaries ― autoimmune oophoritis ― autoimmune oophoritis ― antibodies to zona pellucida ― antibodies to zona pellucida ・ Isoimmunity to sperm ― antibodies to sperm ― antibodies to sperm ・ autoimmune diseases ― auto immune thyroiditis ― antiphospholipid antibody syndrome ・ Endometriosis ― inflammatory cytokines and chemokines ― inflammatory cytokines and chemokines In infertile men ・ Autoimmunity to testis ― autoimmune orchitis ― antibodies to sperm
6
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 KATEGORI RESPON IMUN PADA WANITA KATEGORI RESPON IMUN PADA WANITA Di dalam tubuh wanita ada 5 kategori Respon imune :Di dalam tubuh wanita ada 5 kategori Respon imune : 1.HLA (Human Leukocyte Antigen) 2.APA (Antiphospholipid Antibodies) 3.ANA (Antinuclear Antibodies) 4.ASA (Antisperm Antibodies) 5.N K cell (Natural Killer Cell)
7
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 FERTILISASI DAN IMPLANTASI
8
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 FERTILISASI DAN IMPLANTASI
9
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 3 FASE PENETRASI Oocyte OLEH SPERMA
10
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 REAKSI ACROSOME
11
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 REAKSI ACROSOME
12
KMA, HIGERI SURABAYA,2011
13
PEMERIKSAAN INTERAKSI SPERMA DAN LENDIR SERVIKS Pemeriksaan interaksi spermatozoa dengan lendir serviks ada 2 :Pemeriksaan interaksi spermatozoa dengan lendir serviks ada 2 : IN VIVO Uji pasca senggama Uji pasca senggama IN VITRO Simplified slide test Simplified slide test Sperm Penetration test Sperm Penetration test
14
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA TUJUAN :TUJUAN : 1. Menentukan jumlah spermatozoa aktif dan 1. Menentukan jumlah spermatozoa aktif dan menilai sperm survival di dalam lendir serviks menilai sperm survival di dalam lendir serviks (Sobrero & Mc Leod, 1962), (Sobrero & Mc Leod, 1962), 2. Meevaluasi perilaku sperma beberapa jam 2. Meevaluasi perilaku sperma beberapa jam setelah coitus (peran resevoir lendir servisk setelah coitus (peran resevoir lendir servisk (Moghissi, 1976). (Moghissi, 1976). 3. Penilaian adanya antibodi sperma pada pria 3. Penilaian adanya antibodi sperma pada pria atau wanita. atau wanita. 4. Menilai lendir seriks 4. Menilai lendir seriks
15
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA WAKTU :WAKTU : Waktu pemeriksaan Uji Pasca Senggama dilakukan sedekat mungkin dengan waktu Ovulasi tetapi tetap sebelum ovulasi.Waktu pemeriksaan Uji Pasca Senggama dilakukan sedekat mungkin dengan waktu Ovulasi tetapi tetap sebelum ovulasi. Penentuan didasarkan pada :Penentuan didasarkan pada : Siklus haid, BBT, Perubahanan cairan serviks,Siklus haid, BBT, Perubahanan cairan serviks, Sitologi vaginal, Pemeriksaan Hormon LH dan Estrogen.Sitologi vaginal, Pemeriksaan Hormon LH dan Estrogen. Cairan serviks diperiksa di lab antara 9 – 14 jam setelah senggamaCairan serviks diperiksa di lab antara 9 – 14 jam setelah senggama
16
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA INSTRUKSI UNTUK PIA :INSTRUKSI UNTUK PIA : 1. 1.Abstinensia seksualis 2 hari, 2. 2.Senggama dilakukan pada malam sebelum tanggal pemeriksaan, 3. 3.Tidak boleh memakai pelicin
17
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA PROSEDUR PEMERIKSAAN :PROSEDUR PEMERIKSAAN : Masukkan speculum tanpa pelicin ke dalam vagina,Masukkan speculum tanpa pelicin ke dalam vagina, Ambil sebanyak mungkin cairan semen di fornix posterior vagina dengan : spuit tuberclin tanpa jarum, ataupipet pasteurAmbil sebanyak mungkin cairan semen di fornix posterior vagina dengan : spuit tuberclin tanpa jarum, ataupipet pasteur Dengan pipet atau spit lain diisap secukupnya cairan seviks dari canalis endocervicalis,Dengan pipet atau spit lain diisap secukupnya cairan seviks dari canalis endocervicalis, Teteskan cairan serviks ke atas objek glass dan tutup dengan gelas penutup Teteskan cairan serviks ke atas objek glass dan tutup dengan gelas penutup Periksa di bawah mikroskop dengan pembesran 400 x.Periksa di bawah mikroskop dengan pembesran 400 x.
18
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA YANG DIPERIKSA ;YANG DIPERIKSA ; 1.Vaginal pool semen sample 2.Lendir seviks 3.Hasil uji pasca senggama
19
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA YANG DIPERIKSA ;YANG DIPERIKSA ; 1.Vaginal pool semen sample - spermatozoa mati dalam waktu 2 jam di dalam vagina - spermatozoa mati dalam waktu 2 jam di dalam vagina - periksa preparat basah dari vaginal pool untuk memeriksa adanya spermatozoa - periksa preparat basah dari vaginal pool untuk memeriksa adanya spermatozoa
20
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA YANG DIPERIKSA ;YANG DIPERIKSA ; 2. Lendir seviks - jumlah spermatozoa dibagian bawah canalis cervicalis yang dinyatakan per ul - jumlah spermatozoa dibagian bawah canalis cervicalis yang dinyatakan per ul - jumlah spermatozoa per x 400 HPF = 10 spermatozoa /20 nl lendir serviks atau = 500 spermatozoa /ul - jumlah spermatozoa per x 400 HPF = 10 spermatozoa /20 nl lendir serviks atau = 500 spermatozoa /ul - Motilitas spermaatozoa di dalam lendir serviks di rangking sbb: - Motilitas spermaatozoa di dalam lendir serviks di rangking sbb: PR = progressive motility PR = progressive motility NP = non progressive motility NP = non progressive motility IM = Immotile Spermaozoa IM = Immotile Spermaozoa
21
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 UJI PASCA SENGGAMA Hasil uji pasca senggama Hasil uji pasca senggama Interpretasi :Interpretasi : Uji negatif jika tidak dijumpai spermatozoa,Uji negatif jika tidak dijumpai spermatozoa, Jika dijumpai PR spermatozoa di endocervik AB (-) (Oei et al, 1995)Jika dijumpai PR spermatozoa di endocervik AB (-) (Oei et al, 1995) Jika dijumpai NP spermatozoa dengan shaking phenomenon > AB (+) di cairan serviks atau di spermatozoaJika dijumpai NP spermatozoa dengan shaking phenomenon > AB (+) di cairan serviks atau di spermatozoa
22
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 FORM UJI PASCA SENGGMA
23
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 PEMERIKSAAN IN - VITRO Uji In vitro dilakukan jika Uji Psaca Senggama Negatif,Uji In vitro dilakukan jika Uji Psaca Senggama Negatif, Menjadi lebih informatif jika di lakukan dengan uji silang memakai sperma donor dan lendir serviks donor,Menjadi lebih informatif jika di lakukan dengan uji silang memakai sperma donor dan lendir serviks donor, Memakai lendir serviks tengah siklusMemakai lendir serviks tengah siklus Dikerjakan 1 jam setelah pengambilan sampel spermaDikerjakan 1 jam setelah pengambilan sampel sperma
24
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 PEMERIKSAAN IN - VITRO Tujuan pemeriksaan in-vitro :Tujuan pemeriksaan in-vitro : 1. 1.Untuk membandingkan berbagai kualitas berbagai macam lendir serviks, 2. 2.Untuk menilai berbagai kualitas sample sperma Ada 2 :Ada 2 : 1.In-vitro simplified slide test 2.Capillay tube test
25
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 1. SIMPLIFIED SLIDE TEST Prosedur :Prosedur : Teteskan lendir servikke atas objek glas kemudian t berutup dengan gelas penutup agar lendir merata di bawah glas ppenutup,Teteskan lendir servikke atas objek glas kemudian t berutup dengan gelas penutup agar lendir merata di bawah glas ppenutup, Teteskan semen di tiap sisi gelas penutup sehingga semen bis berkontak dengan lendir servikTeteskan semen di tiap sisi gelas penutup sehingga semen bis berkontak dengan lendir servik Masukkan ke dalam inkubator selama 3 ment pada temperatur 37 C ( gelas objek di taruh padaMasukkan ke dalam inkubator selama 3 ment pada temperatur 37 C ( gelas objek di taruh pada Petri dish di alaskertas basah dan di tutupPetri dish di alaskertas basah dan di tutup Periksa interface dengan mikroskop phase kontras 400 xPeriksa interface dengan mikroskop phase kontras 400 x
26
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 1. SIMPLIFIED SLIDE TEST Pengamatan :Pengamatan : Penetrasi semen ke lendir servikPenetrasi semen ke lendir servik Penetrasi semen ke lendir serviks tetap terjadi meskipun Azoospermia,Penetrasi semen ke lendir serviks tetap terjadi meskipun Azoospermia, Spermatozoa masuk ke dalam lendir serviks melalaui penetrasi ini yang berbentuk phalangesSpermatozoa masuk ke dalam lendir serviks melalaui penetrasi ini yang berbentuk phalanges Diamati adanya sperma di dalamlendir serviks, jarak tempuh dan motilitasnyaDiamati adanya sperma di dalamlendir serviks, jarak tempuh dan motilitasnya
27
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 1. SIMPLIFIED SLIDE TEST Interpretasi :Interpretasi : Normal jika spermatozoa yang menembus lendir serviks 90% motil,Normal jika spermatozoa yang menembus lendir serviks 90% motil, Buruk : jika spermatozoa tidak mampu menembus lendir serviksepanjang 500u, ini menujukkan adanya masala pada interaksi semen dan lendir serviks,Buruk : jika spermatozoa tidak mampu menembus lendir serviksepanjang 500u, ini menujukkan adanya masala pada interaksi semen dan lendir serviks,
28
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 1. SIMPLIFIED SLIDE TEST Interpretasi :Interpretasi : Abnormal :Abnormal : 1. spermatozoa berhasil menembus lendir servikstetapi segera menjadi immotile atau shaking phenomenon, atau1. spermatozoa berhasil menembus lendir servikstetapi segera menjadi immotile atau shaking phenomenon, atau 2. spermatozoa tidak menembus semen- lendir servisk interfase dan phalanges tidak terbentuk. Ini menunjukka adanya Anti bodi antisperm I lendir servis atau di membrane spermatozoa.2. spermatozoa tidak menembus semen- lendir servisk interfase dan phalanges tidak terbentuk. Ini menunjukka adanya Anti bodi antisperm I lendir servis atau di membrane spermatozoa.
29
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 CAPILLARY TUBE TEST Capilary tube test aslinya didesain oleh Kremer (1965), dan saat ini ada banya modifikasinya.Tes ini mengukur kemampuan spermatozoa untuk menembus colum lendir serviks yang ada dalam tabung kapiler. Prosedur terdiri dari : 1.Peralatan 2.Teknis pemeriksaan 3.Observasi 4.Interpretasi
30
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 2. CAPILLARY TUBE TEST PeralatanPeralatan
31
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 2. CAPILLARY TUBE TEST 2. Prosedur : 1. Masukkan 100ul semen yang telah likuefaksi 1 jam setelah ejakulasi ke dalam reservoar, 1. Masukkan 100ul semen yang telah likuefaksi 1 jam setelah ejakulasi ke dalam reservoar, 2. Isap lendir serviks ke dalam kapiler, dan tutup salah satu ujungnya dengan dempul 2. Isap lendir serviks ke dalam kapiler, dan tutup salah satu ujungnya dengan dempul 3. Masukkan ujung kapiler yang terbuka ke tabung reservoar dengan jarak 0,5 cm 4. letakkan dalam posisi horizontal dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 2 jam, 4. letakkan dalam posisi horizontal dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 2 jam, 5. Amati pipa kapiler dengan mikroskop pembesaran 100 x 5. Amati pipa kapiler dengan mikroskop pembesaran 100 x 6. Masukkan kembali keinkubator dan amati kembal setelah 24 jam 6. Masukkan kembali keinkubator dan amati kembal setelah 24 jam
32
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 2. CAPILLARY TUBE TEST 3. Pengamatan : Setelah 2 jam periksa jarak migrasi kepadatan penetrasi, pengurangan migrasi dan spermatozoa dengan forward motility, Setelah 2 jam periksa jarak migrasi kepadatan penetrasi, pengurangan migrasi dan spermatozoa dengan forward motility, a. Jarak migrasi : catat jarak dari ujung kapiler yang ada dalam reservoar sampai jarak terjauh spermatozoa di dalam kapiler, a. Jarak migrasi : catat jarak dari ujung kapiler yang ada dalam reservoar sampai jarak terjauh spermatozoa di dalam kapiler, b. Kepadatan penetrasi : ukur di 1 dan 4,5 cm dari ujung kapiler dalam reservoar. Pada tiap jarak tersebut catat jumlah spermatozoa/lpb x 100 b. Kepadatan penetrasi : ukur di 1 dan 4,5 cm dari ujung kapiler dalam reservoar. Pada tiap jarak tersebut catat jumlah spermatozoa/lpb x 100 c. Baca hasl ditiap jarak sesusai tabel 3.3. c. Baca hasl ditiap jarak sesusai tabel 3.3.
33
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 2. CAPILLARY TUBE TEST 3. Pengamatan :
34
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 2. CAPILLARY TUBE TEST 4. Interpretasi :
35
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 KESIMPULAN Adanya respon imun dari wanita pada lendir servik dapat mencegah penetrasi spermatozoa melalaui lendir serviks untuk proses fertilisasi di tuba,Adanya respon imun dari wanita pada lendir servik dapat mencegah penetrasi spermatozoa melalaui lendir serviks untuk proses fertilisasi di tuba, Adanya antibodi pada sperma menyebabkan sperma tidak dapat menembus lendir serviksAdanya antibodi pada sperma menyebabkan sperma tidak dapat menembus lendir serviks Kegagalan dalam proses penetrasi sperma karena tidak baiknya proses reaksi acrosomeKegagalan dalam proses penetrasi sperma karena tidak baiknya proses reaksi acrosome
36
KMA, HIGERI SURABAYA,2011 KESIMPULAN
37
KESIMPULAN
38
S A R A N S A R A N UJI REAKSI SPERMA LENDIR SERVIKS PADA PIA HARUS DILAKUKAN UNTUK MENCARI FAKTOR IMUN SEBAGAI PENYEBAB,UJI REAKSI SPERMA LENDIR SERVIKS PADA PIA HARUS DILAKUKAN UNTUK MENCARI FAKTOR IMUN SEBAGAI PENYEBAB, UJI YANG DIANJURKAN :UJI YANG DIANJURKAN : 1.UJI PASCA SENGGAMA DAN 2.SIMPLIFIED SLIDE TEST
39
KMA, HIGERI SURABAYA,2011
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.