Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAbdoel Syank Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH
oleh : Dr. Ir. Soenarno, Dipl.HE. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
2
Latar Belakang Fokus pertumbuhan ekonomi mengakibatkan percepatan urbanisasi (punctuated urbanization). Urbanisasi di Indonesia: 37,5% (1995) menjadi 40,5% (1998). Proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin mendesak produktifitas pertanian.
3
Latar Belakang (lanjutan)
Indonesia harus mengimpor produk-produk pertanian - kedelai : ton/ US$ 275 juta - sayur-sayuran: US$ 62 juta - buah-buahan: US$ 65 juta Perlu perubahan paradigma dalam pendekatan pembangunan perdesaan (urban-rural linkages)
4
Issue dan Permasalahan Pengembangan Kawasan Perdesaan
UU No. 24/ 1992: pentingnya penegasan terhadap “kedudukan” kawasan perdesaan (fungsi dan peran kawasan perdesaan) Laju pertumbuhan perekonomian tinggi memunculkan ketimpangan kesenjangan kawasan perdesaan dan perkotaan.
5
Issue dan Permasalahan Pengembangan Kawasan Perdesaan (lanjutan)
Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia memunculkan kerisauan terjadinya keadaan “rawan pangan” Rendahnya produktifitas pertanian, sistem pemasaran, dan kualitas lingkungan permukiman serta kelembagaan yang tidak kondusif.
6
Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan
sistem fungsional desa-desa dengan hirarki keruangan desa, yakni adanya pusat agropolitan dan desa-desa di sekitarnya. Pusat agropolitan terkait dengan sistem pusat nasional, propinsi, dan kabupaten (RTRW Propinsi/ Kabupaten) Ciri: berjalannya sistem & usaha agribisnis di pusat agropolitan yang melayani dan mendorong kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya
7
Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan
DPP PASAR/GLOBAL Keterangan: Penghasil Bahan Baku Pengumpul Bahan Baku Sentra Produksi Kota Kecil/Pusat Regional Kota Sedang/Besar (outlet) Jalan & Dukungan Sapras Batas Kws Lindung, budidaya, dll Batas Kws Agropolitan DPP DPP DPP : Desa Pusat Pertumbuhan
8
Keterkaitan Pusat Agropolitan dengan Sistem Pusat Nasional, Propinsi, dan Kabupaten
Kawasan 2 Kawasan 1 Jalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Jalan Kabupaten Keterangan : Pusat Kegiatan Nasional Jalan Lokal Jalan Lokal Pusat Kegiatan Wilayah Pusat Kegiatan Lokal Pusat Agropolitan
9
Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan
Sebagai acuan penyusunan program pengembangan kawasan Muatan: Sistem pusat-pusat kawasan yang terkait Sistem Nasional, Propinsi/ Kabupaten unit-unit kawasan pengembangan Penetapan sektor unggulan. Dukungan sistem infrastruktur Dukungan sistem kelembagaan
10
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Agropolitan
1. Kebijakan Pengembangan berorientasi pada kekuatan pasar (market driven), melalui pemberdayaan masyarakat penyediaan prasarana dan sarana pendukung pengembangan agribisnis komoditi yang akan dikembangkan bersifat export base bukan row base Consumer oriented melalui sistem keterkaitan desa dan kota (urban-rural linkage).
11
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Agropolitan (lanjutan)
Penyusunan master plan pengembangan kawasan agropolitan yang menjadi acuan masing-masing wilayah/ propinsi Penetapan Lokasi Agropolitan terkait Sistem Nasional, Propinsi/ Kabupaten Sosialisasi Program Agropolitan
12
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan
Penyiapan Master Plan Kawasan Agropolitan Dukukungan prasarana dan sarana Kimpraswil (PSK): - Tahun 1: kawasan-kawasan sentra produksi (air baku, jalan usaha tani & pergudangan) - Tahun 2: meningkatkan nilai tambah & pemasaran (sarana penjaga kualitas & pemasaran ke luar kawasan) - Tahun 3: meningkatkan kualitas lingkungan perumahan & permukiman
13
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan (lanjutan)
Pendampingan Pelaksanaan Program masyarakat ditempatkan sebagai pelaku utama, pemerintah berperan memberikan fasilitasi dan pendampingan sehingga mendapatkan keberhasilan yang lebih optimal Pembiayaan Program Agropolitan - dilakukan oleh masyarakat, - fasilitasi pemerintah melalui dana stimultans
14
Dukungan Departemen Permukiman & Prasarana Wilayah
Tahun Anggaran 2002 Bantek Penyusunan Rencana Teknis & DED 7 kawasan di 7 Propinsi. Dana stimulan pengembangan prasarana dan sarana. Sosialisasi program-program pengembangan kawasan agropolitan. Bantek Identifikasi dan Penyusunan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di 29 Propinsi
15
Dukungan Departemen Permukiman & Prasarana Wilayah (lanjutan)
Tahun Anggaran 2003 Penyiapan Pedoman Penyusunan Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan . Pengembangan Program Pengembangan Kawasan Agropolitan minimal 1 kawasan di setiap Propinsi. Penyiapan dukungan sarana dan prasarana wilayah untuk kawasan agropolitan
16
Penutup Pembangunan kawasan perdesaan tidak bisa dipungkiri merupakan hal yang mutlak dibutuhkan Pengembangan kawasan agropolitan menjadi sangat penting dalam kontek pengembangan wilayah: Kawasan & sektor sesuai dengan keunikan lokal. Pengembangan kawasan agropolitan meningkatkan pemerataan. Keberlanjutan dari pengembangan kawasan dan sektor menjadi lebih pasti sektor yang dipilih mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan sektor lainnya. Penetapan sistem pusat agropolitan terkait Sistem Nasional, Propinsi, dan Kabupaten
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.