Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KOTA BERKELANJUTAN dan PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Hand-out MK Sistem Lanskap Kota, S2 ARL IPB, 2007 (Sumber: Sarosa, W. 2002. A Frame Work for the Analysis.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KOTA BERKELANJUTAN dan PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Hand-out MK Sistem Lanskap Kota, S2 ARL IPB, 2007 (Sumber: Sarosa, W. 2002. A Frame Work for the Analysis."— Transcript presentasi:

1 KOTA BERKELANJUTAN dan PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Hand-out MK Sistem Lanskap Kota, S2 ARL IPB, 2007 (Sumber: Sarosa, W A Frame Work for the Analysis of Urban Sustainability. URDI, Jakarta; Loucks, OL Sustainability in urban ecosystems: beyond an object of study. In RH Platt et al. Eds). The Ecological City. The Univ Massachusetts Pr. Amherst) Aris Munandar Pembangunan: makro “the idea of endlessly improving humanity through accumulation of material well being, advancement of science and technology, control over nature, rational social organization and other changes that can be seen as betterment of human’s life”. mendorong pada “the limit of human possibility” (Maser, 1999, dan Eckbo, arsitek lanskap, 1964) ARL IPB (2009)

2 Big push approach, catching up development  industrialisasi
A progress with plans, patterns and design oriented toward positive direction Sejarah pembangunan Big push approach, catching up development  industrialisasi Center vs periphery Growth with redistribution (World Bank) Basic need approach (ILO) Basic service approach (UNICEF) ~ layanan umum Partisipasi dalam pembangunan (UN) Eco-development (a.l. UNEP) ~ ecological limit dan kebutuhan terhadap kompatibilitas lingkungan ARL IPB (2009)

3 Pendekatan penyesuaian struktural dan industri berorientai ekspor
Ekonomi lingkungan ~ steady state economic, suatui ekonomi dengan stock konstan dari masyarakat, artifak yang dijaga pada suatu level kecukupan dengan low maintenance throughput. Throughput ~ output dibandingkan input. Pendekatan penyesuaian struktural dan industri berorientai ekspor Dimensi-dimensi keberlanjutan: Temporal/intergenerational Spatial Sosial ekonomi Politik (ecological cost  advantage vs disadvantage) ARL IPB (2009)

4 Inter-medium (pengolahan sampah dengan insinerator vs polusi udara)
Interspecies (meningkatkan kesejahteraan manusia vs terganggunya spesies) Inter-medium (pengolahan sampah dengan insinerator vs polusi udara) Tiga fase perkembangan “sustainable development” Pre-sustainable ~ productivitas ekonomi Phase 1: (a) ekonomi dan (b) keberlanjutan secara ekologi Phase 2: (a), (b) dan (c) social justice. Phase 3: (a), (b), (c), partisipasi secara politis dan cultural vibrancy ARL IPB (2009)

5 Beberapa Konsep Kota Berkelanjutan
ARL IPB (2009)

6 1. Platt et al. (1994): Mikro Hubungan kota dan lingkungan ~ ref: Platt et al. (1994) ~ kota mandiri, kota tidak mengganggu lingkungan sekitar Merubah lingkungan alami Mengekstrak dan menghabiskan SDA Menghasilkan sampah dan polutan Dua model kota berkelanjutan Self sustain/self-reliant cities Thermostats metaphor ARL IPB (2009)

7 Atribut kota berkelanjutan
Sustainable community Beradaptasi thd karakteritik bio-geofisik Lingkungan yang sehat Meminimumkan throughputs (input per output) ~ efisiensi dalam penggunaan sumberdaya dan ruang ~ 3R movement Memaksimumkan carrying capacity Sustainable Communities Menciptakan sense of community, tidak sekedar fisik dari RTH, banyaknya pedestrian dsb Menghargai budaya lokal ARL IPB (2009)

8 2. Kurokawa Kurokawa, K (2000). Kisho Kurokawa: architect and associate, selected and current works. Hong Kong: Image Publ Group “Philosophy of Symbiosis”: from the age of machine to the age of life Penekanan (emphasis) bukan hanya pada keseluruhan dan unity, tetapi juga pada eksistensi dan otonomi bagian, sub-sistem dan sub-culture. Secara aktif menginkorporasikan elemen-elemen yang heterogen dan berlawanan Menekankan pada ambiguous intermediary space yang selama ini telah tereliminasi oleh dualisme rasional ARL IPB (2009)

9 Memelihara atau mengakomodasi pluralisme budaya
Menekankan tidak hanya pada penalaran tetapi juga pada simbiosis penalaran dan sensitivitas Memandang manusia bukan superior dalam proses berkreasi, tetapi memandang penting simbiosis manusia dan makhluk atau ciptaan lainnya dan alam. Tidak hanya menekankan pada universalisme tetapi juga cultural identity, konteks ruang, dan keragaman bahasa dalam melakukan simbiosis antar budaya. ARL IPB (2009)

10 Beberapa konsep karya atau proposal Kurokawa
Metabolic city (city of growth and change) ~ linear zoning system, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan Master system ~ paradigma konvensional yang kemudian di-review setiap 5 tahun Symbiotic city ~ lanskap sejarah vs lanskap masa depan, tansport vs perhutanan, hutan vs kota, business city Proteksi terhadap bencana ~ keberadaan situ-situ berukuran raksasa sebagai buffer banjir, berbagai bentuk buffer thd bencana Eco-media city ~ toward sustainable city ARL IPB (2009)

11 Kurokawa (2004): Sustainable City
Compact city Ecological corridors Recycling Alternative energy Sustainable transport system ARL IPB (2009)

12 Compact City: Mengurangi perluasan area (urban sprawl, kota baru, kota satelit) Simbiosis antara alam dan populasi tinggi -- compact cities Ecological Corridors: Interkoneksi hutan pegunungan, tegakan, sungai, danau, rawa, sawah, padang rumput -- kewilayahan Menciptakan suatu jejaring RTH kota/wilayah ARL IPB (2009)

13 Sustainable transport systems
Recycling Kota dan wilayah bermetabolisme Mendaur-ulang sampah aktivitas pertanian, rumah tangga dsb Memperbaiki siklus air di hulu maupun di hilir Energi alternatif Sumber energi alternatif: biomas, matahari, angin, ombak ~ fitur lanskap kota & wilayah: pembangkit energi sebagai elemen lanskap, kawasan pertanian sebagai sumber bio-energy Sustainable transport systems Sebanyak mungkin pedestrian dan sepeda ARL IPB (2009)

14 3. Eisner et al. (1993) Kecenderungan baru a. Partisipasi masyarakat
Kerjasama komuniti via meeting, hearing dll Penggunaan local group, sekolah dll. Kerjasama antar badan publik ARL IPB (2009)

15 b. Memperbaiki penetrasi ruang Freeway ~ freedom of movement
Keberfungsian jalan: jalan arteri yang arterial, jalan kolektor yang collecting Ketersediaan open space di sentra-sentra aktivitas Peran leaders dalam penyediaan open space c. Menghindari congestion/crowding Menghindari atau mencegah kemacetan Paradox desentralisasi: unplanned atau disorder Struktur vertikal (simbiosis density & nature) ARL IPB (2009)

16 d. Membangun sense of place
Gerbang kota Portal: bandara, stasiun, terminal Pusat budaya CBD Mendayagunakan elemen mental map: Jalur (paths) Distrik Sentra aktivitas (nodes) Batas tepi (edges) Mercu tanda (landmarks) Menghindari capsule image ARL IPB (2009)

17 Komponen utama desain kota dan wilayah
e. Membangun neighborhood unit Ketetanggaan diyakini sebagai unit territoriality yang efektif Komponen utama desain kota dan wilayah Pergerakan, sirkulasi dan waktu Suara ~ buffering Unity: skala dan karakter dalam hub antar elemen Cahaya dan sirkulasi udara “Warna” ~ identitas kota Aroma Tekstur ARL IPB (2009)

18 Simonds & Stark (2006): perhatian akan kelompok (the group imperative)
Kelompok ~ cluster, neighborhood & community Masalah lanskap sekitar komuniti Monoton, penggunaan elemen introduksi Inefisien (energi, jangkauan jelajah atau akses ke fasilitas publik, sempadan bangunan, infrastruktur (drainase, listrik, telpon dll) yang terlalu masif/ekstensif dsb) Kondisi yang tidak sehat Kondisi membahayakan ARL IPB (2009)

19 Peluang untuk menata lebih baik:
Building (landscape structure) arrangement - lay out Modul-modul perencanaan komuniti (Planned unit development [PUD]) – agar manageable, cukup menginduksi perilaku home base dan home range yang baik Perbaikan dan peningkatan keamanan akses dan sirkulasi komuniti Kebutuhan akan sentra aktivitas komuniti Kebutuhan akan ruang terbuka hijau/biru bgai komuniti Perencanaan komuniti berbasis PCD (preserved, conserve & develop) Dasar teori: perilaku keteritorialan (territoriality) ARL IPB (2009)

20 Arah-arah baru landscape development skala komuniti ~ teori kebutuhan dasar Maslow
Membangun dg pendekatan modul perencanaan (PUD) -- manageability Zonasi yang fleksibel – dengan optimalisasi tujuan komuniti Mentransfer (semacam tukar guna) kawasan sensitif Memelihara sumberdaya air Menyediakan penyangga peruntukan Membangun portal komuniti – sirkulasi yang kohesif, gerbang yang atraktif Memastikan akses ke wilayah home range Menyediakan prasarana logistik ARL IPB (2009)

21 Merencanakan jejaring RTH (greenery dan blue ways)
Merencanakan hirarkhi jalan ~ kebutuhan safety Membatasi front terhadap jalan raya Membuka persimpangan (intersection, junction) yang aman dan multiguna Menyediakan jalan yang tidak macet Mengintegrasikan pergerakan (path movement) atau alur sirkulasi Meningkatkan keragaman tipe rumah Mensistematisasi instalasi street-furniture Mengelompokkan bangunan Mengintegrasikan taman-taman sekolah dan ketetanggaan ARL IPB (2009)

22 Menyediakan community centers dan menghubungkan dengan pusat wilayah
Menyediakan jasa ketenagakerjaan ~ menyediakan niche, kota mandiri Merencanakan sarana dan prasarana akomodasi Mengaktifkan rekreasi sebagai way of life komuniti Mendorong program-program, aktivitas dan event pada level komuniti Meningkatkan pemeliharaan kompleks Menghargai dan mengangkat landmarks bersejarah Mempreservasi alam Mendayagunakan para ahli dari anggota komuniti Mendidik petugas kompleks komuniti ARL IPB (2009)

23 Membentuk tim reviewer desain Membuat manual pengembangan kompleks
Membangun ketatapamongan Membangun organisasi atau paguyuban Memastikan adanya mekanisme keseimbangan antara fleksibilitas dan pengendalian ARL IPB (2009)

24 5. Simonds (1994) Garden City Kota memberikan pengalaman hidup yang terbaik (provides the best experience of living) Bentuk (form), fungsi dan value kota: Merupakan ekspresi dari dan responsif terhadap waktu, tempat dan budaya Kota berfungsi: proteksi; papan (shelter); ketersediaan pangan, udara dan air; lingkungan (RTH, area urban yang intensif, mitigasi lingkungan, konservasi energi); lapangan kerja; perdagangan; hubungan sosial; ketatapamongan/pemerin-tahan dan koordinasi. ARL IPB (2009)

25 Rasional ( = makes sense)
Nyaman (convenience) Pusat-pusat (centers) dan komplemennya: keuangan, hiburan, perdagangan, penyedia jasa suplemen (shopping,dining, lodging dll) Subcenters: komuniti, amenities pelengkap dll Desain bagi penyandang cacad Rasional ( = makes sense) Bentuk yang koheren, misalnya bentuk yang menavigasi, berorientasi visual, dll Mampu mengatasi (antisipatif terhadap) permasalahan insidental maupun yang dapat diperhitungkan Musibah Polusi ARL IPB (2009)

26 Cara mengatasi undesirable: “gepeng”, pemungut dll
Rasional (lanjutan) Cara mengatasi undesirable: “gepeng”, pemungut dll Mendayagunakan sumberdaya (aliran sungai, badan air, topografi, tutupan vegetasi Lengkap (fungsi sebagai entitas organik, entitas yang hidup) Pertumbuhan ekonomi Mengakomodasi/memberikan pendidikan politik Membangun hubungan dan jejaring sosial Menyediakan human habitat: planning, perencanaan berbasis wilayah ARL IPB (2009)

27 Resep perencanaan garden city
Site specific Working parts (center vs sub-center) yang terpadu Membangun ketetanggaan Inklusif (melibatkan secara aktif, secara sengaja/terprogram masyarakat) Mempreservasi fitur existing Sistem lalulintas yang inovatif Hubungan lintas pusat yang kompak ~ multimode rapid transit Menghindari area-area yang sensitif Mengatasi polusi Integrated system (utilitas dll) ARL IPB (2009)

28 Mempunyai kerangka RTH yang baik
PCD (preservasi-konservasi-pembangunan [development]) Terpadu kota dan wilayah (region) Fleksibel Dari sisi form, diagram suatu metropolitan biasanya terdiri sebagai berikut: Pusat kota (central business district, CBD) yang terdiri atas perkantoran, pusat perdagangan dengan segala sarana penunjangnya ARL IPB (2009)

29 b)Pusat budaya (cultural) yang terdiri dari: pusat pendidikan, museum, teater atau gelanggang, pusat peribadatan, rumah sakit dan balai-balai pengobatan, kantor-kantor jasa profesional, apartemen, restoran, kebun raya dan sebagainya c)Pusat hunian yang terdiri atas cluster perumahan, ketetanggaan hingga komuniti yang saling terhubungkan serta sekolah dan sistem rekreasi dengan penghubung blueway dan greenway. ARL IPB (2009)

30 d)Ruang terbuka dan RTH seperti lahan pertanian, hutan kota, pengelolaan air (irigasi, drainase dan pengelolaan air bersih), taman kota, taman margasatwa, area cadangan untuk pengembangan satelit kota dan nodes rekreasi, resor wisata dan sebagainya. e)Jalan raya yang terdiri atas jalan raya luar kota, ring road, jalan arteri (yang berfungsi arterial), jalan kolektor (yang berfungsi collecting) dan rapid transit corridor; rest stop dan terminal ARL IPB (2009)


Download ppt "KOTA BERKELANJUTAN dan PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Hand-out MK Sistem Lanskap Kota, S2 ARL IPB, 2007 (Sumber: Sarosa, W. 2002. A Frame Work for the Analysis."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google