Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRisky Noviana Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
IMPLEMENTASI MIGRASI SISTEM PENYIARAN TV TERESTRIAL DARI ANALOG KE DIGITAL
Assalamualaikum wr wb. Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Pada kesempatan ini, saya akan memberikan paparan tentang perkembangan implementasi migrasi sistem penyiaran TV analog ke digital di Indonesia
2
MENGAPA MIGRASI DARI SIARAN TV ANALOG KE DIGITAL
M erupakan tuntutan global S pektrum frekuensi radio adalah sumberdaya yang terbatas sehingga perlu optimalisasi dalam pemanfaatannya melalui sistem digital B anyaknya permohonan izin baru penyelenggara penyiaran, sementara kanal frekuensi tidak tersedia, sehingga penyiaran digital menjadi solusi untuk mengakomodir permohonan baru tersebut T ransisi sistem penyiaran TV analog ke digital secara global, akan berdampak pada penghentian produksi perangkat sistem penyiaran TV analog oleh pabrikan secara berangsur-angsur Beberapa alasan migrasi dari sistem penyiaran TV analog ke digital antara lain. Pertama, kami memperhatikan adanya GE06 agreement yang ditetapkan oleh ITU bahwa di kawasan regional I proses transisi analog ke digital ditargetkan selesai pada pertengahan tahun Dari pada itu, implementasi transisi siaran analog ke digital merupakan tuntutan global yang tidak dapat dihindari. Selain itu, spektrum frekuensi radio yang merupakan sumber daya terbatas, pemanfaatannya perlu dilakukan secara efisien dan optimal. Dan melalui adopsi sistem penyiaran digital-lah optimalisasi pemanfaatan kanal frekuensi dapat dilakukan. Ditambah lagi banyaknya permohonan izin baru penyelenggara penyiaran, sementara kanal frekuensi tidak tersedia, sehingga untuk dapat mengakomodir permohonan baru tersebut implementasi penyiaran digital adalah solusi yang tepat. Kemudian, adanya dampak migrasi sistem analog ke digital secara global yaitu akan dihentikannya produksi perangkat sistem penyiaran TV analog oleh pabrikan secara berangsur-angsur. NEXT
3
KONDISI GLOBAL IMPLEMENTASI TRANSISI SIARAN ANALOG KE DIGITAL
Hampir lebih dari 85% wilayah dunia sudah mulai mengimplementasikan tv digital Analog Switch Off: Belanda: 2006 Finlandia, Swedia, Norwegia : 2007 Jerman, Swiss: 2008 USA : 6/2009 Japan : 7/2011 Korea : 12/2012 China : 2012 UK : 10/2012 Brunei : 6/2014 Malaysia : 12/2015 Thailand : 2016 Indonesia : 2018 Philliphine : 2018 Singapore : 2020 Vietnam : 2020 Pertama-tama, saya ingin mengajak bapak/ibu sekalian untuk melihat kondisi global implementasi transisi penyiaran TV analog ke digital. Hingga saat ini, kurang lebih 85% wilayah dunia sudah mulai mengimplementasikan siaran TV digital. Belanda telah melakukan analog switch off pada tahun 2006, kemudian Finlandia, Swedia, dan Norwegia mengikutinya pada tahun Sementara Jerman dan Swiss mematikan siaran analog dan beralih ke digital pada tahuun 2008, Amerika serikat pada tahun 2009, Jepang pada tahun 2011, Korea dan China pada tahun Di Asia tenggara, Malaysia merencanakan Analog switch off pada tahun 2015, kemudian Thailand pada tahun 2016, Indonesia dan Filipina pada tahun 2018 sementara Singapur dan Vietnam pada tahun 2020. Tampak pada gambar peta, standar DVB-T/T2 menjadi standar yang paling luas diadopsi oleh negara-negara didunia. 3
4
STANDAR TV DIGITAL DUNIA
Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T =>T2) Sistem yang paling banyak digunakan didunia Dikembangkan oleh konsorsium DVB di Eropa Beragam varian dan pengoperasiannya (Terrestrial, cable, mobile/handheld, satelit) Advanced Television Systems Committee (ATSC) Digunakan di Amerika Serikat dan Kanada Utamanya pengoperasian secara terestrial Integrated Services Digital Broadcasting (ISDB-T) Digunakan di Jepang, Brazil, dan beberapa negara Amerika Selatan Digital Terrestrial Multimedia Broadcasting (DTMB) Digunakan di China, Hongkong Berikut ini adalah standar-standar TV digital yang diterapkan di dunia
5
TERESTRIAL FREE-TO-AIR INDONESIA
STANDARD PENYIARAN TV DIGITAL TERESTRIAL FREE-TO-AIR INDONESIA DVB-T DVB-T2 2012 (Digital Video Broadcasting – Terrestrial Second Generation) 2007 *
6
KUALITAS DAN JANGKAUAN SIARAN TV DIGITAL
Kualitas siaran digital adalah relatif sama dalam suatu wilayah jangkauan dan secara drastis menurun hingga menimbulkan suatu cliff atau ‘jurang’ yang memisahkan antara wilayah jangkauan dengan no-service area Kualitas siaran digital adalah relatif sama dalam suatu wilayah jangkauan dan secara drastis menurun hingga menimbulkan suatu cliff atau ‘jurang’ yang memisahkan antara wilayah jangkauan dengan no-service area atau blackspots area Sementara dalam siaran analog terdapat sinyal yang lemah ketika semakin jauh dari titik pemancar sehingga menimbulkan noise yang tidak diinginkan.
7
MANFAAT DAN PELUANG PENYIARAN DIGITAL
Konsumen Kualitas gambar dan suara lebih baik Pilihan program siaran lebih banyak layanan interaktif, EPG, HDTV (16:9) , EWS Lembaga Penyiaran Efisiensi infrastruktur dan biaya operasional Industri Kreatif Menumbuhkan industri konten kreatif dan inovatif Industri Perangkat Peluang industri manufaktur nasional untuk memproduksi Set Top Box lokal Pemerintah Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio =>digital dividend Berikut ini adalah manfaat dan peluang yang ada dalam penerapan sistem penyiaran TV digital. Pertama bagi masyarakat akan dapat menerima layanan konten siaran dengan kualitas gambar dan suara yang lebih baik dibandingkan dengan siaran analog, pilihan program siaran lebih banyak dan bervariasi, dan dapat menerima layanan value added seperti interaktif, electronic program guide, HDTV dan informasi peringatan dini yang lebih tepat sasaran. Bagi lembaga penyiaran akan terjadi efisiensi penggunaan infrastruktur sehingga dapat menurunkan biaya operasional dalam penyelenggaraan penyiaran. Kemudian adanya peluang bagi industri kreatif dalam hal penciptaan konten-konten kreatif dan inovatif yang dapat disalurkan melalui sistem digital. Bagi industri manufaktur nasional, terdapat peluang memproduksi dan memasarkan perangkat set top box lokal. Sementara bagi pemerintah, dengan terjadinya efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio akan didapat suatu digital dividend yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan TIK di masa depan. NEXT
8
ROADMAP IMPLEMENTASI TV DIGITAL
9
STRUKTUR PENYELENGGARAAN TV DIGITAL
LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 MUX-1 LPS-1 sd .... LP3M MUX-2 LPS-1 sd 12 LP3S MUX-3 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 MUX-4 dst LPS-1 sd 12 LPS-1 sd ... MUX-5 TVRI Berikut ini adalah gambaran struktur penyelenggaraan TV digital . Dalam satu wilayah layanan akan terdapat 6 penyelenggara mux (1 TVRI, 5 dari LPS yang ditetapkan sebagai Mux). Masing-masing mux dapat menyalurkan lebih dari 1 program siaran dalam satu kanal frekuensi, bahkan hingga 12 program siaran standard definition. Khusus LPP TVRI sebagai penyelenggara mux, lembaga penyiaran yang wajib ‘digendong’ adalah LPP Lokal dan Lembaga Penyiaran Komunitas. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menkominfo No. 22 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran TV Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (free-to- air). NEXT LPS-1 sd 12 TVRI LPP LOKAL LP KOMUNITAS LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPS-1 sd 12 LPP/LPK-1 sd ... *LPS= Lembaga Penyiaran Swasta LPP= Lembaga Penyiaran Publik
10
Rencana Jangkauan TV Digital 2012-2017
2013 2014 Jawa + Kepri Aceh+Sumut + Kaltim+Kalsel Sumatera+Kalimantan Bali+Nusa Tenggara+Sulsel 2015 2016 2017 2018 NATION-WIDE ANALOG SWITCH-OFF Sultra+Sulteng+Kalimantan Sulawesi+Maluku Malut+Papua : DIGITAL TV COVERAGE AREA
11
JUMLAH WILAYAH LAYANAN JUMLAH WILAYAH LAYANAN
ZONA LAYANAN MUX ZONA PROPINSI JUMLAH WILAYAH LAYANAN ZONA 1 ACEH (DEM 3) 13 SUMATERA UTARA (DEM 2) 12 ZONA 2 SUMATERA BARAT (DEM 3) 9 RIAU (DEM 3) 11 JAMBI (DEM 3) 8 ZONA 3 BENGKULU (DEM 3) 3 SUMATERA SELATAN (DEM 3) LAMPUNG (DEM 3) BANGKA BELITUNG (DEM 3) ZONA 4 JAKARTA 1 BANTEN (DEM 2) ZONA 5 JAWA BARAT (DEM 1) ZONA 6 JAWA TENGAH (DEM 1) 7 JOGJAKARTA (DEM 2) ZONA 7 JAWA TIMUR (DEM 1) 10 ZONA PROPINSI JUMLAH WILAYAH LAYANAN ZONA 8 BALI (DEM 3) 2 NUSA TENGGARA BARAT (DEKM 4) 4 NUSA TENGGARA TIMUR (DEKM 4) 13 ZONA 9 PAPUA (DEKM 5) 9 PAPUA BARAT (DEKM 4) 3 ZONA 10 MALUKU (DEM 3) 5 MALUKU UTARA (DEKM 4) ZONA 11 SULAWESI BARAT (DEKM 4) SULAWESI SELATAN (DEM 3) 11 SULAWESI TENGGARA (DEKM 4) 8 ZONA 12 SULAWESI TENGAH (DEKM 4) GORONTALO (DEKM 4) SULAWESI UTARA (DEM 3) ZONA 13 KALIMANTAN BARAT (DEM 3) KALIMANTAN TENGAH (DEM 3) 6 ZONA 14 KALIMANTAN TIMUR (DEM 2) KALIMANTAN SELATAN (DEKM 4) ZONA 15 KEPULAUAN RIAU (DEM 2) Berikut rincian zona layanan dan wilayah layanan dalam sistem penyiaran TV digital. *wilayah layanan berjumlah 216 WL
12
PERANGKAT PENERIMA SIARAN DIGITAL
Standard SET TOP BOX DVB-T2/MPEG-4, SDTV / HDTV Fitur wajib: bahasa indonesia dan Early Warning System (EWS) TKDN STB minimal 20% dan secara bertahap menjadi 50% dalam waktu 5 tahun Harga STB berkisar US$ 18-35 Terkait standard penyiaran televisi digital, pemerintah telah menetapkan untuk mengadopsi standard DVB-T2 sebagai standard penyiaran televisi digital terestrial free to air. Untuk standard perangkat penerima siaran Set top box, standard kompresi STB DVB-T2 adalah MPEG-4 dengan penyaluran kualitas siaran SD/HDTV. Kemudian Set top box harus memiliki fitur bahasa indonesia dan early warning system. Sementara TKDN untuk STB adalah minimal 20% dan secara bertahap dalam kurun waktu 5 tahun menjadi 50%. Harga STB yang saat ini ada dipasaran berkisar antara 18 sampai 35 Dollar. TV DIGITAL
13
CARA MEMASANG SET TOP BOX TV DIGITAL
16
KOMITMEN PEMBANGUNAN MUX OPERATOR DI PULAU JAWA DAN KEPULAUAN RIAU*
**Seleksi LP3M Tahap I
17
KOMITMEN PENYELENGGARAAN PENYIARAN TV DIGITAL
KOMITMEN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL PROPINSI/KAB/KOTA RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX 2012 2013 2014 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 DKI JAKARTA DAN BANTEN (Zona 4) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi METRO TV, TRANS TV, SCTV, BSTV TVONE Cilegon TVONE, METRO TV, SCTV, BSTV TRANS TV Malingping Pandeglang TVONE, METRO TV, SCTV KOMITMEN PENYELENGGARAAN PENYIARAN TV DIGITAL *Q= triwulan 17
18
RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX
PROPINSI/ KAB/KOTA RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX 2012 2013 2014 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 JAWA BARAT (Zona 5) Bandung, Cimahi, Padalarang, dan Cianjur ANTV, METRO TV RCTI, TRANS TV INDOSIAR Purwakarta & Cikampek ANTV METRO TV RCTI Sukabumi TRANS TV, INDOSIAR Pelabuhan Ratu Cianjur Selatan TRANS TV Cirebon, Indramayu Garut, Tasik RCTI, INDOSIAR Sumedang Kuningan Majalengka Ciamis 18
19
RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX
PROPINSI/ KAB/KOTA RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX 2012 2013 2014 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 JAWA TENGAH DAN DIY (Zona 6) Semarang, Kendal, Ungaran, Demak, Jepara dan Kudus INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV tVOne GTV Pati dan Rembang INDOSIAR, tVOne METRO TV Brebes, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan TRANS TV Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, dan Cilacap GTV, TRANS TV Purworejo Magelang, Salatiga, dan Temanggung Blora dan Cepu Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, dan Wates INDOSIAR, TRANS TV METRO TV, tVOne 19
20
RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX
PROPINSI/ KAB/KOTA RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX 2012 2013 2014 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 JAWA TIMUR Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, dan Bangkalan METRO TV, SCTV, TRANS TV ANTV GTV Malang ANTV, SCTV METRO TV TRANS TV Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek Madiun, Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Jember GTV, TRANS TV Tuban dan Bojonegoro Banyuwangi Pacitan Pamekasan dan Sumenep Situbondo 20
21
RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX
PROPINSI/ KAB/KOTA RENCANA PENGGELARAN INFRASTRUKTUR TV DIGITAL OLEH OPERATOR MUX * 2012 2013 2014 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 KEPULAUAN RIAU Batam dan Tanjung Balai SCTV RCTI, TRANS TV Tanjung Pinang RCTI * Rencana penggelaran infrastruktur TV digital merupakan komitmen pembangunan para operator MUX 21
22
KOMITMEN PENYEDIAAN SET TOP BOX LPPPM
Total Jumlah Set Top Box yang dikomitmenkan oleh LPPPM untuk ZONA LAYANAN 4, 5, 6, 7 DAN 15 adalah sebanyak unit 22
23
SELEKSI MUX OPERATOR ZONA LAYANAN 1 (ACEH DAN SUMATERA UTARA) DAN ZONA LAYANAN 14 (KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN SELATAN)
24
MUX OPERATOR ZONA 1 DAN ZONA 14
Propinsi ACEH DAN SUMUT KALTIM & KALSEL MUX OPERATOR RCTI Network Trans7 Samarinda ANTV Medan Global TV Trans7 Medan tvOne Samarinda Metro TV Aceh Metro TV Kalsel Indosiar Medan SCTV Banjarmasin *Hasil seleksi LP3M tahap II
25
KOMITMEN PENYEDIAAN SET TOP BOX LPPPM
Total Jumlah Set Top Box yang dikomitmenkan oleh LPPPM untuk ZONA LAYANAN 1 DAN 14 adalah sebanyak Unit 25
26
Digital devide of information
Optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi ---> pemanfaatan digital deviden band UHF ( especially in the broadcast allocation ) for Mobile broadband, --> IMT ( 4 th generation mobile selular, LTE ) Rural development ( akses last mile ) --> alternative technology for akses last mile untuk Komunikasi data dg menggunakan system tv white space
27
DIGITAL DEVIDEN TV WHITE SPACES
TV white spaces are in the television UHF band below 1GHz, often referred to as Golden Spectrum. white space concept is frequency agnostic and could be expanded to any band where the spectrum is not uniformly used and therefore could be ‘shared with’ (made available to) other applications “Policy and regulation required before implementation”
28
TERIMA KASIH Fan Page FB: TVdigital.Kominfo
Follow Fan Page FB: TVdigital.Kominfo website: 28
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.