Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAngga Agung Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PEMBANGUNAN EKONOMI Michael P. Todaro Stephen C. Smith JILID 1
EDISI KESEMBILAN Michael P. Todaro Stephen C. Smith JILID 1
2
BAGIAN 1 Prinsip & Konsep
PEMBANGUNAN EKONOMI Todaro & Smith EDISI KESEMBILAN JILID 1 BAGIAN 1 Prinsip & Konsep Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara-negara Berkembang Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan PENERBIT ERLANGGA
3
BAGIAN 1 Prinsip & Konsep
BAB 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan: Sebuah Perspektif Global PENERBIT ERLANGGA
4
Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kesenjangan Kondisi Hidup di Dunia
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kesenjangan Kondisi Hidup di Dunia Setiap harinya, orang-orang di pelbagai penjuru dunia mengawali harinya dalam kondisi yang sangat berlainan Sekitar separuh penduduk dunia (dari total sekitar 6,4 miliar jiwa) hidup dalam kondisi serba berkecukupan, sementara separuh lainnya hidup dalam kondisi serba berkekurangan
5
Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Contoh Perbandingan 1
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Contoh Perbandingan 1 Kondisi hidup rata-rata di Amerika Utara, yang merupakan ciri khas keluarga di kebanyakan negara kaya: Keluarga inti beranggotakan 4 orang Penghasilan tahunan sekitar $50.000 Berpenghidupan yang layak Sumber hiburan relatif berlimpah
6
Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Contoh Perbandingan 2
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Contoh Perbandingan 2 Kondisi hidup rata-rata di daerah pedesaan Asia: Keluarga inti beranggotakan 8 orang atau lebih Penghasilan tahunan sekitar $250 sampai $300 Berpenghidupan yang keras Hiburan berasal dari kegiatan spiritual
7
Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kesenjangan di Wilayah Metropolitan
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kesenjangan di Wilayah Metropolitan Di daerah pantai Amerika Latin: Di satu wilayah kota terlihat modern, megah, rapi, bersih, dan indah Di wilayah lainnya, yang relatif berseberangan, merupakan favela (pemukiman kumuh) yang terlihat reyot, kumuh, dan berimpitan
8
Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kemiskinan yang Merata
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kemiskinan yang Merata Di daerah timur Afrika: Sangat sedikit penghasilan dalam bentuk uang Berbagai kebutuhan diproduksi sendiri untuk dikonsumsi sendiri (disebut perekonomian subsisten)
9
Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Pertanyaan-pertanyaan
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Pertanyaan-pertanyaan Bagaimana mungkin kemewahan hidup berdampingan dengan kemiskinan secara mencolok dalam satu wilayah yang relatif sama? Bagaimana masyarakat dalam perekonomian subsisten bisa beralih ke dalam perekonomian modern yang berprodukstivitas dan berpenghasilan tinggi? Bagaimana aspirasi kemajuan dari kemiskinan bisa dibantu ataupun dihambat oleh aktivitas ekonomi yang lebih maju?
10
Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kesimpulan
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Bagaimana Kehidupan Penduduk Bumi: Kesimpulan Proses kemajuan yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang (developing countries) tidak dapat dianalisis secara realistis tanpa mempertimbangkan peranan negara-negara maju yang membantu ataupun menghambat, secara langsung ataupun tidak langsung, proses kemajuan tersebut
11
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Tonggak Awal
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Tonggak Awal Kalangan ekonom, secara umum, menobatkan Adam Smith sebagai “ahli ilmu ekonomi pembangunan” yang pertama, seiring penerbitan bukunya Wealth of Nations pada tahun 1776 Namun, pembahasan sistematis yang meliputi wilayah Afrika, Asia, dan Amerika Latin baru diterbitkan sekitar lima dasawarsa yang lalu
12
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 1
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 1 Studi pembangunan ekonomi adalah cabang baru dari disiplin ilmu ekonomi (economics) dan ilmu ekonomi politik (political economy) makroekonomi Studi ini memusatkan perhatian secara khusus pada perekonomian negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin
13
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 2
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 2 Sebagian kalangan masih menyatakan ilmu ekonomi pembangunan (development economics) hanya merupakan campuran dari cabang-cabang ilmu ekonomi lainnya, yaitu: Ilmu makroekonomi Ilmu ekonomi ketenagakerjaan (labor economics) Ilmu keuangan publik (public finance) Ilmu ekonomi moneter (monetary economics)
14
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 3a
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 3a Sebagai bidang studi yang berdiri sendiri, ilmu ekonomi pembangunan: Tidak sama dengan ilmu ekonomi dari negara-negara kapitalis maju (ekonomi “neoklasik” modern) maupun ilmu ekonomi negara-negara sosialis (ekonomi “komando” atau “Marxis”) Merupakan ilmu ekonomi khusus mengenai negara-negara Dunia Ketiga yang menuntut pembaruan pemikiran dan pendekatan tersendiri
15
Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 3b
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan: Disiplin Ilmu 3b Sebagai bidang studi yang berdiri sendiri, ilmu ekonomi pembangunan: Telah mengembangkan identitas analitis & metodologis Telah menerima pengakuan dan penghargaan pada tingkat Hadiah Nobel
16
Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Tradisional 1
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Tradisional 1 Ilmu ekonomi tradisional berpusat pada: Alokasi termurah dan terefisien atas segenap sumber daya yang langka Upaya memanfaatkan pertumbuhan optimal sumber-sumber daya dari-waktu-ke-waktu agar memberikan hasil sebanyak mungkin barang dan jasa
17
Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Tradisional 2
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Tradisional 2 Ilmu ekonomi tradisional membahas aspek-aspek ekonomi dunia kapitalis, yaitu: Pasar Konsumen Harga Keputusan berdasarkan marjin, laba, dan kepuasan Ekuilibrium antara pasar input dan output
18
Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Tradisional 3
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Tradisional 3 Ilmu ekonomi tradisional mengasumsikan: “Rasionalitas” ekonomi berdasarkan untung-rugi Orientasi materialistis Sifat individualistis Pengutamaan kebutuhan/kepentingan pribadi
19
Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Politik
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Ilmu Ekonomi Politik Cakupan ilmu ekonomi politik lebih luas daripada ilmu ekonomi tradisional Pada intinya, ilmu ekonomi politik (political economy) membahas kaitan antara ilmu politik dan ilmu ekonomi, dengan perhatian utama pada peranan kekuasan dalam pengambilan keputusan ekonomi
20
Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan Cakupan ilmu ekonomi pembangunan lebih luas daripada ilmu ekonomi politik Ilmu ekonomi pembangunan berkaitan langsung dengan keseluruhan proses politik, budaya, dan ekonomi yang diperlukan dalam mendukung transformasi struktural dan kelembagaan dari seluruh masyarakat dalam rangka menghasilkan serentetan kemajuan ekonomi yang benar-benar bermanfaat (melalui proses yang efisien) bagi penduduk pada umumnya
21
Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Tujuan Akhir yang Tidak Berubah
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Hakikat Ilmu Ekonomi Pembangunan: Tujuan Akhir yang Tidak Berubah Tujuan akhir ilmu ekonomi pembangunan adalah: Memungkinkan pemahaman lebih lanjut mengenai perekonomian negara-negara Dunia Ketiga dalam rangka memudahkan upaya perbaikan standar hidup bagi mayoritas penduduk dunia
22
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global
23
Arti Penting Nilai-nilai dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global Arti Penting Nilai-nilai dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan Pada dasarnya, ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan sosial Nilai adalah pijakan dalam menentukan baik atau buruk Maka, pilar dari ilmu ekonomi (umumnya) dan ilmu ekonomi pembangunan (khususnya) adalah pemahaman mengenai pemikiran-pemikiran dasar (premis) bersifat etis dan normatif yang disebut premis-premis nilai (value premises) tentang apa yang diinginkan maupun tidak diinginkan
24
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global
Perekonomian sebagai Sistem Sosial: Lebih Jauh dari Ekonomi Sederhana 1 Sistem sosial adalah hubungan-hubungan yang saling terkait antara faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi Ilmu dan sistem ekonomi perlu dianalisis dan diletakkan dalam konteks sistem sosial secara keseluruhan dari negara dan dalam konteks global/internasional
25
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global
Perekonomian sebagai Sistem Sosial: Lebih Jauh dari Ekonomi Sederhana 2 Menurut DR. Soedjatmoko: Seandainya kita mau menyimak pengalaman pada tahun-tahun yang lampau secara cermat, jelaslah bahwa, sebagai akibat dari terlalu besarnya bobot dan nilai yang mereka berikan pada pertumbuhan dan tahapannya serta pada ketersediaan modal dan keahlian, para teoretisi ilmu ekonomi pembangunan kurang memperhatikan masalah-masalah kelembagaan dan struktural sehingga gagal memahami besarnya pengaruh kekuatan historis, budaya, dan keagamaan dalam proses pembangunan
26
Bab 1 Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, & Pembangunan: Sebuah Perspektif Global
Perekonomian sebagai Sistem Sosial: Lebih Jauh dari Ekonomi Sederhana 3 Banyak kegagalan kebijakan pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga disebabkan oleh variabel-variabel nonekonomi yang terabaikan dalam analisis dan perencanaannya Dalam keseluruhan proses pembangunan (domestik ataupun internasional), peranan dan arti penting dari tata nilai, sikap, dan faktor kelembagaan (value, attitude, dan institution) akan terus dipertimbangkan
27
BAGIAN 1 Prinsip & Konsep
BAB 2 Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang PENERBIT ERLANGGA
28
Fenomena Keterbelakangan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Fenomena Keterbelakangan Fenomena keterbelakangan (underdevelopment) harus ditelaah dalam konteks nasional maupun internasional
29
Masalah-masalah yang Dihadapi
Bab 2 Pembangunan Komparatif Masalah-masalah yang Dihadapi Kemiskinan Produktivitas yang rendah Pertumbuhan penduduk yang berlebihan Pengangguran Ketergantungan ekspor pada produk primer Rapuhnya negara-negara berkembang di pentas internasional
30
Masalah-masalah yang Dihadapi Aspek-aspek
Bab 2 Pembangunan Komparatif Masalah-masalah yang Dihadapi Aspek-aspek Masalah-masalah yang dihadapi memiliki aspek-aspek domestik sekaligus global Aspek-aspek tersebut terkait dengan: Asal mula semua masalah tersebut Potensi-potensi pemecahannya
31
Mengatasi Permasalahan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mengatasi Permasalahan Segenap kekuatan ekonomi dan sosial yang melingkupi negara-negara berkembang, baik internal maupun eksternal, harus sama-sama memikul tanggung jawab untuk mengatasi: Kemiskinan Ketimpangan kesejahteraan Rendahnya produktivitas
32
Mengatasi Permasalahan Syarat dan Keperluan demi Keberhasilan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mengatasi Permasalahan Syarat dan Keperluan demi Keberhasilan Keberhasilan upaya-upaya pembangunan ekonomi dan sosial mensyaratkan dan memerlukan: Formulasi strategi yang memadai di pihak negara-negara Dunia Ketiga Modifikasi sistem ekonomi internasional secara keseluruhan, agar sistem tersebut lebih peka terhadap berbagai kebutuhan pembangunan negara-negara miskin
33
Gambaran dan Keberhasilan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Gambaran dan Keberhasilan Gambaran kehidupan di banyak negara berkembang dalam pembahasan kita ini nampak begitu suram Namun, perlu diingat bahwa banyak pula negara-negara berkembang yang telah berhasil dalam upayanya untuk: Meningkatkan pendapatan nasional Menurunkan tingkat kematian bayi Memperbaiki akses pendidikan Mempersempit disparitas gender Memperbesar usia harapan hidup
34
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Negara-negara miskin akan memiliki sarana dan dukungan yang lebih memadai guna mewujudkan aspirasi- aspirasi pembangunannya melalui: Penerapan serangkaian kebijakan ekonomi dan politik yang tepat, baik kebijakan dalam negeri maupun kebijakan luar negeri Dukungan yang benar-benar positif dan efektif dari negara-negara maju/ maka
35
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Transformasi
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Transformasi Perubahan-perubahan kelembagaan, teknologi, dan sosial harus dilakukan secara beriringan serta saling melengkapi dalam usaha merealisasikan pertumbuhan ekonomi jangka panjang Transformasi tersebut harus terjadi bukan hanya di negara-negara berkembang saja, melainkan harus meliputi perekonomian internasional secara keseluruhan
36
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Reformasi Perekonomian Dunia
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Reformasi Perekonomian Dunia Nasib negara-negara berkembang secara keseluruhan tidak akan membaik hanya dengan tampilnya segelintir negara berkembang yang berhasil dalam menjalankan transformasi sosial dan ekonominya Perekonomian dunia harus mampu untuk mendukung perkembangan aspirasi dan usaha dari setiap negara berkembang dengan adanya reformasi: Struktural Sikap Kelembagaan
37
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Keuntungan dari Keterbelakangan (1)
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Keuntungan dari Keterbelakangan (1) Ada semacam "keuntungan dari keterbelakangan" dalam pembangunan, misalnya: Kemampuan menggunakan teknologi yang sudah terbukti andal, dan tidak perlu melakukan penelitian sendiri dari awal Dapat melakukan "lompatan katak" dengan menggunakan standar teknologi baru, dan tidak perlu menggunakan standar teknologi kuno yang dulu membatasi negara-negara maju, contohnya teknologi sinyal penyiaran televisi yang kuno
38
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Keuntungan dari Keterbelakangan (2)
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Keuntungan dari Keterbelakangan (2) Negara berkembang juga dapat memetik pelajaran berharga dari berbagai kebijakan ekonomi yang telah dicoba di berbagai negara di seluruh dunia Keuntungan-keuntungan ini akan sangat bermanfaat jika perekonomian tersebut berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi modern yang berkesinambungan, seperti yang dialami Taiwan, Korea Selatan, Cina, dan beberapa negara lain yang mengikuti jejak mereka
39
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Kelemahan dari Keterbelakangan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Kelemahan dari Keterbelakangan Namun demikian, bagi kebanyakan negara-negara yang sangat miskin, keterbelakangan juga diiringi dengan berbagai kelemahan, yang banyak di antaranya disebabkan oleh: Warisan jaman kolonial Perbudakan Kediktatoran perang dingin
40
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Dalam kasus mana pun, negara berkembang secara umum harus melakukan lebih dari sekedar meniru berbagai kebijakan yang diambil negara-negara yang sekarang maju pada masa awal pembangunan ekonominya
41
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Jalan yang Berbeda-beda (1)
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Jalan yang Berbeda-beda (1) Setiap negara berkembang menghadapi keterbatasannya sendiri dalam memilih kebijakan yang akan dilaksanakan dan keadaan-keadaan khusus lainnya Masing-masing harus mencari jalan sendiri untuk menjadi institusi ekonomi dan sosial yang efektif
42
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Jalan yang Berbeda-beda (2)
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Jalan yang Berbeda-beda (2) Masukan yang penting bagi perumusan kebijakan berasal dari contoh-contoh yang ditawarkan oleh pengalaman masa lalu dari: Negara-negara maju dan institusi-institusi sekarang ini Negara-negara dunia ketiga lainnya
43
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Inovasi Institusi
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Inovasi Institusi Institusi-institusi ekonomi di Eropa dan Amerika Utara dalam sebagian besar kasus lebih mendekati kondisi optimal dibandingkan dengan institusi yang berada di banyak negara berkembang Namun, semua negara memiliki ruang untuk melakukan inovasi institusi lebih lanjut
44
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Asumsi yang Dihindarkan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Asumsi yang Dihindarkan Perlu diingat bahwa negara-negara berkembang tidak dapat mengasumsikan tanpa penelitian lebih lanjut bahwa mempolakan kebijakan dan institusi mereka seperti di negara-negara maju akan memberikan jalan tercepat bagi keberhasilan pembangunan ekonomi
45
Mewujudkan Aspirasi Pembangunan
Bab 2 Pembangunan Komparatif Mewujudkan Aspirasi Pembangunan Kebutuhan akan pembangunan tidak bisa ditawar-tawar lagi dan jebakan kemiskinan merupakan hal yang benar-benar harus kita hadapi Hingga sekarang, kurang terdapat bukti akan terjadinya konvergensi pendapatan di seluruh dunia Namun, pengalaman selama 50 tahun menunjukkan bahwa pengentasan kemiskinan dan memulai pembangunan yang berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil
46
Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik BAB 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi PENERBIT ERLANGGA
47
Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (1)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (1) Berbagai teori dan pendekatan di bidang ekonomi studi pembangunan saling bersaing satu sama lain Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri
48
Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (2)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (2) Berbeda dari cabang-cabang ilmu ekonomi lainnya, ilmu ekonomi pembangunan tidak memiliki doktrin-doktrin atau paradigma baku yang telah diterima secara universal Namun, kenyataan akan masih adanya kontroversi—baik secara ideologis, teoretis, maupun empiris—justru menjadikan bidang studi tersebut semakin menantang dan memikat
49
Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (3)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (3) Pola-pola pemikiran dan pemahaman ekonomi pembangunan berkembang serta berubah secara terus-menerus Kesemuanya itulah yang merupakan landasan utama bagi segenap kegiatan pengkajian terhadap berbagai kemungkinan pembangunan yang tengah ditempuh oleh negara-negara berkembang di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang beragam
50
Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (4)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan (4) Bagaimana mungkin suatu konsensus bisa diciptakan dari pertentangan yang sedemikian ramai? Penulis memang tidak mengisyaratkan bahwa suatu konsensus telah atau pernah, atau perlu tercipta untuk menjembatani berbagai nilai dan ideologi yang satu sama lain saling bertentangan Apa yang hendak penulis kemukakan adalah bahwa kita bisa memetik sesuatu yang bermanfaat dari keempat pendekatan yang ada
51
Teori dan Pendekatan (1) Pertumbuhan-Tahapan-Linear
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (1) Pertumbuhan-Tahapan-Linear Model pertumbuhan-tahapan-linear menekankan pentingnya tabungan dan investasi (modal fisik dan modal manusia) dalam membina pertumbuhan ekonomi jangka panjang
52
Teori dan Pendekatan (2) Perubahan Struktural Dua Sektor
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (2) Perubahan Struktural Dua Sektor Model perubahan struktural dua sektor rumusan Lewis, mementingkan upaya-upaya untuk menganalisis keterkaitan tertentu yang terdapat di antara sektor pertanian tradisional dengan sektor industri modern
53
Teori dan Pendekatan (3) Penelitian Chenery
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (3) Penelitian Chenery Penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan kawan-kawan mencoba untuk: Mendokumentasikan secara tepat bagaimana suatu perekonomian mengalami perubahan-perubahan yang bersifat struktural Mengidentifikasikan nilai numerik dari berbagai parameter ekonomi penting
54
Teori dan Pendekatan (4) Ketergantungan Internasional
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (4) Ketergantungan Internasional Pemikiran para teoretisi ketergantungan internasional telah berhasil menonjolkan pentingnya struktur dan fungsi perekonomian dunia: Keputusan yang diambil oleh negara maju ternyata sedemikian rupa sehingga selalu memberi pengaruh terhadap kehidupan jutaan penduduk di negara-negara berkembang
55
Teori dan Pendekatan (5) Teori Ketergantungan
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (5) Teori Ketergantungan Para teoretisi ketergantungan mengemukakan bahwa langkah dan keputusan ekonomi penting yang diambil di ibukota-ibukota negara di Amerika Utara, Eropa Barat, atau Jepang (juga yang diambil oleh IMF dan Bank Dunia) senantiasa menimbulkan dampak yang besar bagi negara-negara berkembang Argumen-argumen lainnya mengenai perekonomian domestik negara-negara Dunia Ketiga: Struktur dualistik Peranan kelas elit pengusaha
56
Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori Ekonomi Neoklasik Konvensional
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori Ekonomi Neoklasik Konvensional Masih banyak aspek dari teori ekonomi neoklasik konvensional yang harus dibenahi dan diperbaiki agar lebih sesuai dengan fakta-fakta sosial, kelembagaan, dan struktural negara-negara berkembang yang serba unik Namun, tidak bisa diabaikan pentingnya pelaksanaan produksi dan distribusi secara efisien melalui berfungsinya suatu sistem harga yang baik sebagai bagian integral dari keberhasilan usaha pembangunan, sebagaimana ditonjolkan oleh teori tersebut
57
Ilmu Ekonomi Pembangunan Kontrarevolusi Neoklasik (1)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kontrarevolusi Neoklasik (1) Cukup banyak argumen dari kontrarevolusi neoklasik yang harus disimak, yang berkaitan dengan: Inefisiensi perusahaan-perusahaan milik pemerintah Kegagalan perencanaan pembangunan Buruknya dampak-dampak yang ditimbulkan oleh distorsi harga domestik dan internasional akibat campur tangan pemerintah yang berlebihan
58
Ilmu Ekonomi Pembangunan Kontrarevolusi Neoklasik (2)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kontrarevolusi Neoklasik (2) Namun, ada tantangan dan kritik yang sangat serius terhadap argumen dari aliran ketergantungan dan dari kaum strukturalis mengenai: Pentingnya mekanisme pasar bebas dan perekonomian terbuka dan tidak pentingnya peranan pemerintah dalam pengelolaan ekonomi dalam rangka mempromosikan pertumbuhan ekonomi secara merata di negara-negara berkembang
59
Ilmu Ekonomi Pembangunan Keseimbangan
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Keseimbangan Keberhasilan pembangunan ternyata menuntut peranan keduanya (pasar dan pemerintah) secara tepat dan seimbang
60
Ilmu Ekonomi Pembangunan Kebutuhan
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kebutuhan Fakta membuktikan bahwa yang dibutuhkan bukan hanya pasar yang secara efisien mampu menciptakan harga dan alokasi sumber daya yang tepat Dibutuhkan juga aparat pemerintah yang cerdas, bersih, tanggap dan peka, guna menangani berbagai bidang dan masalah yang tidak mungkin diatasi oleh mekanisme pasar, terutama berbagai persoalan sosial dan ekonomi yang timbul sebagai akibat dari operasi kekuatan pasar yang tidak sempurna
61
Ilmu Ekonomi Pembangunan Kesimpulan (1)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kesimpulan (1) Masing-masing pendekatan yang mencoba untuk memahami hakikat pembangunan itu memang telah menawarkan pengetahuan yang bermanfaat Pendekatan-pendekatan tersebut juga memberikan masukan kepada model-model terbaru dari pembangunan dan keterbelakangan
62
Ilmu Ekonomi Pembangunan Kesimpulan (2)
Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kesimpulan (2) Sumbangan pendekatan itu akan nampak semakin jelas setelah kita mempelajari secara lebih rinci dan mendalam tentang asal muasal munculnya berbagai masalah pembangunan serta segenap kemungkinan solusinya
63
Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
BAGIAN 1 Prinsip & Konsep BAB 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan PENERBIT ERLANGGA
64
Ketidakefisienan dan Rasionalisasi
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Ketidakefisienan dan Rasionalisasi Ternyata, orang tetap melakukan hal yang tidak efisien karena dianggap rasional dan tetap dianggap rasional sepanjang orang lain juga melakukannya Ini bisa menimbulkan masalah fundamental berupa kegagalan koordinasi
65
Mengatasi Keterbelakangan
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Mengatasi Keterbelakangan Terkadang perusahaan dan lembaga ekonomi lainnya mampu berkoordinasi untuk mencapai ekuilibriurn yang lebih baik atas kepemilikan mereka Namun dalam banyak kasus, kebijakan dan bantuan pemerintah tetap akan dibutuhkan untuk mengatasi dampak dari lingkaran setan keterbelakangan
66
Keterbelakangan Pemahaman dan Penanganan
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Keterbelakangan Pemahaman dan Penanganan Tujuan teori pembangunan ekonomi tidak hanya untuk memahami keterbelakangan namun juga untuk merancang kebijakan yang efektif guna menanganinya
67
Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (1)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (1) Analisis masalah kegagalan koordinasi menawarkan sejumlah pelajaran penting yang menyeluruh untuk pembuatan kebijakan Analisis ini menunjukkan potensi terjadinya kegagalan pasar, yang mempengaruhi prospek keberhasilan pembangunan ekonomi, secara lebih luas dan lebih dalam daripada yang telah dipahami sebelumnya
68
Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (2)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (2) Analisis ekonomi konvensional tentang monopoli, eksternalitas polusi, dan kegagalan pasar yang lain menyajikan "kerugian segitiga beban baku (deadweight triangle losses)" yang konsekuensinya relatif kecil Masalah kegagalan koordinasi dapat menimbulkan efek yang lebih jauh jangkauannya dan, sebagai konsekuensinya, lebih mahal
69
Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (3)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (3) Contoh kasus kegagalan koordinasi: Sejumlah investor potensial gagal mempertimbangkan efek pendapatan dari upah yang mereka bayarkan Muncul interaksi dari berbagai perilaku yang sedikit terdistorsi Timbul distorsi yang sangat besar, sampai pada kegagalan proses industrialisasi secara langsung
70
Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (4)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Keterbelakangan Analisis Kegagalan Koordinasi (4) Pengetahuan mengenai konsekuensi kegagalan koordinasi ini menimbulkan besarnya manfaat potensial atas peran aktif pemerintah di dalam konteks ekuilibria jamak
71
Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (1)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (1) Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan adanya komplementaritas menegaskan kemungkinan adanya pembuatan kebijakan intervensi yang mendalam Logikanya, sekali dorongan besar telah dilakukan, koordinasi pemerintah mungkin tidak akan diperlukan lagi
72
Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (2)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (2) Kebijakan tersebut dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik, atau bahkan menuju tingkat pertumbuhan permanen yang lebih tinggi, yang pada saatnya nanti dapat mencukupi dirinya sendiri (self-sustaining) Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah itu sering kali dapat mempertahankan proses industrialisasi sekali proses tersebut telah dicapai, bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat memulai atau melengkapi proses industrialisasi tersebut
73
Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (3)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (3) Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, adanya buruh anak-anak mencerminkan suatu jenis ekuilibrium yang buruk di antara keluarga-keluarga yang anak-anaknya bekerja Setelah sukses menghilangkan buruh anak-anak, dalam sejumlah kasus, regulasi buruh anak tidak perlu lagi ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak kembali
74
Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (4)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (4) Jika tidak terdapat dorongan untuk kembali ke perilaku yang terkait dengan ekuilibrium yang buruk, maka pemerintah tidak perlu lagi melanjutkan intervensi yang dirancang untuk mengatasinya Alih-alih, pemerintah kemudian dapat memusatkan daya upayanya pada masalah krusial yang lain, yang memerlukan peran esensialnya
75
Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (5)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (5) Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya intervensi yang mendalam dapat berarti bahwa: Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara saksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif
76
Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (5)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kegagalan Koordinasi Komplementer Kebijakan Intervensi Mendalam (5) Karakter penyembuhan-sekali-jadi dari beberapa masalah ekuilibria jamak sangat menarik perhatian, karena dapat membuat kebijakan pemerintah sangat ampuh dalam mengatasi permasalahan pembangunan ekonomi
77
Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (1)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (1) Di lain pihak, intervensi mendalam menyebabkan potensi biaya dari peran publik juga menjadi jauh lebih besar Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih berat, karena kebijakan buruk yang dibuat pada masa kini dapat menjerumuskan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang buruk selama beberapa tahun ke depan Kebijakan yang buruk bahkan dapat menggerakkan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang lebih buruk daripada semula
78
Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (2)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (2) Hal buruk dari intervensi mendalam bisa terjadi misalnya karena: Pemerintah mungkin merupakan bagian terbesar dari masalah dan memainkan peran kunci dalam melestarikan ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah rezim yang sangat korup Sejumlah pejabat pemerintah dan politisi mungkin mendapatkan keuntungan pribadi dari kebijakan terkait
79
Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (3)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (3) Adalah sangat naif dan bahkan berbahaya jika berharap pemerintah akan menjadi sumber reformasi yang dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik di negara-negara di mana pemerintahnya justru merupakan bagian dari kaitan kompleks ekuilibrium yang buruk
80
Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (4)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (4) Bahkan bila pemerintahnya tidak korup, dampak potensial dari kebijakan pemerintah—yang sebenarnya bermaksud baik namun mengandung banyak kelemahan—dapat sangat besar Ini terjadi ketika kebijakan tersebut mendorong perekonomian menuju ekuilibrium yang secara fundamental berbeda, yang akan sulit untuk dibalik
81
Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (5)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kebijakan Intervensi Mendalam Kegagalan Pemerintah (5) Dalam banyak kasus, inilah problema "pentingnya sejarah" dalam perekonomian yang sedang berkembang—yaitu ketika kondisi-kondisi masa lalu menentukan apa yang mungkin terjadi hari ini
82
Kebijakan Intervensi Mendalam Sektor Publik dan Swasta
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kebijakan Intervensi Mendalam Sektor Publik dan Swasta Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar adalah hal yang nyata, namun kontribusi sektor publik dan swasta terhadap pembangunan juga merupakan hal yang vital Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi yang mendorong para pelaku di dalam sektor publik dan swasta untuk bekerja bersama (langsung maupun tidak langsung) sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk mematahkan jebakan kemiskinan
83
Kebijakan Intervensi Mendalam Komunitas Internasional
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Kebijakan Intervensi Mendalam Komunitas Internasional Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas internasional juga mempunyai peran penting, yaitu memberikan gagasan, model, serta berfungsi sebagai katalis perubahan, dan juga menyediakan dana yang dibutuhkan
84
Model-model Baru Pembangunan Kontribusi (1)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Model-model Baru Pembangunan Kontribusi (1) Kontribusi model-model baru pembangunan mencakup pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai penyebab dan efek jebakan kemiskinan Pemahaman itu diperoleh dengan cara: Memberi penekanan yang lebih rinci terhadap peran jenis-jenis komplementaritas strategis yang berbeda Menjelaskan peran ekspektasi Menyoroti cakupan potensial intervensi mendalam Memperbaiki pemahaman kita tentang potensi peran pemerintah dan kendala terhadap efektivitas peran tersebut
85
Model-model Baru Pembangunan Kontribusi (2)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Model-model Baru Pembangunan Kontribusi (2) Pendekatan baru dengan lebih jernih menunjukkan potensi kontribusi yang sesungguhnya dari: Bantuan pembangunan dari luar yang melampaui penyediaan modal Pemodelan cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu
86
Model-model Baru Pembangunan Keterbatasan
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Model-model Baru Pembangunan Keterbatasan Keterbatasan utama model baru hingga sekarang mungkin adalah bahwa analisis model tersebut memang mendalam, namun implikasinya pada kebijakan praktis masih belum diketahui Namun, mungkin memang masih terlalu awal untuk mengharapkan rekomendasi kebijakan yang terinci dari pendekatan-pendekatan ini
87
Pemahaman Jebakan Pembangunan (1)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Pemahaman Jebakan Pembangunan (1) Seiring dengan semakin meluasnya pemerintahan yang demokratis di seluruh dunia, pemahaman baru terhadap jebakan pembangunan dapat memberikan panduan bagi rancangan kebijakan yang lebih efektif daripada beberapa tahun yang lalu
88
Pemahaman Jebakan Pembangunan (2)
Bab 4 Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan Pemahaman Jebakan Pembangunan (2) Dengan cerdas, Karla Hoff dan Joseph Stiglitz menyimpulkan: "Dalam kondisi demokratis pun, pemerintah bisa gagal, demikian pula pasar. Namun perkembangan positif yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini adalah untuk mencoba intervensi yang lebih terbatas demi memanfaatkan imbasan antarlembaga, dan untuk mencoba merancang tahapan-tahapan reformasi kebijakan yang akan mempermudah tercapainya ekuilibria yang baik.”
89
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik
PEMBANGUNAN EKONOMI Todaro & Smith EDISI KESEMBILAN JILID 1 BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi: Penyebab, Konsekuensi, dan Kontroversi Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan Modal Manusia: Pendidikan dan Kesehatan dalam Pembangunan Ekonomi Transformasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan PENERBIT ERLANGGA
90
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik BAB 5 Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan PENERBIT ERLANGGA
91
Kemiskinan dan Ketimpangan
Bab 5 Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Kemiskinan dan Ketimpangan Pendekatan kebijakan atas masalah kemiskinan terkait dengan ketimpangan distribusi pendapatan di negara-negara berkembang Maka, kita memerlukan satu "paket" kebijakan yang komponen-komponennya bersifat saling melengkapi dan saling menunjang, yang meliputi empat unsur fundamental
92
Kemiskinan dan Ketimpangan Empat Unsur Fundamental (1)
Bab 5 Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Kemiskinan dan Ketimpangan Empat Unsur Fundamental (1) Satu atau serangkaian kebijakan yang dirancang guna mengoreksi berbagai distorsi harga-harga relatif dari masing-masing faktor produksi Tujuannya untuk menjamin pembentukan harga-harga pasar, yang selanjutnya akan mampu memberikan sinyal-sinyal dan insentif yang tepat (sesuai dengan kepentingan sosial), bagi para produsen maupun pemasok sumber-sumber daya
93
Kemiskinan dan Ketimpangan Empat Unsur Fundamental (2)
Bab 5 Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Kemiskinan dan Ketimpangan Empat Unsur Fundamental (2) Satu atau serangkaian kebijakan yang khusus dibuat untuk memodifikasi ukuran distribusi pendapatan: Pada kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, melalui pajak progresif atas pendapatan dan kekayaan mereka Pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, melalui: tunjangan langsung upaya-upaya penyediaan berbagai macam barang konsumsi peningkatan jasa-jasa pelayanan yang dibiayai oleh pemerintah, misalnya program ketenagakerjaan
94
Kemiskinan dan Ketimpangan Empat Unsur Fundamental (3)
Bab 5 Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Kemiskinan dan Ketimpangan Empat Unsur Fundamental (3) Seperangkat target kebijakan yang secara langsung memperbaiki kaum miskin dan komunitasnya, melalui skema jaring pengaman yang menawarkan program pengembangan kapabilitas serta modal manusia dan sosial dari kaum miskin, antara lain: Keuangan mikro Kesehatan Pendidikan Pembangunan pertanian Keberlangsungan lingkungan Program pengembangan dan pemberdayaan
95
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik
BAB 6 Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi: Penyebab, Konsekuensi, dan Kontroversi PENERBIT ERLANGGA
96
Penurunan Angka Kelahiran
Bab 6 Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Penurunan Angka Kelahiran Dalam dekade terakhir, angka kelahiran di negara-negara miskin, seperti Bangladesh dan sebagian besar negara-negara di Afrika sub-Sahara, mengalami penurunan yang signifikan Penurunan ini adalah hasil dari konstribusi yang tidak kecil dari semakin meluasnya ketersediaan program keluarga berencana Para ahli kependudukan kini sibuk menurunkan, sampai mencapai angka yang tidak berlebihan, estimasi mereka seputar total populasi dunia pada dekade-dekade selanjutnya
97
Penurunan Angka Kelahiran Terkait dengan Kemiskinan
Bab 6 Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Penurunan Angka Kelahiran Terkait dengan Kemiskinan Tentunya penurunan ini tidak terlepas dari upaya sinergis yang dilakukan oleh negara-negara maju dalam menyediakan bantuan pembangunan yang diperluas, terutama upaya-upaya yang difokuskan pada kebutuhan dan kesempatan untuk mengurangi kemiskinan secara besar-besaran, karena kemiskinan masih menjadi penyebab terbesar dari angka kelahiran yang tinggi
98
Penurunan Angka Kelahiran Menyiapkan Pembangunan Selanjutnya
Bab 6 Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Penurunan Angka Kelahiran Menyiapkan Pembangunan Selanjutnya Perubahan ini membantu menyiapkan fase selanjutnya bagi kemungkinan suksesnya usaha pembangunan pada tahun-tahun selanjutnya
99
Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik BAB 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan PENERBIT ERLANGGA
100
Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota
Bab 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Urbanisasi dan migrasi desa-kota masih akan terus berlangsung dan tidak dapat dihindari, berdasarkan: tren jangka panjang perbandingan dengan negara maju rangsangan individu yang masih kuat
101
Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Pedesaan dan Daerah Alternatif
Bab 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Pedesaan dan Daerah Alternatif Bias perkotaan memicu migrasi, namun investasi yang berfokus di bidang pertanian cukup meningkatkan produktivitas di daerah pedesaan sehingga memerlukan tenaga kerja yang lebih sedikit Kebanyakan daerah alternatif yang menjadi perluasan kesempatan kerja cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan akibat efek aglomerasi
102
Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Pendidikan dan Keterampilan
Bab 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Pendidikan dan Keterampilan Lagipula, seiring dengan peningkatan pendidikan di daerah pedesaan, para pekerja memperoleh keterampilan yang diperlukan sehingga keinginan semakin menggebu untuk mencari pekerjaan di kota Namun, migrasi desa-kota sering kali masih menjadi masalah pelik dari sudut pandang sosial, khususnya di kota-kota raksasa
103
Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Kebijakan
Bab 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota Kebijakan Kebijakan mampu mengatasi masalah-masalah lonjakan migrasi dan masalah keterbatasan kesempatan kerja yang sedemikian serius di banyak negara berkembang “Konsensus“ dari pendapat-pendapat sebagian besar ekonom mengenai bentuk strategi yang tepat untuk menanggulangi persoalan migrasi dan kesempatan kerja secara menyeluruh, setidaknya mengandung tujuh elemen utama
104
Bab 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan
Penciptaan keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa dan kota Perluasan industri kecil padat karya Penghapusan distorsi harga dari faktor produksi Pemilihan teknologi padat karya yang tepat Pengubahan keterkaitan langsung antara pendidikan dan kesempatan kerja
105
Bab 7 Urbanisasi dan Migrasi Desa-Kota: Teori dan Kebijakan
Pengurangan laju pertumbuhan penduduk Desentralisasi kewenangan dari kota dan daerah sekitarnya
106
Modal Manusia: Pendidikan dan Kesehatan dalam Pembangunan Ekonomi
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik BAB 8 Modal Manusia: Pendidikan dan Kesehatan dalam Pembangunan Ekonomi PENERBIT ERLANGGA
107
Kesehatan dan Pendidikan
Bab 8 Modal Manusia Kesehatan dan Pendidikan Dalam beberapa tahun mendatang, akan terdapat bukti yang jelas bahwa kesehatan dan pendidikan merupakan investasi gabungan yang dapat menawarkan lingkup pendekatan kebijakan yang lebih terpadu Hal itu dapat menjadi salah satu investasi yang paling efektif yang dapat kita lakukan dalam kualitas pendidikan untuk meningkatkan kesehatan anak-anak
108
Pengentasan Kemiskinan
Bab 8 Modal Manusia Pengentasan Kemiskinan Demikian juga, salah satu investasi paling efektif yang dapat kita lakukan dalam bidang kesehatan untuk meningkatkan mutu pendidikan Dalam kenyataannya, program pengentasan kemiskinan yang terkenal di banyak negara berkembang sekarang secara eksplisit mengintegrasikan insentif untuk pengembangan modal manusia berupa kesehatan dan pendidikan di antara keluarga-keluarga berpendapatan rendah
109
Transformasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik BAB 9 Transformasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan PENERBIT ERLANGGA
110
Bab 9 Transformasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan
Pembangunan Pedesaan Tujuan utama pembangunan pertanian dan daerah pedesaan di negara-negara berkembang adalah untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat di pedesaan melalui peningkatan pendapatan, total produksi (output), dan produktivitas petani kecil
111
Pembangunan Pedesaan Peran Pemerintah
Bab 9 Transformasi Pertanian dan Pembangunan Daerah Pedesaan Pembangunan Pedesaan Peran Pemerintah Pertama-tama pemerintahan negara-negara berkembang tersebut harus mengidentifikasi surnber-sumber pokok kemajuan pertanian dan kondisi-kondisi dasar yang sekiranya akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan utama itu Semua unsur-unsur penting tersebut jelas berkaitan satu sama lain sehingga membentuk suatu jalinan hubungan yang amat kompleks
112
Lingkungan dan Pembangunan
BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik BAB 10 Lingkungan dan Pembangunan PENERBIT ERLANGGA
113
Pilihan Kebijaksanaan (1)
Bab 10 Lingkungan dan Pembangunan Pilihan Kebijaksanaan (1) Ada sejumlah pilihan kebijakan yang tersedia bagi pemerintahan di negara-negara berkembang
114
Pilihan Kebijaksanaan (2)
Bab 10 Lingkungan dan Pembangunan Pilihan Kebijaksanaan (2) Dari sekian banyak pilihan itu ada enam di antaranya yang paling menonjol, yakni: penentuan harga sumber daya secara memadai partisipasi masyarakat pengaturan hak kepemilikan atas setiap sumber daya secara lebih jelas peningkatan alternatif-alternatif ekonomi bagi kalangan penduduk miskin; peningkatan status ekonomi kaum wanita; serta (6) pengendalian emisi industri
115
PENERBIT ERLANGGA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.