Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMaman Bullet Telah diubah "9 tahun yang lalu
2
Identitas Mahasiswa - NAMA : ST. JUMHURIATUL WARDANI - NIM : 3501404067 - PRODI : Pendidikan Sosiologi dan Antropologi - JURUSAN : SOSIOLOGI & ANTROPOLOGI - FAKULTAS : Ilmu Sosial - EMAIL : dhaniinges pada domain rocketmail.com - PEMBIMBING 1 : Drs. Totok Rochana, MA - PEMBIMBING 2 : Nugroho Trisnu Brata, S.Sos,M.Hum - TGL UJIAN : 2009-08-13
4
Abstrak Kawin lari dalam masyarakat pada umumnya menjadi suatu yang tabu. Akan tetapi pada masyarakat Sasak kawin lari atau merariq adalah suatu adat istiadat yang sudah menjadi identitas bagi mereka. Selain karena merupakan adat, merariq dilakukan sebagai pembuktian kelaki-lakian, keberanian, keseriusan dan tanggung jawab seorang laki-laki pada calon istrinya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Mengapa masyarakat Sasak khususnya masyarakat Sakra melakukan merariq?, 2) Apa perbedaan merariq pada kaum bangsawan dengan masyarakat biasa?. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui alasan-alasan yang melatar belakangi masyarakat Sasak khususnya masyarakat desa Sakra melakukan merariq, 2) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan merariq yang dilakukan oleh kaum bangsawan dengan masyarakat biasa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif di mana metode ini adalah suatu metode yang tidak menggunakan angka-angka melainkan suatu deskripsi mengenai kehidupan maupun permasalahan yang terdapat pada masyarakat yang diteliti. Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa alasan-alasan yang melatarbelakangi masyarakat Sakra melakukan merariq adalah karena dengan pelarian yang mereka lakukan akan menunjukakan kemampuan mereka memegang tanggung jawab untuk mandiri menjalankan kehidupan mereka bersama. Adapun alasan yang lain karena ketidaksetujuan dari orang tua dengan pasangan yang dipilih oleh anak mereka dan karena adanya suatu paksaan atau bisa dikatakan ketidaktahuan dari pihak perempuan kalau dia ternyata dibawa lari oleh pasangannya. Selain dalam praktik merariq didapatkan beberapa kemudahan dan tidak beresiko untuk tidak direstui oleh orang tua dari pihak perempuan. Terdapat perbedaan antara merariq yang dilakukan oleh kaum bangsawan dengan masyarakat biasa. Pada zaman dahulu perbedaan itu terlihat dari pakaian, payung agung yang digunakan akan tetapi pada masa sekarang sudah tidak bisa terlihat lagi karena antara bangsawan dan masyarakat biasa sama saja, yang membedakannya hanya pada besarnya aji krame yang disebutkan dalam prosesi sorong serah, yang mana kaum bangsawan yakni lalu atau baiq 66 selakse sedangkan masyarakat biasa 33 selakse. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan pelarian bersama tersebut, laki-laki dan perempuan menunjukakan kemampuan mereka memegang tanggung jawab untuk mandiri menjalankan kehidupan bersama. Alasan yang lain karena ketidaksetujuan dari pihak orang tua dengan pasangan yang dipilih oleh anak mereka, dan karena adanya paksaan atau bisa dikatakan ketidaktahuan dari pihak perempuan jika ternyata mereka sudah dibawa lari. Perbedaan merariq pada kaum bangsawan pada saat ini hanya telihat dari besar kecilnya jumlah aji krame yang dibacakan saat sorong serah, jika seorang bangsawan aji kramenya 66 selakse sedangkan masyarakat biasa nilainya 33 selakse. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang ingin disampaikan agar masyarakat Sasak jangan menyalahgunakan adat merariq sebagai alat untuk kepentingan yang tidak benar. Dan juga kontrol dari masyarakat sangat diperlukan agar tidak terjadi penyelewengan oleh pihak-pihak tertentu terkait dengan adat merariq ini.
5
Kata Kunci Adat, Kawin Lari, Merariq, Masyarakat Sasak
6
Referensi Arikunto, Suharsimi. 2006. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bastomi, Suwaji. 1992. Seni dan Budaya Jawa. Semarang: IKIP Semarang Press Brata, Nugroho Trisnu. 2008. PT. Freeport dan Tanah Adat Kamoro Kajian Teori-Teori Antropologi. Semarang: UNNES Press Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1997. Adat Istiadat Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Proyek pengkajian Nilai-Nilai Budaya Pusat, CV Eka Dharma Fathoni, Abdurrahman. 2006. Metodelogi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta Fischer, H. 1980. Pengantar Antropologi Kebudayaan Indonesia Terjemahan Anas Makruf. Jakarta: PT Pembangunan Geertz, Hildred.1985. Keluarga Jawa. Terjemahan GrafitiPers. Jakarta: PT Graffiti Pers Haviland, William J. 1985. Antropologi Edisi ke Empat. Alih Bahasa. RG. Soekadijo. Jakarta: Erlangga Hidayah, Zulyani. 1997. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: LP3ES Hudson, A.B. 1986 ‘Siklus Hidup’. Dalam T.O. Ihromi (ed), Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia Idris, Mohd Ramulyo. 1996. Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis dari UU No 1 th 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Bumi Aksara Joyomartono, Mulyono. 1991. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang PRESS Keesing, Roger M. 1992. Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta --------------------.1987. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia --------------------.1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama --------------------. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Gramedia Milles, B. Mather dan A. Michael Hoberman. 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Pharmanegara, Lalu, dkk. 2005. Gawe Adat Selaparang. Lombok Timur: Paguyuban Songopati Mojopahit Selaparang Lombok Timur, NTB Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Persepktif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Salim, Agus. 2001. Teori Paradigma Penelitian Sosial (Dari Denzin Guba dan Penerapannya). Yogyakarta: Tiara Wacana Soejono, Soekaanto. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sosiologi, Tim. 2003. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat Kelas 1. Jakarta: Yudhistira Subagyo, Joko P. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Suyanto, Bagong dan J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Suyono, Ariyono. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Pressindo Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Wathan, Ishlah El dkk. 2003. Profil Kabupaten Lombok Timur. Kabupaten Lombok Timur: Pemerintah Kabupaten Lombok Timur http://ichoez.multiply.com/journal/item/21/perwiwahan Bali-kawin lari adat Bali http://www.kapanlagi.com/h/0000065387.html/kawin lari di Lampung diharapkan tak disalah gunakan http://www.silaban.net/2007/08/08/pengertian-kawin-lari-pada-masyarakat- batakangkola
7
Terima Kasih http://unnes.ac.id
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.