Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SUARA PEKERJA KONTRAK SEBAGAI REFLEKSI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT
Oleh Josefino S. Yessy Markolinda Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional yang dialokasikan melalui DIPA Universitas Andalas Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor: 120/H.16/PL/HB.PSN/IV/2009 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG November 2009
2
A.1 Sistem Hubungan Kerja pada tahun 2009
Sistem hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja kontrak termasuk masalah yang dianggap krusial. Berdasarkan hasil penelitian sistem yang diterapkan perusahaan merugikan para pekerja kontrak. Parameter pengukur adalah UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 1338 KUH Perdata, Konvensi ILO, dan dasar-dasar hukum terkait lainnya seputar:
3
pola rekruitmen pekerja kontrak;
proses, prosedur, dan kebebasan berkontrak yang menyangkut (a) terjadinya perjanjian, (b) akibat perjanjian, dan (c) isi perjanjian sahnya kontrak terkait dengan (a) kesepakatan kedua belah pihak, (b) kecakapan, (c) hal tertentu, dan (d) sebab yang dibolehkan; isi surat kontrak pekerja kontrak; dan tahapan-tahapan pelaksanaan kontrak yang meliputi (a) prakontrak, (b) masa kontrak, dan (c) pascakontrak.
4
Dipilihnya variabel ini untuk ditelusuri secara lebih mendalam pada Hibah Strategis tahun 2009 dilandasi oleh beberapa penelitian pendahuluan yang dilakukan sebelumnya. Objek yang dijadikan sasaran untuk meneliti sistem hubungan kerja dimaksud adalah (1) perusahaan industri, (2) perusahaan agro-industri, dan (3) perusahaan jasa di Sumatera Barat yang memenuhi kriteria akademis yang ditetapkan.
5
A.2 Seperangkat leksikon perburuhan pada tahun 2010
Gambar 1. PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi- Sumbar yang terletak di Pangkalan Limo Puluah Kota yang akan dijadikan salah satu objek penelitian tahun Dialek Pangkalan adalah salah satu dialek dari tujuh dialek Minang. Gambar 3.1 dan 3.2 diambil oleh 21 November 2009 oleh tim survei awal untuk penelitian tahun kedua (tahun 2010).
6
Gambar 3.2: Afdeling I, salah satu dari ratusan leksikon berbahasa Belanda yang tersisia di PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi-Sumbar yang perlu ditelusuri untuk memperkaya ranah linguistik dan budaya perburuhan. Selain sejumlah istilah berbahasa Belanda, sejumlah leksikon (sejenis slang/ colloquial Minang juga beredar di kalangan pekerja. Sebagian besar leksikon tersebut tidak terdaftar dalam beberapa kamus Minang yang sudah beredar secara nasional
7
Seperangkat leksikon perburuhan yang beredar di kalangan pekerja kontrak di Sumatera Barat tidak hanya mereflesikan kemiskinan, tetapi juga kultur, ideologi, dan tangisan pekerja. Seperangkat leksikon perburuhan seperti simbol, ikon, tanda, istilah Minang, dan istilah khusus perburuhan pada (1) perusahaan industri, (2) perusahaan agro-industri, dan (3) perusahaan jasa di Sumatera Barat yang memenuhi kriteria akademis yang ditetapkan akan diteliti pada tahun Leksikon perburuhan dimaksud memuat beberapa aspek berikut.
8
Terma/istilah untuk menyebut pekerja kontrak yang beredar di masing-masing perusahaan dan perkebunan; Jenis-jenis hukuman yang dijatuhkan pihak perkebunan/perusahaan kepada pekerja kontrak (seperti denda, skorsing, surat perjanjian atas segel/materai, PHK, dan lain-lain); Seperangkat leksikon seputar perlindungan dan keselamatan kerja bagi pekerja kontrak (misalnya helm, pelindung mata, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain); Sistem kenaikan golongan, sistem penggajian (kenaikan gaji, gaji berkala atau potongan gaji bulanan) pekerja kontrak (seperti potongan PPH Pasal 21, dan lain-lain); Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan pekerja kontrak pada perusahaan dan perkebunan; Alat-alat berbahaya atau bahan-bahan beracun yang beresiko pada pekerja kontrak
9
Seperangkat leksikon terkait dengan pendidikan/pelatihan untuk para pekerja kontrak;
Antisipasi kecelakaan kerja, pencegahan keracunan, dan perlindungan kesehatan oleh pihak perusahaan dan perkebunan kepada pekerja kontrak; Jenis-jenis kecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja kontrak; Seperangkat leksikon terkait dengan fasilitas kerja (termasuk pemukiman atau perumahan pekerja kontrak) pekerja kontrak; Perangkat-perangkat keamanan yang mengawasi pekerja kontrak (seperti satpam, hansip, “centeng”, polisi, teknologi, dan lain-lain); Seperangkat leksikon yang berhubungan dengan perlakuan dan diskriminasi perusahaan dan perkebunan terhadap pekerja kontrak baik diskriminasi antar pekerja kontrak laki-laki versus perempuan (berbasis gender) maupun pekerja kontrak versus pekerja tetap;
10
Seperangkat leksikon seputar perjuangan serikat pekerja (organisasi buruh) terhadap pekerja kontrak perusahaan dan perkebunan di Sumatera Barat; Seperangkat leksikon yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan (seperti poliklinik khusus, bidan, dokter, dan lain-lain); Seperangkat leksikon seputar konflik yang pernah terjadi antara perusahaan dan perkebunan dengan pekerja kontrak; dan Seperangkat leksikon Minang yang beredar di kalangan pekerja kontrak di perusahaan dan perkebunan di Sumatera Barat; Upaya-upaya atau kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi problema/penindasan yang dihadapi oleh pekerja kontrak; dan Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mendokumentasikan seperangkat leksikon perburuhan dalam kamus Minangkabau Selain istilah-istilah perburuhan, masih banyak istilah-istilah khusus Minang yang mengemuka di kalangan pekerja kontrak di perusahaan dan perkebunan yang belum terdata dalam kamus-kamus Minang.
11
B. Luaran dan Produk yang Dihasilkan
Luaran dan produk yang sudah dihasilkan tahun 2009 yang perlu ditindaklanjuti pada tahun adalah sebagai berikut B.1 Data Deskripsi/Peta Masalah Data deskripsi untuk mengukur apakah UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan sudah dijalankan oleh perusahaan-perusahaan di Sumatera Barat seputar pada tabel berikut sudah berhasil disusun. Demikian pula peta masalah pekerja kontrak di perusahaan industri, agro-industri, dan jasa di Sumatera Barat. Sejumlah masalah yang ditemukan perlu dicarikan sejumlah alternatif pemecahannya yang akan dilakukan pada tahun 2010
12
B.2 Artikel ilmiah Sebuah artikel berjudul “Analisis Surat Perjanjian Kerja antara Pekerja Kontrak dengan Perusahaan Sektor Industri” Linguistika Kultura, Vol.03, No.02/November/2009 (dapat dilihat pada Daftar Lampiran IV dalam proposal). Di awal tahun 2010, sebuah draf artikel untuk jurnal terakreditasi dengan judul “Sistem Kerja Kontrak dalam Hubungan Kerja di Perusahaan-perusahaan di Sumatera Barat (Ditinjau dari Pasal 59 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)” sudah disiapkan pula untuk jurnal linguistik MLI (dapat dilihat pada Daftar Lampiran IV). Hasil penelitian ini pada akhir tahun 2010 akan diterbitkan di jurnal internasional ILO.
13
B.3 Paket Kebijakan Puluhan variabel peta masalah pekerja kontrak di Sumatera Barat terutama di sektor industri dan jasa sudah teridenfikasi pada Hibah Strategis tahun Demikian pula puluhan paket kebijakan untuk mengatasi masalah pekerja kontrak di Sumatera Barat. Peta masalah dan paket kebijakan pekerja kontrak pada perusahaan sektor agro-industri menjadi fokus penelitian tahun Baik peta masalah maupun paket kebijakan dapat dimanfaatkan oleh (1) peneliti perburuhan, (2) Serikat Buruh, (3) Pemda, (4) perusahaan, (5) pekerja kontrak, dan (6) para stake holder.
14
B.4 Pengembangan RKPPS/ Materi Ajar Mata Kuliah
Hasil penelitian pada aspek-aspek terkait sudah dapat mengembangkan mata kuliah kewirausahaan dan ilmu komunikasi yang pengusul asuh terutama terkait dengan sistem komunikasi dan pola manajemen perusahaan yang pada gilirannya nanti dapat membantu mahasiswa agar dapat melakukan usaha mandiri atau membuka lapangan kerja mandiri.
15
B.5 Kamus Saku Perburuhan
Setiap tahun penelitian diperkirakan dapat merangkum seperangkat leksikon perburuhan terutama yang terkait dengan pekerja kontrak berdasarkan tujuan-tujuan penelitian yang sudah diutarakan. Hasil penelitian Hibah Strategis tahun 2009 sudah mampu merangkul ratusan kata/simbol seputar perburuhan pekerja kontrak sektor industri dan jasa di Sumatera Barat (selanjutnya dapat dibaca Bab V). Di akhir tahun 2010, puluhan leksikon perburuhan dari sektor perusahaan agro-industri juga akan teridentifikasi. Kamus saku ini pada tahun 2012 diperkirakan berjumlah minimal 500 leksikon/entri.
16
B.6 Rekomendasi untuk UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan
Hasil penelitian ini di tahun 2010 diharapkan dapat memberi masukan UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan yang sampai saat ini beberapa poinnya masih sering diperdebatkan.
17
C. Metode dan Teori C.1 Lokasi-lokasi Penelitian
Sejumlah lokasi yang dijadikan sebagai basis penelitian Hibah Strategis tahun 2009 (Gambar 4.1 Kolom E) serta keberlanjutannya pada tahun 2010 dapat dilihat pada (Kolom F) halaman berikut.
18
Gambar 4.1: Lokasi-lokasi Penelitian
No P3 ALAMAT PERUSAHAAN P2JP Th I Th II A B C D E F 1. PT Semen Padang Padang PT PSK 2. Telkomsel PT IMS 3. Telkom Kopegtel 4. PT Pos Indonesia Kopkar 5. CV. Alif Nabila Permato Kalsit (ANPK) Lima Puluh Kota CV. (ANPK) 6. PT Sumbar Calcium Pratama PT. SCP 7. CV Prima Karya Lestari [PKL] Aie Amo, Kamang Baru, Kab. Sijunjung. CV PKL 8. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trans-migrasi, Pemda Sijunjung Muaro Sijunjung 9. PT Karbindo Abesyapradhi [KA] Sei.Tambang, Kab. Sijunjung PT KA 10. PT MABER 11. PT TASPEN (PERSERO) 12. PT Bakrie Plantation Pasaman Barat PT Bakri Plantation 13. PT Agro Pratama 14. PT Incacy Raya Dharmasraya 15. PTP VI Kabupaten Solok 16. Muaro Sakai Pesisir Selatan 17. PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi- Sumbar Pangkalan Kabupaten Limo Puluah Kota
19
Matriks tersebut sudah mempertimbangkan sejumlah tujuan penelitian yang dipetakan berdasarkan kepemilikan (BUMN/Swasta) dan sektor usaha (industri, agro industri, jasa perbankan dan jasa telekomunikasi). Matriks tersebut dipertimbangkan untuk memilih lokasi-lokasi per tahun penelitian.
20
Tahun pertama Hibah Strategis tahun 2009, objek penelitian sudah difokuskan kepada para pekerja kontrak yang bergerak di sektor usaha industri dan jasa di Sumatera Barat. Sebanyak 13 perusahaan yang bergerak di sektor industri, agro-industri, dan jasa di Sumatera Barat yang memenuhi kriteria akademis sudah ditelusuri semaksimal mungkin. Sebagian foto informan dan foto lapangan yang diambil umumnya dengan MP9 (rekaman tersembunyi) dapat dilihat pada subbagian pengambilan data (foto dan video lengkap dapat dilihat dalam Daftar Lampiran)
21
C.2 Lokasi Penelitian Tahun Kedua (Tahun 2010)
Gambar 4.1: Lokasi-lokasi Penelitian NO NAMA PERUSAHAAN ALAMAT PERUSAHAAN JENIS PRODUKSI 01 PERKEBUNAN TEH KABUPATEN SOLOK TEH KERINCI 02 PT. NASIONAL VI KABUPATEN 50 KOTA PALM OIL (CPO) 03 PT. BINAPRATAMA SAKATOJAYA KABUPATEN SIJUNJUNG, PROP. SUMATERA BARAT KELAPA SAWIT 04 PT. BUMI SARIMAS INDONESIA KABUPATEN PADANG PARIAMAN, PROVINSI SUMATERA BARAT MAKANAN 05 PT. ANDALAS AGRO INDUSTRI (PMA) KABUPATEN PASAMAN, PROPINSI SUMATERA BARAT 06 PT. INCACY RAYA KABUPATEN DHARMASRAYA, PROPINSI SUMATERA BARAT 07 PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATION KABUPATEN PASAMAN BARAT, PROPINSI SUMATERA BARAT 08 PT. MUARO SAKAI KABUPATEN PESISIR SELATAN, PROPINSI SUMATERA BARAT 09 PTP NUSANTARA-VI (PERSERO) JAMBI- SUMBAR PANGKALAN KABUPATEN LIMO PULUAH KOTA
22
C.3 Pertimbangan Akademis Pemilihan Lokasi dan Fokus Penelitian
Sejumlah lokasi yang mempekerjakan pekerja kontrak khususnya yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit (sektor usaha agro industri) dijadikan basis pertimbangan lokasi penelitian pada tahun Selain beberapa lokasi baru, dua lokasi penelitian Hibah Strategis tahun 2009, yakni (1) PT. Bakrie Pasaman Plantation dan (2) PT. Agrowisata di Pasaman dengan pertimbangan bahwa Pasaman adalah salah satu dialek Minang dari tujuh dialek Minang yang ada dijadikan kembali sebagai basis penelitian kembali sebagai lokasi penelitian tahun kedua (tahun 2010). Berikut sejumlah survei awal yang sudah dilakukan di akhir tahun 2009
23
Gambar 4.3a: Sekolah yang Didirikan PT Agrowisata Pasaman Barat (Sumber foto: tim survei peneliti 2009) Gambar 4.3b: Gambar 4.3c: PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi- Sumbar yang terletak di Pangkalan Limo Puluah Kota (Sumber foto: tim survei peneliti 2009)
24
Gambar 4.3d: PT. Bakrie Plantation Pasaman (Sumber foto: tim survei peneliti 2009) Gambar 4.3e: Gambar 4.3f:
25
Gambar 4.3g: PT. Bakrie Plantation Pasaman
(Sumber foto: tim survei peneliti 2009) Gambar 4.3h: PT. Bakrie Plantation Pasaman Gambar 4.3i: Perumahan Buruh PT. Bakrie Plantation Pasaman di malam hari
26
Gambar 4.4: Perkebunan Teh di Kabupaten Solok
Foto: Badan Koordinasi penanaman Modal 2009 Perkebunan teh yang berlokasi di Kabupaten Solok Sumatera Barat dibangun pada tahun Kerja sama perkebunan ini dengan PTP VII (saat ini tergabung dalam PTPN IV) dalam usaha di bidang agro industri sudah menghasilkan produk teh bulk untuk dijual secara ekspor maupun lokal, selain teh dalam kemasan kecil dengan merk Teh Kerinci (Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2009).
27
C.4 Pertimbangan Geografis Lokasi Penelitian Tahun 2010
Berikut overview lokasi penelitian secara geografis berdasarkan laporan tim survei Hibah Strategis bulan Noveber tahun Lokasi PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi- Sumbar yang terletak di Pangkalan Limo Puluah Kota berjarak kira-kira 200 km dari Padang. Lokasi perusahaan di Muaro Sakai di Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan lebih dari 250 km dari Padang. Lokasi perusahaan PT Karbindo Abesyapradhi dan PD Perkebunan Bina Sejahtera (milik Pemda Kabupaten) adalah di Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung lebih kurang 175 km dari Padang. Jalan dari Padang sampai ke ibu kecamatan Kamang Baru – jalan antara Kiliran Jao (Sumbar) dan Pekanbaru (Riau) – ada beraspal beton. Jalan dari ibu kecamatan ke lokasi perkebunan jalan kerikil atau jalan tanah. Kedudukan perusahaan PT Incasi Raya di Kecamatan Koto Baru dan Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, 250 km lebih dari Padang. Lokasi perkebunan the di Kayu Jao, Kabupaten Solok (PTP VI) kurang lebih 60 km dari Padang. Perusahan PT Bakrie Pasaman Plantation / PT Gersindo Minang Plantation berloksi kurang lebih 250 km dari Padang.
28
C.6 Disain penelitian Penelitian ini menggunakan kriteria kualitatif dalam upaya pemecahan masalah yang disebut Glaser dan Strauss (1985:15—23) dengan grounded theory (pencarian teori berdasarkan pada data). Pemakaian metode kualitatif sesuai dengan tipe penelitian yang akan dilakukan memiliki beberapa manfaat. Pertama, peneliti mampu menggunakan kompetensi yang dimiliki (kompetensi linguistik, kompetensi komunikatif, dan kompetensi kultural). Kedua, peneliti dapat menjangkau kedalaman dan keterkaitan makna interaksi antara tuntutan ideal (dassolen) sesuai Undang-undang No 13 tentang Ketenagakerjaan dengan tuntutan lapangan (dassein) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
29
Ketiga, hubungan personal antara peneliti dengan responden dapat digunakan untuk memberikan jaminan adanya kepercayaan bahwa data penelitian yang didapatkan sesuai dengan fenomena yang ada di tempat bekerja pekerja kontrak. Keempat, peneliti dapat berperan sebagai human instrument, sekalipun bukan sebagai informan kunci (Moleong 1991:121—125). Dengan demikian, self correcting dan kedalaman interpretasi melalui umpan balik dari responden/data lapangan demi untuk menvalidasi dan memperkaya pemerian hasil penelitian dapat dilakukan.
30
C.7 Subjek/objek penelitian/Responden/Informan
Baik lokasi penelitian maupun responden/informan yang dipilih berdasarkan acuan kualitatif diharapkan memiliki sejumlah alasan akademis (academic explanation) yang memadai (Moleong, 1991; Miles, 1992; Muhadjir, 1988; 1998; dan Brannen, 1996). Dengan demikian, lokasi-lokasi penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan (purposive sampling). Masing-masing pekerja kontrak pada masing-masing lokasi penelitian akan diambil representasinya sampai data mengalami titik kejenuhan (saturation).
31
Dengan demikian, penelitian ini akan memilih responden dan informan secara purposif (purposive sampling) dengan sejumlah kriteria akademis berikut: berstatus sebagai pekerja kontrak; sudah bekerja minimal enam bulan; bekerja pada lokasi-lokasi penelitian yang sudah ditentukan.
32
C.8 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Data penelitian akan dikumpulkan dengan sejumlah instrumen, yaitu (1) daftar isian, (2) observasi partisipan, (3) wawancara dengan para pekerja kontrak, (4) dokumentasi, dan (5) meeting. Berikut tahap sejumlah instrumen yang akan diaplikasikan secara hirarkis.
33
C.9 Analisis Data dan Kesahihan/Reliabilitas
Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif dan hasil analisis disajikan secara deskriptif analitis. Pertama, teknik triangulasi nara sumber. Beberapa tahapan yang akan dilakukan (1) data/informasi yang telah diperoleh dari narasumber (pekerja kontrak) akan dicek keabsahannya dengan narasumber (pihak perusahaan); (2) data/informasi yang didapat dari (pekerja kontrak A di perusahaan yang sama) akan di-crosscheck keabsahannya dengan (pekerja kontrak B di perusahaan yang sama); dan (3) data/informasi yang didapat dari (pekerja kontrak perusahaan A) akan di-crosscheck kebasahannya dengan (pekerja kontrak perusahaan B).
34
Kedua, teknik triangulasi metode/instrumen
Kedua, teknik triangulasi metode/instrumen. Crosscheck akan dilakukan antar: (1) masing-masing instrumen; (2) instrumen daftar isian dengan wawancara; (3) instrumen wawancara dengan data dokumentasi; (4) instrumen dokumentasi dengan observasi partispan dan data real lapangan; dan (5) analisis kualitatif dengan kuantitatif. Ketiga, triangulasi teori. Tahapan yang akan dilakukan adalah mensintesiskan antara (1) tuntutan ideal UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan dan KUH Perdata dengan teori manajemen pengembangan perusahaan dan (2) pendekatan pekerja kontrak di Indonesia dengan ILO; dan lain-lain.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.