OBSERVASI GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

Presentasi berjudul: "OBSERVASI GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK"— Transcript presentasi:

1 OBSERVASI GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

2 Metode Pengambilan data
Observasi : Kognitif, Afektif, Kognitif Interview

3 KASUS I Seorang anak laki – laki usia 5 tahun 6 bulan, kelas A. Bernama Atharuli Adilah Purba dipanggil dengan Atta. Atta terlihat sepeti anak pada seusianya. Ada Indikasi Atta mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang – orang sekitar baik guru maupun teman- temannya. Dalam berkomunikasi ada kecenderungan kebingungan dalam menggunakan bahasa. Setiap ditanya dengan jawaban iya atau tidak Atta akan lebih cenderung menjawab “Yes or No”

4 Atta tidak mampu bercerita atau menyampaikan apa yang diingikannya
Atta tidak mampu bercerita atau menyampaikan apa yang diingikannya. Tidak ada komunikasi yang terjalin antara Atta dengan teman – temannya, ini membuat Atta hampir tidak memiliki teman dekat atau teman main. Atta lebih senang bermain sendiri, saat kegiatan pagi sebelum masuk

5 Observasi Dilakukan 3 hari dan dilakukan hanya dalam lingkungan sekolah. Kegiatan yang kami observasi adalah : Saat Pertama kali datang kesekolah ( jalan dari rumah menuju sekolah) Saat belajar membaca Iqra ( Mata OP tidak melihat ke buku, namun ke mulut guru) Saat dihalaman sekolah sebelum masuk kelas Saat didalam kelas Saat Jam istirahat

6 HASIL OBSERVASI Segi Kognitif
Kemampuan Berbahasa : Terlihat adanya penguasaan kosa kata yang kurang, hal ini nampak ketika Atta tidak mempu mengatakan apa yang dinginkan, dan menggunakan mimik muka disertai gerakan tubuh untuk mengutarakan maksudnya. Kebingungan dalam penggunaan bahasa, antara Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia, hal ini dapat terlihat saat di ajukan pertanyaan dengan jawaban Ya atau Tidak , Atta cenderung menjawab YES or NO.

7 Terlihat ada kecenderungan lambat dalam merespon stimulus (instruksi atau pertanyaan dari orang lain
Terlihat minimnya kesadaran akan hal – hal yang membahayakan dirinya terlihat saat berjalan menuju kesekolah, didepannya ada motor yang diparkir, namun Atta tidak peduli terus berjalan sampai menabrak motor yang diparkir. Saat di halaman sekolah, tanpa rasa takut Atta langsung naik ke ayunan yang sedang digunakan temannya.

8 Didalam kelas, pada saat belajar membaca IQRA perhatian (Mata) Atta tidak melihat huruf namun melihat gerakan mulut guru (membeo’) untuk memudahkan Atta menjawab. Dalam kelas, saat bernyanyi, Atta tidak memperhatikan guru yang berdiri didepan. Atta duduk menyamping dan asik sendiri dengan gerakan tangan yang Atta mau. Dapat dilihat dari nilai raport. Adanya perbedaan antara Atta dibandingkan dengan anak lainnya yang satu kelas.

9 AFEKTIF Emosi Atta akan naik, apabila orang tidak tahu apa yang dia maksudkan. Saat ada anak yang mengganggu, Atta langsung melawan, menggunakan tangganya memukul teman yang mengganggu tanpa ada kalimat yang keluar, hanya jeritan “Aaaa....”

10 KOGNATIF Seperti anak pada umumnya.

11 Interview Pada Guru pembimbing
Ada informasi dari orangtua murid, bahwa anaknya memang berbeda dengan anak seusianya. Penggunaan 2 bahasa dalam lingkungan keluarga. Bahasa yang digunakan berbeda dengan lingkungan dimana saat dia bersosialisasi Kurang dapat membaur dengan teman – temannya, sehingga Atta lebih sering berada dalam kelas saat kegiatan pagi

12 Interview pada Atta Saat ditanya Nama siapa, membutuhkan beberapa kali menggulang pertanyaan dan lebih cepat respon apabila ditanya oleh orang yang dianggapanya dekat. Pada pertanyaan dengan Jawaban Ya atau Tidak Atta lebih cenderung merespon dengan Yes or No Saat ditanya Sakit atau tidak? Ada kesulitan untuk menjawab. Sehingga guru membutuhkan bantuan dari pembantu yang mengantarnya, dan meyakinkan guru bahwa atta tidak sakit. Pada saat ditanya Atta sudah sarapan? Dia hanya menjawab dengan anggukan kepala. Sarapan makan apa? Dia menjawab dalam bahasa inggris namun artikulasi yang tidak jelas antara “Bubble or Apple”

13 Assesment Dibutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosa lebih lanjut apakah benar bahwa adanya gangguan bicara pada subjek dan mengembangkan faktor – faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya gangguan yang dimaksud sehingga akan mempermudah terapi yang akan diberikan kepada subjek.