Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
BEBERAPA CONTOH KAJIAN SEJARAH LOKAL
2
PEMBERONTAKAN PETANI BANTEN
Kajian Sartono Kartodirdjo, (1990), Peberontakan Petani Banten 1888, Jakarta: UI Press. Buku ini menggunakan pendekatan multi-dimensional. Lebih dari separo buku ini menggunakan analisis kausal pemberontakan petani ketimbang pemberintakan peteni itu sendiri. Dari segi sosial politik, penyebab pemberontakan adalah makin renggangnya jarak sosial antara petani, elite pedesaan, dan elite agama, dan pejabat-pejabat baru bentukan Belanda. Diketahui, sejak 1808 Banten secara langsung di bawah kekuasaan Belanda. Birokrasi legal-rasional menggantikan birokrasi tradisional.
3
Dari segi sosial-ekonomi adalah masuknya ekonomi uang dan tenaga kerja upahan ke tengah-tengah masyarakat Banten yang agraris. Dihapuskannya tanah-tanah kerajaan dan pelayanan tenaga kerja untuk pejabat-pejabat kerajaan menimbulkan ketidakpuasan. Dari segi sosial-kultural, ditandai dengan bengkitnya kembali agama yang otoritas kolonial dianggap sebagai kekuatan politik. Pada akhir abad ke-19 muncul persaudaraan sufi, pesantren, dan kegairahan naik haji.
4
PERANG ACEH, Kajian Ibrahim Alfian,(1987), Perang di Jalan Allah: Perang Aceh, , Jakarta: Sinar HArapan. Perang Aceh dapat dikelompokkan ke dalam struktur budaya, karena adanya ideologi keagamaan. Pasukan-pasukan Aceh selalu mengumandangkan kalimat laa ilaaha ilallah, adanya literatur keagamaan Hikayat Perang Sabil, dan dibaginya wilayah menjadi dua, yaitu darul Islam dan darul harb. Sementara,tujuan perang adalah mengusir orang kafir. Ideologi dalam hal ini adalah jihad fi sabilillah.
5
PERISTIWA TIGA DAERAH Kajian Anton E. Lucas, (1989), Peristiwa Tiga Daerah: Revolusi dalam Revolusi, Jakarta: Grafiti. Kajian ini kebanyakan menggunakan metode “sejarah lisan”. Kajian ini mendiskripsikan dan menjelaskan kausalitas terjadinya Peristiwa Tiga Daerah di Karesidenan Pekalongan, Yaitu di Kabupaten Tegal, Brebes, dan Pemalang. Di ketiga tempat itu terjadi Revolusi sosial pada masa transisi (oktober-November 1945, Yaitu setelah pemerintahan Jepang berakhir, pada awal Revolusi, dan sebelum Pemerintah Baru Terbentuk.
6
Prakondisi Revolusi Sosial itu adalah ketidakadilan, sedangkan penyebab langsung meletusnya dan kondisi yang mencakupi bagi Revolusi Sosial adalah secara praktis adalah kekosongan otoritas. Ketidakadilan sebelum perang adalah beratnya beban pajak bagi rakyat, rendahnya upah buruh industri gula serta penenaman tebu yang mendesak tanaman pangan, dan dominasi ekonomi orang Cina dan Arab di kota-kota Kabupeten. Pada masa pendudukan Jepang ada ketidakadilan yang berupa kewajiban setor beras, penjatahan beras, penjatahan bahan sandang, dan kerja paksa (romusha).
7
PERUBAHAN SOSIAL DI MADURA
Kajian Kuntowijoyo, (2002), Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura ,Yogyakarta: Mata Bangsa, mengikuti konsep Hobsbawn tentang history of society (sejarah masyarakat, bukan sekedar sejarah sosial) dan ilmu sosial harus mempunyai structural-functionalist dalam menangani permasalahan. Tesis buku ini adalah perubahan hanya mungkin terjadi kalau ada perubahan ekologi. Ekologi tegal terdapat di Madura, sawah di Jawa, dan ladang di luar Jawa. Jadi keberadaan tegal mempengaruhi pembentukan desa (scattered viiage), masyarakat (tidak ada kerja kolektif untuk pengairan),
8
kepemimpinan (pemimpin lokal, kiai, lebih berpengaruh ketimbang birokrasi), komunikasi (setiap rumah ada surau sehingga orang hanya ketemu seminggu sekali di masjid), psikologi sosial (tingginya solidaritas keluarga, rendahnya solidaritas sosial, psikologi individual yaitu tingginya percaya diri). Pengaruh ekologi juga terasa dalam pertanian, ekonomi (perdagangan impor), kependudukan (migrasi), dan etos sosial. Pengaruh ekologi dalam proses sejarah tampak dalam pemiskinan kelas negara, tiadanya pemberontakan besar, tidak ada pemogokan, dan asosiasi sukarela berdasar agama (kiai lebih populer).
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.