Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehPandji Sarira Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PEMBENTUKAN MOLEKUL, IKATAN KIMIA DAN IKATAN IONIK
Bila suatu atom berantaraksi dengan atom lain maka akan terbentuk suatu bangun baru yang disebut molekul (dari bahasa Latin : molecula, artinya massa yang kecil). Dalam antaraksi tersebut terjadi ikatan kimia. Dalam proses pembentukan ikatan kimia, yang sangat berperan adalah elektron kulit terluar atau elektron valensi atom-atom yang berantaraksi itu. Dalam proses tersebut terjadilah penataan ulang susunan elektron terluar kedua atom itu sehingga menjadi susunan elektron yang baru. 6.2. JENIS-JENIS IKATAN KIMIA Menurut sifat-sifat dan susunan elektron valensi yang baru setelah dua atom berantaraksi, terdapat tiga jenis ikatan kimia, yaitu: 1. Ikatan elektrovalen (ikatan ion) 2. Ikatan kovalen 3. Ikatan logam
2
6.3. IKATAN ELEKTROVALEN (IKATAN ION)
Konfigurasi elektron yang stabil Gas-gas mulia merupakan unsur-unsur yang stabil dan mem-punyai konfigurasi tertentu, yaitu semua orbital terisi penuh dengan elektron. - Kaidah Oktet Atas dasar konfigurasi elektron gas mulia tersebut, Kossel mengajukan Kaidah (Aturan) Oktet, yaitu bahwa susunan (konfigurasi) elektron dengan jumlah delapan elektron merupakan susunan elektron yang stabil. Dalam pembentukan ikatan ion, atom-atom akan berusaha mencapai konfigurasi oktet dalam membentuk ion positif atau ion negatif.
3
Pembentukan ion positif
Ion positif terbentuk dengan pengeluaran elektron valensi. Contoh : Na Na+ + e Atom Na Ion Na+ Konfigurasi : Atom Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 Ion Na+ : 1s2 2s2 2p6 Terlihatlah bahwa konfigurasi ion Na+ sama dengan konfigurasi atom Ne.
4
Pembentukan ion negatif
-Ion negatif terbentuk dengan penarikan elektron dari luar ke dalam kulit elektron valensi. Contoh : F + e F – Atom F Ion F- -Konfigurasi : Atom F : 1s2 2s2 2p5 Ion F - : 1s2 2s2 2p6 -Ternyata konfigurasi elektron ion F – sama dengan konfigurasi elektron atom Ne. Jadi terlihatlah bahwa konfigurasi elektron yang stabil adalah konfigurasi dengan jumlah elektron terluar delapan.
5
Keterbatasan Kaidah Oktet
Walaupun Kaidah Oktet sangat tepat untuk menjelaskan tentang ikatan ion pada unsur-unsur dengan nomor atom kecil, tetapi kaidah tersebut mempunyai keterbatasan, yaitu : Terdapat ion-ion dengan dengan konfigurasi elektron sama dengan konfigurasi elektron atom Helium (elektron terluar =2) yang juga stabil, misalnya ion Li+ dan ion Be2+. Kaidah tersebut hanya terbatas pada unsur-unsur dengan beda nomor atom sampai 3 atau 4 satuan dari gas mulia. Penggunaan kaidah ini terbatas bila dipakai untuk senyawa-senyawa kovalen.
6
Pembentukan ikatan ionik (ikatan elektrovalen)
- Ikatan ionik akan terbentuk bila : Terdapat atom unsur dengan potensial ionisasi rendah (yang akan menjadi ion positif) dan atom unsur dengan afinitas elektron tinggi (yang akan menjadi ion negatif) Terjadi tarik menarik antara ion-ion tersebut melalui gaya elektrostatik (gaya Coulomb) Contoh : Na (2s2 2p6 3s1) Na+ (2s2 2p6) + e F (2s2 2p6) + e F- (2s2 2p6) Na F Na+F-
8
Dalam pembentukan ikatan ionik berlaku aturan :
jumlah elektron yang dilepas oleh suatu atom sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh atom yang lain.
9
Unsur-unsur yang dapat membentuk ikatan ionik
Unsur-unsur yang dapat membentuk ikatan ionik adalah unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : Unsur-unsur dengan potensial ionisasi rendah, yaitu : Golongan IA (golongan logam alkali) Golongan IIA (golongan logam alkali tanah) Unsur-unsur dengan afinitas elektron tinggi, yaitu : Golongan VIIA (golongan halogen) Golongan VIA (golongan kalkogen)
10
Dengan demikian ikatan ionik dapat terjadi pada unsur golongan :
IA dengan VIIA (jadi senyawa AY) IA dengan VIA (jadi senyawa A2X) IIA dengan VIIA (jadi senyawa BY2) IIA dengan VIA (jadi senyawa BX)
11
Ciri-ciri senyawa ionik
-Kebanyakan senyawa ionik menyerupai NaCl yaitu berwarna putih -Mudah larut dalam air -Leleh pada suhu tinggi -Lelehan senyawa ionik dapat menghantarkan arus listrik -Dalam bentuk padat juga terdiri atas ion-ion, yang tersusun dalam suatu kristal.
12
Sifat kristal senyawa ion
Isomorfi Bila ada dua zat yang mempunyai bangun kristal yang sama, ma-ka dikatakan bahwa kedua zat itu isomorf. Contohnya ialah campuran NaCl dan KCl yang sama bangun kristalnya dan perbedaannya hanya pada besar ion Na+ dan K+. Polimorfi Di alam banyak terdapat zat atau senyawa yang dapat berada dalam berbagai bentuk kristal, misalnya CaCO3 yang dapat berbentuk heksagonal dalam mineral kalsit atau berbentuk ortorombik dalam mineral aragonit. Kedaan demikian disebut polimorfi. Senyawa-senyawa yang mempunyai sifat polimorfi menunjukkan sifat-sifat yang khas pada masing-masing bentuk kristalnya, sehingga manfaatnya pun berlainan, misalnya batu pualam dan gragal yang merupakan bentuk polimorfi CaCO3.
13
Alotropi -Bangun kristal yang berlainan yang dimiliki oleh suatu substansi juga terdapat pada unsur. -Unsur-unsur yang mempunyai sifat alotropi adalah karbon (intan, arang dan grafit), fosfor (merah dan kuning), belerang (rombik dan mono-klinik) dan oksigen (O2 dan O3). -Satu alotrop dengan alotrop yang lain berbeda dalam sifat-sifat fisika dan pada taraf tertentu juga pada sifat-sifat kimia. -Suatu alotrop dapat berubah menjadi alotrop yang lain dengan perlakuan fisika atau kimia. Contoh perlakuan fisika adalah pemanasan pada suhu tertentu yang disebut suhu transisi. Amorfi -Ada juga zat-zat yang tidak dapat membentuk kristal. Biasanya hal ini terjadi pada senyawa-senyawa dengan massa rumus (berat molekul) tinggi, dan umumnya terdapat sebagai polimer. Contoh-contoh polimer adalah karet (alam atau buatan), karbohidrat (amilum dan selulosa), protein dan kaca. -Zat yang amorf tidak mempunyai titik lebur yang tajam, melainkan suatu trayek lebur.
14
Air kristal Senyawa anorganik padat sering dinyatakan sebagai kristal hidrat, yaitu suatu senyawa yang mengandung molekul-molekul air dan yang turut menyusun kisi kristal, misalnya CuSO4. 5H2O; Na2SO4. 10H2O; CaSO4. 2H2O dan lain-lain. Sebagian atau semua air kristal dapat lepas dari ikatannya karena pengaruh suhu atau tekanan uap, sehingga kristalnya menjadi kering. Contoh reaksinya ialah : MgSO4. 7H2O MgSO4. H2O H2O Sebaliknya, kristal dapat pula mencair bila banyak molekul air masuk dan terikat oleh kristal. Sifat ini dinamakan higroskopik.
15
IKATAN KOVALEN 7.1. PEMBENTUKAN IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen, yang juga disebut ikatan atom, terbentuk dari pemakaian bersama pasangan-pasangan elektron yang berasal dari atom-atom yang berikatan. Bila suatu atom berdiri sendiri, maka elektron-elektronnya hanya dipengaruhi oleh inti atomnya sendiri. Bila dua buah atom saling mendekati, maka elektron dan inti atom keduanya saling mempengaruhi, sehingga tercapai keadaan yang lebih stabil (tingkat energi lebih rendah) sewaktu terjadi ikatan kimia.
16
PENGGAMBARAN BANGUN IKATAN KOVALEN
Ada dua cara (metode) dalam menggambarkan ikatan kovalen, yaitu : 1.Cara Ikatan Valensi (Valence Bond Method) 2.Cara Orbital Molekul (Molecular Orbital Method) Cara Ikatan Valensi disebut juga cara Heitler-London-Slater-Pauling (cara HLSP), dengan anggapan bahwa molekul terdiri atas atom-atom yang berdiri sendiri-sendiri, kecuali satu atau beberapa elektron kulit terluar suatu atom digunakan oleh atom lain dalam kulit terluarnya.
18
Cara Orbital Molekul disebut juga cara Hund-Mulliken-Hückel (cara HMH), dengan anggapan bahwa seluruh molekul beserta elektron-elektron nya sebagai satu kesatuan. Elektron bergerak karena pengaruh semua inti dan elektron-elektron lain dalam orbital baru, yang disebut orbital molekul.
20
7.4. PENGGAMBARAN RUMUS BANGUN SENYAWA KOVALEN
Pembentukan ikatan s (sigma) dari tumpang tindih orbital s G.N. Lewis mengajukan gambaran senyawa kovalen dengan titik dan garis, yaitu : 1.Dua titik menggambarkan satu pasang elektron 2.Satu garis sama dengan dua titik 3.Dua titik atau satu garis menggambarkan satu ikatan tunggal
21
Contoh 1 : metana (CH4) Gambar 7.9. Rumus bangun senyawa kovalen CH dengan titik dan garis Satu atom H dikelilingi oleh 2 elektron (konfigurasi elektron helium) dan satu atom C dikelilingi oleh 8 elektron (oktet).
22
Contoh 2: Pembentukan ikatan kovalen pada molekul F2
23
7.4.2.Pembentukan ikatan s (sigma) dari tumpang tindih orbital p Pada molekul H2, ikatan sigma dapat terbentuk dari tumpang tindih (overlap) orbital-orbital s. Ikatan sigma dapat juga terbentuk dari tumpang tindih orbital p Kekuatan ikatan sigma Ikatan sigma merupakan ikatan kovalen yang paling kuat, dengan energi ikatan yang paling besar.
25
Pembentukan ikatan p (pi)
Selain dapat bertumpang tindih secara segaris, orbital p dapat melakukan tumpang tindih secara menyamping. Membentuk ikatan p Ikatan p lebih lemah daripada ikatan s
26
Gambar 7.13. Pembentukan orbital molekul p (pi) dari dua orbital p
27
7.4.6. Pembentukan orbital molekul dari orbital-orbital atom s, p dan d
Kemungkinan pembentukan orbital molekul dari berbagai orbital atom adalah : 1.Dari orbital atom s hanya dapat terbentuk orbital molekul sigma (s) 2.Dari orbital atom p dapat terbentul orbital molekul sigma (s) dan pi (p) Dari orbital atom d dapat terbentuk orbital molekul sigma (s), pi (p) dan delta (d)
28
7.8. BANGUN MOLEKUL Yang dimaksud dengan bangun molekul adalah gambaran geometrik yang diperoleh dengan cara menghubungkan inti-inti atom yang berikatan, dengan garis lurus. Contoh: Bangun molekul air yang triatomik (terdiri atas tiga atom) :
29
Semua molekul Diatomik mempunyai bangun linier
panjang ikatan : jarak antara inti-inti atom yang berikatan - sudut ikatan : sudut antara dua garis yang menggambarkan ikatan Semua molekul Diatomik mempunyai bangun linier Molekul Triatomik dapat mempunyai bangun linier (sudut =180o), dan bersudut/bentuk V (sudut<180o). Molekul Poliatomik, beberapa ada yang punya bangun linier, tetapi umumnya melukiskan gambaran bangun geometrik tiga dimensi.
30
7.11. Bangun molekul dalam hubungan-nya dengan jenis hibridisasi orbital molekul
Bangun molekul senyawa kovalen yang dihasilkan dari hibridisasi orbital-orbital atom pusatnya ditentukan oleh jenis hibridisasinya. Tabel 7.2. berikut ini adalah adalah bangun molekul dari jenis hibridisasi yang ada :
31
Tabel 7.2. Orbital-orbital hibrida dan bangun geometriknya
Orbital atom Orbital hibrida Bangun Geometrik Contoh s + p sp Linier BeCl2, C2H2 s + p + p sp2 Trigonal planar BF3, C2H4 s + p + p +p sp3 Tetrahedral CH4 d + s + p + p dsp2 Segiempat datar [Pt(NH3)4]2+ s + p + p +p + d sp3d Trigonal bipiramidal PCl5 s + p + p +p +d + d sp3d2 Oktahedral SF6 d + d + s + p + p +p d2sp3 [Co(NH3)6]2+
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.