Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KOMUNIKASI PUBLIK: RETORIKA
ADHI GURMILANG
2
RETORIKA retorika sebagai sebuah kemampuan untuk mencapai tujuan yaitu persuasi. Retorika menggunakan tindakan pengunaan kata-kata sehingga memiliki akibat. Dengan latar belakang retorika, guru dan praktisi retorika melatih kemampuan retorika sebagai cara untuk meyakinkan hati dan pikiran audiens.
3
LIMA BAGIAN RETORIKA invention (penemuan): penemuan akan argumen yang meyakinkan. arrangement (pengaturan): melakukan organisasi untuk material sehingga hasil meyakinkan. style (gaya): pemilihan bahasa yang tepat. delivery (penyampaian): koordinasi antara suara dan bahasa tubuh.
4
memory (ingatan): menguasai dan melatih isi pidato
aplikasi bagian diatas adalah pembicara menganalisis siapa audiens mereka dan beradaptasi dengan audiens. Adaptasi positif dan negatif terhadap audiens
5
RETORIKA VERSI PLATO retorika sebagai sesuatu yang kosmetik dimana retorika sebagai usaha untuk membuat keadaan lebih baik dibandingkan sebenarnya.
6
retorika yang ideal didasarkan pada pemahaman pembicara akan pendengar dengan berbagai latar belakang dan kondisi jika kita ingin melakukan komunikasi lebih baik melakukan komunikasi dialektika, komunikasi bersifat privat. Pembicara bisa melakukan diskusi untuk mencari kebenaran dengan kondisi yang lebih intim, dekat satu sama lain.
7
RETORIKA VERSUS ARISTOTELES
Lebih dari 2000 tahun lalu, Aristoteles membagi retorika menjadi pembicara, pesan, dan audiens. Sophist ini merupakan pengacara dan politikus yang berpartisipasi di pengadilan dan Dewan Perwakilan Rakyat. Muncul anggapan negatif berupa label retorik Pidato oke; perilaku bertolak belakang.
8
RETORIKA ADALAH PERSUASI
fungsi retorika: ”cara untuk melakukan persuasi”. metode non koersif yang berbeda dari hukum, siksaan dan perang. pidato ruang pengadilan: hakim mencoba menentukan seseorang bersalah atau tidak.
9
pidato politik: mempengaruhi pemilih atau perwakilan rakyat untuk penentuan kebijaksanaan.
pidato seremonial, yang menghimpun pujian atau menyalahkan orang lain untuk kepentingan penonton.
10
DIALETIKA PLATO DAN RETORIKA ARISTOTELES
11
dialetika adalah diskusi satu dengan satu; retorika adalah satu orang yang berpidato kepada orang banyak dialetika adalah pencarian kebenaran; retorika mencoba untuk mendemonstrasikan kebenaran yang telah ditemukan.
12
Dialetika menjawab pertanyaan filosofis; retorika menjawab pertanyaan spesifik dan praktis.
Dialetika berurusan dengan kepastian; retorika berurusan dengan kemungkinan, dengan kata lain seni menemukan cara bagaimana kebenaran terlihat lebih memungkinkan untuk khalayak yang belum sepenuhnya yakin.
13
BUKTI RETORIKA: LOGOS, PATHOS, ETHOS
Logos atau logika: muncul dari pernyataan argumen pidato. Pathos atau emosi: perasaan akan pidato yang muncul dari pendengar Ethos atau etika: bagaimana karakter pembicara terlihat melalui pesan.
14
STUDI KASUS: PIDATO BUNG TOMO
Timeline: Proklamasi Kemerdekaan 1945 Insiden Hotel Yamato Terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby Ultimatum 10 November 1945 Pertempuran 6 minggu di Surabaya
15
CUPLIKAN PIDATO BUNG TOMO
selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga Dan untuk kita saudara- saudara lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
16
Dan kita yakin saudara-saudara pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar percayalah saudara- saudara Tuhan akan melindungi kita sekalian Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!!
17
BUKTI LOGIKA: PERNYATAAN ARGUMEN YANG MASUK AKAL
Aristoteles fokus pada dua bentuk bukti logika yaitu enthymeme dan example. Menurutnya enthymeme adalah ”bukti terkuat”. Sebuah enthymeme adalah versi belum sempurna dari silogisme formal deduktif. Contohnya: Premise mayor: semua manusia diciptakan setara Premise minor: saya adalah seseorang Kesimpulan: saya setara dengan orang lain.
18
Dalam konteks gaya, enhtymeme lebih artistik dibandingkan argumen silogistik biasa.
Enthymeme menekankan premise (dasar pikiran) yang sudah dipercayai oleh pendengar dan menyatukan pembicara dengan pendengar.
19
ENTHYMEME DAN EXAMPLE Premis Major: Penjajah mengancam kita untuk menyerah Premis Minor: kita tidak akan menyerah kepada siapapun Kesimpulan: penjajah akan mendapatkan perlawanan.
20
Bung Tomo menggunakan dua pertiga bagian pertama pidato untuk membangun validitas premis minor.
Bangsa Indonesia akan melawan tentara Inggris dengan sekuat tenaga dengan komitmen lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka.
21
Kemudian, Bung Tomo menggunakan bagian terakhir pidato untuk membangun kesimpulannya bahwa kemenangan akan dicapai oleh Indonesia dengan restu dari Tuhan Yang Maha Esa. Klimaks ditutup dengan ”Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! MERDEKA!!!”
22
BUKTI ETIKA: PERSEPSI KREDIBILITAS SUMBER
Menurut Aristoteles, pidato tidak cukup hanya mengandung argumen. Pembicara harus terlihat memiliki kredibilitas. Banyak kesan pada khalayak dibentuk bahkan sebelum pembicara memulai retorika. Kredibilitas dibagi menjadi tiga kualitas yaitu kecerdasan, karakter, dan niat baik.
24
kecerdasan Kualitas kecerdasan lebih berurusan dengan kebijaksanaan dan nilai-nilai yang diyakini bersama di masyarakat. Khalayak menilai kecerdasan antara kepercayaan mereka dan ide yang ditawarkan oleh pembicara. ”ide saya akan seorang pembicara adalah seseorang yang setuju dengan saya”. Ide dasarnya yang diajukan adalah berjuang sekuat tenaga untuk merdeka dari tangan penjajah.
25
karakter yang baik
26
karakter yang baik Karakter berhubungan dengan citra pembicara sebagai seseorang yang baik dan jujur. Bung Tomo merupakan salah satu ujung tombak perjuangan November 1945. Melalui pidato-pidatonya, beliau dapat membangkitkan semangat juang para pemuda Indoensia saat itu. Sulit membayangkan karakter pembicara sebagai seseorang yang baik dan jujur apabila ia melakukan hal sebaliknya.
27
niat baik Niat baik adalah penilaian positif dari niat pembicara untuk khalayak. Aristoteles menyatakan mungkin saja jika seorang orator memiliki kecerdasan dan karakter namun kurang dapat menyentuh hati khalayak. Niat baik Bung Tomo adalah membawa bangsa Indonesia merdeka.
28
BUKTI EMOSIONAL: MENCARI TITIK UTAMA
Marah versus kelembutan: orang merasa marah ketika mereka dirintangi saat memenuhi kebutuhan. Ingatkan mereka akan kelalaian personal maka mereka akan merasa terganggu. Tunjukkan kepada mereka bahwa yang bersalah merasa menyesal, meminta maaf maka khalayak akan tenang.
29
Cinta atau persahabatan versus benci
Cinta atau persahabatan versus benci: pembicara harus mengacu kepada tujuan, pengalaman, sikap dan keinginan bersama. Jika dorongan positif ini tidak ada maka ciptakan musuh bersama untuk melahirkan solidaritas.
30
Takut versus percaya diri:
takut muncul dari citra mental akan potensi bencana. Pembicara harus dapat menggambarkan tragedi yang dapat saja terjadi. Kepercayaan diri dapat dibangun dengan menggambarkan bahwa bahaya dapat dilenyapkan
31
Malu versus tidak punya rasa malu
Malu versus tidak punya rasa malu: kita merasa malu atau bersalah ketika mengalami kegagalan akibat kelemahan atau sifat buruk. Rasa sakit akan bertambah saat pembicara membicarakannya di depan keluarga, teman atau orang yang kita kagumi.
32
Kejengkelan versus rasa kasihan
Kejengkelan versus rasa kasihan: pada dasarnya kita memiliki rasa keadilan. Mudah untuk merangsang rasa ketidakadilan degan menggambarkan penyalahgunaan kekuasaan terhadap kaum yang tidak berdaya.
33
Kekaguman versus iri: Kekaguman versus iri: orang mengagumi kebaikan moral, kekuasaan, kekayaan dan kecantikan. Dengan memperlihatkan seorang individu mendapatkan semua itu melalui kerja keras bukan sekedar keberuntungan, kekaguman akan meningkat.
34
STANDAR PENGUKURAN RETORIKA
Invention (konstruksi argumen) Untuk menghasilkan enhtymeme dan example yang efektif maka pembicara harus menggabungkan pengetahuan khusus akan subyek dan logika dasar kepada semua jenis pidato. Bayangkan otak anda sebagai gudang kebijaksanaan dan informasi. Bung Tomo memahami walaupun datang dari berbagai suku, para pemuda Indonesia memiliki persamaan yaitu kesatuan untuk merdeka dari penjajahan.
35
Arrangement (pengaturan materi pidato)
Menurut Aristoteles, harus dihindari skema pengorganisasian yang memusingkan. Ada dua bagian pidato yaitu menyatakan subyek dan kemudian melakukan demonstrasi akan subyek. Pengenalan harus meraih atensi, membangun kredibilitas dan menjelaskan tujuan pidato. Kesimpulan harus mengingatkan pendengar Anda apa yang dikatakan dan meninggalkan mereka dengan perasaan yang nyaman akan Anda dan ide Anda.
36
Gaya Gaya Aristoteles menyatakan bahwa untuk belajar secara mudah adalah sesuatu yang menyenangkan bagi semua orang dan metafora atau kiasan membawa semua unsur akan belajar. Bung Tomo membawakan metaforanya sebagai berikut: selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
37
Memory Seorang orator yang baik harus mampu menarik ide dari kumpulan ide dan ungkapan yang ada dalam otaknya. Walaupun dengan adanya teknologi informasi, ingatan menjadi seni yang hilang. Melalui latihan, memori dapat dilatih sehingga pidato menjadi maksimal.
38
Delivery (Pengiriman)
Khalayak akan menolak sebuah presentasi yang disampaikan secara rekayasa (staged). Persuasif merupakan proses alamiah. Sebaliknya artifisial merupakan proses yang dibuat. Sebuah presentasi yang baik didukung oleh bukti-bukti kuat disampaikan pembicara.
39
SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN DI PROGRAM YANG SAMA
TERIMA KASIH SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN DI PROGRAM YANG SAMA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.