Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Nur Achmad Husin Evaluasi Mutu Beton.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Nur Achmad Husin Evaluasi Mutu Beton."— Transcript presentasi:

1 Nur Achmad Husin Evaluasi Mutu Beton

2 Evaluasi dan Penerimaan Beton
Beton harus diuji dengan ketentuan 7.6(2) hingga 7.6.(5). Teknisi pengujian lapangan yang memenuhi kualifikasi harus melakukan pengujian beton segar di lokasi konstruksi, menyiapkan contoh-contoh uji silinder yang diperlukan dan mencatat suhu beton segar pada saat menyiapkan contoh uji untuk pengujian kuat tekan. Teknisi laboratorium yang mempunyai kualifikasi harus melakukan semua pengujian-pengujian laboratorium yang disyaratkan.

3 Evaluasi dan Penerimaan Beton
2. Frekuensi pengujian Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap harinya haruslah dari satu contoh uji perhari, atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 120 m3 beton, atau tidak kurang dari satu contoh uji setiap 500 m2 luasan permukaan lantai atau dinding. Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga frekuensi pengujian yang disyaratkan oleh 7.6.(2(1)) hanya akan menghasilkan jumlah uji kekuatan beton kurang dari 5 untuk suatu mutu beton, maka contoh uji harus diambil dari paling sedikit 5 adukan yang dipilih secara acak atau dari masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah kurang dari lima. Jika valume total dari suatu mutu beton yang digunakan kurang dari 40 m3, maka pengujian kuat tekan tidak perlu dilakukan bila bukti terpenuhinya kuat tekan diserahkan dan disetujui oleh pengawas lapangan. Suatu uji kuat tekan harus merupakan nilai kuat tekan rata-rata dari dua contoh uji silinder yang berasal dari adukan beton yang sama dan diuji pada umur beton 28 hari atau pada umur uji yang ditetapkan untuk penentuan fc’.

4 Evaluasi dan Penerimaan Beton
3. Benda uji yang dirawat di laboratorium Contoh untuk uji kuat tekan harus diambil menurut SNI , metode pengujian dan pengambilan contoh untuk campuran beton segar. Benda uji silinder yang digunakan untuk uji kuat tekan harus dibentuk dan dirawat di laboratorium menurut SNI , metode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan dan diuji menurut SNI metode pengujian kuat tekan beton. Kuat tekan mutu beton dapat dikatagorikan memenuhi syarat jika dua hal berikut dipenuhi : Setiap nilai rata-rata dari tiga uji kuat tekan beton yang berurutan mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari fc’ Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil uji silinder mempunyai nilai di bawah fc’ melebihi 3,5 MPa Jika salah satu dari persyaratan pada 7.6(3(3)) tidak terpenuhi, maka harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan hasil uji kuat tekan rata-rata pada pengecoran berikutnya. Persyaratan 7.6(5) harus diperhatikan jika ketentuan 7.6(3(3b)) tidak terpenuhi.

5 Evaluasi dan Penerimaan Beton
4. Perawatan Benda uji di lapangan Jika diminta oleh pengawas lapangan, maka hasil uji kuat tekan benda uji silinder yang dirawat di lapangan harus disiapkan. Perawatan benda uji di lapangan harus mengikuti SNI , metode pembuatan dan perawatan benda uji di lapangan. Benda-benda uji yang dirawat di lapangan harus di cor pada waktu yang bersamaan dan diambil dari contoh adukan yang sama dengan yang digunakan untuk uji di laboratorium. Prosedur untuk perlindungan dan perawatan beton harus diperketat jika kuat tekan beton yang dirawat di lapangan menghasilkan nilai fc’ yang kurang dari 85% kuat tekan beton pembanding yang dirawat di laboratorium. Batasan 85% tersebut tidak berlaku jika kuat tekan beton yang dirawat di lapangan menghasilkan nilai yang melebihi fc’ sebesar minimal 3,5 Mpa.

6 Evaluasi dan Penerimaan Beton
5. Penyelidikan untuk hasil uji kuat tekan beton yang rendah Jika suatu uji kuat tekan (lihat 7.6(2(4))) benda uji silinder yang dirawat di laboratorium menghasilkan nilai dibawah fc’ sebesar minimal 3,5 MPa (lihat 7.6(3(3b))) atau bila uji kuat tekan benda uji yang dirawat di lapangan menunjukkan kurangnya perlindungan dan perawatan benda uji (lihat 7.6(4(4))), maka harus dilakukan analisis untuk menjamin bahwa tahanan struktur dalam memikul beban masih dalam batas yang aman. Jika kepastian nilai kuat tekan beton yang rendah telah diketahui dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa tahanan struktur dalam memikul beban berkurang secara signifikan, maka harus dilakukan uji contoh beton uji yang diambil dari dari daerah yang dipermasalahkan sesuai SNI , metode pengambilan benda uji beton inti dan SNI Metode pengujian kuat tekan beton inti. Pada uji contoh beton inti tersebut harus diambil paling sedikit tiga benda uji untuk setiap uji kuat tekan yang mempunyai nilai 3,5 MPa di bawah nilai persyaratan fc’.

7 Evaluasi dan Penerimaan Beton
Bila beton pada struktur berada dalam kondisi kering selama masa layan, maka benda uji beton inti harus dibuat kering udara (pada temperatur 15oC hingga 25oC) selama 7 hari sebelum pengujian, dan harus harus diuji dalam kondisi kering. Bila beton pada struktur berada pada keadaan sangat basah selama masa layan, maka beton inti harus direndam dalam air sekurang-kurangnya 40 jam dan harus diuji dalam kondisi basah. Beton pada daerah yang diwakili oleh uji beton inti harus dianggap cukup secara struktur jika kuat tekan rata-rata dari 3 beton inti adalah minimal sama dengan 85% fc’, dan tidak ada satupun beton inti yang kuat tekannya kurang dari 75% fc’. Tambahan pengujian beton inti yang diambil dari lokasi yang memperlihatkan hasil kekuatan beton inti yang tidak beraturan diperbolehkan. Bila kriteria 7.6(5(4)) tidak dipenuhi dan bila tahanan struktur masih meragukan, maka pengawas lapangan dapat meminta untuk dilakukan untuk dilakukan pengujian lapangan tahanan struktur beton sesuai dengan pasal 22 untuk bagian-bagian struktur yang bermasalah tersebut, atau melakukan langkah-langkah lainnya yang dianggap tepat.

8 PROSEDUR EVALUASI MUTU BETON
Rata-rata Dimana : X1 = rata-rata 2 silinder Standart Deviasi Xi = rata-rata 2 silinder X = Rata-rata benda uji n = Jumlah benda uji

9 Prosedur Evaluasi Mutu Beton
3. Koefisien variasi (V) 4. Standart deviasi (S) Dimana : S = Standart deviasi total (kg/cm2) S1 = Standart deviasi dalam pengujian (kg/cm2) S2 = Standart deviasi antar batch (kg/cm2)

10

11 Contoh Evaluasi Mutu Beton

12 Contoh Evaluasi Mutu Beton


Download ppt "Nur Achmad Husin Evaluasi Mutu Beton."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google