Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHery Adhy Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
“Kata Yesus kepadanya: Berilah Aku minum.” (Yoh 4:7)
Sabda Kehidupan Januari 2015 “Kata Yesus kepadanya: Berilah Aku minum.” (Yoh 4:7)
2
“Berilah Aku minum”
3
Yesus sedang berjalan meninggalkan Yudea menuju Galilea dengan melintasi daerah Samaria.
4
Berjalan di bawah terik matahari membuat Yesus menjadi sangat letih
Berjalan di bawah terik matahari membuat Yesus menjadi sangat letih. Karena itu Ia duduk di pinggir sumur yang dibangun oleh patriark Yakub tahun sebelumnya.
5
Yesus haus tetapi Ia tidak mempunyai ember untuk menimba air
Yesus haus tetapi Ia tidak mempunyai ember untuk menimba air. Sumur itu dalamnya 35 meter seperti yang masih dapat dilihat hari ini.
6
Murid-murid Yesus pergi ke kota untuk membeli makanan.
7
Dia tinggal seorang diri
Dia tinggal seorang diri. Lalu seorang wanita datang dengan tempayan dan dengan sederhana Yesus meminta minum kepadanya. Permintaan ini bertentangan dengan kebiasaan pada waktu itu, dimana seorang pria tidak berbicara langsung kepada seorang wanita, terutama orang asing.
8
Selain itu, antara orang Yahudi dan orang Samaria ada perpecahan dan prasangka agama: Yesus adalah seorang Yahudi dan wanita itu seorang Samaria. Perbedaan pendapat dan bahkan kebencian di antara kedua bangsa ini sudah mengakar, dalam sejarah dan politik. Ada juga hambatan moral antara Yesus dan wanita itu: wanitaSamaria itu memiliki banyak suami dan hidupnya tidak beraturan.
9
Mungkin itulah sebabnya mengapa dia tidak datang menimba air bersama dengan wanita-wanita lain di pagi hari atau sore hari, tetapi pada waktu yang tidak biasa seperti saat itu, yakni tengah hari untuk menghindari kritikan mereka.
10
Yesus tidak membiarkan diri dibatasi oleh hambatan apapun dan Dia memulai dialog dengan wanita asing itu. Dia ingin memasuki hatinya dan meminta kepadanya: "Berilah Aku minum"
11
Yesus memiliki sebuah karunia untuknya, yakni karunia air hidup
Yesus memiliki sebuah karunia untuknya, yakni karunia air hidup. «Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum», demikian Dia katakan kemudian di Bait Allah di Yerusalem (7:37).
12
Air sangat penting bagi segala jenis kehidupan dan lebih berharga lagi di daerah gersang seperti Palestina.
13
Apa yang ingin Yesus berikan adalah air "hidup", yang melambangkan pewahyuan Allah yang adalah Bapa dan kasih, Roh Kudus, kehidupan Ilahi yang Dia bawa ke dunia.
14
Segala sesuatu yang dikaruniakan-Nya adalah hidup dan bagi kehidupan: Dia sendiri adalah roti "hidup" (lih 6:51), Dia adalah Sabda yang memberi hidup (lih 5:25), Dia adalah Hidup itu sendiri (lih 11:25-26).
15
Di atas salib, sebagaimana dikatakan oleh Yohanes yang menyaksikan apa yang terjadi waktu itu, ketika seorang dari antara prajurit menikam lambung-Nya dengan tombak, «segera mengalir keluar darah dan air» (19:34): ini adalah karunia diri-Nya yang ekstrim dan total.
16
Namun Yesus tidak memaksa
Namun Yesus tidak memaksa. Dia bahkan tidak mencela wanita itu atas kehidupannya yang tidak beraturan. Dia yang dapat memberikan segala-galanya, meminta, karena Dia benar-benar membutuhkan pemberian darinya: "Berilah Aku minum"
17
Dia meminta sebab Dia lelah dan haus
Dia meminta sebab Dia lelah dan haus. Dia, Allah kehidupan, menjadi pengemis, tidak menyembunyikan kemanusiaan-Nya yang sebenarnya. Dia meminta juga karena Dia tahu bahwa bila si wanita itu memberi, ia akan dapat dengan lebih mudah membuka diri dan siap untuk menerima pada gilirannya.
18
Diawali dengan permintaan ini, terjadilah percakapan berisikan argumen, kesalahpahaman, pendalaman dimana pada akhirnya Yesus dapat mengungkapkan siapa Dia yang sebenarnya. Dialog itu telah meruntuhkan hambatan pertahanan diri dan menghantarkan kepada penemuan kebenaran, yakni air yang Dia bawa.
19
Wanita itu meninggalkan hal paling berharga yang ia miliki saat itu, tempayannya, sebab ia telah menemukan sebuah kekayaan lain yang lebih besar, dan ia berlari ke kota untuk memulai sebuah dialog dengan tetangga-tetangganya.
20
Ia juga tidak memaksa, tapi menceritakan apa yang telah terjadi, ia menceritakan pengalamannya dan bertanya tentang orang yang ditemuinya yang berkata kepadanya: "Berilah Aku minum"
21
Dalam halaman Injil ini nampaknya kita dapat menemukan suatu ajaran dalam membangun dialog ekumenis yang setiap tahun, pada bulan ini, mengingatkan kita akan pentingnya dialog ini.
22
"Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani" membantu kita menyadari akan skandal perpecahan antara gereja-gereja yang telah berlangsung bertahun-tahun, dan mengajak kita untuk mempercepat waktu akan tercapainya persekutuan yang mendalam yang mengatasi segala hambatan, sebagaimana Yesus yang melampaui perpecahan antara orang Yahudi dan Samaria.
23
Perpecahan di antara orang-orang Kristen hanyalah salah satu di antara banyak perpecahan yang terjadi di berbagai bidang, terbuat dari kesalahpahaman, pertengkaran dalam keluarga atau antar tetangga, ketegangan di tempat kerja, dendam terhadap imigran.
24
Hambatan yang sering memecah belah kita mungkin bersifat sosial, politik, agama, atau hanya sebagai akibat dari kebiasaan budaya yang berbeda yang kita tidak tahu menerimanya.
25
Inilah yang memicu konflik antar bangsa dan kelompok etnis, dan juga permusuhan di lingkungan kita.
26
Apakah kita tidak bisa, seperti Yesus, membuka diri kepada yang lain, dengan mengatasi perbedaan dan prasangka? Mengapa kita tidak mendengarkan - dengan mengesampingkan cara bagaimana hal itu disampaikan - permintaan untuk dipahami, permintaan bantuan, dan sedikit perhatian?
27
Bahkan dalam diri orang-orang dari pihak berlawanan atau dari latar belakang budaya, agama dan status sosial yang berbeda, Yesus ada dan meminta kepada kita: "Berilah Aku minum"
28
Kita tentunya mengingat kata-kata Yesus yang serupa yang diucapkan-Nya di atas kayu salib, yang juga diberi kesaksian dalam Injil Yohanes: "Aku haus" (19:28). Kebutuhan paling mendasar dari semua kebutuhan lainnya.
29
Dalam diri setiap orang miskin, pengangguran, yang terasing dan sendirian, orang asing, bahkan dari agama atau keyakinan yang berbeda, atau bahkan yang diri orang yang bermusuhan, kita dapat mengenali Yesus yang berkata kepada kita: "Aku haus" dan meminta: "Berilah Aku minum".
30
Cukup dengan menawarkan segelas air, dikatakan dalam Injil, untuk mendapatkan upahnya (lih Mat 10:42), untuk memulai dialog yang membangun persaudaraan.
31
Kita juga, pada waktunya, dapat mengekspresikan kebutuhan kita, tanpa malu karena "haus" dan juga untuk meminta: "Berilah aku minum".
32
Dengan demikian kita dapat memulai dialog yang tulus dan persekutuan yang konkret, tanpa takut akan perbedaan, atas resiko dalam menyampaikan pemikiran kita dan menerima pemikiran yang lain.
33
Terutama dengan berfokus pada potensi orang yang ada di hadapan kita, pada nilai-nilai yang dia miliki meskipun mungkin tersembunyi, sebagaimana yang Yesus lakukan, yang mampu mengenali dalam diri wanita itu sesuatu yang tidak bisa dilakukan-Nya, yakni menimba air.
34
“Kata Yesus kepadanya: Berilah Aku minum.” (Yoh 4:7).
Teks oleh: p. Fabio Ciardi OMI Grafik Anna Lollo dan p. Placido D’Omina (Sisilia, Italia) * * * Uraian Sabda Kehidupan diterjemahkan ke dalam 96 bahasa dan berbagai dialek, serta mencapai jutaan orang melalui media cetak, radio, televisi dan Internet WEBpage Focolare: * * * Download Sabda Kehidupan versi PPT dalam berbagai bahasa di:
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.