Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

(KATALOG – KLASIFIKASI )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "(KATALOG – KLASIFIKASI )"— Transcript presentasi:

1 (KATALOG – KLASIFIKASI )
ORGANISASI INFORMASI (KATALOG – KLASIFIKASI ) Oleh: M.I. Eko Wiyanti M Si. Wakil Ketua II PP ATPUSI Koord. Perpustakaan Sekolah Santa Laurensia HP

2 Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan: Mampu memahami sistem pengatalogan koleksi sesuai dengan pedoman katalogisasi, yaitu AACR (Anglo-American Cataloging Rules) Mampu memahami sistem klasifikasi koleksi sesuai dengan Sistem Klasifikasi Dewey (Dewey Decimal Classification). Mampu menerapkan katalogisasi dan klasifikasi di perpustakaan.

3 Pengertian Pengatalogan
Pengkatalogan (Cataloguing) adalah kegiatan penyusunan daftar koleksi menurut prinsip-prinsip tertentu. Katalog perpustakaan adalah daftar koleksi perpustakaan yang disusun berdasarkan prinsip/pedoman tertentu. Pedoman pengkatalogan adalah AACR2 (Anglo American Cataloging Rules) yang disusun bersama oleh American Library Association, Library Association (Inggris), Library of Congress, dan Canadian Library Association tahun 1978.

4 Tujuan Pengkatalogan Katalog menunjukkan buku (koleksi) yang dimiliki sebuah perpustakaan Membantu pemustaka menemukan buku dengan mudah (pencarian melalui pengarang, judul atau subyek) Membantu pemustaka dalam memilih buku yang dibutuhkannya (berdasarkan edisi, topik, atau karakternya).

5 Jenis Katalog Katalog Pengarang, yaitu entri pengarang disusun secara alfabetis. Pengertian pengarang termasuk di dalamnya editor, penyusun, ilustrator, penerjemah, dan sebagainya. Katalog judul, yaitu entri judul disusun secara alfabetis. Katalog subyek, yaitu entri subyek disusun secara alfabetis. Katalog leksikal, yaitu katalog yang mencakup semua entri dalam satu jajaran. Dalam ini, katalog pengarang, judul dan subyek dijadikan satu dalam sebuah urutan. Katalog ini seringkali disebut juga katalog kamus, karena mudah digunakan seperti layaknya kamus.

6 Jenis Media Katalog Katalog kartu. Umumnya berukuran 7.5 x 12.5 cm. Setiap entri (pengarang, judul, dan subjek) ditulis pada satu kartu. Biasanya kartu ini dijajarkan dalam laci katalog. Katalog Buku. Katalog dalam bentuk buku, biasanya dicetak atau diprint sesuai kebutuhan. Katalog pada komputer (OPAC). Katalog ini sudah menggunakan software otomasi perpustakaan. Sekarang ini, sudah banyak perpustakaan yang menggunakan software otomasi perpustakaan, sehingga katalog-nya tampil di layar komputer. Katalog kartu dan katalog buku sudah jarang digunakan.

7 Hubungan Katalog dengan Kerangka Dasar Sistem Informasi

8 Contoh Katalog Perpustakaan (Manual)

9 ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

10

11

12 Deskripsi Bibliografi
Isi Katalog Nomor Panggil Tajuk Entri Utama Deskripsi Bibliografi

13 Contoh Kartu Katalog

14 Pedoman Pengkatalogan
Kegiatan Pedoman Yang Digunakan Fungsi Pengatalogan Deskriptif AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules) edisi 2. Bab I menyerap ISBD (International Standard Bibliographic Description) Pedoman dalam pembuatan katalog deskriptif untuk semua jenis bahan pustaka. Pengindeksan Subyek DDC (Dewey Decimal Classification) UDC (Universal Decimal Classification) Pedoman untuk menentukan nomor kelas (subyek) suatu bahan pustaka Daftar Tajuk Subyek, contohnya: Daftar Tajuk Subyek untuk Perpustakaan Sears List of Subject Headings, Library of Congres Subject Headings Pedoman untuk menentukan Tajuk Subyek (titik akses) untuk sebuah cantuman blibliografi (katalog)

15 Pengatalogan Deskriptif
Dua Kegiatan Pengatalogan Pengindeksan Subyek

16 Hasil kegiatan pengatalogan deskriptif dan pengindeksan subyek :
Teks distabilo Merah adalah hasil dari proses pengindeksan subyek berupa NOTASI (nomor kelas) yaitu 2X0.32 dan Tajuk Subyek yaitu ISLAM DAN POLITIK. Sedangkan tulisan yang tidak distabilo adalah hasil dari pengatalogan deskriptif.

17 ANGLO-AMERICAN CATALOGUING RULES (AACR)
Bagian I: Peraturan untuk menentukan tajuk, bentuk tajuk pustaka buku dan non buku Bagian II: Peraturan untuk menetapkan unsur-unsur mana yang perlu dimuat dalam deskripsi pada uraian utama.

18 PRINSIP DLM MENENTUKAN TAJUK/ BENTUK TAJUK
Tajuk Entri Utama (TEU) & Tajuk Entri Tambahan (TET) merupakan salah satu pintu akses untuk temu kembali informasi TEU: nama pengarang, nama badan korporasi yang bertanggung jawab pada isi suatu karya, nama seminar, nama konferensi Nama pengarang perorangan: artis, fotografer, komponis Badan korporasi: perkumpulan, lembaga, perusahaan dagang, badan sosial.

19 TAJUK PERORANGAN (1) Karya Pengarang tunggal: karya yang dibuat oleh satu orang pengarang Karya Pengarang Ganda: karya yang dibuat oleh 2 orang atau lebih TEU: pengarang 1; TET pengarang 2 Karya Pengarang > 3 orang tanpa pengarang utama TEU: Pengarang 1; TET: Pengarang 2 & 3

20 TAJUK PERORANGAN (2) Karya Pengarang > 3 orang, tanpa pengarang utama TEU: Judul; TET: pengarang yg disebut pertama Karya Campuran TEU: tergantung peranan pengarang Karya Terjemahan TEU: pengarang asli: TET: penterjemah

21 TAJUK PERORANGAN (3) Karya Saduran (ditulis dalam gaya bahasa sastra yang berbeda) TEU: penyadur; TET: pengarang asli Karya Anonim (tidak diketahui pengarang asli) TEU: Judul Karya Editor TEU: Judul; TET: editor

22 TAJUK BADAN KORPORASI Badan Korporasi Badan Pemerintah
Sekolah Taman Siswa Jogyakarta Badan Pemerintah INDONESIA. Departemen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pejabat Pemerintah INDONESIA. Presiden ( : Susilo BambangYudoyono)

23 DESKRIPSI BIBLIOGRAFIS
Definisi: data bibliografis yang mencatat & mengidentifikasi suatu publikasi Sumber deskripsi: Halaman judul Balik halaman judul Bagian lain dari publikasi (prakata, teks, lampiran, kulit buku, punggung buku) Data dari luar publikasi ditulis

24 PRINSIP PEMBUATAN URAIAN UTAMA
Memuat keterangan penting dari suatu karya Data harus padat, hemat, sesuai kebutuhan pembaca yang akan menggunakan katalog Seragam dalam ejaan, huruf kapital, singkatan, angka Umumnya terdiri dari: A. Tajuk B. Deskripsi bibliografis

25 1. a.Pengarang 2. Edisi 1. b. Judul 510 IND INDRIATI, Sisca p Pengantar Matematika : disertai dengan rangkuman soal dan solusi/ Sisca Indriarti. –ed.3.-- Jakarta : Erlangga edu, 2008. 213 hlm; 29 cm. ISBN – 2 1. Matematika I. Judul 3.Impresum 5. Kolasi 8. No standar 7. Catatan

26 DESKRIPSI BIBLIOGRAFIS 8 Daerah
Daerah Judul & pernyataan pertanggungjawaban Daerah Edisi Daerah Impresum (tempat terbit, tempat cetak, nama penerbit, nama percetakan, tahun terbit, tahun percetakan) Daerah Kolasi / Deskripsi Fisik (Jumlah halaman, jumlah jilid, pernyataan ilustrasi, ukuran, lampiran & tambahan) Daerah Seri (pernyataan seri, anak seri, nomor seri, International Standard Serial Number/ISSN) Daerah Catatan Daerah ISBN (Nomor Standar) dan Harga Jejakan. Setiap daerah dipisahkan oleh tanda .--

27 1. JUDUL Judul. Apabila terlalu panjang, disingkat tanpa mengurangi informasi. Diganti … Judul sejajar (=) Anak judul (:) Pernyataan kepengarangan pertama (/) Pernyataan kepengarangan kedua (,)

28 2. Edisi Keterangan edisi
Pernyataan kepengarangan yang berhubungan dengan edisi (/)

29 3.IMPRESUM Tempat terbit (:) Nama penerbit (,) Tahun terbit (.)
[s.l]: [s.n], [s.a] s.l = sine loco (tempat terbit/cetak tidak diketahui) s.n = sine nomine (nama penerbit/percetakan tidak diketahui) s.a = sine ano (tahun terbit tidak diketahui)

30 4. Materi Khusus Daerah data khusus (untuk buku tidak digunakan). Dalam bahan bukan buku daerah data khusus biasanya hanya untuk bahan tertentu saja seperti: - Bahan kartografi (bab 3) - Musik (bab 5) - Berkas komputer (bab 9) - Terbitan berseri (bab 12) Dalam kasus tertentu untuk bahan Bentuk mikro.

31 5. DESKRIPSI FISIK (KOLASI)
Jumlah halaman, jilid(:) Illustrasi; Ukuran tinggi buku Lampiran, tambahan (+)

32 6. Seri – Judul seri JUDUL SERI KETERANGAN SUB SERI NOMOR SERI

33 7. Catatan SESUAI DENGAN KEPERLUAN Seperti mencantumkan JUDUL ASLI
BIBLIOGRAFI INDEKS DLL

34 8. Nomor Standar - ISBN (International Standard Book Number)
ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami menjadi13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978-kode negara-kode penerbit-kode buku-no identifikasi. Prefiks ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602. Contoh pola ISBN untuk buku-buku di Indonesia: penerbit-kode buku-no identifikasi penerbit-kode buku-no identifikasi penerbit-kode buku-no identifikasi penerbit-kode buku-no identifikasi Catatan: 2 pola akhir belum digunakan dan akan digunakan apabila prefiks 978 sudah penuh. Hal ini berlaku untuk semua negara dimana prefiks awal 979 menggantikan penempatan prefiks 978.

35 Penulisan Entri Utama Nama Orang
Kata utama pada tajuk nama orang adalah nama keluarga/marga Nama Indonesia, kata utamanya adalah nama keluarga/marga, atau bagian nama terakhir Nama Cina tradisional, nama keluarga disimpan pada bagian depan, nama Cina modern tetap nama keluarga yg utama Nama-nama yg diakhiri dg singkatan, kata utamanya adalah kata didepannya Nama yg disertai kata sambung, tanda sambungnya diikutsertakan

36 Contoh katalog dengan macam-macam tajuk utama (main entry) 1
Pengarang 1 FLO FLORIN, Gustaf Theory and design of surface strutured slabs and plates/by Gustaf Florin.– Rockport,MA: Trans Tech, 1979. 214 p.: ill.; 24 cm.– (series on Structural Engineering) ISBN 1. Title Series I. Steel:structural design: engineering

37 Contoh katalog dengan macam-macam tajuk utama (main entry) 2
Kartu tambahan: judul Theory and design FLO FLORIN, Gustaf Theory and design of surface structured slabs and plates/by Gustaf Florin.-­Rockport, MA: Trans Tech., 1979. 214 p.: ill.; 24 cm.-- (Series on Structural Engineering) ISBN

38 Contoh katalog dengan macam-macam tajuk utama (main entry) 3
Pengarang 2 orang R POD PODO, Hadi Kamus ungkapan Indonesia – Inggris: pandai berbahasa Indonesia, jilid II: M - Z/ oleh Hadi Podo dan Joseph J. Sullivan- Jakarta: Gramedia, xiii, p ; 23 cm. 1. Indonesia - English dictionary 2. Title I. SULLIVAN, Joseph J.

39 Contoh katalog dengan macam-macam tajuk utama (main entry) 4
Pengarang lebih dari 3 orang 625.85 HOT HOT mix asphalt materials, mixture design, and construction/ by Freddy L. Roberts [a.o].- Lanham, Maryland: NAPA Foundation, 1991. xvi, 490 p. : ill.; 24 cm. 1.Construction materials 2. Title I. ROBERTS, Freddy L.

40 Contoh katalog dengan macam-macam tajuk utama (main entry) 5
Karya editor R 621.69 PUM PUMP handbook/ ed.by Igor J. Karassik [a.o]. 2 nd ed New York: Mc Graw-Hill, 1986. 1280 p.: ill. ; 23 cm. ISBN 1. Pump I. KARASSIK, Igor J. Catatan: [a.o] singkatan dari and others.

41 Contoh katalog dengan macam-macam tajuk utama (main entry) 6
Konferensi 553.28 IND INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION SILVER ANNIVERSARY CONVENTION (25th: October , 1996: Jakarta) Establishing Indonesia's sustainable growth in the energy industry, vol. I: exploration: proceedings of the twenty- fifth silver Jakarta: Indonesian Petroleum Association, 1996. 10 vols.: ill., tab.; 29 cm. 1. Petroleum engineering I. Indonesian Petroleum Association

42 Contoh katalog dengan macam-macam tajuk utama (main entry) 7
Karya Badan Korporasi 553.28 CAL CALTEX PACIFIC INDONESIA (PT) Annual report 1997/1998.— Jakarta: PT CPI, 1998. 34 p.: ill. ; 29 cm. 1. Title 2. Petroleum engineering – organization

43 LATIHAN

44 Klasifikasi Menentukan nomor/kode klasifikasi bahan pustaka menggunakan pedoman DDC (Dewey Decimal Clasification)

45 Pengertian Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1) Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan sejumlah objek secara sistematis, ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. (Harods Librarian Glossary) 45 45

46 Klasifikasi/pengelompokan dapat didasarkan pada :
Bentuk fisik pustaka Penggunaan pustaka Subjek pustaka 46

47 MANFAAT Membantu pemustaka untuk memperoleh koleksi yang dibutuhkannya secara mudah dan cepat. 47

48 PRINSIP MENGKLAFISIKASI PUSTAKA
Usahakan menggunakan satu sistem secara taat azas (konsisten)

49 Macam Pedoman Sistem Klasifikasi
Ada beberapa macam pedoman sistem klasifikasi perpustakaan yang digunakan, diantaranya: 1. Dewey Decimal Classification (DDC) 2. Universal Decimal Classification (UDC) 3. Library of Congress Classification Dari ketiga sistem klasifikasi di atas, yang paling banyak digunakan di perpustakaan adalah Dewey Decimal Classification (DDC). Pada pembahasan ini hanya akan diuraikan Dewey Decimal Classification (DDC). 49 49

50 KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DDC
Menggunakan notasi angka yang logik dan sederhana sehingga DDC mudah difahami dan diingat Sifatnya Fleksibel Memiliki lembaga yang mengawasi perkembangannya, yaitu Forest Press Committee di Amerika Serikat, sehinga DDC selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, dengan cara melakukan revisi terus menerus.

51 KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DDC
Karena sistem klasifikasi DDC paling banyak digunakan di dunia Buku DDC sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI.

52 Dewey Decimal Classification
Dewey Decimal Classification diciptakan oleh seorang pustakawan Ambhers College bernama Melvil Dewey pada tahun 1873. Sistem ini membagi ilmu ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi, masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi, sehingga terdapat 10 kelas utama, 100 divisi, dan 1000 seksi. 52 52

53 Unsur-Unsur Pokok DDC Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasar tertentu. Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang mewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yangterdapat pada bagan. Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk yang tercantum dalam indeks bagan. 53 53

54 Unsur-Unsur Pokok DDC d. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat dalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu, yaitu: i. Tabel 1 Subdivisi Standar ii. Tabel 2 Wilayah iii. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan iv. Tabel 4 Subdivisi Bahasa v. Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis vi. Tabel 6 Bahasa vii. Tabel 7 tentang Orang/Pribadi e. Di samping itu, sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk Karya Umum, untuk menempatkan karya-karya yang begitu luas cakupannya,sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelas utama manapun. 54 54

55 Kelas Utama Kelas Utama 000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama
300 Ilmu-ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni 600 Ilmu Terapan 700 Kesenian 800 Kesusastraan 900 Sejarah dan Geografi 55 55

56 Divisi 300 Ilmu-ilmu Sosial 310 Statistik 320 Ilmu Politik
330 Ilmu Ekonomi 340 Ilmu Hukum 350 Administrasi Negara 360 Layanan Sosial Asosiasi 370 Pendidikan 380 Perdagangan, Komunikasi, Pengangkutan 390 Adat Istiadat & Kebiasaan, Etiket Folklor 56 56

57 Seksi 330 Ilmu Ekonomi 331 Ekonomi Perburuhan 332 Ekonomi Keuangan
333 Ekonomi Tanah 334 Koperasi 335 Sosialisme 336 Keuangan Negara 337 Ekonomi internasional 338 Produksi & Industri 339 Makroekonomi 57 57

58 Indeks Relatif Indeks relatif merupakan sarana yang sangat membantu proses klasifikasi yang disediakan oleh DDC. Indeks relatif ini merupakan daftar subjek yang diurutkan secara alfabetis dengan disertai notasi klasifikasi. Cara penggunaan indeks relatif dalam proses klasifikasi adalah sebagai berikut: Tentukan subjek dari koleksi Cari subjek tersebut pada indeks relatif Cek notasi yang didapatkan dari indeks relatif ke dalam bagan DDC 58 58

59 Indeks Relatif Berikut ini salah satu contoh bagian dari indeks relatif: Bit Sayur Tanaman ladang 633.4 Blokade Hukum internasional Militer 355.4 59 59

60 Pembentukan Notasi Kadangkala suatu subjek dari sebuah bahan pustaka tidak hanya cukup diambil dari notasi dasar yang ada dalam bagan DDC. Dengan demikian, DDC menyediakan tabel pembantu yang dapat digunakan dalam pembentukan notasi-notasi yang tidak hanya cukup dengan notasi dasar DDC. Cara menggabungkan notasi dasar dengan tabel pembantu adalah sebagai berikut: 60 60

61 Pembentukan Notasi a. Tabel 1 Subdivisi Standar (T1)
Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: -01 Filsafat dan teori -02 Aneka ragam -03 Kamus, ensiklopedi, konkordans -04 Topik-topik khusus -05 Penerbitan berseri -06 Organisasi dan manajemen -07 Pendidikan, penelitian, topic-topik berkaitan -08 Sejarah dan deskripsi berkenaan jenis-jenis orang -09 Pengolahan historis 61 61

62 Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasi dari tabel subdivisi standar: Tidak terdapat petunjuk penggunaan 1) Notasi dasar dengan angka terakhir 0 Notasi dasar yang berakhir dengan angka 0 sebelum ditambah notasi Subdivisi Standar (T1), angka 0 pada notasi dasar dihilangkan terlebih dahulu. Contoh: Ilmu Kedokteran 610 Kamus (T1) -03 Kamus ilmu kedokteran ? )Notasi dasar tanpa angka akhir 0 Notasi dasar yang tanpa diakhiri angka 0, langsung ditambahkan notasi Subdivisi Standar. Contoh: Koperasi 334 Majalah (T1) -05 Majalah Koperasi ? 62 62

63 Pembentukan Notasi ii. Ada petunjuk penggunaan
1)Terdaftar di dalam bagan Kadangkala di dalam bagan sudah terdapat notasi dasar yang tergabung dengan notasi subdivisi standar. Contoh: 101 Teori filsafat 102 Aneka ragam filsafat 2) Ada petunjuk tertentu pada bagan Kadangkala pada bagan ada petujuk dalam pembentukan notasi dasar ditambah notasi subdivisi standar. Contoh: 300 Ilmu-ilmu sosial Gunakan untuk subdivisi standar 63 63

64 Pembentukan Notasi b. Tabel 2 Wilayah (T2)
Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: -1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya -2 Manusia pada umumnya tanpa mengindahkan wilayah, daerah -3 Dunia jaman purbakala -4 Eropa. Eropa Barat -5 Asia. Timur Jauh -6 Afrika -7 Amerika Utara -8 Amerika Selatan -9 Bagian-bagian lain dari bumi dan dunia lain. Oseania 64 64

65 Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasi dari tabel wilayah (T2) ini adalah sebagai berikut: i. Ada petunjuk penggunaan Kadangkala suatu notasi dalam bagan disertai petunjuk penggunaan tabel wilayah. Contohnya: 346 Hukum perdata Jurisdiksi dan wilayah khusus Tambahkan notasi wilayah 3-9 dari Tabel 2 pada angka dasar 346 Indonesia (T2) -598 Hukum perdata Indonesia ? ii. Tidak terdapat petunjuk penggunaan Jika tidak ada petunjuk pada bagan maka proses pembentukkan notasinya adalah Notasi Dasar (T1) + T2. Contohnya: Pertanian 630 Asia (T1) -5 Pertanian di Asia ? 65 65

66 Pembentukan Notasi iii. Menentukan notasi geografi wilayah Notasi geografi suatu wilayah dapat dibentuk dengan: 1) Tentukan notasi dasar ) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2. Contoh: Geografi 910 Iran (T2) -55 Geografi Iran ? 915.5 iv. Menentukan notasi sejarah wilayah Notasi sejarah wilayah dapat dibentuk dengan: 1) Tentukan notasi dasar ) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2. Contoh: Sejarah 900 Italia (T2) -45 Sejarah Italia ? 945 66 66

67 Pembentukan Notasi c. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan (T3)
Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: -1 Puisi -2 Drama -3 Fiksi -4 Esai -5 Pidato-pidato -6 Surat-surat -7 Satir dan humor -8 Aneka ragam tulisan Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 800. Cara pembentukan notasinya adalah notasi dasar kelas T3. Contoh: Kesusastraan Jerman 830 Puisi (T3) -1 Puisi Jerman ? 831 67 67

68 Pembentukan Notasi d. Tabel 4 Subdivisi Bahasa (T4) Tabel ini secara ringkas berisi: -1 Sistem tulisan dan fonologi dari bentuk standar dari bahasa -2 Etimologi dari bentuk standar bahasa -3 Kamus dari bentuk standar bahasa -5 Sistem struktural (tata bahasa) dari bentuk standar bahasa -6 Prosodi -7 Bentuk-bentuk bukan standar dari bahasa -8 Penggunaan standar dari bahasa -9 Lain-lain Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 400. Mekanisme pembentukkan notasinya adalah notasi dasar dari kelas T4. Contoh: Bahasa Inggris 420 Tata bahasa (T4) -5 Tata bahasa Inggris ? 425 Dengan Tabel 4 dapat dibentuk kamus dwibahasa, sebagai berikut: Notasi dasar bahasa (4) + Notasi Bahasa I (T6) + T4 + Notasi Bahasa II (T6) Contoh: Bahasa 400 Italia (T6) -51 Kamus (T4) -3 Spanyol (T6) -61 Kamus Italia – Spanyol  68 68

69 Pembentukan Notasi e. Tabel 5 Ras, Bangsa dan Kelompok Etnik (T5)
Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut: -1 Ras/etnis Indonesia -2 Ras/etnis Anglo Saxon, Inggris -3 Ras/etnis Nordik -4 Ras/etnis Latin Modern -5 Ras/etnis Italia -6 Ras/etnis Spanyol, Portugis -8 Yunani -9 Kelompok lain 69 69

70 Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut:
Terdapat petunjuk Adakalanya notasi pada bagan terdapat petunjuk penggabungan dengan Tabel 5. Contoh: Etnopsikologi, terdapat petujuk: tambahkan ras, etnik, kelompok kebangsaan dari Tabel 5 pada angka dasar Etnik Swiss (T5) -35 Etnopsikologi Swiss ? Tidak terdapat petunjuk Mekanisme pembentukkannya adalah Notasi dasar (T1) + T5 Contohnya: Seni Keramik 738 Bangsa Jerman (T5) -31 Seni Keramik Bangsa Jerman ? 70 70

71 Pembentukan Notasi f. Tabel 6 Bahasa-Bahasa (T6)
Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut: -1 Bahasa Indonesia -2 Bahasa Inggris -3 Bahasa Jerman -4 Bahasa Perancis -5 Bahasa Italia -6 Bahasa Spanyol -7 Bahasa Latin -8 Bahasa Yunani -9 Bahasa-bahasa lain 71 71

72 Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut:
i. Terdapat petunjuk Jika terdapat petunjuk pada bagan ikutilah instruksinya. Contoh: 2X1.2 Al Qur’an dan Terjemah Ada petunjuk: Tambahkan notasi bahasa dari tabel 6 DDC pada notasi 2X1.2. Bahasa Indonesia (T6) -1 Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia 2X ? 2X1.21 ii. Tidak terdapat petunjuk Jika tidak terdapat petunjuk, mekanisme pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: notasi dasar (T1) + T6 Contoh: Kitab Injil 220 Bahasa Italia (T5) -5 Kitab Injil dalam bahasa Italia ? 72 72

73 ANALISIS PUSTAKA Yaitu suatu proses meneliti, mengkaji, dan menyimpulkan isi yang dibahas di dalam satu pustaka (buku).

74 LANGKAH ANALISIS PUSTAKA
Analisis pustaka mulai dilihat dari: Judul pustaka. Nomor kelas dapat dianalisis dari judul, walaupun tidak semua kalimat pada judul selalu menggambarkan isi pustaka Daftar isi Rujukan dan kata pengantar Keahlian penulis Pendahuluan Uraian isi pustaka Sumber lain

75 PANDUAN MENGKLAFISIKASI PUSTAKA
Tentukan subjek yang paling spesifik ditinjau dari tujuan penulis dan selanjutnya diikuti bentuk penyajiannya Bila pustaka dapat ditentukan pada 2 subjek (nomor kelas) yang berbeda, maka pilih nomor yang paling bermanfaat untuk pengguna perpustakaan tersebut.

76 PANDUAN MENGKLAFISIKASI PUSTAKA
Bila pustaka membahas lebih dari satu subjek dan subjek-subjek tersebut merupakan bagian dari subjek yang lebih luas, maka klasifikasikan pada subjek yang lebih luas. Bila pustaka membahas subjek yang tidak memiliki nomor klasifikasi pada sistem yang dipakai, maka tentukan kelas yang paling mendekati atau paling berhubungan dengan nomor klasifikasi yang telah ada.

77 CARA PEMAKAIAN DDC Lihat 10 ringkasan kelas utama
Bacalah bagian Pendahuluan (jilid 1) Lihat Tabel pembantu beserta petunjuk pemakaiannya Pilih nomor kelas secara tidak langsung melalui indeks relatif. Selanjutnya lihat bagan DDC untuk mencocokkan kelas yang dipilih

78 CATATAN DAN PERINTAH Pada bagan DDC, terdapat beberapa catatan perintah yang perlu diperhatikan oleh pengklasir Catatan definisi dan ruang lingkup Contoh 630[.15] Scientific principles Do not use; class in Adult education and on-the-job training Class here extension departments and services For extension work for young people, see

79 CATATAN DAN PERINTAH Catatan ‘termasuk’ (including) Contoh
Power and power machinery Kinds of power Including human, animal, mechanical, electric power Tractors Transport equipment Including trucks, wagons

80 CATATAN DAN PERINTAH Catatan ‘pilihan’ (optional)
DDC memberikan kesempatan kepada pengklasir untuk memilih notasi yang sesuai dengan kebutuhan perpustakaan Contoh 016 Bibliographies and catalogs of works on specific subjects (Option: Class with the specific discipline or subject, using notation T1-016 from Table 1, e.g., bibliographies of medicine ) Pilihan nomor klas untuk Bibliographies of medicine: atau

81 CATATAN DAN PERINTAH Instruksi ‘tambahkan pada’ (add to)
DDC memberikan kesempatan untuk mengembangkan suatu notasi agar diperoleh subjek yang lebih khusus Contoh Tabulated, illustrative, related materials Add to base number the numbers following T1-02 in notation T1-021 – T1-022 from Table 1, e.g., agricultural pictures

82 Contoh penentuan nomor klas
Judul buku: “Pengantar akuakultur” Tentukan subjek: Akuakultur (Aquaculture) Cari di Indeks Relatif (DDC jilid 4) 639.8 Aquaculture Lihat di Bagan, apakah ada pilihan lain atau tidak

83 Contoh penentuan nomor klas
Subjek: Farm Keterangan Lokasi: American Nomor utk subjek: 630 Nomor keterangan lokasi: 09 Nomor lokasi: 73 (Tbl 2) Menurut teori: Menurut Bagan: Nomor yang digunakan sesuai yang ditentukan oleh perintah Bagan:

84 Referensi Hamakonda, Towa P. & Tairas, J.N.B. (1999). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Suwarno, Wiji. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 84 84

85 LATIHAN Temukan 10 koleksi perpustakaan (sesuaikan dengan jenis perpustakaan tempat anda bekerja) uraikan deskripsi bibliografis, tajuk subyek dan nomor klasifikasinya.

86 Terimakasih 86


Download ppt "(KATALOG – KLASIFIKASI )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google