Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYuyud Zaky Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
BAGIAN VII BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT
2
BUKTI AUDIT Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan dan diuji oleh auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang berlaku (sesuai dengan SAK/sesuai dengan framework pelaporan keuangan – financial reporting framework). Bukti audit laporan keuangan terdiri dari: Bukti pembukuan (accounting records), seperti jurnal, buku pembantu, dan buku besar, atau file transaksi dan file induk (master file). Bukti pendukung (corroborating information), seperti bukti transaksi dan bukti-bukti pendukung pembukuan yang lain.
3
BUKTI AUDIT Untuk menjamin pencapaian tujuan audit secara efektif, yaitu memberikan opini auditor dengan tepat, auditor diwajibkan mengumpulkan bukti audit yang kompeten (tepat/appropriate) dalam jumlah yang cukup (sufficient), atau sufficient appropriate evidence. Kompetensi atau ketepatan bukti berhubungan dengan kualitas bukti, sedangkan kecukupan bukti berhubungan dengan jumlah atau kuantitas bukti.
4
KOMPETENSI/KETEPATAN BUKTI
Kompetensi bukti dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: Relevansi bukti Sumber bukti Kemutakhiran bukti Objektivitas bukti Sirkulasi bukti Lihat gambar pada slide berikutnya Lihat Aren hal: 196 s.d. 199 dan Haryono Jusup halaman
5
FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI BUKTI
Kurang Kompeten Faktor Kompetensi Lebih Kompeten Relevan tak langsung Relevansi Bukti Relevan langsung Dari dalam perusahaan SPI Lemah Tidak memahami langsung Sumber Bukti Dari pihak luar yang independen. SPI Kuat Memahami langsung Jauh dari tanggal laporan keuangan Kemutakhiran bukti Dekat dengan tanggal laporan keuangan Subjektif Objektifitas Objektif
6
FAKTOR SIRKULASI BUKTI
Lebih Kompeten Bukti dari luar yang dikirim langsung ke auditor Bukti dari luar yang diarsip oleh klien Bukti interen yang dikirim ke pihak luar (turn-arround documents). Bukti interen yang tidak beredar di luar perusahaan. Kurang Kompeten
7
KECUKUPAN BUKTI Kecukupan jumlah bukti dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Potensi salah saji: dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian serta materialitas salah saji. Pertimbangan ekonomis: penambahan sampel dipandang tidak akan mempengaruhi kesimpulan auditor. Variabilitas atau heteroginitas populasi bukti. Baca Aren hal 198: membahas masalah ukuran sampel.
8
KECUKUPAN BUKTI Risiko bawaan: adalah risiko salah saji yang disebabkan oleh karakteristik objek audit, bukan karena kelemahan sistem pengendalian, misalnya kesalahan karena faktor kerumitan standar akuntansi, faktor volume transaksi dst. Risiko pengendalian: adalah risiko salah saji yang disebabkan oleh kegagalan sistem pengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salah saji dengan segera. Materialitas salah saji: adalah ukuran tingkat kesalahan yang mempengaruhi kesimpulan tentang kewajaran saldo akun. Ukuran materialitas salah saji dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian.
9
PROSEDUR AUDIT Prosedur audit adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk mengumpulkan dan menguji bukti audit. Kategori prosedur audit: Prosedur pemahaman SPI (Sistem Pengendalian Internal) Prosedur pengujian SPI Prosedur pengujian substantif
10
PROSEDUR AUDIT Prosedur pemahaman SPI dan pengujian SPI ditujukan untuk mengukur kecukupan dan efektifitas SPI dalam mencegah potensi salah saji. Hasil pemahaman dan pengujian SPI digunakan untuk menentukan: sifat, saat, dan luas pengujian substantif. Sifat audit berhubungan dengan kedalaman audit, saat audit berhubungan dengan waktu pelaksanaan audit, dan luas audit berhubungan dengan jumlah bukti audit.
11
PROSEDUR AUDIT Pengujian substantif adalah pengujian kewajaran saldo akun atau asersi manajemen. Prosedur pengujian substantif bisa diklasifikasi dengan urutan sebagai berikut: Prosedur awal Prosedur pengujian analitis Prosedur pengujian detil transaksi Prosedur pengujian saldo akun Prosedur pengujian estimasi akuntansi Prosedur pengujian penyajian dan pengungkapan
12
PROSEDUR AUDIT Prosedur audit dapat diklasifikasi secara detil menjadi sebagai berikut: Prosedur analitis, adalah prosedur pengujian yang dilakukan dengan cara membandingkan angka objek audit dengan angka pembanding, seperti: angka periode sebelumnya, angka anggaran, dan angka rata-rata industri. Prosedur tracing, adalah prosedur pengujian dengan cara menelusur dari bukti transaksi ke bukti pembukuan. Prosedur vouching, adalah prosedur pengujian dengan cara menelusur dari bukti pembukuan ke bukti transaksi.
13
PROSEDUR AUDIT Prosedur inspeksi, adalah prosedur pengujian/pemeriksaan langsung terhadap bukti audit, misalnya pemeriksaan fisik aset dan pemeriksaan fisik dokumen. Prosedur matematis, adalah prosedur pengujian kebenaran perhitungan matematis, seperti penjumlahan, perkalian, dan pembagian. Prosedur penghitungan, adalah prosedur pengujian dengan cara melakukan penghitungan ulang objek audit, seperti penghitungan fisik aset tetap dan penghitungan fisik persediaan.
14
PROSEDUR AUDIT Prosedur konfirmasi, adalah prosedur pengujian dengan cara mempertanyakan secara tertulis kepada pihak ketiga tentang kebenaran objek audit, misalnya konfirmasi piutang dan konfirmasi persediaan yang disimpan di gudang umum. Prosedur observasi, adalah prosedur pengujian dengan cara menyaksikan suatu proses pelaksanaan kegiatan untuk menghasilkan bukti audit tertentu, misalnya proses perhitungan fisik persediaan. Prosedur pengerjaan ulang, adalah prosedur pengujian dengan cara mengerjakan oleh suatu proses yang biasa dilakukan untuk menghasilkan bukti audit tertentu.
15
PROSEDUR AUDIT Prosedur wawancara, adalah prosedur pengujian bukti audit yang dilakukan dengan melakukan wawancara dengan petugas/perjabat yang terkait. Untuk bisa menjadi bukti audit, wawancara harus dilakukan secara tertulis. Prosedur audit berbantuan komputer (computer assisted audit techniques/CAAT), adalah prosedur pengujian yang dilakukan dengan bantuan komputer terhdap bukti audit yang diproses dengan menggunakan komputer.
16
BUKTI AUDIT Prosedur audit akan menghasilkan bukti audit.
Bukti audit bisa dikelompokkan menjadi: Bukti analitis, hasil dari prosedur analitis Bukti dokumen, hasil dari prosedur tracing, vouching, dan inspeksi dokumen Bukti fisik, hasil dari inspeksi fisik dan perhitungan fisik, serta prosedur observasi. Bukti matematis, hasil dari pengujian matematis, seperti perkalian, penjumlahan dst. Bukti konfirmasi, hasil dari pengujian konfirmasi.
17
BUKTI AUDIT Bukti observasi, hasil dari prosedur observasi atas suatu proses dan prosedur. Prosedur observasi juga bisa menghasilkan bukti fisik. Bukti pernyataan tertulis, hasil dari prosedur wawancara yang diikuti dengan permintaan bukti tertulis. Bukti pengerjaan ulang, hasil dari pengerjaan ulang suatu prosedur atau proses yang biasa dilakukan untuk menghasilkan bukti audit tertentu. Bukti elektronik, hasil dari pengujian proses prosedur yang dilakukan secara elektronik serta hasil dari pengujian audit berbantuan komputer.
18
PROSEDUR VOUCHING VS TRACING
Arah Pengujian Asersi Eksistensi atau terjadinya VOUCHING (Menguji potensi overstatement) Bukti Transaksi Jurnal Buku Besar TRACING (Menguji potensi understatement) Kelengkapan
19
KERTAS KERJA AUDIT Kertas kerja audit adalah seluruh dokumen pelaksanaan audit yang dikumpulkan atau dibuat oleh auditor selama proses pelaksanaan audit, mulai dari perencanaan audit sampai dengan pelaporan hasil audit. Fungsi Kertas Kerja Audit: Sebagai alat perencanaan audit Sebagai alat koordinasi pelaksanaan audit Sebagai alat kontrol pelaksanaan audit Sebagai alat pembuktian pelaksanaan audit Sebagai alat pendukung kesimpulan audit
20
BENTUK KETAS KERJA AUDIT
Program audit, berfungsi untuk mendeskripsikan: Tujuan audit Cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan audit Pedoman dalam membuat kesimpulan audit. Siapa yang harus melaksanakan audit, termasuk siapa yang harus mereviu kertas kerja audit. Target waktu pelaksanaan dan penyelesaian audit.
21
BENTUK KERJAS KERJA AUDIT
Memo audit, adalah catatan auditor dalam bentuk narasi untuk mendeskripsikan fakta, pandangan, serta catatan-catatan penting lain. Daftar pendukung (supporting schedules), adalah tabel atau analisis tertulis untuk mendeskripsikan secara detil saldo akun tertentu. Daftar utama (lead schedule) adalah dokumen yang digunakan untuk meringkas daftar pendukung.
22
BENTUK KERTAS KERJA AUDIT
Kompilasi kertas kerja (working trial balance/WTB), adalah tabel untuk mengkompilasi seluruh kertas kerja (daftar utama) yang dibuat selama proses pelaksanaan audit. WTB berfungsi untuk memudahkan auditor dalam melihat pengaruh seluruh kertas kerja terhadap laporan keuangan yang diaudit. WTB terdiri dari WTB untuk neraca dan WTB untuk laporan rugi-laba.
23
BENTUK KERTAS KERJA AUDIT
Informasi pendukung, adalah berbagai dokumen yang dikumpulkan untuk kepentingan audit, misalnya: copy manual akuntansi, copy notulen rapat manajemen atau komisaris, copy kontrak-kontrak bisnis, serta copy dari dokumen penting yang lain.
24
ELEMEN KERTAS KERJA AUDIT
Kertas kerja audit memuat elemen sebagai berikut: Nama dan alamat KAP Nama kertas kerja Indeks (kode) kertas kerja, untuk kepentingan pengarsipan kertas kerja. Indeks silang (cross indexing), untuk menandai dari kertas kerja mana asal suatu data dan ke kertas kerja mana data dipindahkan. Tick marks, untuk menjelaskan prosedur audit yang telah dilakukan auditor. Tanggal, tanda tangan dan nama pembuat kertas kerja serta pe-review kertas kerja.
25
KEPEMILIKAN KERTAS KERJA AUDIT
Kertas kerja audit adalah milik auditor Auditor tidak diperkenankan mengungkap kertas kerja kepada siapapun, karena kertas kerja memuat berbagai informasi rahasia klien Auditor hanya boleh mengungkap kertas kerja kepada fihak lain jika mendapatkan izin klien atau karena untuk memenuhi tuntutan hukum.
26
ARSIP KERTAS KERJA AUDIT
Arsip sementara: adalah untuk kertas kerja yang hanya berhubungan dengan kebutuhan audit tahun berjalan. Arsip permanen: adalah untuk kertas kerja yang bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan audit tahun-tahun yang akan datang.
27
Ilustrasi Bentuk Kertas Kerja Audit
Saldo Kas Kas kecil Kas di tangan Kas di Bank A Kas di Bank B Saldo kas a Berita acara perhitungan saldo dana kas kecil dan kas di tangan. Rekonsiliasi Bank A dan Bank B b a = daftar utama, b = daftar pendukung
28
Ilustrasi Bentuk Kertas Kerja Audit
Saldo Kas Kas kecil (1) Kas di tangan (2) Kas di Bank A (3) Kas di Bank B (4) Saldo kas (KKK-N) A Tick marks (1) Sesuai dengan hasil perhitungan kas (A-1) (2) Sesuai dengan hasil perhitungan kas (A-1) (3) Sesuai dengan rekonsiliasi Bank A (A-2) (4) Sesuai dengan rekonsiliasi Bank B (A-3) Indeks silang: KKK-N, A-1, A-2 dan A-3
29
Ilustrasi Bentuk Kertas Kerja Audit
Kompilasi Kertas Kerja - Neraca KKK-N IKK Rekening So./Audit 31/12/X1 Saldo 31/12/X2 Peny. D (K) Reklas. A Kas xxx B Piutang C - xxx IKK = Indeks Kertas Kerja Indeks silang, menjelaskan bahwa baris tersebut berasal dari Kertas Kerja berindek A, B, C dst. Indek KK untuk Kompilasi Kertas Kerja - Neraca
30
Terimakasih (Bagian Terpenting Dalam Hidup)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.